Karangan Narasi
Karangan
Karangan
merupakan istilah lain dari alinea. Karangan kadang-kadang hanya terdiri dari
satu kalimat, tetapi masalahjumlah kalimat ini memang tidak menjadi ukuran
dalam penyebutan karangan (Dalman,
2015: 53-54). Dalam sebuah karangan hanya
memiliki satu ide pokok dan beberapa ide penjelas. Apabila ada ide pokok
tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan, maka akan menjadi kalimat topik.
Demikian pula halnya dengan ide-ide penjelas tersebut apabila dituangkan dalam
bentuk tulisan akan menjadi kalimat-kalimat penjelas atau kalimat-kalimat
pengembang. Oleh sebab itu, karangan dapat diartikan sebagai kumpulan kalimat yang
mengandung satu buah kalimat topik dan beberapa kalimat yang mengandung kalimat
penjelas yang membentuk satu kesatuan gagasan yang utuh. Karangan terdiri atas
karangan non fiktif dan karangan fiksi. Karangan non fiktif
Karangan yang
baik haruslah memenuhi syarat-syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Syarat- syarat tersebut bahwa karangan yang baik harus memenuhi tiga kriteria,
yaitu kepaduan paragraf, kesatuan paragraf, dan kelengkapan paragraf. Selain
hal tersebut, di sisi lain karangan memiliki berbagai macam jenis. Salah
satunya yaitu karangan berdasarkan
maksud dan tujuannya yang digunakan dalam penelitian ini.
Jenis-jenis Karangan
Menurut
Finoza (dalam Dalman, 2015:93) Karangan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis . Jika dilihat dari maksud dan tujuannya jenis- jenis karangan
dapat
dibedakan menjadi lima macam, yaitu karangan deskripsi,
narasi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi. Dalam penelitian ini karangan
yang akan
disusun siswa salah satunya adalah karangan narasi.
KaranganNarasi
Menurut Finoza (dalam Dalman, 2015:105)
Karangan narasi adalah sebuah cerita yang berdasarkan urutan-urutan suatu (serangkaian)
kejadian atau peristiwa. Dalam kejadian itu ada tokoh atau (beberapa tokoh),
dan tokoh ini mengalami atau menghadapi suatu atau (serangkaian) konflik atau
tikaian. Kejadian, tokoh, dan konflik ini merupakan unsur pokok sebuah narasi,
dan ketiganya secara kesatuan bisa pula disebut alur atau plot. Karangan narasi
bisa berisi fiksi bisa pula fakta atau rekaan, yang direka atau dkhayalkan oleh
pengarangnya saja.
Karangan narasi berasal dari naration berarti bercerita adalah suatu
bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak
tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau
berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. Karangan narasi bertujuan menyampaikan
gagasan dalam urutan waktu dengan maksud menghadirkan di depan mata angan-angan
pembaca serentetan peristiwa yang biasanya memuncak pada kejadian utama .
Prinsip-prinsip Karangan Narasi
Menurut
Suparno dan Yunus (2008) (dalam Dalman, 2015: 107), bahwa dalam menulis sebuah
karangan narasi perlu diperhatikan prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan
berpikir bagi terbentuknya karangan narasi. Prinsip- prinsip tersebut, yaitu:
1)
Alur (plot), merupakan rangkaian pola tindak-
tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi. Apa yang
disebut alur dalam narasi memang sangat sulit dicari. Alur bersembunyi di balik
jalan cerita. Namun, jalan cerita bukanlah alur. Jalan cerita hanyalah
manifestasi, bentuk wadah, bentuk jasmaniah dari alur cerita. Alur dengan jalan
cerita memang tak terpisahkan, tetapi harus dibedakan. Jalan cerita memuat
kejadian, tetapi suatu kejadian ada karena sebabnya, dan alasan. Yang
menggerakkan kejadian cerita tersebut adalah alur, suatu kejadian baru daoat
disebut narasi kalau di dalamnya ada perkembangan kejadian. Yang menyebabkan
terjadinya perkembangan suatu konflik. Suatu konflik dalam narasi tidak bisa
dipaparkan begitu saja, harus ada dasar, yaitu : (1) pengenalan, (2) timbulnya
konflik, (3) konfi memuncak, (4) klimaks, dan (5) pemecahan masalah.
2)
Penokohan,
salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu
rangkaian peristiwa dan kejadian. Tindakan, peristiwa, kejadian, itu disusun
bersama-sama sehingga mendapatkan kesan atau efek tunggal.
3)
Latar ialah
tempat dan waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh.
Dalam karangan narasi terkadang tidak disebutkan secara jelas tempat tokoh
berbuat atau mengalami peristiwa tertentu. Sering kita jumpai cerita hanya
mengisahkan latar secara umum.
4)
Titik
pandang, sebelum mengarang narasi sudut pandang yang paling efektif untuk
cerita harus ditentukan terlebih dahulu. Sudut pandang dalam narasi menjawab
pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah ini. Apa pun sudut pandang yang
dipilih pengarang akan menentukan sekali gaya dan corak cerita. Sebab. watak
dan pribadi si pencerita akan banyak menentukan cerita yang dituturkan pada
pembaca.
No comments:
Post a Comment