Pembelajaran Menulis
Keterampilan menulis
lazimnya mempunyai hubungan timbal balik dengan keterampilan membaca. Harefa
(2002:49) menyatakan bahwa membaca itu supplement food atau energy
drink bagi penulis profesional. Hal ini menunjukkan pengaruh yang
signifikan antara kebiasaan membaca dengan kemampuan menulis karena dengan
membaca seseorang banyak menemukan sumber informasi dan mendapatkan banyak ide
dalam menulis. Selain membaca, kemampuan menulis juga membutuhkan minat dan
ambisi yang terus-menerus (Atmowiloto, 1987:1).
Prinsip-Prinsip
Menulis
Pada sub bab ini akan
dijelaskan tentang prinsip-prinsip menulis yang terdiri dari aspek isi, dan
aspek kebahasaan.
Aspek Isi
Subaspek isi sebagai salah satu hal yang perlu
ditingkatkan dalam menulis karangan argumentasi meliputi kerincian,
kelengkapan, kesesuaian, dan organisasi karangan. Keempat hal di atas akan
dipaparkan sebagai berikut.
a)
Kerincian
Menurut Suparno dan Yunus (2011:5.36)
karangan argumentasi ialah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan
penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Oleh karena itu,
prinsip kerincian sangat diperlukan dalam menulis karangan argumentasi. Prinsip
kerincian ini sama dengan prinsip menulis karanganargumentasi, yaitu memaparkan
suatu fakta, bukti, alasan dan pendapat dengan sedetail-detailnya sehingga
pembaca ikut meyakini apa yang menjadi pendapat kita.
b)
Kelengkapan
Isi suatu karangan argumentasi harus
benar-benar lengkap sehingga dapat mempengaruhi sikap pembaca tentang hal-hal
yang diinginkan oleh penulis. Kelengkapan suatu karangan dapat dilihat dari isi
karangan yang kalimat penjelasnya menunjang kejelasan topik. Selain itu,
karangan dikatakan lengkap jika dikembangkan dan diperluas dengan tidak ada
pengulangan gagasan dan ambiguitas dalam gagasan tersebut. Pada karangan
argumentasi, tulisan dikatakan lengkap apabila isi karangan banyak mengandung
fakta-fakta, alasan yang jelas untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat.
c)
Kesesuaian
Suatu karangan dapat dikatakan memiliki
kesesuaian jika pengembangan gagasannya sesuai dengan topik yang telah
ditentukan atau dipilih. ”Tanpa merumuskan topik karangan secara tajam dan
padat, penulis akan mengalami kesulitan dalam mengurai, membangun, dan
mengembangkannya dalam tulisan” (Wibowo, 2003:67). Mengingat, suatu tulisan
yang baik dapat dilihat dari pengembangan tema atau topiknya. Karangan yang
ditandai dengan adanya kesesuaian antara gagasan-gagasan yang ditulis dalam
paragraf dengan judul karangan. Dengan demikian, akan menimbulkan keharmonisan
antara gagasan yang satu dengan lainnya.
d)
Organisasi Karangan
Organisasi karangan dapat dilihat dari
penataan ide dalam karangan yang ditampilkan melalui hubungan antar kalimat
dalam paragraf. Penataan ide-ide tersebut dilihat dari kelancaran dalam
mengungkapkan ide dan kejelasan hubunganantar ide yang ditunjukkan oleh adanya
kohesif dan koherensi. Suparno (2002:3.18-3.19) menyatakan bahwa kesatuan
memiliki arti ketunggalan isi gagasan yang dijamin oleh adanya satu gagasan
dasar dan sejumlah gagasan pengembang. Persyaratan kepaduan dinyatakan oleh
adanya hubungan antar gagasan yang serasi. Hubungan itu diungkapkan melalui
hubungan antar kalimat. Paragraf yang baik tentu akan memenuhi syarat kohesi
dan koherensi yang termasuk pada satu kesatuan pengorganisasian karangan.
Kekompakan struktural dinyatakan juga
dengan penggunaan alat penggabung kalimat atau konjungsi hubungan antar
kalimat. Hubungan logis antara lain ditandai oleh konjungsi-konjungsi berikut: karena
itu, dengan demikian, jadi, akibatnya, oleh sebab itu, singkatnya, dan
pendeknya. Hubungan kronologis ditandai oleh konjungsi-konjungsi berikut:
mula-mula, kemudian,setelah itu,sebelumnya, dan akhirnya.
Penulis mengungkapkan
gagasan, pikiran, dan perasaannya, akan berusaha menyampaikannya dengan rinci
sesuai dengan objek pengamatan yang dilihatnya. Hal ini dimaksudkan agar
pembaca mudah memahami dan dapat membayangkan seperti yang dipikirkan oleh
penulis. Untuk itu, perlu pengorganisasian karangan yang baik dengan penataan
gagasan yang baik dalam tulisan.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
BumiAksara.
Parera, D. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik.
Jakarta: Erlangga.
Sukatman, dkk. 2013. Model Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta:
Gress Publishing.
Suparno. 2011. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wibowo, Wahyu. 2003. Manajemen Bahasa. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
No comments:
Post a Comment