KALIMAT IMPERATIF DALAM MENULIS
PETUNJUK
Universitas
Muhammadiyah Jember
Desi
Ambarwati
Kata kunci : Kalimat Imperatif, wujud kalimat imperatif dalam menulis
petunjuk, keefektifan kalimat imperatif dalam menulis petunjuk, menulis
petunjuk.
Kalimat perintah atau
kalimat imperatif merupakan kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk
melakukan sesuatu. Kalimat imperatif adalah kalimat yang dapat memiliki bentuk
perintah pada umumnya yaitu kalimat tak transitif atau transitif (baik aktif
maupun pasif). Menulis petunjuk adalah ketentuan yang memberi arah atau
bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan. Misalnya petunjuk penggunaan,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk operasional, dan petunjuk pemakaian. Dalam
kehidupan sehari- hari, kita dapat dengan mudah menemukan petunjuk pada bungkus
makanan instan, obat- obatan, dan kemasan barang. Wujud kalimat imperative
dapat dibedakan menjadi imperatif aktif dan imperatif pasif. Wujud imperatif
aktif dapat dibedakan lagi berdasarkan penggolongan verba dalam kalimat
perintah tersebut, menjadi imperatif aktif yang berciri tidak transitif dan
imperatif aktif berciri transitif. Adapun mengenai wujud pragmatik imperatif
dalam bahasa Indonesia dapat berupa tuturan macam- macam dengan menggunakan
konstruksi imperatif maupun bukan imperative. Keefektifan kalimat imperative
dalam menulis petunjuk ditinjau dari cirri- cirri atau sifatnya, yaitu
kesatuan, kehematan, penekanan, dan kevariasian.
Pendahuluan
Kalimat imperatif berkaitan dengan kemampuan berbahasa yaitu kemampuan memilih bunyi- bunyi bahasa (berupa
kata, kalimat, tekanan dan nada) secara tepat serta memformulasikannya secara
tepat pula pula guna menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, fakta, perbuatan,
dalam suatu konteks komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan
oleh setiap individu dalam kehidupan sehari- hari. Bahasa juga dikatakan
sebagai satuan ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia sebagai lambang
bunyi yang bersifat arbitrer dan memiliki satuan arti yang lengkap. Keterampilan
menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan atau
informasi secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya. Di dalam keterampilan menulis berkaitan
dengan keterampilan menulis petunjuk yaitu suatu kegiatan menuangkan gagasan,
pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan yang bertujuan untuk memberikan
ketentuan- ketentuan tentang sesuatu agar dapat dilakukan oleh orang lain
dengan baik dan benar. Petunjuk yang baik haruslah komunikatif dan mudah
dipahami. Kalimat imperative dalam menulis petunjuk merupakan sebuah pedoman
bagi siswa dalam memahami kalimat imperative yang terdapat pada petunjuk
melakukan sesuatu yang dilakukan siswa. Siswa mengerjakan tugas setelah materi
pembelajaran diajarkan oleh guru. Beberapa siswa lebih banyak untuk tidak
memperhatikan petunjuk atau perintah dari guru, dan langsung saja mengerjakan
tugas tersebut. Sedangkan perintah guru dalam membuat petunjuk melakukan
sesuatu terdapat kalimat imperative yang harus di perhatikan sesuai dengan
wujudnya dan keefektifan kalimatnya oleh siswa. Berdasarkan permasalahan
diatas, maka peneliti mengambil judul “Kalimat
Imperatif Dalam Menulis Petunjuk”. Dalam penelitian terdapat 2 rumusan
masalah dan 2 tujuan penelitian yaitu kalimat imperative apabila ditinjau dari
wujudnya dan keefketifan kalimat imperative dalam menulis petunjuk.
Penelitian ini
terdapat 3 definisi operasional, 1) Kalimat imperative merupakan kalimat
perintah yaitu kalimat yang digunakan untuk memberikan perintah menulis
petunjuk melakukan sesuatu. Kalimat pada cara menulis petunjuk melakukan
sesuatu diakhiri dengan tanda seru (!), 2) Kalimat efektif ialah kalimat yang
baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis, 3) Menulis petunjuk merupakan sebuah petunjuk
melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan kalimat yang efektif
agar orang yang membacanya dapat dengan mudah melakukan suatu hal yang di
jelaskan. Manfaat dalam penelitian ini manfaat yang ditujukan pada siswa, guru,
dan peneliti selanjutnya. Ruang lingkup dalam penelitian ini peneliti
memfokuskan pada makna tematik meliputi wujud kalimat imperative dan
keefektifan kalimat imperative dalam menulis petunjuk. Subjek penelitian ini
adalah kalimat imperative dalam menulis petunjuk yang di kerjakan siswa melalui
tugas dari guru. Tugas kalimat imperative dalam menulis petunjuk siswa terdapat
20 naskah.
Kajian
Pustaka
Moeliono
(1992:285) berpendapat bahwa kalimat perintah atau kalimat imperatif adalah
kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Kalimat yang
dapat memiliki bentuk perintah pada umumnya adalah kalimat tak transitif atau
transitif (baik aktif maupun pasif). Menurut Chaer (2009:197) berpendapat
kalimat imperatif juga biasa disebut dengan kalimat perintah adalah kalimat
yang berisi perintah atau berisi larangan yang 12 harus dilakukan oleh orang
yang mendengarnya . Khairah dan Ridwan (2014:222) berpendapat bahwa dalam
bentuk tulisnya, kalimat perintah atau yang disebut juga dengan kalimat
imperatif biasanya diakhiri dengan
tanda seru, sedangkan dalam bentuk lisan, intonasi ditandai dengan nada rendah
diakhir tuturan. Keraf (dalam Rahardi, 2005:27) menjelaskan kalimat perintah
dalam bahasa Indonesia di dalam karya kebahasaannya. Mendefinisikan kalimat
perintah sebagai kalimat yang mengandung perintah atau permintaan agar orang
lain melakukan sesuatu, seperti yang diinginkan orang yang memerintahkan.
Pendapat Keraf (dalam Rahardi, 2005:27) kalimat perintah dapat berkisar antara
suruhan yang sangat kasar sampai dengan permintaan yang sangat halus. Dari
beberapa pendapat diatas tentang pengertian kalimat imperative mempunyai banyak
pengertian namun arti makna dapat dilihat dari kata ataupun dalam sebuah
kalimat dan sebuah tuturan.
Menulis petunjuk
adalah ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus
dilakukan. Misalnya petunjuk penggunaan, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
operasional, dan petunjuk pemakaian. Dalam kehidupan sehari- hari, kita dapat
dengan mudah menemukan petunjuk pada bungkus makanan instan, obat- obatan, dan
kemasan barang. Petunjuk tersebut harus disusun berdasarkan urutan atau tahapan
pengerjaannya. Akan lebih baik jika petunjuk tersebut dilengkapi dengan gambar
yang sesuai dengan isi petunjuknya.
Partikel yang ada
untuk menyatakan wujud dari kalimat imperative adalah kata lah-. Partikel lah-
ditempatkan di antara subjek dan predikat dalam sebuah kalimat. Paparan data
adalah unsur klausa yang hadir setelah partikel. Jadi, data memberi penjelasan
setelah partikel.
Metode
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif
kualitatif. Dalam penelitian deskriptif kualitatif peneliti mendeskripsikan
kalimat imperative dalam menulis petunjuk yang di tinjau dari wujudnya dan
keefketifan kalimat imperative dalam menulis petunjuk. Bogdan dan Taylor (dalam
Moleong, 2005:4), mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata
tertulis atau lisan. Data dalam penelitian ini adalah kalimat imperatif dalam
menulis petunjuk, berupa kalimat imperatif ditinjau dari wujudnya dan
keefektifan kalimat imperatif dalam menulis petunjuk karangan siswa. Sumber
data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh dari
keefektifan kalimat dan wujud kalimat imperatif dalam menulis petunjuk karya
siswa. Sumber data dalam penelitian yaitu siswa kelas VIII A di SMP
Muhammadiyah 2 Kalisat, kurang lebih tugas karya siswa dalam menulis petunjuk
20 naskah. Pengumpulan data di dalam kelas dilakukan dengan mengerjakan tugas
secara individu. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, maka dokumen
yang menjadi sumber data. Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dengan
cara meminjam arsip tugas siswa dalam menulis petunjuk. Tugas yang dikerjakan
oleh siswa secara individu, yang terdiri dari 20 naskah tugas siswa. Dalam satu
kelas terdapat 26 siswa, terdiri dari 10 siswi dan 16 siswa. Namun yang aktif
masuk sekolah hanya kurang lebih 20 siswa maupun siswi. Dalam penelitian
kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Proses analisis data dalam penelitian dilakukan dalam beberapa proses,
yaitu langkah pertama dalam penelitian ini, reduksi data, peneliti
memusatkan pada kalimat imperatif dalam menulis petunjuk. Dalam penelitian ini,
reduksi data menghasilkan data berupa kata- kata dan kalimat yang menunjukkan
wujud kalimat imperatif dalam menulis petunjuk dan keefektifan kalimat. Langkah
kedua penyajian data, yaitu peneliti melakukan analisis kualitatif adalah
penyajian data, yaitu penataan data yang telah disleksi. Penyajian data ini
menghasilkan gambaran tentang kondisi kalimat imperatif dalam menulis petunjuk.
Apabila dalam analisis ditemukan kata- kata / kalimat yang dinilai kurang
tepat, maka kata- kata/ kalimat tersebut disajikan dalam bentuk tulisan miring,
beserta pembenarannya. Langkah ketiga penarikan
kesimpulan, peneliti menarik suatu kesimpulan ini
dilakukan oleh peneliti melalui data- data yang terkumpul dan kesimpulan yang
diperoleh selama analisis data bersifat sementara. Kemudian kesimpulan tersebut
akan diklarifikasi atau diuji kebenaranyya. Penarikan kesimpulan yang bersifat
sementara tersebut berdasarkan kriteria yang dijadikan sebagai acuan temuan
data. Pada penelitian ini pengujian kreadibilitas data penulis dilakukan dengan
teknik pemeriksaan. Pada penelitian ini teknik pemeriksaan kesahihan data
dengan meningkatkan ketekunan. Sebagai bekal penulis untuk meningkatkan
ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil
penelitian atau dokumentasi- dokumentasi yang terkait dengan temuan yang
diteliti (Sugiyono,2012:272). Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengujian
dengan meningkatkan ketekunan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan
hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan
kekurangannya. Membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian untuk
menambah wawasan yang dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan oleh
peneliti sudah benar atau tidak.
Pembahasan
Pembahasan dari penelitian
ini dari kalimat imperative dalam menulis petunjuk. Bahwa kalimat imperative
yaitu ditinjau dari wujud dan keefektifan kalimatnya dalam menulis petunjuk.
Kalimat imperative yaitu 1) Wujud merupakan berupa tuturan macam- macam dengan
menggunakan konstruksi imperatif maupun bukan imperatif. Dalam ragam tulis
wujud imperative dengan berbagai macam tuturan yang mengandung makna imperative
bias diperjelas dengan memberi garis miring kata yang menjadi penanda
kesantunan. Untuk menentukan tuturan yang mengandung makna impreratif dalam
menulis petunjuk bisa dengan memberi garis pada kata atau memberi garis miring
kata yang mengandung penanda kesantunan pada tuturan tersebut. Dengan adanya
wujud kalimat imperative dalam menulis petunjuk akan menjadi lebih jelas
kalimat imperative harus di kerjakan seperti “apa”. Selain membahas tentang
wujudnya, untuk menentukan makna kalimat imperative sesuai dengan keefektifan
kalimat dalam menulis petunjuk juga dengan cirri- cirri atau sifat dari kalimat
efektif yaitu a) kesatuan, kesatuan
dalam kalimat efektif bisa dibentuk jika
ada keselarasan antara subjek – predikat, predikat – objek, dan predikat –
keterangan, dalam penulisan tampak kalimat- kalimat yang panjang tidak
mempunyai S dan P. Ada pula kalimat yang secara gramatikal mempunyai subjek
yang diantarkan oleh partikel, b) kehematan, yaitu adanya hubungan jumlah kata
yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimat
dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak
hemat karena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyak
kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar, c) penekanan, yaitu dalam
kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian
pada salah satu unsure atau bagian kalimat, agar unsure atau bagian kalimat
yang diberi penekanan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca.
Setiap kalimat memiliki sebuah ide pokok, d) kevariasian merupakan kelincahan
dalam penulisan tergambar dalam struktur kalimat yang dipergunakan. Ada kailmat
pendek dan ada kalimat yang panjang. Penulisan yang mempergunakan kalimat
dengan pola kalimat yang sama akan membuat suasana menjadi monoton atau datar
sehingga akan menimbulkan kebosanan pada pembaca. Dalam penelitian ini peneliti
menemukan partikel lah-, yang, yang paling banyak ditemukan pada kalimat
imperative dalam menulis petunjuk. Sedangkan partikel kan- hanya terdapat pada
beberapa kalimat imperative saja dalam tugas menulis petunjuk siswa. dalam
petunjuk melakukan sesuatu yang menggunakan partikel pun tidak ditemukan.
Setelah kalimat imperative terdapat menulis petunjuk sebagai tugas yang
dilakukan siswa.
Menulis petunjuk merupakan ketentuan
yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan. Misalnya
petunjuk penggunaan, petunjuk pelaksanaan, petunjuk operasional, dan petunjuk
pemakaian. Dalam kehidupan sehari- hari, kita dapat dengan mudah menemukan
petunjuk pada bungkus makanan instan, obat- obatan, dan kemasan barang.
Petunjuk tersebut harus disusun berdasarkan urutan atau tahapan pengerjaannya.
Akan lebih baik jika petunjuk tersebut dilengkapi dengan gambar yang sesuai
dengan isi petunjuknya. Menulis petunjuk merupakan menyusun sebuah petunjuk
melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan kalimat yang efektif
agar orang yang membacanya dapat dengan mudah melakukan suatu hal yang
dijelaskan tidak salah faham. Kalimat efektif dalam petunjuk dapat menuntun
pemakai/ pembuat/ pengguna suatu barang atau produk untuk bisa mengikuti
langkah- langkah dalam petunjuk tersebut.
Simpulan
Setelah
dilakukan pengolahan data dan analisisnya, diperoleh gambaran yang jelas
tentang kedua permasalahan dalam penelitian yaitu, wujud kalimat imperatif
dalam menulis petunjuk dan keefektifan kalimat imperatif dalam menulis
petunjuk. Berdasarkan hal diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1)
Bahwa wujud kalimat
imperatif dalam menulis petunjuk terdiri dari beberapa tuturan yang mengandung
makna imperatif dalam menulis petunjuk. Untuk menentukan tuturan yang mengandung
makna pada kalimat imperatif dalam menulis petunjuk dapat dilakukan bersama
penanda kesantunan ayo, biar, coba, silakan, hendaknya, mohon, harap, dan lain
sebagainya serta bersama partikel lah-.
2)
Keefektifan kalimat
imperatif dalam menulis petunjuk dapat di tentukan dari empat sifat atau ciri-
ciri. Yaitu kesatuan, kehematan, penekanan, dan kevariasian. Dengan menentukan
kata yang di pentingkan.
Daftar
Rujukan
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Dalman, 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Kosasih, E. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP/ Mts Kelas VIII.
Jakarta : Panti Darma Kolakatama.
Khairah, Miftahul dan Ridwan,
Sakura. 2014. Sintaksis Memahami Satuan
Kalimat Perspektif Fungsi. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Moleong, J Lexy. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset .
Nadar. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Putrayasa,
Ida Bagus. 2010. Kalimat Efektif.
Bandung : PT Refika Aditama.
Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. 2008. Berbahasa dan
Bersastra Indonesia. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Nasional.
Rahardi, Kunjana. Pragmatik.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :
Alvabeta cv.
No comments:
Post a Comment