Thursday, September 1, 2016

BERBAGAI HAL TENTANG TES



BERBAGAI HAL TENTANG TES

Pengertian Tes
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau salah. Tes juga dapat diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau pertanyaaan yang membutuhkan tanggapan. Hasil dari tes merupakan informasi tentang karakteristik seseorang atau kelompok orang. Oleh karena itu untuk mendapatkan infomasi yang akurat membutuhkan tes yang handal. Tes juga yang sering digunakan di berbagai keperluan di kegiatan pembelajaran. Ada beberapa istilah terkait tes yaitu (a) testing adalah waktu pelaksanaan tes, (b) testee adalah orang yang dikenakan tes, (c) tester adalah orang yang melaksanakan tes atau pelaksana tes.
Tes yang diberikan harus memiliki kesalahan yang kecil. Kesalahan yang besar pada tes akan memperngaruhi kualitas dan kevalidan informasi yang diperoleh. Kesalahan dari tes dibedakan menjadi dua: kesalahan acak dan kesalahan sistemik. Kesalahan acak merupakan kesalahan dari emosi penjawab tes, kesalahan dari karena pemeriksa lembar jawaban. Selanjutnya kesalah sistemik merupakan kesalahan dari soalnya, soal yang terlalu mudah atau sulit. Ada juga dari pendidiknya, guru juga ada yang murah dan mahal dalam memberi skor atau nilai.

Tujuan Tes
            Tes memiliki tujuan yaitu (1) mengetahui tingkat kemampuan siswa, (2) mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa, (3) mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (4) mengetahui hasil pengajaran, (5) mengetahui hasil belajar, (6) mengtahui hasil pencapaian kurikulum, (7) mendorong siswa belajar, (8) mendorong pendidik mengajar lebih baik. Seringkali tes digunakan untuk beberapa tujuan namun tidak akan memiliki keefektifan yang dengan semua tujuan.
            Sumber lain juga menyebutkan beberapa tujuan dari adanya tes. Pertama, memperoleh umpan balik terhadap hasil pembelajaran. Kedua, memperbaiki kurikulum dan program pendidikan. Ketiga, meningkatkan motivasi siswa. Ketiga, melaksanakan diagnosis dan remedial. Kelima, melakukan penempatan. Keenam, melakukan seleksi. Ketujuh, mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan.
            Ditinjau dari tujuannya, ada empat macam tes yang banyak digunakan di lembaga pendidikan. (a) tes penempatan. (b) tes diagnotik. (c) tes formatif. (d) tes sumatif. Tes penempatan dilakukan di awal pembelajaran untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, apakah perlu diberi tambahan pelajaran atau tidak. Tes diagnostik, tes yang berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik. Tes ini berguna untuk mengetahui konsep apa yang sudah dikuasai siswa dan konsep apa yang belum. Tes formatif, tes yang diberikan kepada siswa untuk mencari masukan atas tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Jika pembelajaran gagal akan diperbaiki untuk meningkatkan keberhasilanya pada pembelajaran berikutnya. Tes sumatif, tes yang diberikan pada akhir pelajaran atau akhir semester. Hasilnya untuk menentukan keberhasilan siswa untuk pelajaran tertentu. Tes ini memberikan skor atau nilai, sertifikat dan sejenisnya untuk menunjukkan keberhasilan siswa.

Ciri-Ciri Tes yang Baik

  1. Reliabilitas tes
Tes dikatakan reliable jika dapat dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan dapat dipercaya jika tes itu konstan atau tetap. Misalnya suatu neraca digunakan untk menimbang beras, semula menunjukkan angka 1 kg, jika ditimbang untuk yang kedua dan seterusnya tetap menunjukkan angka 1 kg. Dalam pembelajaran suatu tes dapat dikatakan relible jika tetap. Artinya jika digunakan untuk tes ke siswa dapat mengukur kemampuan yang tetap meskipun berbeda situasi dan waktu. Situasi berbeda jika alat ukur dalam dunia pendidikan dapat dikatakan tidak variabel dikarenakan: (a) situasi atau keadaan jasmani dan rohani siswa yang dites, (b) keadaan tes itu sendiri. Oleh karena itu si pembuat tes harus paham tentang materi yang dibuat tes dan membuat kisi-kisi tes terlebih dahulu.

  1. Validitas tes
Valid artinya sah dan cocok atau benar. Valid artinya dapat mengukur apa yang harus diukur. Tes tesebut benar-benar dapat memberikan gambaran apa yang diinginkan untuk diukur. Contohnya untuk mengukur massa gunakan timbanga, untuk mengukur panjang gunakan meteran dsb. Namun kevalidan tes tergantung juga pada objek yang diukur. Contohnya jika ingin menyetahui massa orang dewasa tidak mungkin menggunakan timbangan bayi meskipun timbangan tersebut juga untuk mengukur massa. Hal tersebut karena timbangan bayi hanya bisa mengukur massa cuma sampai 20 kg saja.

  1. Objektifitas
Objektivitas artinya bebas dari bias. Hal tersebut juga dapat diartikan bahwa pendapat atau pertimbangan dari si pemberi skor tidak ikut berpengaruh dalam proses pemberian angka atau nilai. Artinya jika hasil tersebut diperiksa oleh penilai yang lain hasilnya akan tetap sama. Caranya sebagai berikut (a) merumuskan pertanyaan secara spesifik dan tepat (b) menghidari pertanyaan yang ambigu, (c)  menyusun tes yang hanya memerlukan jawaban tepat, pendek dan spesifik, (d) daalm memberikan skor melihat kunci jawaban dan rubrik penilaian serta rentang nilai yang telah ditentukan terlebih dahulu.

  1. Praktis
Apabila sebuah tes bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya bisa dikatakan tes tersebut praktibilitas tinggi. Tes yang memiliki kepraktisan tinggi memiliki indikator antara lain: (1) dilengkapi oleh petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga siapapun dapat memahaminya, (2) mudah pelaksanaannya (tidak membutuhkan persiapan, peralatan yang rumit), (3) memberikan kebebasan siswa untuk mengerjakan tes yang mudah terlebih dahulu, (4) mudah pemeriksaannya (dilengkapi lembar jawaban, kunci jawaban, pedoman pemberikan skor dan kunci pemberian skor).

  1. Mudah dilaksanakan
Hal ini terkait dengan mudah dalam mengerjakan, siapa yang bertanggungjawab mengelola tes tersebut, waktu dan dimana pelaksanaannya, bagaimana sifat dan apa tujuan tes harus jelas. Jika semuanya sudah mudah akan memudahkan juga dalam tahap selanjutnya.

  1. Mudah diskor
Tes juga harus memperhatikan kemudahan pemberian skor karena menentukan nasib siswa. Tes yang terlalu sulit untuk diskor akan mengakibatkan objektitas hilang. Hal lain juga masalah waktu dan tenaga. Alangkah baiknya tes juga dilengkapi dengan (1) petunjukk dan pedoman penskoran, (2) lembar jawaban terpisah dengan lembar soal, (3) adanya kunci jawaban

  1. Ekonomis
Ekonomis di sini adalah adanya penghematan dari aspek biaya dan tenaga. Misalnya dari segi biaya, soal subjektif lebih ekonomis dalam kertas soal tetapi lebih boros untuk lembar soal.  Soal objektif lebih boros dari segi lembar soal tetapi lebih hemat dari aspek lembar jawaban.

Macam-Macam Tes
            Sebelumnya perlu dibedakan antara kuis dan tes. Kuis biasanya memerlukan waktu yang singkat dan topik lebih sempit. Selanjutnya tes atau ujian memerlukan waktu yang lebih panjang dan topik atau materi yang diujikan lebih komplek atau luas. Bentuk tes yang banyak digunakan di lembaga pendidikan terdapat dua macam: (a) tes objektif: tes yang jika dilihat dari sistem penskorannya, siapa pun yang memberi skor/ memeriksa skor/hasilnya akan sama, (b) tes non objektif, tes yang sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Secara umum tes dapat diklasifikasikan menjadi 6 macam.

  1. Menurut sifatnya
1)      Tes verbal
2)      Tes non verbal
3)      Tes kinerja
4)      Tes kertas dan pena
5)      Tes individu
6)      Tes kelompok

  1. Menurut tujuannya
1)      Tes bakat
2)      Tes prestasi
3)      Tes diagnostik
4)      Tes penempatan
5)      Tes seleksi
  1. Menurut pembuatannya
1)      Tes baku
2)      Tes buatan guru
  1. Menurut pelaksanaannya
1)      Pra tes
2)      Pos tes

  1. Menurut keruntutan pelaksanaannya
1)      Tes formatif
2)      Tes sumatif

  1. Menurut acuan yang dipergunakan untuk menafsirkan skor
1)      Tes acuan norma
2)      Tes acuan kriteria

  1. Menurut cara penskoran
1)      Tes objektif
a)      Menjodohkan
b)      Salah benar
c)      Pilihan ganda
2)      Tes subjektif
a)      Esai
b)      Pertanyaan menggunakan kalimat tanya
c)      Pertanyaan jawaban pendek
d)     Tes melengkapi
e)      Tes unjuk kerja
f)       Portofolio


Tes Standar dan Buatan Guru
  1. Tes standar
Tes standar adalah tes yang pembuatannya telah melalui proses standardisasi, baik mengenai reliabilitas dan validititasnya. Contoh tes kecapakan dan tes inteligensi. Standar untuk siswa dapat dimaksudkan sebagai tingkat kemampuan yang harus dimiliki bagi suatu program tertentu. Bisa saja standar A akan berbeda dengan standar B. Istilah “standar” mengandung arti bahwa tes itu mengukur pretasi atas kemampuan yang sudah dimiliki yang dilaksanakan secara seragam diusahakan dalam kondisi yang seragam, penskorannya seobjektif mungkin dengan tingkat reliabilitas tinggi. Acuan penskorannya pun acuan norma yang relevan.
  1. Tes buatan guru
Tes buatan guru adalah tes yang dibuat guru. Misalnya ulangan-ulangan formatif, sumatif baik objektif dan subjektif. 
  1. Perbedaan tes standar dan tes buatan guru
Tes Standar
Tes Buatan Guru
1)      Didasarkan atas bahan dan tujuan umum dari sekolah-sekolah di seluruh negara.
2)      Mencakup askep yang luas.
3)      Disusun oleh para ahli
4)      Mengunakan butir soal yang sudah diujicobakan.
5)      Mempunyai reliabilitas yang tinggi
6)      Dimungkinkan menggunakan norma untuk seluruh negara
1)      Didasarkan atas bahan dan tujuan yang khusus dan dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri
2)      Mencakup keterampilan yang sempit
3)      Disusun oleh guru sendiri
4)      Jarang-jarang menggunakan butir soal yang sudah diujicobakan
5)      Mempunyai reliabilitas rendah
6)      Norma kelompok terbatas kelas tertentu
Penyusunan tes standar membutuhkan waktu yang lama karena
1)      Penyusunan
2)      Uji coba
3)      Analisis
4)      Revisi
5)      Edit
6)      Penerbitan

  1. Kegunaan tes standar dan tes buatan guru
Tes Standar
Tes Buatan Guru
1)      Sebagai alat perbandingan
2)      Mempelajari perkembangan siswa
3)      Melihat hasil prestasi siswa
1)      Untuk melihat keberhasilan siswa menguasai bahan pelajaran pada waktu tertentu
2)      Untuk menentukan apakah tujuan  pembelajara sudah tercapai
3)      Untuk memperoleh suatu nilai


No comments:

Post a Comment