Showing posts with label Kebahasaan. Show all posts
Showing posts with label Kebahasaan. Show all posts

Tuesday, August 9, 2016

Hakikat Surat Pribadi

Hakikat Surat Pribadi



 Keterampilan Menulis Surat Pribadi
Keterampilan menulis didapatkan seseorang dari latihan dan bukan faktor bawaan. Dalam melakukan kegiatan menulis tentunya mempunyai dasar yang jelas terhadap kegiatan tersebut, sehingga dari kegiatan menulis ini dapat dipetik manfaatnya. Untuk lebih jelasnya berikut ini dipaparkan pendapat para ahli mengenai pengertian menulis, pengertian surat, dan surat pribadi.
 Pengertian Menulis
Dalman (2012: 4) menyatakan bahwa menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat yang mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang sejenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis nonilmiah.
Berdasarkan pendapat Dalman dapat ditegaskan bahwa menulis adalah proses penyanpaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam bentuk lambing/tanda/tulisan yang bermakna. Dalam kegiatan menulis terdapat suatau kegiatan merangkai, menyusun, melukiskan suatu lambang/ tanda/tulisan berupa kumpulan huruf yang membentuk kata, kumpilan kata membentuk kelompok kata atau kalimat, kumpulan kalimat membetuk paragraf, dan kumpulan paragraf membentuk wacana/karangan yang utuh dan bermakna.
  Pengertian Surat
Tahap pertama untuk menjadi tulisan yang baik terlebih dahulu penulis harus menentukan maksud dan tujuan penulisannya agar pembaca memahami kemana arah tujuan penulisan itu sendiri. Selanjutnya konteks isi surat harus berkesinambungan, artinya tulisan ini ditunjukkan kepada pembaca yang mempunyai kesamaan pengertian bahasa yang sesuai. Triyatna (2014: 1) menyatakan bahwa surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan atau informasi dari satu pihak (orang, instansi, atau organisasi) kepada pihak lain (orang, instansi, atau organisasi). Penulisan surat yang sesuai dengan sistematika surat akan mempermudah suatu maksud dan tujuan isi surat tersebut. Selain itu, bagi pembaca akan dengan mudah dengan cepat menangkap isi maksud suatu tujuan isi surat tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan atau informasi dari satu pihak kepada pihak lain (orang, instansi, atau organisasi), informasi tersebut dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, laporan, dan lain sebagainya.
  Surat Pribadi
Surat pribadi adalah surat yang ditulis atau dibuat oleh seseorang yang isinya menyangkut kepentingan pribadi atau masalah-masalah dan persoalan-persoalan pribadi (Triyatna, 2014: 65). Berdasarkan pendapat Triyatna dapat ditegaskan bahwa surat pribadi adalah surat yang ditulis atau dibuat yang isinya menyangkut kepentingan pribadi seseorang, baik surat yang ditunjukan kepada teman, keluarga atau instansi tertentu dengan menggunakan bahasa yang tidak baku.  Secara garis besar, surat pribadi tidak memiliki aturan baku yang mengikatnya. Surat pribadi ditulis menurut selera masing-masing penulis. Walaupun begitu, etika dan penggunaan bahasa yang sopan tentu saja saja harus tetap diperhatikan sesuai latar belakang dan kepada siapa surat itu akan dilayangkan.
Jenis Surat Pribadi
Surat pribadi yang ditulis perseorangan kepada pihak lain dapat digolongkan menjadi (Triyatna, 2014: 66).
a.       Surat pribadi yang berisi permohonan atau permintaan yaitu surat pribadi yang ditulis oleh seseorang, baik kepada kantor-kantor, lembaga/perusahaan yang isinya memohon sesuatu kepada pihak perusahaan atau lembaga tersebut. Surat ini tersidi atas.
1)      Surat lamaran pekerjaan.
2)      Surat permohonan izin, tidak masuk kerja atau sebagainya.
3)      Surat permohonan atau pemberitahuan kepada sekolah, kantor, dan sebagainya.
4)      Surat permohonan cuti.
b.      Surat pribadi yang beisi tentang kekeluargaan terdiri atas.
1)      Surat dari orang tua kepada anak dan sebaliknya.
2)      Surat ucapan terima kasih.
3)      Surat ucapan belasungkawa.
4)      Surat undangan.
5)      Permohonan izin kepada tetangga untuk mengadakan pesta.
2.1.1.5  Ciri-Ciri Surat Pribadi
Adapun beberapa ciri-ciri surat pribadi sebagai berikut.
a.       Tidak memakai kop surat.
b.      Tidak memakai nomor surat, lampiran, serta perihal.
c.       Format yang digunakan bebas.
d.      Bahasa yang digunakan bebas (tidak baku) sesuai keinginan penulis.
e.       Salam pembuka dan salam penutup bervariasi.
 Bagian-Bagian Surat Pribadi
Adapun bagian-bagian surat pribadi sebagai berikut.
a.       Alamat dan Tempat Tanggal Pembuatan Surat.
Bagian ini menjelaskan tempat serta waktu ditulisnya surat. Contoh:

Banyuwangi, 21 Maret 2016

Sahabatku
Rina Damayanti
Di Jember


b.      Salam Pembuka
Salam pembuka adalah sapaan seseorang sebelum menulis surat. Contoh:
1)      Assalamualaikum
2)      Salam manis
3)      Salam sejahtera

c.       Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka dapat berupa pertanyaan mengenai kabar, kesehatan, keadaan, atau sekedar basa-basi. Contoh:
Hai, apa kabar?
Bagaimana keadaanmu?
d.      Paragraf Isi
Paragraf ini berisi inti atau tujuan dibuatnya surat. Walaupun  yang anda tulis adalah surat pribadi, bagian ini tetap harus anda tulis jelas dan mudah dimengerti. Hal ini bertujuan agar pesan adan dapat tersampaikan dengan baik pula.
“Rina, sahabatku yang baik. Sejak kita berpisah, banyak hal yang terjadi di sini. Kota kita memang berkembang pesat . gedung yang dulu menjadi tempat pentas dan latihan drama itu sudah rata dengan tanah. Kini sudah muncul bangunan super mewah, sayang itu hanya tempat untuk belanja! Rasanya tidak mungkin untuk berkesenian, apalagi untuk pentas drama”.

e.       Paragraf Penutup
Paragraf penutup digunakan mengakhiri isi surat. Biasanya paragraf ini berisi permohonan maaf, mohon diri, harapan, dan sebagainya. Contoh:
“Rina, sekian dulu ya! Jangan lupa membalasnya. Kutunggu kabarmu! Sampaikan salamku untuk Ibu dan Bapak juga Mas Dodi. Terima kasih Rin. Sampai jumpa dalam liburang yang akan datang”.

f.       Salam penutup
Salam penutup menandakan surat sudah selesai dan siap untuk ditanda tangani, contoh:
1)      Wassalam
2)      Hormat saya
3)      Sekian
4)      sahabatmu

g.      Tanda tangan
Paragraf  ini berisikan tanda tangan si pengirim surat
h.      Nama pengirim
Paragraf ini berisikan nama terang pengirim surat.







Arysona, Erikta. Peningkatan Keterampilan Menulis Surat Pribadi dengan Memanfaatkan Media Email Pada Kelas VII-F SMP N 1 Kudus Tahun Pelajaran 2009/2010. Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.

Dalman. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Gafindo Persada.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hendriana, Heris dan Afrilianto. 2014. Panduan bagi Guru Penelitian Tindakan Kelas suatu Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT Refika Aditama.

J.Com. 2009. Jago Internet dari Nol hingga Mahir. Yogyakarta: Multicom.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.

Triyatna, Slamet. 2014. Korespondensi Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Mediatera.

 

HAKIKAT BERITA

HAKIKAT BERITA



Menulis Berita
Menulis berita merupakan suatu upaya menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai sesuatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Seseorang penulis berita yang baik dapat menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, sehingga pembaca berita dapat memahami segala sesuatu yang disampaikan dalam berita tanpa kesulitan dan tanpa adanya kesalahan tafsir (Wirajaya dan Sudarmawarti, 2008:152).
            Hal pertama yang harus dilakukan untuk meliput peristiwa menjadi sebuah berita adalah mencatat semua informasi yang berkaitan dengan unsur-unsur kelengkapan berita. Adapun kelengkapan dalam sebuah berita meliputi unsur-unsur pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, kapan, dan bagaimana, terkait isi berita.
            Selain memerhatikan unsur-unsur kelengkapan berita, dalam penulisan berita perlu juga memperhatiak bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Hal itu bertujuan agar pembaca mudah memahami berita yang telah disampaikan. Berdasarkan informasi yang sudah dicatat,

informasi tersebut dapat disusun menjadi sebuah berita. (Wirajaya dan Sudarmawarti, 2008:152-153).
Menurut Chaer (2010:20-19) penulisan berita apapun jenisnya adalah kaidah karang- mengarang. Jadi, kaidah karang-mengarang haruslah diterapkan dalam penulisan berita itu, disamping rambu-rambu khusus yang berlaku dalam dunia jurnalistik. Rambu-rambu itu berkenaan dengan cara penulisan judul berita, teras berita (lead, intro), tubuh berita (detail), dan bagian penutup. Berikut cara-cara menulis semua bagian-bagian berita.
1)   Penulisan Judul Berita
           Judul berita, disebut juga kepala berita atau headline news, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tampak menarik dan “hidup” misalnya utuk membuat judul lebih hidup dan lebih menarik perhatian, lazim dibuat dengan menanggalkan prefiks me- atau prefiks ber- yang ada pada verba atau kata kerjanya, padahal pada bahasa ragam baku kedua prefiks itu harus ditampilkan.
Contoh: - DPR akan Panggil Budiono
             - Sejumlah Elit Politik Kumpul di Senayan
Kedua model judul itu lebih sering digunakan karena memberi kesan lebih “hidup” dan lebih menarik.
2)        Penulisan Teras Berita
            Dalam jurnalistik indonesia ada beberapa istilah untuk menyebut Teras Berita (Inggris Lead), yaitu pengantar berita, awal berita, dan intro. Dalam rujukan ini digunakan istilah Teras Berita, istiah yaang ditetapkan oleh kantor berita “Antara” (Chaer, 2010:25).
            Teras berita adalah bagian yang penting dari sebuah berita, yang ditempatkan pada paragraf pertama dibawah judul berita. Teras berita dapat berupa sebuah kalimat atau beberapa kalimat (dua atau tiga buah kalimat) yang terikat pada sebuah paragraf. Teras berita harus manrik dan ditulis dalam kalimat-kalimat pendek.
            Teras berita harus menggambarkan isi berita pada tubuh berita (detail). Karena itu, sebuah teras berita mekipun ditulis dalam kalimat-kalimat singkat harus memuat unsur-unsur 5W dan 1H. Unsur mana yang harus di tonjolkan: apakah unsur what, unsur who, unsur why, unsur where, unsur when, banyak pendapat dengan berbagai alasan.
            Namun, ada kecenderungan untuk menonjolkan unsur who dalam teras berita. Lebih-lebih kalau who itu adalah seorang tokoh masyarakat, tokoh nasional, tokoh internasional, atau juga seorang selebritis yang terkenal. Kebanyakan jurnalis menganggap teras berita dengan menonjolkan unsur who pasti penting.
Contoh: - Presiden SBY di istana negara kemarin menerima Tim Delapan yang melaporkan
               hasil akhir kerja mereka
Teras berita di atas terdiri dari satu kalimat dengan unsur who-nya Presiden SBY, unsur what-nya menerima tim delapan..., unsur where-nya di istana negara, dan unsur when-nya kemarin. Memang unsur why-nya dan unsur how-nya tidak ada. Tetapi teras tersebut sudah cukup memadai.
3)        Penulisan Badan dan Penutup Berita
Badan berita merupakan penjabaran atau perincian yang lebih luas tentang teras berita. Misalnya dari contoh berita berikut.
             17 Pelaut WNI Disandera Perompak di Somalia
             Sebanyak 17 warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai aawak kapal
             tanker berbendera Singapura, M/V Pramoni, dibajak dan disandera perompak di
            Somalia. Selain WNI, awak kapal juga terdiri atas 5 warga China, dan masing
            masing 1 orang dari Nigeria dan Vietnam

            Pada contoh berita tersebut misalnya, teras berita tersebut yang berjudul “17 Pelaut WNI Disandera Perompak di Somalia” akan dijadikan badan berita, maka dari judul itu sudah disebutkan unsur who, yaitu pelaut WNI, unsur what yaitu disandera perompak, dan unsur where yaitu di Somalia.
            Teras berita unsur who itu diulang dengan diberi keterangan siapa mereka itu dan apa pekerjaanya, yaitu awak kapal berbendera Singapura, M/V Pramoni. Unsur what dan unsur where-nya juga diulang. Yang belum ada adalah unsur when, unsur why, dan unsur how-nya. Untuk mengisi ketiga unsur ini bisa diberitakan misalnya:
a)        Kapan peristiwa perompakan itu terjadi
b)        Mengapa bisa terjadi. Di sini bisa dikemukakan, misalnya, masalah keamanan, situasi politik di Somalia, dan sebagainya.
c)        Bagaimana sikap pemerintah Indonesia menghadapi hal ini, apakah sudah mengontak pihak pemerintah Somalia, mengontak perusahaan pemilik kapal yang dirompak itu, atau juga bagaimana reaksi dan emosi para anggota pelaaut yang dirompak itu.
Untuk bagian penutup, mungkin bisa dikemukakan harapan pada pemerintah untuk mengurus ke-17 pelaut itu melalui jalur diplomatik, dan sebagainya.

Pengertian Berita
            Secara sosiologis, berita adalah semua hal yang terjadi di dunia. Dalam gambaran yang sederhana. Seperti dilukiskan dengan baik oleh para pakar jurnalistik, berita adalah apa yang ditulis surat kabar, apa yang disiarkan radio, dan apa yang ditayangkan televisi. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita. Berita biasanya menyangkut orang-orang, tetapi tidak setiap orang bisa dijadikan berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan (Sumadiria, 2014:63).
            Berita merupakan sebuah informasi tentang kejadian yang benar-benar terjadi dalam kehidupan masyarakat. Siregar (dalam Chaer,2010:11) mengungkapkan bahwa berita adalah kejadian yang diulang dengan menggunakan kata kata. Sering juga ditambah dengan gambar, atau hanya berupa gambar-gambar saja.
Pernyataan ini menyiratkan adanya suatu peristiwa atau kejadian didalam masyarakat, lalu kejadian atau peristiwa itu diulangi dalam bentuk kata-kata yang disiarkan secara tertulis dalam media tulis (surat kabar, majalah, dll), atau dalam media suara (radio, dsb), atau juga dalam media suara dan gambar (televisi).

Jenis berita
            Menurut Chaer (2010:16-17) jenis-jenis berita yang dimuat pada setiap surat kabar lazim dibedakan atas tiga hal, yaitu: (1) berita langsung (straight news), (2) berita ringan (soft news), (3) berita kisah (feature).
a)    Berita Langsung (Straight news)
      Berita langsung adalah berita yang disusun untuk menyampaikan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang secepatnya harus diketahui oleh pembaca atau anggota masyarakat. Prinsip penulisannya adalah seperti piramid terbalik. Maksudnya, unsur-unsur yang penting dituliskan pada bagian pembukaan atau teras berita. Lalu, bagian-bagian yang kurang penting diuraikan dibawahnya. Tujuan penulisan berita langsung ini adalah menyampaikan berita secara cepat, supaya segera diketahui.
       Berita langsung ini lazim juga disebut sport news, yakni berita yang dihadapi sendiri oleh sang penulis. Andaikata sang penulis tidak dapat langsung menghadapinya, maka dia dapat merujuk pada persepsi orang lain. Lalu, berdasarkan persepsi orang lain itu, dia mencoba merekonstruksi (menyusun kembali) peristiwa yang akan ditulisnya.
       Unsur  penting pada sebuah berita langsung adalah adanya unsur keaktualan. Artinya, berita itu masih hangat karena baru terjadi. Peristiwa atau kejadian yang sudah lama terjadi tidak lagi bernilai untuk ditulis sebagai berita langsung, tetapi bila ada unsur kuat lain bisa ditulis sebagai berita ringan atau berita kisah. Lamanya suatu kejadian disebut aktual apabila kejadian masih hangat atau baru terjadi. Peristiwa yang terjadi kemarin masih bisa dianggap aktual, apalagi kalau belum diberitakan oleh surat kabar lain. Bisa juga peristiwa yang terjadi dua hari yang lalu, atau yang sudah terjadi seminggu yang lalu apabila baru saja diketahui. Misalnya, gempa bumi di daerah pedalaman papua, atau terjadinya bahaya kelaparan dipulau terpencil di ujung Nusa Tenggara Timur. Apabila kejadian-kejadian telah dimuat oleh surat kabar lain, maka kejadian itu telah tidak aktual lagi. Namun, kejadian yang telah tidak aktual karena sudah dimuat oleh surat kabar lain, masih layak dijadikan berita dengan cara memberikan latar belakang lain yang bersifat manusiawi.
b)   Berita Ringan (Soft News)  
Berita langsung mensyaratkan adanya unsur “penting” dan “keaktualan”, maka berita ringan tidak memerlukan kedua unsur itu, tetapi mementingkan unsur manusia dari peristiwa itu. Jadi, kalau sebuah peristiwa sudah dituliskan sebagai berita langsung, maka masih dapat dituliskan kembali sebagai berita ringan asal saja memasukkan unsur-unsur manusiawi itu di dalamnya. Yang utama atau ditonjolkan bukan unsur penting dari peristiwa itu, melainkan unsur yang menarik dan menyentuh perasaan pembaca. Maka bisa dikatakan berita ringan dapat tahan lama karena tidak terikat pada keaktualan. Namun, berita ini dapat memberikan atau menimbulkan rasa haru, rasa gembira, rasa sedih, dan sebagainya pada pembacanya.
c)    Berita Kisah (Feature)
Berita kisah atau fitur (Feature) adalah tulisan yang dapat menyentuh perasaan ataupun menambah pengetahuan. Berita kisah ini tidak terikat akan aktualitas karena nilai utamanya adalah pada unsur manusiawinya. Jadi, berita kisah ini dapat ditulis dari peritiwa-peristiwa dari masa lalu atau yang sudah lama terjadi. Misalnya, kejadian manusiawinya Tuanku Imam Bonjol, Sultan Hasanudin, ataupun Jendral Gatot Subroto. Begitupun kalau misalnya peristiwa yang terjadi pada masa kini, tidak dipersoalkan masa kekiniannya, atau waktunya. Jadi, berita kisah ini dapat menyangkut manusia yang sudah almarhum, yang sudah tidak ada, maupun manusia yang masih hidup. Begitu juga, berita kisah ini dapat mengenai makhluk lain yang bukan manusia maupun yang berupa benda, yang dapat menggugah perasaan atau emosi manusia.

Unsur Berita
            Menurut Chaer (2010:17-19) setiap berita, baik yang bersifat langsung, berita ringan, maupun berita kisah harus berisi fakta-fakta yang menyangkut manusia, meskipun yang diceritakan adalah hewan ataupun benda-benda yang terdapat dalam masyarakat. Semua berita itu harus mengungkap unsur 5W dan 1H yaitu what, apa yang terjadi, who siapa yang terlibat dalam kejadian, why mengapa kejadian itu timbul, where dimana tempat kejadian itu, when kapan terjadinya, dan how bagaimana kejadiaannya. Setiap berita harus mengandung keenam unsur itu dengan fakta-faktanya.
            Unsur what berkenaan dengan fakta-fakta yang berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan oleh pelaku atau pun korban dari kejadian itu. Hal yang dilakukan dapat berupa penyebab kejadian, tetapi dapat pula berupa akibat kejadian. Nilai what itu ditentukan oleh kelayakan berita itu. Umpamanya, peristiwa tanah longsor yang menelan banyak korban di Sukabumi, Jawa barat, merupakan unsur what dalam berita itu. Contoh lain, peristiwa ditangkapnya seorang anggota DPR dan KPK-dengan tuduhan melakukan korupsi adalah unsur what dalam berita itu.
            Unsur who berkenaan dengan fakta-fakta yang berkaitan dengan orang atau pelaku yang terlibat dalam kejadian itu. Orang yang diberitakan harus bisa diidentifikasi namanya, umurnya, pekerjaanya, dan berbagai keterangan mengenai orang itu. Semakin banyak fakta atau keterangan yang terkumpul mengenai orang semakin lengkaplah berita yang disampaikan.
            Unsur why berkenaan dengan fakta-fakta mengenai latar belakang dari suatu tindakan ataupun suatu kejadian yang telah diketahui unsur what-nya adalah peristiwa tanah longsor yang menelan banyak korban, maka unsur why-nya adalah hal-hal yang menyebabkan terjadinya tanah longsor itu, seperti penggundulan hutan, dan sebagainya.
            Unsur where berkenaan dengan tempat peristiwa terjadi. Disini nama tempat harus dapat diidentifikasi dengan jelas. Ciri-ciri tempat kejadian merupakan hal yang penting untuk diberitakan.
            Unsur when berkenaan dengan waktu kejadian. Waktu mungkin ada yang sudah terjadi, tetapi mungkin juga yang sedang terjadi, ataupun yang akan terjadi. Waktu merupakan fakta dalam berita. Hanya saja perlu diketahui waktu yang sudah lama terjadi atau berlalu tidak punya nilai lagi. Oleh karena itu, jika peristiwa itu akan dijadikan berita harus dicariakan nilai lain dalam peristiwa itu. Misalnya, peristiwa mengenai oknum jaksa yang memeras tersangka jauh diluar daerah dan sudah lama terjadi, dan wartawan terlambat mengetahuinya. Maka andaikata mau diberitakan, harus dicari unsur layak berita lain yang terkandung dalam kejadian itu, seperti unsur manusiawi atau unsur sosial, atau unsur lainnya
            Untuk berita kisah (feature) unsur when ini tidak terlalu penting, malah ada yang mengatakan tidak penting. Tidak dikatakan penting karena yang penting adalah ditampilkannya latar belakang manusia yang terlibat dalam peristiwa itu. Latar belakang ini terutama mengenai perasaan watak, motif, ambisi dari who atau hal lainnya.
            Unsur how berkenaan dengan proses kejadian yang diberitakan. Misalnya, bagaimana terjadinya suatu peristiwa, bagaimana pelaku melakukan perbuatannya, atau bagiamana korban mengalami nasibnya. 




DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Akasara
Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Dalman, H. 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Hendriana, H. dan Afrilianto, M. 2014. Panduan bagi Guru Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: PT. Refika Aditama
Huda, M. 2015. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo
Nurgiantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Sadikin, Asep Ganda, dkk. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia. Bandung: Grafindo Media
Pratama
Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana
Sumadiria, Haris. 2014. Jurnalistik Indonesia. Bandung: Sembiosa Rekatama
Wirajaya, Asep Yudha dan Sudarmawarti. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional