Analisis Penggunaan Kalimat Langsung
Dan Tidak Langsung Pada Naskah Wawancara Karya Siswa Kelas VII F SMP Negeri 2
Ambulu Tahun Pelajaran 2014/2015
Universitas Muhammadiyah Jember
Lia Lutfiana
lialutfiana2@gmail.com
Universitas Muhammadiyah Jember
Lia Lutfiana
lialutfiana2@gmail.com
ABSTRAK
Lutfiana,lia.
2015. Analisis penggunaan kalimat
langsung dan tidak langsung pada naskah wawancara karya siswa kelas VIIF SMP Negeri 2 Ambulu Tahun
Pelajaran 2014/2015.Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia, dan Bahasa Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Jember. Pembimbing: (1) Agus Milu Susetyo M.Pd., (2)
Dzarna, M.Pd
Kata Kunci
: Analisis kalimat langsung dan tidak langsung, naskah teks wawancara.
Tulisan
ini difokuskan pada kajian tentang kalimat langsung dan tidak langsung.
Peneliti mengambil judul Analisis penggunaan kalimat langsung dan tidak
langsung pada naskah wawancara karya siswa, karena peneliti ingin mengetahui
bagaimana pemahaman dan penguasaan siswa tentang penggunaan kalimat. Dalam
analisis ini peneliti khususkan penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung
pada naskah wawancara. Permasalahan yang muncul pada latar belakang adalah
penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung pada naskah wawancara karya
siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Ambulu.
Pendahuluan
Bahasa merupakan alat komunikasi
yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Semua orang menyadari bahwa
interaksi dan segala kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa
tersebut. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Komunikasi merupakan akibat dari
ekspresi diri. Komuniksai tidak akan sempurna apabila ekspresi tidak diterima
atau dipahami oleh orang lain. Dalam berkomunikasi, dapat disampaikan pesan
yang dirasakan, dipikirkan, dan
diketahui kepada orang lain.
Bahasa sebagai alat komunikasi yang
merupakan saluran perumusan maksud melahirkan perasaan dan memungkinkan untuk
menciptakan kerja sama dengan orang lain. Bahasa dapat dipakai manusia sebagai
alat untuk menuangkan ide-ide atau perasaan yang ada dalam pikirannya kepada
orang lain, atau sebaliknya bahasa dipakai untuk menerima atau menanggapi
ide-ide atau perasaan yang disampaikan orang lain kepadanya sehingga bahasa
dapat mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan, dan
mengarahkan masa depan.
Chaer (2009 : 44) “Berpendapat
bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang
baiasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta
disertai dengan intonasi final.” Menurut Wiyanto (2012 : 37) “Kalimat adalah
bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya
menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap, setiap kalimat yang
diucapakan selalu didahului oleh kesenyapan pula. Ragam bahasa tulis
dilambangkan dengan tanda baca titik (.), dapat berupa nada menaik atau
meninggi untuk kalimat introgatif, yang dalam bahasa ragam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda tanya (?). dapat
juga berupa nada naik keras untuk kalimat imperatif, yang dalam bahsa ragam
bahasa tulis dilambangkan dengan tanda seru (!).”
Kalimat tersebut dapat diartikan
juga dengan satuan ujaran yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan,
perkataan. Kalimat juga bisa diartikan dengan suatu bahasa yang dapat atau bisa
berdiri sendri dan ketika dalam penyusunan sebuah kalimat akan mengandung suatu
makna atau pengertian yang membuat pembaca atau pendengar dapat memahami isi
dari kalimat tersebut.
Kajian
Teori
Menurut Rahardji (2009 : 127)
“Kalimat adalah hal yang sangat mendasar bagi siapa saja yang hendak
berkecimpung dan menceburkan diri dalam tulis menulis atau karang mengarang.”
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam bahasa resmi, baik itu dalam bahasa lisan
maupun dalam bahasa tulis, harus memiliki unsur pokok yang lazim disebut dengan
subjek atau predikat. Kalau tidak memiliki kedua unsur pokok tersebut, bentuk
kebahasaan tersebut bukanlah sebuah kalimat, tetapi hanyalah frasa atau
kelompok kata.
Menurut Kurniasari
(2014 : 99) “Kalimat adalah kumpulan kata yang mengandung pengertian dan
menyatakan oikiran yang lengkap.” Dari pengertian diatas, kalimat mempunyai
tiga pokok utama yaitu, kumpulan kata, mengandung pengertian, menyatakan
pikiran yang lengkap.jika tidak mengandung tiga unsur pokok diatas kumpulan
kata biasa dapat disebutkaliamat? Jawabannya tidak. Setiap klaimat
sekurang-kurangnya mengandung tiga pokok diatas.
Menurut Wiyanto
(2012:37) “ kalimat mempunyai bagian-bagian atau unsur-unsur. Tiap-tiap unsur
yang berupa kata atau frasa itu mempunyai fungsi tertentu.” Fungsinya seebagai subjek (s), predikat (p), objek (o), pelengkap (pel),
atau keterngan (k).
Menurut Kurniasari
(2014 : 134) “kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan dari orang
lain secara cermat.”Menurut Wiyanto
(2012: 45)” Kalimat langsung adalah kalimat yang memberitahukan
bagaimana ucapan yang dikatan oleh orang ketiga seperti apa adanya. Bila di
tulis, ucapan asli itu diapit oleh tanda petik”.
Menurut Kurniasari
(2014 : 135) “ Kalimat tidak langsung kalimat yang diucapkan oleh orang laindan
kemudian diceritakan kembali.” Menurut wijayanti (2013 : 65) “ Kalimat tidak
langsung adalah ujaran orang lain yang dilaporkan.” Menurut wiyanto (2012 : 45)
“Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menyampaikan isi atau maksut yang
dikatakan oleh orang ketiga.” Jadi,
tidak menghiraukan langsung seperti apa adanya.
Menurut wiyanto (2012 :
165) ” Wawancara adalah percakapan terpimpin yang dicatat”. Dikatakan terpimpin
d an tercatat, karena percakapan itusudah diatur dan direncanakan lebih dulu,
kemudian hasilnya dicatat untuk bahan penulian kembali. Wawancara dilaksanakan
oleh satu atau beberapa pewawancara terhadap satu atau beberapa narasumber yang
diwawancarai. Biasanya, pewawancara mengorek informasi yang diperlukan mengenai
suatu masalah kepada narasumber. Namun, adakalanya narasumber yang berniat
menyampaikan informasi kepada pewawancara agar disebarluaskan.
Menurut Chaer (2009 : 226) Kata g
nti yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan yang
laindidalam satu wacan adalah kata ganti orang ketiga, baik tunggal maupun
jamak, yaitu kata-kata Dia, ia, nya, dan
mereka. Termasuk juga kata beliau, almarhum, dan almarhumah.
Menurut King Riyaldi Naskah ialah semua bahan tulisan
tangan peninggalan nenek moyang kita pada kertas, lontar, kulit kayu dan rotan.
Tulisan tangan pada kertas itu biasanya dipakai pada naskah-naskah yang
berbahasa Melayu dan yang berbahasa Jawa; Rotan hanya dipakai pada
naskah-naskah yang berbahasa Jawa dan Bali. Kulit kayu dan rotan biasanya
digunakan pada naskah-naskah berbahasa Batak. Dalam bahasa Latin naskah ini
disebut codex, dalam bahasa Inggris disebut manuscript, dan dalam
bahasa Belanda disebut dengan istilah handschrift. Hal ini perlu dijelaskan
untuk membedakan peninggalan tertulis pada batu. Batu yang mempunyai tulisan
itu biasanya disebut piagam, batu bersurat atau inskripsi. Dan ilmu dalam
bidang tulisan pada batu itu disebut epigrafi. Epigrafi merupakan bagian dari
arkheologi.
Metode
Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Menurut Menurut
Bogdan dan taylor (dalam moleong 2012 : 4) “mendevinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Meurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara
holistik (utuh).” Jadi, dalam hal ini
tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis,
tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.
Menurut
Bogdan dan Taylor (dalam Prastowo, 2011:22) metodologi kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Menureut beberapa pendapat ahli diatas disini peneliti berusaha mendeskripsikan
tentang keragaman Kalimat langsung dan tidak langsung pada naskah wawancara
karya siswa kelas VII SMP Negeri 2
Ambulu Jember tahun pelajran 2014/2015.
Pembahasan
Hasil
dari analisis kalimat langsung menunjukkan jumlah dari kalimat langsung yaitu
berjumlah 62 kalimat. Terdapat kalimat yang memenuhi ciri-ciri kalimat langsung
yatu berjumlah 29 kalimat. Sedangkan data yang masih belum memenuhi ciri-ciri
dari kalimat langsung yaitu berjumlah jauh lebih banyak yaitu 33 kalimat. Hal
ini terjadi dikarenakan sedikit sekali kesalahan penulisan seperti tanda petik,
huruf kapital dan tanda koma, yang sering dilupakan dalam penuliasan kalimat
langsung.
Kalimat tidak langsung juga ditemukan
Hasil analisis yang menunjukkan bahwa hasil dari kalimat siswa lebih bnyak yang
tidak sesuai dengan ciri-ciri kalimat langsung. Jumlah semua data kalimat tidak
langsung berjumlah 61 data. Kalimat tidak langsung yang masih belum termasuk
kedalam ciri-ciri kalimat tidak langsung berjumlah 46 data, sedangkan yang
sudah sesuai dengan ciri-ciri kalimat tidak langsung berjumlah 15 data.
Rata-rata kalimat yang dibuat siswa tersebut tidak termasuk kedalam ciri-ciri
kalimat tidak langsung dikarenakan tidak berubahanya kata seperti bertanya, seharusnya jika penulisan
kembali kekalimat tidak langsung berubah menjadi menanyakan. Berikut beberapa kalimat yang sudah termasuk dalam
ciri-ciri kalimat tak langsung dan yang masih belum termasuk kedalam ciri-ciri
kalimat tidak langsung.
Pada
kedua kalimat tersebut siswa SMP Negri 2 Ambulu meneliti kepada dua nara sumber
yaitu pak RT dan pak kebun disekolah tersebut. Semua siswa diberika tugas untuk
mewawancarai dengan tema yang sudah ditentukan olah peneliti yaitu tentang
“kebersihan lingkungan”. Jumlah siswa yang dapat dianalisis oleh peneliti
berjumlah 20 siswa.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di bab V ditemukan 62 kalimat langsung dan 61 kalimat tidak
langsung. Dari dat tersebut kalimat langsung yang sudah sesuai dengan ciri-ciri
kalimat langsung berjumlah 29 kalimat. Namun masih terdapat kesalahan yang
tidak sesuai dengan ciri-ciri kalimat langsung berjumlah 33. Kalimat tidak
langsung sendiri ditemukan kalimat yang termasuk dalam ciri-ciri kalimat tidak
langsung berjumlah 15 kalimat., sedangkan yang belum termasuk dalam ciri-ciri
kalimat tidak langsung berjumlah 63 kalimat. Terdapat 4 kalimat tidak langsung
yang tidak sesuai dengan ciri-ciri kalimat tidak langsung, melainkan lebih
mengarah kedalam ciri-ciri kalimat langsung. Naskah wawancara yang dirubah
menjadi kalimat langsung dan tidak langsung tersebut ditulis oleh siswa
kelas VIIF SMP Negeri 2 Ambulu.
Hasil dari analisis kalimat langsung
menunjukkan jumlah dari kalimat langsung yaitu berjumlah 62 kalimat. Terdapat
kalimat yang memenuhi ciri-ciri kalimat langsung yatu berjumlah 29 kalimat.
Sedangkan data yang masih belum memenuhi ciri-ciri dari kalimat langsung yaitu
berjumlah jauh lebih banyak yaitu 33 kalimat. Hal ini terjadi dikarenakan
sedikit sekali kesalahan penulisan seperti tanda petik, huruf kapital dan tanda
koma, yang sering dilupakan dalam penuliasan kalimat langsung.
Kalimat
tidak langsung juga ditemukan Hasil analisis yang menunjukkan bahwa hasil dari
kalimat siswa lebih bnyak yang tidak sesuai dengan ciri-ciri kalimat langsung.
Jumlah semua data kalimat tidak langsung berjumlah 61 data. Kalimat tidak
langsung yang masih belum termasuk kedalam ciri-ciri kalimat tidak langsung
berjumlah 46 data, sedangkan yang sudah sesuai dengan ciri-ciri kalimat tidak
langsung berjumlah 15 data. Rata-rata kalimat yang dibuat siswa tersebut tidak
termasuk kedalam ciri-ciri kalimat tidak langsung dikarenakan tidak berubahanya
kata seperti bertanya, seharusnya
jika penulisan kembali kekalimat tidak langsung berubah menjadi menanyakan. Berikut beberapa kalimat
yang sudah termasuk dalam ciri-ciri kalimat tak langsung dan yang masih belum
termasuk kedalam ciri-ciri kalimat tidak langsung.
Daftar rujukan
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Dalman,
H. 2014. Keterampilan Menulis.
Jakarta: Rajawali Pers.
Kurniasari,
Anna Nurlaila. 2014. Sarikata Bahasa dan
Sastra Indonesia Superkomplit. yogyakarta: CV Solusi Distribusi.
Moleong,
Lexy, J. 2010. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset.
Moleong,
Lexy, J. 2012. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prastowo,
Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif
dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Yogjakarta: AR-Ruzz Media.
No comments:
Post a Comment