HAKIKAT BERITA
Menulis Berita
Menulis
berita merupakan suatu upaya menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai
sesuatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Seseorang penulis berita yang
baik dapat menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, sehingga
pembaca berita dapat memahami segala sesuatu yang disampaikan dalam berita
tanpa kesulitan dan tanpa adanya kesalahan tafsir (Wirajaya dan Sudarmawarti, 2008:152).
Hal pertama yang harus dilakukan
untuk meliput peristiwa menjadi sebuah berita adalah mencatat semua informasi
yang berkaitan dengan unsur-unsur kelengkapan berita. Adapun kelengkapan dalam
sebuah berita meliputi unsur-unsur pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana,
mengapa, kapan, dan bagaimana, terkait isi berita.
Selain memerhatikan unsur-unsur
kelengkapan berita, dalam penulisan berita perlu juga memperhatiak bahasa yang
singkat, padat, dan jelas. Hal itu bertujuan agar pembaca mudah memahami berita
yang telah disampaikan. Berdasarkan informasi yang sudah dicatat,
informasi
tersebut dapat disusun menjadi sebuah berita. (Wirajaya dan Sudarmawarti, 2008:152-153).
Menurut
Chaer (2010:20-19) penulisan berita apapun jenisnya adalah kaidah karang-
mengarang. Jadi, kaidah karang-mengarang haruslah diterapkan dalam penulisan
berita itu, disamping rambu-rambu khusus yang berlaku dalam dunia jurnalistik.
Rambu-rambu itu berkenaan dengan cara penulisan
judul berita, teras berita (lead, intro),
tubuh berita (detail), dan bagian
penutup. Berikut cara-cara menulis semua bagian-bagian berita.
1) Penulisan Judul Berita
Judul berita, disebut juga kepala
berita atau headline news, harus
dibuat sedemikian rupa sehingga tampak menarik dan “hidup” misalnya utuk
membuat judul lebih hidup dan lebih menarik perhatian, lazim dibuat dengan
menanggalkan prefiks me- atau prefiks
ber- yang ada pada verba atau kata
kerjanya, padahal pada bahasa ragam baku kedua prefiks itu harus ditampilkan.
Contoh: - DPR akan Panggil Budiono
- Sejumlah Elit Politik Kumpul di Senayan
Kedua model
judul itu lebih sering digunakan karena memberi kesan lebih “hidup” dan lebih
menarik.
2)
Penulisan
Teras Berita
Dalam jurnalistik indonesia ada
beberapa istilah untuk menyebut Teras
Berita (Inggris Lead), yaitu pengantar berita, awal berita, dan intro.
Dalam rujukan ini digunakan istilah Teras Berita, istiah yaang ditetapkan oleh
kantor berita “Antara” (Chaer, 2010:25).
Teras berita adalah bagian yang
penting dari sebuah berita, yang ditempatkan pada paragraf pertama dibawah
judul berita. Teras berita dapat berupa sebuah kalimat atau beberapa kalimat
(dua atau tiga buah kalimat) yang terikat pada sebuah paragraf. Teras berita
harus manrik dan ditulis dalam kalimat-kalimat pendek.
Teras berita harus menggambarkan isi
berita pada tubuh berita (detail).
Karena itu, sebuah teras berita mekipun ditulis dalam kalimat-kalimat singkat
harus memuat unsur-unsur 5W dan 1H. Unsur mana yang harus di tonjolkan: apakah
unsur what, unsur who, unsur why, unsur where, unsur when, banyak pendapat dengan berbagai
alasan.
Namun, ada kecenderungan untuk
menonjolkan unsur who dalam teras
berita. Lebih-lebih kalau who itu
adalah seorang tokoh masyarakat, tokoh nasional, tokoh internasional, atau juga
seorang selebritis yang terkenal. Kebanyakan jurnalis menganggap teras berita
dengan menonjolkan unsur who pasti
penting.
Contoh:
- Presiden SBY di istana negara kemarin menerima Tim Delapan yang melaporkan
hasil akhir kerja mereka
Teras berita di
atas terdiri dari satu kalimat dengan unsur who-nya
Presiden SBY, unsur what-nya menerima
tim delapan..., unsur where-nya di
istana negara, dan unsur when-nya
kemarin. Memang unsur why-nya dan
unsur how-nya tidak ada. Tetapi teras
tersebut sudah cukup memadai.
3)
Penulisan
Badan dan Penutup Berita
Badan
berita merupakan penjabaran atau perincian yang lebih luas tentang teras
berita. Misalnya dari contoh berita berikut.
17 Pelaut WNI Disandera Perompak di Somalia
Sebanyak 17 warga negara Indonesia
(WNI) yang bekerja sebagai aawak kapal
tanker berbendera Singapura, M/V
Pramoni, dibajak dan disandera perompak di
Somalia. Selain WNI, awak kapal
juga terdiri atas 5 warga China, dan masing
masing 1 orang dari Nigeria dan
Vietnam
Pada contoh berita tersebut
misalnya, teras berita tersebut yang berjudul “17 Pelaut WNI Disandera Perompak
di Somalia” akan dijadikan badan berita, maka dari judul itu sudah disebutkan
unsur who, yaitu pelaut WNI, unsur what yaitu disandera perompak, dan unsur
where yaitu di Somalia.
Teras berita unsur who itu diulang dengan diberi keterangan
siapa mereka itu dan apa pekerjaanya, yaitu awak kapal berbendera Singapura,
M/V Pramoni. Unsur what dan unsur where-nya juga diulang. Yang belum ada
adalah unsur when, unsur why, dan unsur how-nya. Untuk mengisi ketiga unsur ini bisa diberitakan misalnya:
a)
Kapan
peristiwa perompakan itu terjadi
b)
Mengapa
bisa terjadi. Di sini bisa dikemukakan, misalnya, masalah keamanan, situasi
politik di Somalia, dan sebagainya.
c)
Bagaimana
sikap pemerintah Indonesia menghadapi hal ini, apakah sudah mengontak pihak
pemerintah Somalia, mengontak perusahaan pemilik kapal yang dirompak itu, atau
juga bagaimana reaksi dan emosi para anggota pelaaut yang dirompak itu.
Untuk
bagian penutup, mungkin bisa dikemukakan harapan pada pemerintah untuk mengurus
ke-17 pelaut itu melalui jalur diplomatik, dan sebagainya.
Pengertian Berita
Secara
sosiologis, berita adalah semua hal yang terjadi di dunia. Dalam gambaran yang
sederhana. Seperti dilukiskan dengan baik oleh para pakar jurnalistik, berita
adalah apa yang ditulis surat kabar, apa yang disiarkan radio, dan apa yang ditayangkan
televisi. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita.
Berita biasanya menyangkut orang-orang, tetapi tidak setiap orang bisa
dijadikan berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia,
tetapi hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan (Sumadiria, 2014:63).
Berita merupakan sebuah informasi tentang
kejadian yang benar-benar terjadi dalam kehidupan masyarakat. Siregar (dalam
Chaer,2010:11) mengungkapkan bahwa berita adalah kejadian yang diulang dengan
menggunakan kata kata. Sering juga ditambah dengan gambar, atau hanya berupa
gambar-gambar saja.
Pernyataan
ini menyiratkan adanya suatu peristiwa atau kejadian didalam masyarakat, lalu
kejadian atau peristiwa itu diulangi dalam bentuk kata-kata yang disiarkan
secara tertulis dalam media tulis (surat kabar, majalah, dll), atau dalam media
suara (radio, dsb), atau juga dalam media suara dan gambar (televisi).
Jenis berita
Menurut Chaer (2010:16-17) jenis-jenis
berita yang dimuat pada setiap surat kabar lazim dibedakan atas tiga hal,
yaitu: (1) berita langsung (straight news),
(2) berita ringan (soft news), (3) berita
kisah (feature).
a) Berita Langsung (Straight news)
Berita langsung adalah berita yang
disusun untuk menyampaikan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang
secepatnya harus diketahui oleh pembaca atau anggota masyarakat. Prinsip
penulisannya adalah seperti piramid terbalik. Maksudnya, unsur-unsur yang
penting dituliskan pada bagian pembukaan atau teras berita. Lalu, bagian-bagian
yang kurang penting diuraikan dibawahnya. Tujuan penulisan berita langsung ini
adalah menyampaikan berita secara cepat, supaya segera diketahui.
Berita langsung ini lazim juga disebut sport news, yakni berita yang dihadapi sendiri oleh sang penulis.
Andaikata sang penulis tidak dapat langsung menghadapinya, maka dia dapat
merujuk pada persepsi orang lain. Lalu, berdasarkan persepsi orang lain itu,
dia mencoba merekonstruksi (menyusun kembali) peristiwa yang akan ditulisnya.
Unsur penting pada
sebuah berita langsung adalah adanya unsur keaktualan.
Artinya, berita itu masih hangat karena baru terjadi. Peristiwa atau
kejadian yang sudah lama terjadi tidak lagi bernilai untuk ditulis sebagai
berita langsung, tetapi bila ada unsur kuat lain bisa ditulis sebagai berita
ringan atau berita kisah. Lamanya suatu kejadian disebut aktual apabila
kejadian masih hangat atau baru terjadi. Peristiwa yang terjadi kemarin masih
bisa dianggap aktual, apalagi kalau belum diberitakan oleh surat kabar lain. Bisa
juga peristiwa yang terjadi dua hari yang lalu, atau yang sudah terjadi
seminggu yang lalu apabila baru saja diketahui. Misalnya, gempa bumi di daerah
pedalaman papua, atau terjadinya bahaya kelaparan dipulau terpencil di ujung
Nusa Tenggara Timur. Apabila kejadian-kejadian telah dimuat oleh surat kabar
lain, maka kejadian itu telah tidak aktual lagi. Namun, kejadian yang telah
tidak aktual karena sudah dimuat oleh surat kabar lain, masih layak dijadikan
berita dengan cara memberikan latar belakang lain yang bersifat manusiawi.
b) Berita Ringan (Soft News)
Berita langsung
mensyaratkan adanya unsur “penting” dan “keaktualan”, maka berita ringan tidak memerlukan kedua unsur itu, tetapi mementingkan
unsur manusia dari peristiwa itu. Jadi, kalau sebuah peristiwa sudah dituliskan
sebagai berita langsung, maka masih dapat dituliskan kembali sebagai berita
ringan asal saja memasukkan unsur-unsur manusiawi itu di dalamnya. Yang utama
atau ditonjolkan bukan unsur penting dari peristiwa itu, melainkan unsur yang
menarik dan menyentuh perasaan pembaca. Maka bisa dikatakan berita ringan dapat
tahan lama karena tidak terikat pada keaktualan. Namun, berita ini dapat
memberikan atau menimbulkan rasa haru, rasa gembira, rasa sedih, dan sebagainya
pada pembacanya.
c) Berita Kisah (Feature)
Berita kisah atau fitur (Feature) adalah tulisan yang dapat menyentuh perasaan ataupun
menambah pengetahuan. Berita kisah ini tidak terikat akan aktualitas karena
nilai utamanya adalah pada unsur manusiawinya. Jadi, berita kisah ini dapat
ditulis dari peritiwa-peristiwa dari masa lalu atau yang sudah lama terjadi.
Misalnya, kejadian manusiawinya Tuanku Imam Bonjol, Sultan Hasanudin, ataupun
Jendral Gatot Subroto. Begitupun kalau misalnya peristiwa yang terjadi pada
masa kini, tidak dipersoalkan masa kekiniannya, atau waktunya. Jadi, berita
kisah ini dapat menyangkut manusia yang sudah almarhum, yang sudah tidak ada,
maupun manusia yang masih hidup. Begitu juga, berita kisah ini dapat mengenai
makhluk lain yang bukan manusia maupun yang berupa benda, yang dapat menggugah
perasaan atau emosi manusia.
Unsur Berita
Menurut
Chaer (2010:17-19) setiap berita, baik yang bersifat langsung, berita ringan,
maupun berita kisah harus berisi fakta-fakta yang menyangkut manusia, meskipun
yang diceritakan adalah hewan ataupun benda-benda yang terdapat dalam
masyarakat. Semua berita itu harus mengungkap unsur 5W dan 1H yaitu what, apa yang terjadi, who siapa yang terlibat dalam kejadian, why mengapa kejadian itu timbul, where dimana tempat kejadian itu, when kapan terjadinya, dan how bagaimana kejadiaannya. Setiap
berita harus mengandung keenam unsur itu dengan fakta-faktanya.
Unsur what berkenaan dengan fakta-fakta yang berkaitan dengan hal-hal
yang dilakukan oleh pelaku atau pun korban dari kejadian itu. Hal yang
dilakukan dapat berupa penyebab kejadian, tetapi dapat pula berupa akibat
kejadian. Nilai what itu ditentukan
oleh kelayakan berita itu. Umpamanya, peristiwa tanah longsor yang menelan
banyak korban di Sukabumi, Jawa barat, merupakan unsur what dalam berita itu. Contoh lain, peristiwa ditangkapnya seorang
anggota DPR dan KPK-dengan tuduhan melakukan korupsi adalah unsur what dalam berita itu.
Unsur who berkenaan dengan fakta-fakta yang berkaitan dengan orang atau
pelaku yang terlibat dalam kejadian itu. Orang yang diberitakan harus bisa
diidentifikasi namanya, umurnya, pekerjaanya, dan berbagai keterangan mengenai
orang itu. Semakin banyak fakta atau keterangan yang terkumpul mengenai orang
semakin lengkaplah berita yang disampaikan.
Unsur why berkenaan dengan fakta-fakta mengenai latar belakang dari suatu
tindakan ataupun suatu kejadian yang telah diketahui unsur what-nya adalah peristiwa tanah longsor yang menelan banyak korban,
maka unsur why-nya adalah hal-hal
yang menyebabkan terjadinya tanah longsor itu, seperti penggundulan hutan, dan
sebagainya.
Unsur where berkenaan dengan tempat peristiwa terjadi. Disini nama tempat
harus dapat diidentifikasi dengan jelas. Ciri-ciri tempat kejadian merupakan
hal yang penting untuk diberitakan.
Unsur when berkenaan dengan waktu kejadian. Waktu mungkin ada yang sudah
terjadi, tetapi mungkin juga yang sedang terjadi, ataupun yang akan terjadi.
Waktu merupakan fakta dalam berita. Hanya saja perlu diketahui waktu yang sudah
lama terjadi atau berlalu tidak punya nilai lagi. Oleh karena itu, jika
peristiwa itu akan dijadikan berita harus dicariakan nilai lain dalam peristiwa
itu. Misalnya, peristiwa mengenai oknum jaksa yang memeras tersangka jauh
diluar daerah dan sudah lama terjadi, dan wartawan terlambat mengetahuinya.
Maka andaikata mau diberitakan, harus dicari unsur layak berita lain yang
terkandung dalam kejadian itu, seperti unsur manusiawi atau unsur sosial, atau
unsur lainnya
Untuk berita kisah (feature) unsur when ini tidak terlalu penting, malah ada yang mengatakan tidak
penting. Tidak dikatakan penting karena yang penting adalah ditampilkannya
latar belakang manusia yang terlibat dalam peristiwa itu. Latar belakang ini
terutama mengenai perasaan watak, motif, ambisi dari who atau hal lainnya.
Unsur how berkenaan dengan proses kejadian yang diberitakan. Misalnya,
bagaimana terjadinya suatu peristiwa, bagaimana pelaku melakukan perbuatannya,
atau bagiamana korban mengalami nasibnya.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto,
Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT Bumi Akasara
Chaer, Abdul.
2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Dalman, H. 2015.
Keterampilan Menulis. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Hendriana,
H. dan Afrilianto, M. 2014. Panduan bagi
Guru Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung:
PT. Refika Aditama
Huda, M. 2015. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran.
Yogyakarta: Aswaja Presindo
Nurgiantoro,
Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran
Bahasa. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Sadikin,
Asep Ganda, dkk. 2007. Kompeten Berbahasa
Indonesia. Bandung: Grafindo Media
Pratama
Sanjaya, Wina.
2011. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Kencana
Sumadiria,
Haris. 2014. Jurnalistik Indonesia. Bandung:
Sembiosa Rekatama
Wirajaya,
Asep Yudha dan Sudarmawarti. 2008. Berbahasa
dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Situs Slot Online
ReplyDeleteCara Bermain Slot
Movie