Wednesday, August 3, 2016

KALIMAT IMPERATIF DALAM MENULIS PETUNJUK




KALIMAT IMPERATIF DALAM MENULIS PETUNJUK
Universitas Muhammadiyah Jember
Desi Ambarwati
Kata kunci : Kalimat Imperatif, wujud kalimat imperatif dalam menulis petunjuk, keefektifan kalimat imperatif dalam menulis petunjuk, menulis petunjuk. 
Kalimat perintah atau kalimat imperatif merupakan kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Kalimat imperatif adalah kalimat yang dapat memiliki bentuk perintah pada umumnya yaitu kalimat tak transitif atau transitif (baik aktif maupun pasif). Menulis petunjuk adalah ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan. Misalnya petunjuk penggunaan, petunjuk pelaksanaan, petunjuk operasional, dan petunjuk pemakaian. Dalam kehidupan sehari- hari, kita dapat dengan mudah menemukan petunjuk pada bungkus makanan instan, obat- obatan, dan kemasan barang. Wujud kalimat imperative dapat dibedakan menjadi imperatif aktif dan imperatif pasif. Wujud imperatif aktif dapat dibedakan lagi berdasarkan penggolongan verba dalam kalimat perintah tersebut, menjadi imperatif aktif yang berciri tidak transitif dan imperatif aktif berciri transitif. Adapun mengenai wujud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia dapat berupa tuturan macam- macam dengan menggunakan konstruksi imperatif maupun bukan imperative. Keefektifan kalimat imperative dalam menulis petunjuk ditinjau dari cirri- cirri atau sifatnya, yaitu kesatuan, kehematan, penekanan, dan kevariasian.
Pendahuluan
            Kalimat imperatif berkaitan dengan kemampuan berbahasa yaitu kemampuan memilih bunyi- bunyi bahasa (berupa kata, kalimat, tekanan dan nada) secara tepat serta memformulasikannya secara tepat pula pula guna menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, fakta, perbuatan, dalam suatu konteks komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari- hari. Bahasa juga dikatakan sebagai satuan ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia sebagai lambang bunyi yang bersifat arbitrer dan memiliki satuan arti yang lengkap. Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan atau informasi secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Di dalam keterampilan menulis berkaitan dengan keterampilan menulis petunjuk yaitu suatu kegiatan menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan yang bertujuan untuk memberikan ketentuan- ketentuan tentang sesuatu agar dapat dilakukan oleh orang lain dengan baik dan benar. Petunjuk yang baik haruslah komunikatif dan mudah dipahami. Kalimat imperative dalam menulis petunjuk merupakan sebuah pedoman bagi siswa dalam memahami kalimat imperative yang terdapat pada petunjuk melakukan sesuatu yang dilakukan siswa. Siswa mengerjakan tugas setelah materi pembelajaran diajarkan oleh guru. Beberapa siswa lebih banyak untuk tidak memperhatikan petunjuk atau perintah dari guru, dan langsung saja mengerjakan tugas tersebut. Sedangkan perintah guru dalam membuat petunjuk melakukan sesuatu terdapat kalimat imperative yang harus di perhatikan sesuai dengan wujudnya dan keefektifan kalimatnya oleh siswa. Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti mengambil judul “Kalimat Imperatif Dalam Menulis Petunjuk”. Dalam penelitian terdapat 2 rumusan masalah dan 2 tujuan penelitian yaitu kalimat imperative apabila ditinjau dari wujudnya dan keefketifan kalimat imperative dalam menulis petunjuk.
            Penelitian ini terdapat 3 definisi operasional, 1) Kalimat imperative merupakan kalimat perintah yaitu kalimat yang digunakan untuk memberikan perintah menulis petunjuk melakukan sesuatu. Kalimat pada cara menulis petunjuk melakukan sesuatu diakhiri dengan tanda seru (!), 2) Kalimat efektif ialah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembicara (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si penulis, 3) Menulis petunjuk merupakan sebuah petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan kalimat yang efektif agar orang yang membacanya dapat dengan mudah melakukan suatu hal yang di jelaskan. Manfaat dalam penelitian ini manfaat yang ditujukan pada siswa, guru, dan peneliti selanjutnya. Ruang lingkup dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada makna tematik meliputi wujud kalimat imperative dan keefektifan kalimat imperative dalam menulis petunjuk. Subjek penelitian ini adalah kalimat imperative dalam menulis petunjuk yang di kerjakan siswa melalui tugas dari guru. Tugas kalimat imperative dalam menulis petunjuk siswa terdapat 20 naskah.


Kajian Pustaka
            Moeliono (1992:285) berpendapat bahwa kalimat perintah atau kalimat imperatif adalah kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Kalimat yang dapat memiliki bentuk perintah pada umumnya adalah kalimat tak transitif atau transitif (baik aktif maupun pasif). Menurut Chaer (2009:197) berpendapat kalimat imperatif juga biasa disebut dengan kalimat perintah adalah kalimat yang berisi perintah atau berisi larangan yang 12 harus dilakukan oleh orang yang mendengarnya . Khairah dan Ridwan (2014:222) berpendapat bahwa dalam bentuk tulisnya, kalimat perintah atau yang disebut juga dengan kalimat imperatif  biasanya diakhiri dengan tanda seru, sedangkan dalam bentuk lisan, intonasi ditandai dengan nada rendah diakhir tuturan. Keraf (dalam Rahardi, 2005:27) menjelaskan kalimat perintah dalam bahasa Indonesia di dalam karya kebahasaannya. Mendefinisikan kalimat perintah sebagai kalimat yang mengandung perintah atau permintaan agar orang lain melakukan sesuatu, seperti yang diinginkan orang yang memerintahkan. Pendapat Keraf (dalam Rahardi, 2005:27) kalimat perintah dapat berkisar antara suruhan yang sangat kasar sampai dengan permintaan yang sangat halus. Dari beberapa pendapat diatas tentang pengertian kalimat imperative mempunyai banyak pengertian namun arti makna dapat dilihat dari kata ataupun dalam sebuah kalimat dan sebuah tuturan.
            Menulis petunjuk adalah ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan. Misalnya petunjuk penggunaan, petunjuk pelaksanaan, petunjuk operasional, dan petunjuk pemakaian. Dalam kehidupan sehari- hari, kita dapat dengan mudah menemukan petunjuk pada bungkus makanan instan, obat- obatan, dan kemasan barang. Petunjuk tersebut harus disusun berdasarkan urutan atau tahapan pengerjaannya. Akan lebih baik jika petunjuk tersebut dilengkapi dengan gambar yang sesuai dengan isi petunjuknya.
            Partikel yang ada untuk menyatakan wujud dari kalimat imperative adalah kata lah-. Partikel lah- ditempatkan di antara subjek dan predikat dalam sebuah kalimat. Paparan data adalah unsur klausa yang hadir setelah partikel. Jadi, data memberi penjelasan setelah partikel.
Metode
          Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian deskriptif kualitatif peneliti mendeskripsikan kalimat imperative dalam menulis petunjuk yang di tinjau dari wujudnya dan keefketifan kalimat imperative dalam menulis petunjuk. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2005:4), mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan. Data dalam penelitian ini adalah kalimat imperatif dalam menulis petunjuk, berupa kalimat imperatif ditinjau dari wujudnya dan keefektifan kalimat imperatif dalam menulis petunjuk karangan siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh dari keefektifan kalimat dan wujud kalimat imperatif dalam menulis petunjuk karya siswa. Sumber data dalam penelitian yaitu siswa kelas VIII A di SMP Muhammadiyah 2 Kalisat, kurang lebih tugas karya siswa dalam menulis petunjuk 20 naskah. Pengumpulan data di dalam kelas dilakukan dengan mengerjakan tugas secara individu. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, maka dokumen yang menjadi sumber data. Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dengan cara meminjam arsip tugas siswa dalam menulis petunjuk. Tugas yang dikerjakan oleh siswa secara individu, yang terdiri dari 20 naskah tugas siswa. Dalam satu kelas terdapat 26 siswa, terdiri dari 10 siswi dan 16 siswa. Namun yang aktif masuk sekolah hanya kurang lebih 20 siswa maupun siswi. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Proses analisis data dalam penelitian dilakukan dalam beberapa proses, yaitu langkah pertama dalam penelitian ini, reduksi data, peneliti memusatkan pada kalimat imperatif dalam menulis petunjuk. Dalam penelitian ini, reduksi data menghasilkan data berupa kata- kata dan kalimat yang menunjukkan wujud kalimat imperatif dalam menulis petunjuk dan keefektifan kalimat. Langkah kedua penyajian data, yaitu peneliti melakukan analisis kualitatif adalah penyajian data, yaitu penataan data yang telah disleksi. Penyajian data ini menghasilkan gambaran tentang kondisi kalimat imperatif dalam menulis petunjuk. Apabila dalam analisis ditemukan kata- kata / kalimat yang dinilai kurang tepat, maka kata- kata/ kalimat tersebut disajikan dalam bentuk tulisan miring, beserta pembenarannya. Langkah ketiga penarikan kesimpulan, peneliti menarik suatu kesimpulan ini dilakukan oleh peneliti melalui data- data yang terkumpul dan kesimpulan yang diperoleh selama analisis data bersifat sementara. Kemudian kesimpulan tersebut akan diklarifikasi atau diuji kebenaranyya. Penarikan kesimpulan yang bersifat sementara tersebut berdasarkan kriteria yang dijadikan sebagai acuan temuan data. Pada penelitian ini pengujian kreadibilitas data penulis dilakukan dengan teknik pemeriksaan. Pada penelitian ini teknik pemeriksaan kesahihan data dengan meningkatkan ketekunan. Sebagai bekal penulis untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi- dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti (Sugiyono,2012:272). Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengujian dengan meningkatkan ketekunan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian untuk menambah wawasan yang dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan oleh peneliti sudah benar atau tidak.
Pembahasan
Pembahasan dari penelitian ini dari kalimat imperative dalam menulis petunjuk. Bahwa kalimat imperative yaitu ditinjau dari wujud dan keefektifan kalimatnya dalam menulis petunjuk. Kalimat imperative yaitu 1) Wujud merupakan berupa tuturan macam- macam dengan menggunakan konstruksi imperatif maupun bukan imperatif. Dalam ragam tulis wujud imperative dengan berbagai macam tuturan yang mengandung makna imperative bias diperjelas dengan memberi garis miring kata yang menjadi penanda kesantunan. Untuk menentukan tuturan yang mengandung makna impreratif dalam menulis petunjuk bisa dengan memberi garis pada kata atau memberi garis miring kata yang mengandung penanda kesantunan pada tuturan tersebut. Dengan adanya wujud kalimat imperative dalam menulis petunjuk akan menjadi lebih jelas kalimat imperative harus di kerjakan seperti “apa”. Selain membahas tentang wujudnya, untuk menentukan makna kalimat imperative sesuai dengan keefektifan kalimat dalam menulis petunjuk juga dengan cirri- cirri atau sifat dari kalimat efektif yaitu a) kesatuan,  kesatuan dalam kalimat efektif  bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek – predikat, predikat – objek, dan predikat – keterangan, dalam penulisan tampak kalimat- kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P. Ada pula kalimat yang secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel, b) kehematan, yaitu adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyak kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar, c) penekanan, yaitu dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsure atau bagian kalimat, agar unsure atau bagian kalimat yang diberi penekanan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca. Setiap kalimat memiliki sebuah ide pokok, d) kevariasian merupakan kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur kalimat yang dipergunakan. Ada kailmat pendek dan ada kalimat yang panjang. Penulisan yang mempergunakan kalimat dengan pola kalimat yang sama akan membuat suasana menjadi monoton atau datar sehingga akan menimbulkan kebosanan pada pembaca. Dalam penelitian ini peneliti menemukan partikel lah-, yang, yang paling banyak ditemukan pada kalimat imperative dalam menulis petunjuk. Sedangkan partikel kan- hanya terdapat pada beberapa kalimat imperative saja dalam tugas menulis petunjuk siswa. dalam petunjuk melakukan sesuatu yang menggunakan partikel pun tidak ditemukan. Setelah kalimat imperative terdapat menulis petunjuk sebagai tugas yang dilakukan siswa.
Menulis petunjuk merupakan ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan. Misalnya petunjuk penggunaan, petunjuk pelaksanaan, petunjuk operasional, dan petunjuk pemakaian. Dalam kehidupan sehari- hari, kita dapat dengan mudah menemukan petunjuk pada bungkus makanan instan, obat- obatan, dan kemasan barang. Petunjuk tersebut harus disusun berdasarkan urutan atau tahapan pengerjaannya. Akan lebih baik jika petunjuk tersebut dilengkapi dengan gambar yang sesuai dengan isi petunjuknya. Menulis petunjuk merupakan menyusun sebuah petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan kalimat yang efektif agar orang yang membacanya dapat dengan mudah melakukan suatu hal yang dijelaskan tidak salah faham. Kalimat efektif dalam petunjuk dapat menuntun pemakai/ pembuat/ pengguna suatu barang atau produk untuk bisa mengikuti langkah- langkah dalam petunjuk tersebut.
Simpulan
Setelah dilakukan pengolahan data dan analisisnya, diperoleh gambaran yang jelas tentang kedua permasalahan dalam penelitian yaitu, wujud kalimat imperatif dalam menulis petunjuk dan keefektifan kalimat imperatif dalam menulis petunjuk. Berdasarkan hal diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1)      Bahwa wujud kalimat imperatif dalam menulis petunjuk terdiri dari beberapa tuturan yang mengandung makna imperatif dalam menulis petunjuk. Untuk menentukan tuturan yang mengandung makna pada kalimat imperatif dalam menulis petunjuk dapat dilakukan bersama penanda kesantunan ayo, biar, coba, silakan, hendaknya, mohon, harap, dan lain sebagainya serta bersama partikel lah-.
2)      Keefektifan kalimat imperatif dalam menulis petunjuk dapat di tentukan dari empat sifat atau ciri- ciri. Yaitu kesatuan, kehematan, penekanan, dan kevariasian. Dengan menentukan kata yang di pentingkan.
Daftar Rujukan
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Dalman, 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Kosasih, E. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP/ Mts Kelas VIII. Jakarta : Panti Darma Kolakatama.
Khairah, Miftahul dan Ridwan, Sakura. 2014. Sintaksis Memahami Satuan Kalimat Perspektif Fungsi. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Moleong, J Lexy. 2014. Metode Penelitian Kualitatif.  Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset .
Nadar. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Putrayasa, Ida Bagus. 2010. Kalimat Efektif. Bandung : PT Refika Aditama.
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Nasional.
Rahardi, Kunjana. Pragmatik.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alvabeta cv.








No comments:

Post a Comment