Tuesday, August 9, 2016

Analisis Penggunaan Kalimat Langsung Dan Tidak Langsung



Analisis Penggunaan Kalimat Langsung Dan Tidak Langsung Pada Naskah Wawancara Karya Siswa Kelas VII F SMP Negeri 2 Ambulu Tahun Pelajaran 2014/2015
Universitas Muhammadiyah Jember
Lia Lutfiana
lialutfiana2@gmail.com
ABSTRAK

Lutfiana,lia. 2015. Analisis penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung pada naskah wawancara karya siswa  kelas VIIF SMP Negeri 2 Ambulu Tahun Pelajaran 2014/2015.Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Bahasa Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jember. Pembimbing: (1) Agus Milu Susetyo M.Pd., (2) Dzarna, M.Pd

Kata Kunci : Analisis kalimat langsung dan tidak langsung, naskah teks wawancara.

Tulisan ini difokuskan pada kajian tentang kalimat langsung dan tidak langsung. Peneliti mengambil judul Analisis penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung pada naskah wawancara karya siswa, karena peneliti ingin mengetahui bagaimana pemahaman dan penguasaan siswa tentang penggunaan kalimat. Dalam analisis ini peneliti khususkan penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung pada naskah wawancara. Permasalahan yang muncul pada latar belakang adalah penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung pada naskah wawancara karya siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Ambulu.


Pendahuluan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting  bagi kehidupan manusia. Semua  orang menyadari bahwa interaksi dan segala kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa tersebut. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Komunikasi merupakan akibat dari ekspresi diri. Komuniksai tidak akan sempurna apabila ekspresi tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dalam berkomunikasi, dapat disampaikan pesan yang dirasakan, dipikirkan,  dan diketahui kepada orang lain.
Bahasa sebagai alat komunikasi yang merupakan saluran perumusan maksud melahirkan perasaan dan memungkinkan untuk menciptakan kerja sama dengan orang lain. Bahasa dapat dipakai manusia sebagai alat untuk menuangkan ide-ide atau perasaan yang ada dalam pikirannya kepada orang lain, atau sebaliknya bahasa dipakai untuk menerima atau menanggapi ide-ide atau perasaan yang disampaikan orang lain kepadanya sehingga bahasa dapat mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan, dan mengarahkan masa depan.
Chaer (2009 : 44) “Berpendapat bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang baiasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final.” Menurut Wiyanto (2012 : 37) “Kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap, setiap kalimat yang diucapakan selalu didahului oleh kesenyapan pula. Ragam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda baca titik (.), dapat berupa nada menaik atau meninggi untuk kalimat introgatif, yang dalam bahasa ragam bahasa tulis  dilambangkan dengan tanda tanya (?). dapat juga berupa nada naik keras untuk kalimat imperatif, yang dalam bahsa ragam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda seru (!).”
Kalimat tersebut dapat diartikan juga dengan satuan ujaran yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, perkataan. Kalimat juga bisa diartikan dengan suatu bahasa yang dapat atau bisa berdiri sendri dan ketika dalam penyusunan sebuah kalimat akan mengandung suatu makna atau pengertian yang membuat pembaca atau pendengar dapat memahami isi dari kalimat tersebut.

Kajian Teori
Menurut Rahardji (2009 : 127) “Kalimat adalah hal yang sangat mendasar bagi siapa saja yang hendak berkecimpung dan menceburkan diri dalam tulis menulis atau karang mengarang.” Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam bahasa resmi, baik itu dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulis, harus memiliki unsur pokok yang lazim disebut dengan subjek atau predikat. Kalau tidak memiliki kedua unsur pokok tersebut, bentuk kebahasaan tersebut bukanlah sebuah kalimat, tetapi hanyalah frasa atau kelompok kata. 
Menurut Kurniasari (2014 : 99) “Kalimat adalah kumpulan kata yang mengandung pengertian dan menyatakan oikiran yang lengkap.” Dari pengertian diatas, kalimat mempunyai tiga pokok utama yaitu, kumpulan kata, mengandung pengertian, menyatakan pikiran yang lengkap.jika tidak mengandung tiga unsur pokok diatas kumpulan kata biasa dapat disebutkaliamat? Jawabannya tidak. Setiap klaimat sekurang-kurangnya mengandung tiga pokok diatas.
Menurut Wiyanto (2012:37) “ kalimat mempunyai bagian-bagian atau unsur-unsur. Tiap-tiap unsur yang berupa kata atau frasa itu mempunyai fungsi tertentu.”  Fungsinya seebagai subjek (s),  predikat (p), objek (o), pelengkap (pel), atau keterngan (k).
Menurut Kurniasari (2014 : 134) “kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan dari orang lain secara cermat.”Menurut Wiyanto  (2012: 45)” Kalimat langsung adalah kalimat yang memberitahukan bagaimana ucapan yang dikatan oleh orang ketiga seperti apa adanya. Bila di tulis, ucapan asli itu diapit oleh tanda petik”.
Menurut Kurniasari (2014 : 135) “ Kalimat tidak langsung kalimat yang diucapkan oleh orang laindan kemudian diceritakan kembali.” Menurut wijayanti (2013 : 65) “ Kalimat tidak langsung adalah ujaran orang lain yang dilaporkan.” Menurut wiyanto (2012 : 45) “Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menyampaikan isi atau maksut yang dikatakan oleh orang ketiga.”  Jadi, tidak menghiraukan langsung seperti apa adanya.
Menurut wiyanto (2012 : 165) ” Wawancara adalah percakapan terpimpin yang dicatat”. Dikatakan terpimpin d an tercatat, karena percakapan itusudah diatur dan direncanakan lebih dulu, kemudian hasilnya dicatat untuk bahan penulian kembali. Wawancara dilaksanakan oleh satu atau beberapa pewawancara terhadap satu atau beberapa narasumber yang diwawancarai. Biasanya, pewawancara mengorek informasi yang diperlukan mengenai suatu masalah kepada narasumber. Namun, adakalanya narasumber yang berniat menyampaikan informasi kepada pewawancara agar disebarluaskan.
Menurut Chaer (2009 : 226) Kata g nti yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan yang laindidalam satu wacan adalah kata ganti orang ketiga, baik tunggal maupun jamak, yaitu kata-kata Dia, ia, nya, dan mereka. Termasuk juga kata beliau, almarhum, dan almarhumah.
Menurut King Riyaldi Naskah ialah semua bahan tulisan tangan peninggalan nenek moyang kita pada kertas, lontar, kulit kayu dan rotan. Tulisan tangan pada kertas itu biasanya dipakai pada naskah-naskah yang berbahasa Melayu dan yang berbahasa Jawa; Rotan hanya dipakai pada naskah-naskah yang berbahasa Jawa dan Bali. Kulit kayu dan rotan biasanya digunakan pada naskah-naskah berbahasa Batak. Dalam bahasa Latin naskah ini disebut codex, dalam bahasa Inggris disebut manuscript, dan dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah handschrift. Hal ini perlu dijelaskan untuk membedakan peninggalan tertulis pada batu. Batu yang mempunyai tulisan itu biasanya disebut piagam, batu bersurat atau inskripsi. Dan ilmu dalam bidang tulisan pada batu itu disebut epigrafi. Epigrafi merupakan bagian dari arkheologi.

Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif  kualitatif. Menurut Menurut Bogdan dan taylor (dalam moleong 2012 : 4) “mendevinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Meurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).”  Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan. 
Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Prastowo, 2011:22) metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menureut beberapa pendapat ahli diatas disini peneliti berusaha mendeskripsikan tentang keragaman Kalimat langsung dan tidak langsung pada naskah wawancara karya siswa kelas VII SMP Negeri 2  Ambulu Jember tahun pelajran 2014/2015.

Pembahasan

Hasil dari analisis kalimat langsung menunjukkan jumlah dari kalimat langsung yaitu berjumlah 62 kalimat. Terdapat kalimat yang memenuhi ciri-ciri kalimat langsung yatu berjumlah 29 kalimat. Sedangkan data yang masih belum memenuhi ciri-ciri dari kalimat langsung yaitu berjumlah jauh lebih banyak yaitu 33 kalimat. Hal ini terjadi dikarenakan sedikit sekali kesalahan penulisan seperti tanda petik, huruf kapital dan tanda koma, yang sering dilupakan dalam penuliasan kalimat langsung.
Kalimat tidak langsung juga ditemukan Hasil analisis yang menunjukkan bahwa hasil dari kalimat siswa lebih bnyak yang tidak sesuai dengan ciri-ciri kalimat langsung. Jumlah semua data kalimat tidak langsung berjumlah 61 data. Kalimat tidak langsung yang masih belum termasuk kedalam ciri-ciri kalimat tidak langsung berjumlah 46 data, sedangkan yang sudah sesuai dengan ciri-ciri kalimat tidak langsung berjumlah 15 data. Rata-rata kalimat yang dibuat siswa tersebut tidak termasuk kedalam ciri-ciri kalimat tidak langsung dikarenakan tidak berubahanya kata seperti bertanya, seharusnya jika penulisan kembali kekalimat tidak langsung berubah menjadi menanyakan. Berikut beberapa kalimat yang sudah termasuk dalam ciri-ciri kalimat tak langsung dan yang masih belum termasuk kedalam ciri-ciri kalimat tidak langsung.
Pada kedua kalimat tersebut siswa SMP Negri 2 Ambulu meneliti kepada dua nara sumber yaitu pak RT dan pak kebun disekolah tersebut. Semua siswa diberika tugas untuk mewawancarai dengan tema yang sudah ditentukan olah peneliti yaitu tentang “kebersihan lingkungan”. Jumlah siswa yang dapat dianalisis oleh peneliti berjumlah 20 siswa.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di bab V ditemukan 62 kalimat langsung dan 61 kalimat tidak langsung. Dari dat tersebut kalimat langsung yang sudah sesuai dengan ciri-ciri kalimat langsung berjumlah 29 kalimat. Namun masih terdapat kesalahan yang tidak sesuai dengan ciri-ciri kalimat langsung berjumlah 33. Kalimat tidak langsung sendiri ditemukan kalimat yang termasuk dalam ciri-ciri kalimat tidak langsung berjumlah 15 kalimat., sedangkan yang belum termasuk dalam ciri-ciri kalimat tidak langsung berjumlah 63 kalimat. Terdapat 4 kalimat tidak langsung yang tidak sesuai dengan ciri-ciri kalimat tidak langsung, melainkan lebih mengarah kedalam ciri-ciri kalimat langsung. Naskah wawancara yang dirubah menjadi kalimat langsung dan tidak langsung tersebut ditulis oleh siswa kelas  VIIF SMP Negeri  2 Ambulu.
Hasil dari analisis kalimat langsung menunjukkan jumlah dari kalimat langsung yaitu berjumlah 62 kalimat. Terdapat kalimat yang memenuhi ciri-ciri kalimat langsung yatu berjumlah 29 kalimat. Sedangkan data yang masih belum memenuhi ciri-ciri dari kalimat langsung yaitu berjumlah jauh lebih banyak yaitu 33 kalimat. Hal ini terjadi dikarenakan sedikit sekali kesalahan penulisan seperti tanda petik, huruf kapital dan tanda koma, yang sering dilupakan dalam penuliasan kalimat langsung.
Kalimat tidak langsung juga ditemukan Hasil analisis yang menunjukkan bahwa hasil dari kalimat siswa lebih bnyak yang tidak sesuai dengan ciri-ciri kalimat langsung. Jumlah semua data kalimat tidak langsung berjumlah 61 data. Kalimat tidak langsung yang masih belum termasuk kedalam ciri-ciri kalimat tidak langsung berjumlah 46 data, sedangkan yang sudah sesuai dengan ciri-ciri kalimat tidak langsung berjumlah 15 data. Rata-rata kalimat yang dibuat siswa tersebut tidak termasuk kedalam ciri-ciri kalimat tidak langsung dikarenakan tidak berubahanya kata seperti bertanya, seharusnya jika penulisan kembali kekalimat tidak langsung berubah menjadi menanyakan. Berikut beberapa kalimat yang sudah termasuk dalam ciri-ciri kalimat tak langsung dan yang masih belum termasuk kedalam ciri-ciri kalimat tidak langsung.

Daftar rujukan
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dalman, H. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers.
Kurniasari, Anna Nurlaila. 2014. Sarikata Bahasa dan Sastra Indonesia Superkomplit. yogyakarta: CV Solusi Distribusi.
Moleong, Lexy, J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset.
Moleong, Lexy, J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogjakarta: AR-Ruzz Media.



No comments:

Post a Comment