Anak Kampus
Secarik Kertas Ini Seribu Harapan Untuk Sebagian Besar Mahasiswa (Bahasa dan Sastra), Pendidik dan Siswa
Tuesday, August 18, 2020
Wednesday, September 18, 2019
Pembuatan Jadwal Pelajaran
Terdapat cara mudah untuk membuat jadwal pelajaran dengan menggunakan program excell. berikut ini adalah excell yang bisa kalian gunakan untuk membuat jadwal pelajaran dengan antri bentrok.
KLIK: Aplikasi Excell Untuk Membuat Jadwal Pelajaran
KLIK: Aplikasi Excell Untuk Membuat Jadwal Pelajaran
Tuesday, October 10, 2017
Kurikulum BIPA
KURIKULUM BIPA
Kurikulum dijadikan landasan perpijak proses
pembelajaran. BIPA membutuhkan kurikulum yang sesuai dengan pembelajar asing,
yang disesuaikan dengan tingkat kemampuannya. Berbagai pengembangan telah
dilakukan dalam dunia pengajaran, baik dalam pendekatan, metode, teknik, bahan
ajar maupun perkembanan prilaku peserta didik (Iskandarwassid, 2011: 267).
Menurut Karmin (dalam buku Iskandarwassid, 2011: 267) menjelaskan pertanyaan
yang relevan dengan kurikulum BIPA adalah Siapa, Apa dan Mengapa. Jawaban
dari pertanyaan tersebut adalah (1) penutur asing dan pengajar, (2) bahasa
Indonesia, dan (3) pelajar ingin menggunakan bahasa itu untuk berbagai
keperluan.
Keberadaan kurikulum BIPA pada saat ini masih
belum ada yang standar. Program BIPA diselenggarakan dengan kurikulum yang
dibentuk sendiri. Hal tentunya akan buat kurikulum BIPA yang berbeda-beda
antara satu instansi penyelengara dengan instansi penyelenggara yang lain. Akan
tetapi Karmin (dalam buku Iskandarwassid, 2011: 267) telah menyusun kerangka
kurikulum BIPA secara sederhana. Berikut ini kerangka kurikulum BIPA tersebut.
1) Tujuan Umum
a)
Pelajar BIPA mengenal bahasa Indonesia sebagai
lambang identitas nasional Indonesia.
b)
Pelajar BIPA memahami bahasa nasional secara
linguistis (ejaan, fonologi, morfologi, sintaksis dan kosakata).
c)
Pelajar BIPA mampu menggunakan bahasa Indonesia
dalam berbagai ragamnya baik reseptif maupun produktif.
d)
Pelajar BIPA mampu mengapresiasi sastra Indonesia
dalam berbagai bentuknya (prosa, puisi, drama, syair lagu).
2) Tujuan Khusus
a)
Mengucapkan kata dan kalimat dengan ucapan yang
tepat dan intonasi yang sesuai dengan maksudnya.
b)
Menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang baku
dengan tepat.
c)
Menggunakan berbagai bentuk imbuhan dengan
maknanya.
d)
Menggunakan kata dengan maknanya.
e)
Mendapatkan dan menggunakan sinomin, antonim dan
homonim.
f)
Memahami bahwa pesan yang sama dapat diungkapkan
dalam berbagai bentuk dan dapat menggunakannya.
g)
Memahami bahwa bentuk yang sama dapat
mengungkapkan berbagai makna.
h)
Mengenal dan menikmatai puisi, prosa dan drama
Indonesia.
i)
Menerima pesan dan ungkapan perasaan orang lain
dan menanggapinya secara lisan dan tertulis.
j)
Mengungkapkan perasaan pendapat, angan-angan dan
penglaman secara lisan atau tertulis sesuai medianya.
k)
Berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang
lain secara lisan menurut keadaan.
l)
Menikmati keindahan dan menangkap pesan yang
disampaikan dalam puisi, prosa, drama dan syait lagu.
Iskandarwassid & Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Rosda.
Thursday, September 1, 2016
BERBAGAI HAL TENTANG TES
BERBAGAI HAL TENTANG TES
Pengertian Tes
Tes
merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau salah. Tes
juga dapat diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau
pertanyaaan yang membutuhkan tanggapan. Hasil dari tes merupakan informasi
tentang karakteristik seseorang atau kelompok orang. Oleh karena itu untuk
mendapatkan infomasi yang akurat membutuhkan tes yang handal. Tes juga yang
sering digunakan di berbagai keperluan di kegiatan pembelajaran. Ada beberapa
istilah terkait tes yaitu (a) testing adalah waktu pelaksanaan tes, (b) testee
adalah orang yang dikenakan tes, (c) tester adalah orang yang melaksanakan tes
atau pelaksana tes.
Tes
yang diberikan harus memiliki kesalahan yang kecil. Kesalahan yang besar pada
tes akan memperngaruhi kualitas dan kevalidan informasi yang diperoleh.
Kesalahan dari tes dibedakan menjadi dua: kesalahan acak dan kesalahan
sistemik. Kesalahan acak merupakan kesalahan dari emosi penjawab tes, kesalahan
dari karena pemeriksa lembar jawaban. Selanjutnya kesalah sistemik merupakan
kesalahan dari soalnya, soal yang terlalu mudah atau sulit. Ada juga dari
pendidiknya, guru juga ada yang murah dan mahal dalam memberi skor atau nilai.
Tujuan Tes
Tes memiliki tujuan yaitu (1) mengetahui tingkat
kemampuan siswa, (2) mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa, (3)
mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (4) mengetahui hasil pengajaran, (5)
mengetahui hasil belajar, (6) mengtahui hasil pencapaian kurikulum, (7)
mendorong siswa belajar, (8) mendorong pendidik mengajar lebih baik. Seringkali
tes digunakan untuk beberapa tujuan namun tidak akan memiliki keefektifan yang
dengan semua tujuan.
Sumber lain juga menyebutkan beberapa tujuan dari adanya
tes. Pertama, memperoleh umpan balik terhadap hasil pembelajaran. Kedua,
memperbaiki kurikulum dan program pendidikan. Ketiga, meningkatkan motivasi
siswa. Ketiga, melaksanakan diagnosis dan remedial. Kelima, melakukan
penempatan. Keenam, melakukan seleksi. Ketujuh, mengembangkan khazanah ilmu
pengetahuan.
Ditinjau dari tujuannya, ada empat macam tes yang banyak
digunakan di lembaga pendidikan. (a) tes penempatan. (b) tes diagnotik. (c) tes
formatif. (d) tes sumatif. Tes penempatan dilakukan di awal pembelajaran untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa, apakah perlu diberi tambahan pelajaran atau
tidak. Tes diagnostik, tes yang berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang
dihadapi peserta didik. Tes ini berguna untuk mengetahui konsep apa yang sudah
dikuasai siswa dan konsep apa yang belum. Tes formatif, tes yang diberikan
kepada siswa untuk mencari masukan atas tingkat keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Jika pembelajaran gagal akan diperbaiki untuk meningkatkan
keberhasilanya pada pembelajaran berikutnya. Tes sumatif, tes yang diberikan
pada akhir pelajaran atau akhir semester. Hasilnya untuk menentukan
keberhasilan siswa untuk pelajaran tertentu. Tes ini memberikan skor atau
nilai, sertifikat dan sejenisnya untuk menunjukkan keberhasilan siswa.
Ciri-Ciri Tes yang Baik
- Reliabilitas tes
Tes dikatakan reliable jika dapat dipercaya. Suatu tes
dapat dikatakan dapat dipercaya jika tes itu konstan atau tetap. Misalnya suatu
neraca digunakan untk menimbang beras, semula menunjukkan angka 1 kg, jika
ditimbang untuk yang kedua dan seterusnya tetap menunjukkan angka 1 kg. Dalam
pembelajaran suatu tes dapat dikatakan relible jika tetap. Artinya jika
digunakan untuk tes ke siswa dapat mengukur kemampuan yang tetap meskipun
berbeda situasi dan waktu. Situasi berbeda jika alat ukur dalam dunia
pendidikan dapat dikatakan tidak variabel dikarenakan: (a) situasi atau keadaan
jasmani dan rohani siswa yang dites, (b) keadaan tes itu sendiri. Oleh karena
itu si pembuat tes harus paham tentang materi yang dibuat tes dan membuat
kisi-kisi tes terlebih dahulu.
- Validitas tes
Valid artinya sah dan cocok atau benar. Valid artinya
dapat mengukur apa yang harus diukur. Tes tesebut benar-benar dapat memberikan
gambaran apa yang diinginkan untuk diukur. Contohnya untuk mengukur massa
gunakan timbanga, untuk mengukur panjang gunakan meteran dsb. Namun kevalidan
tes tergantung juga pada objek yang diukur. Contohnya jika ingin menyetahui massa
orang dewasa tidak mungkin menggunakan timbangan bayi meskipun timbangan
tersebut juga untuk mengukur massa. Hal tersebut karena timbangan bayi hanya
bisa mengukur massa cuma sampai 20 kg saja.
- Objektifitas
Objektivitas artinya bebas dari bias. Hal tersebut juga
dapat diartikan bahwa pendapat atau pertimbangan dari si pemberi skor tidak
ikut berpengaruh dalam proses pemberian angka atau nilai. Artinya jika hasil
tersebut diperiksa oleh penilai yang lain hasilnya akan tetap sama. Caranya
sebagai berikut (a) merumuskan pertanyaan secara spesifik dan tepat (b)
menghidari pertanyaan yang ambigu, (c)
menyusun tes yang hanya memerlukan jawaban tepat, pendek dan spesifik,
(d) daalm memberikan skor melihat kunci jawaban dan rubrik penilaian serta
rentang nilai yang telah ditentukan terlebih dahulu.
- Praktis
Apabila sebuah tes bersifat praktis dan mudah
pengadministrasiannya bisa dikatakan tes tersebut praktibilitas tinggi. Tes
yang memiliki kepraktisan tinggi memiliki indikator antara lain: (1) dilengkapi
oleh petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga siapapun dapat memahaminya, (2)
mudah pelaksanaannya (tidak membutuhkan persiapan, peralatan yang rumit), (3)
memberikan kebebasan siswa untuk mengerjakan tes yang mudah terlebih dahulu,
(4) mudah pemeriksaannya (dilengkapi lembar jawaban, kunci jawaban, pedoman
pemberikan skor dan kunci pemberian skor).
- Mudah dilaksanakan
Hal ini terkait dengan mudah dalam mengerjakan, siapa
yang bertanggungjawab mengelola tes tersebut, waktu dan dimana pelaksanaannya,
bagaimana sifat dan apa tujuan tes harus jelas. Jika semuanya sudah mudah akan
memudahkan juga dalam tahap selanjutnya.
- Mudah diskor
Tes juga harus memperhatikan kemudahan pemberian skor
karena menentukan nasib siswa. Tes yang terlalu sulit untuk diskor akan
mengakibatkan objektitas hilang. Hal lain juga masalah waktu dan tenaga.
Alangkah baiknya tes juga dilengkapi dengan (1) petunjukk dan pedoman
penskoran, (2) lembar jawaban terpisah dengan lembar soal, (3) adanya kunci
jawaban
- Ekonomis
Ekonomis
di sini adalah adanya penghematan dari aspek biaya dan tenaga. Misalnya dari
segi biaya, soal subjektif lebih ekonomis dalam kertas soal tetapi lebih boros
untuk lembar soal. Soal objektif lebih
boros dari segi lembar soal tetapi lebih hemat dari aspek lembar jawaban.
Macam-Macam Tes
Sebelumnya perlu dibedakan antara kuis dan tes. Kuis
biasanya memerlukan waktu yang singkat dan topik lebih sempit. Selanjutnya tes
atau ujian memerlukan waktu yang lebih panjang dan topik atau materi yang
diujikan lebih komplek atau luas. Bentuk tes yang banyak digunakan di lembaga
pendidikan terdapat dua macam: (a) tes objektif: tes yang jika dilihat dari
sistem penskorannya, siapa pun yang memberi skor/ memeriksa skor/hasilnya akan
sama, (b) tes non objektif, tes yang sistem penskorannya dipengaruhi oleh
pemberi skor. Secara umum tes dapat diklasifikasikan menjadi 6 macam.
- Menurut sifatnya
1)
Tes verbal
2)
Tes non verbal
3)
Tes kinerja
4)
Tes kertas dan pena
5)
Tes individu
6)
Tes kelompok
- Menurut tujuannya
1)
Tes bakat
2)
Tes prestasi
3)
Tes diagnostik
4)
Tes penempatan
5)
Tes seleksi
- Menurut pembuatannya
1)
Tes baku
2)
Tes buatan guru
- Menurut pelaksanaannya
1)
Pra tes
2)
Pos tes
- Menurut keruntutan pelaksanaannya
1)
Tes formatif
2)
Tes sumatif
- Menurut acuan yang dipergunakan untuk menafsirkan skor
1)
Tes acuan norma
2)
Tes acuan kriteria
- Menurut cara penskoran
1)
Tes objektif
a)
Menjodohkan
b)
Salah benar
c)
Pilihan ganda
2)
Tes subjektif
a) Esai
b) Pertanyaan menggunakan kalimat tanya
c) Pertanyaan jawaban pendek
d) Tes melengkapi
e) Tes unjuk kerja
f) Portofolio
Tes Standar dan Buatan Guru
- Tes standar
Tes standar adalah tes yang pembuatannya telah melalui
proses standardisasi, baik mengenai reliabilitas dan validititasnya. Contoh tes
kecapakan dan tes inteligensi. Standar untuk siswa dapat dimaksudkan sebagai
tingkat kemampuan yang harus dimiliki bagi suatu program tertentu. Bisa saja
standar A akan berbeda dengan standar B. Istilah “standar” mengandung arti
bahwa tes itu mengukur pretasi atas kemampuan yang sudah dimiliki yang
dilaksanakan secara seragam diusahakan dalam kondisi yang seragam, penskorannya
seobjektif mungkin dengan tingkat reliabilitas tinggi. Acuan penskorannya pun
acuan norma yang relevan.
- Tes buatan guru
Tes buatan guru adalah tes yang dibuat guru. Misalnya
ulangan-ulangan formatif, sumatif baik objektif dan subjektif.
- Perbedaan tes standar dan tes buatan guru
Tes Standar
|
Tes Buatan Guru
|
1)
Didasarkan atas bahan dan tujuan umum dari
sekolah-sekolah di seluruh negara.
2)
Mencakup askep yang luas.
3)
Disusun oleh para ahli
4)
Mengunakan butir soal yang sudah diujicobakan.
5)
Mempunyai reliabilitas yang tinggi
6)
Dimungkinkan menggunakan norma untuk seluruh negara
|
1)
Didasarkan atas bahan dan tujuan yang khusus dan
dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri
2)
Mencakup keterampilan yang sempit
3)
Disusun oleh guru sendiri
4)
Jarang-jarang menggunakan butir soal yang sudah diujicobakan
5)
Mempunyai reliabilitas rendah
6)
Norma kelompok terbatas kelas tertentu
|
Penyusunan
tes standar membutuhkan waktu yang lama karena
1)
Penyusunan
2)
Uji coba
3)
Analisis
4)
Revisi
5)
Edit
6)
Penerbitan
- Kegunaan tes standar dan tes buatan guru
Tes Standar
|
Tes Buatan Guru
|
1)
Sebagai alat perbandingan
2)
Mempelajari perkembangan siswa
3)
Melihat hasil prestasi siswa
|
1)
Untuk melihat keberhasilan siswa menguasai bahan
pelajaran pada waktu tertentu
2)
Untuk menentukan apakah tujuan pembelajara sudah tercapai
3)
Untuk memperoleh suatu nilai
|
HAKIKAT EVALUASI
HAKIKAT EVALUASI
Ada tiga istilah yang sampai sekarang masih tumpang tindih
pengertiannya, yaitu pengukuran, asesmen (penilaian), dan evaluasi. Banyak
pihak yang mengartikan penilaian sebagai evaluasi, tetapi juga banyak yang
memaknai penilaian sebagai asesmen. Sementara orang memang lebih cenderung
mengartikan ketiga hal tersebut sebagai sesuatu yang sama. Akan tetapi ada juga
orang yang membedakan ketiga hal tersebut. Berikut ini pemaparan selengkapnya.
Definisi Pengukuran, Asesmen (Penilaian) dan Evaluasi
Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang
sistematik untuk menyataka keadaan individu. Keadaan individu ini terkait
dengan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Asesmen mencakup semua cara
yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok. Proses asesmen
meliputi pengumpulan bukti-bukti tentang pencapaian belajar peserta didik.
Evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suatu perilaku. Evaluasi selalu
melibatkan pengukuran dan penilaian. Perbedaan ketiganya sebagai berikut, (a)
mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran (bersifat
kuantitatif), (b) menilai / asasmen mengambil keputusan terhadap sesuaitu
dengan ukuran baik dan buruk (bersifat kualitatif) dan (c) evaluasi proses yang
meliputi dua langkah tadi yaitu mengukur dan menilai.
Pertama,
pengukuran merupakan suatu proses untuk membuat kuantifikasi prestasi individu,
kepribadiannya, sikapnya kebiasaannya dan kecakapannya. Proses ini bisa disebut
dengan suatu prosedur pemberian angka. Dalam pengukuran pun dibutuhkan proses
penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut ukuran tertentu. Pengukuran
dilakukan semata-mata untuk menjawab how
much? Proses pengukuran bisa dilakukan guru dengan menggunakan tes dan non
tes. Hasilnya dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Dalam proses ini guru
akan menggunakan serangkaian metode dengan menggunakan alat untuk melakukan
proses pengujian demi terselenggaranya proses pengukuran. Oleh karena itu
pengujian merupakan bagian dari proses pengukuran.
Kedua,
penilaian atau asesmen menurut Kementerian Pendidikan menyatakan bahwa
rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peseta didik. Hasilnya adalah informasi yang bermakna
dalam mengambil keputusan. Penilaian dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan how well does teh individual perform?
Pihak lain juga mendefinisikan asesmen atau penilaian sebagai istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa
untuk menilai unjuk kerja peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan
bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar siswa. Pendapat lain juga menyebutkan bahwa penilaian atau asasmen
adalah suatu proses untuk mengumpulkan
informasi yang secara akurat merefleksi seberapa baik peserta didik dalam
mencapai suatu kompetensi dalam pembelajaran.
Ketiga, evaluasi
dimaknai sebagai penilaian yang sistematis tentang manfaat atau kegunaan suatu
objek. Dalam pelaksanaanya terdapat pertimbangan untuk menentukan nilai suatu
program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan
data hasil pengukuran dan informasi dari hasil penilaian yang multi dimensi
yang mencakup kognitif, afektif, psikomotor, minat dll. Evaluasi merupakan
suatu proses penilaian untuk mengambil keputusan yang menggunakan seperangkat
hasil pengukuran dan berpedoman kepada tujuan yang ditetapkan. Evaluasi dilakukan
untuk menjawab pertanyaan how good? Evaluasi
ditindaklanjuti dengan pelaporan. Berdasarkan hasil evaluasi dapat diketahui
hal-hal apa yang perlu ditindaklanjuti agar pembelajaran berlangsung efektif.
Hasilnya pun juga dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang mempunyai
kepentingan.
Penilaian Pendidikan
Dalam pembelajaran gurulah satu-satunya orang yang diberi
tanggung jawab atas keberhasilan siswanya. Oleh karena itu guru harus dibekali
dengan evaluasi untuk melihat sejauh mana siswanya menguasai kompetensi
sehingga dapat bisa mengambil keputusan sebagai bentuk evaluasi pembelajaran. Kebehasilan
siswa bukan saja ditunjukkan dengan prestasi atau nilai semata. Namun
keberasilan proses pembelajaran bisa ditentukan oleh faktor yang sangan
komplek. Berikut ini bagan yang menunjukkan proses penilaian.
Mengapa Menilai
- Makna bagi siswa
Siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil
mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Memuaskan, tentunya hal yang
menyenangkan. Siswa akan mempunyai motivasi yang besar untuk belajar lebih
giat. Harapannya bisa meningkatkan prestasinya. Ada keadaan yang sebaliknya
yaitu ada siswa yang telah mendapatkan hasil baik, merasa puas dan tidak gigih
untuk usaha selannjutnya. Tidak memuaskan, hal ini merupakan pukulan yang
berarti yang berakibat siswa akan berintropeksi diri. Siswa akan belajar dari
kesalahan. Namun ada juga siswa yang putus asa atas hasil yang kurang
memuaskan.
- Makna bagi guru
Guru akan
memperoleh informasi tentang keberhasilan dan kegagalan dari seluruh siswanya.
Guru akan memberi berhak kepada siswa yang berhasil untuk melajutkan materi
pelajaran. Bagi siswa yang gagal, guru akan lebih memusatkan perhatiannya
perhatiannya bagi siswa yang gagal. Guru akan memberikan perlakuan yang lebih
teliti sehingga siswa yang gagal bisa memperoleh keberhasilan.
Guru akan mengetahui apakah materiatau metode yang
diajarkan sudah tepat bagi siswa. Jika siswa sebagain besar mendapat angka
jelek, makan guru akan mawas diri dan mencoba materi dan metode yang tepat demi
keberhasilan dalam pembelajaran.
- Makna bagi sekolah
Sekolah akan memperoleh gambaran kualitas pendidikan yang
telah berjalan. Informasi tentang SDM di sekolah tersebut. Selanjutnya hasilnya
dapat digunakan sebagai pedoman agar menjadi sekolah yang bermutu, berstandar
dan lebih baik dari tahun ke tahun.
Subjek dan Sasaran Evaluasi
- Subjek evaluasi, Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Dengan kata lain pelaksana evaluasi adalah subjek evaluasi. Ada pandangan lain menyebutkan bahwa subjek evaluasi adalah siswa dan prestasi, kemampuan membaca dll adalah objek evaluasi. Pandangan lain malahan menyebutkan siswa adalah objek evaluasi dan guru adalah subjek evaluasi.
- Sasaran evaluasi, Sasaran evaluasi adalah objek evaluasi. Sasaran evaluasi adalah segala sesuatu yang menjadi fokus pengamatan karena yang diamati itu memiliki nilai dan dari nilai itulah menjadi informasi sebagai bahan pengambilan keputusan. Sasaran evaluasi mulai dari siswa (kemampuan, kepribadian, sikap, IQ), tranformasi/sekolah (kurikulum/meteri, personel, metode, sarpras, sistem administrasi), lulusan (kemampuan kognitif, sikap, keterampilan).
Prinsip dan Alat Evaluasi
- Prinsip evaluasi
Ada tiga hubungan erat (triangulasi) yang merupakan
prinsip dasar evalusi. Berikut ini penjelasanya.
1)
Hubungan tujuan dan
KBM
Sudah sepatutnya kegiatan pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan oleh guru bersama siswanya adalah untuk mencapai tujuan tertentu.
Tujuan ini sudah tertera dalam kurikulum dan program sekolah. Sebaliknya,
kurikulum dan sekolah memiliki tujuan kepada kebaikan dan mengembangkan potensi
siswa dan itu bisa dicapai dengan kegiatan belajar dan pembelajaran.
2)
Hubungan tujuan dan
evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian untuk mengambil
keputusan yang menggunakan seperangkat hasil pengukuran dan berpedoman kepada
tujuan yang ditetapkan. Tujuannya mulai dari kecil, dari setiap KD dan SK pasti
memiliki tujuan atas pembelajaran yang diberikan, hingga tujuan kurikulum dan
sekolah. Sebaliknya evaluasi yang dilakukan memilki tujuan yang ingin dicapai
yaitu mengetahui sejauh mana keberhasilan dan pencapaian siswa.
3)
Hubungan KBM dan
evaluasi
Setiap kegiatan belajar mengajar tentunya membutuhkan
evaluasi. Pembelajaran tanpa adanya evaluasi sudah pasti tidak akan mengetahui
hasil dari pembelajaran yang dilakukan. Sebaliknya evaluasi bisa dilaksanakan
dan mendapatkan hasil kalau kegiatan pembelajaran sudah dilakukan
- Alat evaluasi
Alat
adalah sesuatau yang dapat digunakan untuk memudahkan seseorang untuk
melaksanakan tugas atau mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Alat bisa juga disebut dengan instrumen. Alat
terdiri dari dua jenis, tes dan non tes. Kedua jenis tersebut akan dijelaskan
pada bab berikutnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
JENIS TES OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF Tugas utama seorang Guru adalah mendidik, di dalam mendidik terdapat kriteria-krite...
-
Tips Mengatasi Laptop Lemot/Lambat Tips Mengatasi Laptop Lemot/Lambat - Pada kesempatan ini kita akan berbagi Tips dan cara mengatasi l...
-
A. PEMBELAJARAN MENYIMAK 1. Hakikat Menyimak Menyimak merupakan suatu proses. Sebagai sebuah proses, peristiwa meny...