Tuesday, August 9, 2016

Pembelajaran Menulis





Pembelajaran Menulis 


Keterampilan menulis lazimnya mempunyai hubungan timbal balik dengan keterampilan membaca. Harefa (2002:49) menyatakan bahwa membaca itu supplement food atau energy drink bagi penulis profesional. Hal ini menunjukkan pengaruh yang signifikan antara kebiasaan membaca dengan kemampuan menulis karena dengan membaca seseorang banyak menemukan sumber informasi dan mendapatkan banyak ide dalam menulis. Selain membaca, kemampuan menulis juga membutuhkan minat dan ambisi yang terus-menerus (Atmowiloto, 1987:1).

Prinsip-Prinsip Menulis
Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang prinsip-prinsip menulis yang terdiri dari aspek isi, dan aspek kebahasaan.


Aspek Isi  
Subaspek isi sebagai salah satu hal yang perlu ditingkatkan dalam menulis karangan argumentasi meliputi kerincian, kelengkapan, kesesuaian, dan organisasi karangan. Keempat hal di atas akan dipaparkan sebagai berikut.
a)      Kerincian
Menurut Suparno dan Yunus (2011:5.36) karangan argumentasi ialah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Oleh karena itu, prinsip kerincian sangat diperlukan dalam menulis karangan argumentasi. Prinsip kerincian ini sama dengan prinsip menulis karanganargumentasi, yaitu memaparkan suatu fakta, bukti, alasan dan pendapat dengan sedetail-detailnya sehingga pembaca ikut meyakini apa yang menjadi pendapat kita.
b)      Kelengkapan
Isi suatu karangan argumentasi harus benar-benar lengkap sehingga dapat mempengaruhi sikap pembaca tentang hal-hal yang diinginkan oleh penulis. Kelengkapan suatu karangan dapat dilihat dari isi karangan yang kalimat penjelasnya menunjang kejelasan topik. Selain itu, karangan dikatakan lengkap jika dikembangkan dan diperluas dengan tidak ada pengulangan gagasan dan ambiguitas dalam gagasan tersebut. Pada karangan argumentasi, tulisan dikatakan lengkap apabila isi karangan banyak mengandung fakta-fakta, alasan yang jelas untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat.
c)      Kesesuaian
Suatu karangan dapat dikatakan memiliki kesesuaian jika pengembangan gagasannya sesuai dengan topik yang telah ditentukan atau dipilih. ”Tanpa merumuskan topik karangan secara tajam dan padat, penulis akan mengalami kesulitan dalam mengurai, membangun, dan mengembangkannya dalam tulisan” (Wibowo, 2003:67). Mengingat, suatu tulisan yang baik dapat dilihat dari pengembangan tema atau topiknya. Karangan yang ditandai dengan adanya kesesuaian antara gagasan-gagasan yang ditulis dalam paragraf dengan judul karangan. Dengan demikian, akan menimbulkan keharmonisan antara gagasan yang satu dengan lainnya.
d)     Organisasi Karangan
Organisasi karangan dapat dilihat dari penataan ide dalam karangan yang ditampilkan melalui hubungan antar kalimat dalam paragraf. Penataan ide-ide tersebut dilihat dari kelancaran dalam mengungkapkan ide dan kejelasan hubunganantar ide yang ditunjukkan oleh adanya kohesif dan koherensi. Suparno (2002:3.18-3.19) menyatakan bahwa kesatuan memiliki arti ketunggalan isi gagasan yang dijamin oleh adanya satu gagasan dasar dan sejumlah gagasan pengembang. Persyaratan kepaduan dinyatakan oleh adanya hubungan antar gagasan yang serasi. Hubungan itu diungkapkan melalui hubungan antar kalimat. Paragraf yang baik tentu akan memenuhi syarat kohesi dan koherensi yang termasuk pada satu kesatuan pengorganisasian karangan.
Kekompakan struktural dinyatakan juga dengan penggunaan alat penggabung kalimat atau konjungsi hubungan antar kalimat. Hubungan logis antara lain ditandai oleh konjungsi-konjungsi berikut: karena itu, dengan demikian, jadi, akibatnya, oleh sebab itu, singkatnya, dan pendeknya. Hubungan kronologis ditandai oleh konjungsi-konjungsi berikut: mula-mula, kemudian,setelah itu,sebelumnya, dan akhirnya.
Penulis mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaannya, akan berusaha menyampaikannya dengan rinci sesuai dengan objek pengamatan yang dilihatnya. Hal ini dimaksudkan agar pembaca mudah memahami dan dapat membayangkan seperti yang dipikirkan oleh penulis. Untuk itu, perlu pengorganisasian karangan yang baik dengan penataan gagasan yang baik dalam tulisan.




DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara.
Parera, D. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.
            Sukatman, dkk. 2013. Model Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta: Gress Publishing.
            Suparno. 2011. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wibowo, Wahyu. 2003. Manajemen Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
 

No comments:

Post a Comment