Tuesday, August 9, 2016

PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK PADA KARANGAN SISWA (artikel-skripsi-Siti)



ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK PADA KARANGAN SISWA KELAS X SEMESTER  2 MA IRSYADUN NASYI’IN PUGER JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Siti Lafifatul Mukarromah
0910221109
Universitas Muhammadiyah Jember
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia
dan Bahasa Indonesia
Maret 2013



ABSTRAK
Materi tentang kalimat majemuk sudah diberikan sejak sekolah menengah pertama akan tetapi, pada kenyataannya siswa di MA masih rendah dalam memahami materi tersebut. Kesalahan dalam menulis kalimat majemuk masih sering ditemukan di beberapa siswa MA, sehingga peneliti memilih menganalisis penggunaan kalimat majemuk pada karangan siswa kelas X semester 2 MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember tahun pelajaran 2012/2013.
Permasalahan yang muncul dari latar belakang adalah menemukan pola dan jenis dalam menulis kalimat majemuk pada siswa kelas X MA Irsyadun Nasyi’in  Puger Jember Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola dan jenis penggunaan kalimat majemuk yang dilakukan oleh siswa kelas X MA Irsyadun Nasyi’in Tahun Pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini, menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas X MA Irsyadun Nasyi’in Tahun Ajaran 2011/2012. Lokasi penelitian di Puger, Jember. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Data diperoleh melalui karangan siswa dengan melihat konjungsi baik berupa konjungsi dari kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, maupun kalimat majemuk campuran. Peneliti memilih instrumen pengumpulan data berupa tabel. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah a) menelaah data, b) kategorisasi, c) mereduksi data, d) pemeriksaan keabsahan data, e) penafsiran data, dan f) penarikan kesimpulan.
Hasil dari analisis kesalahan dalam menulis kalimat majemuk siswa MA Irsyadun Nasyi’in  ini adalah a) Pola kalimat majemuk, pola kalimat terdiri atas tiga pola, yaitu induk kalimat + konjungsi + induk kalimat, pola induk kalimat + konjungsi + anak kalimat, dan pola anak kalimat + konjungsi + induk kalimat. b) Jenis kalimat majemuk, jenis kalimat majemuk tersebut terdiri atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.

Kata kunci: Analisis, kalimat majemuk, dan karangan.



I.                   PENDAHULUAN
Dari berbagai informasi yang ada disekolah, siswa lemah dalam materi menulis kalimat majemuk. Hal itu ditunjukkan oleh adanya nilai hasil belajar siswa yang masih dibawah rata-rata. Menurut informasi dari guru mata pelajaran, siswa kurang teliti dan kurang sepenuhnya dalam memahami materi.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka siswa harus memahami cara atau aturan-aturan tata kalimat yang digunakan pada kalimat majemuk. Hal ini dilakukan agar siswa dapat memahami cara atau aturan-aturan apa saja yang ditentukan dalam menulis kalimat majemuk. Sehingga siswa dapat mengetahui letak kesalahan dalam membuat kalimat majemuk.
Materi tentang kalimat majemuk sudah diberikan sejak sekolah menengah pertama (SMP). Akan tetapi, pada kenyataannya siswa SMA masih kurang memahami materi tersebut. Begitu pula yang dialami siswa di MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember. Di kelas X ini, sebagian besar siswa kurang mampu memahami materi dalam penulisan kalimat terutama kalimat majemuk. Sehingga menimbulkan pertanyaan bagi peneliti, dimanakah letak kesalahan dalam kasus ini dan faktor apa saja penyebabnya apakah dari murid atau guru mata pelajaran.
Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penulisan kalimat majemuk oleh siswa, sehingga peneliti  mengambil judul “Analisis Penggunaan Kalimat Majemuk pada Karangan Siswa Kelas X MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember Tahun Pelajaran 2012/2013”. Pengambilan judul tersebut bertujuan agar peneliti dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis kalimat majemuk.
II. BAHAN DAN METODE
Rancangan dan Jenis Penelitian
            Rancangan penelitian pada dasarnya merupakan keseluruhan proses penelitian dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dijadikan dasar pedoman dalam melaksanakan penelitian. Rancangan penelitian bertujuan untuk memberikan semua langkah yang diambil. Rancangan penelitian merupakan suatu strategi untuk mengatur penelitian agar data yang dihasilkan menjadi valid dan dapat dipertanggung jawabkan sepenuhnya. Sesuai dengan judul penelitian. Analisis Penggunaan Kalimat Majemuk Pada Karangan Siswa Kelas X MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember tahun Ajaran 2012/2013, maka penelitian ini termasuk penelitian  kualitatif.

Lokasi Penelitian
Pada penelitian ini, tempat yang dipilih peneliti adalah MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember kelas X. yang beralamatkan di Jalan Bagon Nomer 5 Kasian Timur, Puger Jember. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut dilaksanakan dengan pertimbangan berikut.
a.       Kesediaan sekolah MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember untuk dijadikan subjek penelitian.
b.      Tempat MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember yang dapat dijangkau oleh peneliti sehingga tidak ada kesulitan yang berarti dalam proses penelitian.

Data dan Sumber  Data
Data penelitian menurut Arikunto (2010:161) adalah hasil pencatatan peneliti baik fakta atau angka. Pada penelitian ini, data diperoleh melalui karangan siswa dengan melihat konjungsi yang terdapat pada karangan baik yang berupa konjungsi dari kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, maupun kalimat majemuk campuran.
Sumber data menurut Arikunto (2010:161) adalah subjek dari mana data dapat diperoleh, maksud dari subjek adalah sumber data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa  kelas X MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember yang berjumlah 22 siswa.
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menurut Sukmadinata (2008:216) adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data-data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi.

Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data menurut Arikunto (2010:203) adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode. Pemilihan metode dan instrumen penelitian ini sangat ditentukan oleh beberapa hal, yaitu: objek penelitian, sumber data, waktu, dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti, dan teknik yang akan digunakan untuk mengolah data bila sudah terkumpul (Arikunto, 2006:160). Berdasarkan objek penelitian, sumber data, waktu, dana yang tersedia, maka peneliti memilih instrumen pengumpulan data berupa tabel.
Menurut Sugiono (2012:59) dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat instrumen adalah peneliti itu sendiri. Berdasarkan teori tersebut peneliti berfungsi sebagai instrument kunci atau pokok dalam penelitian ini. Namun, peneliti juga dibantu oleh instrumen penunjang berupa tabel analisis.

Berikut adalah bentuk tabel pengumpul data dan tabel pemandu analisis data.
Tabel 3.1 Pengkodean Data
No
Nama
Kode Data
Jumlah Kalimat


.





Keterangan.
1)      A, B, C, ….  , dan seterusnya = nama siswa
Tabel 3.2 Klasifikasi Data
No
Kode
Kalimat
KMS
KMB
KMC

.

.


















Keterangan.
1)      A, B, C, …. , dan seterusnya              = Nama siswa
2)      Angka 1, 2, 3, … , dan seterusnya      = Urutan kalimat dalam karangan
3)      KMS                                                   = Kalimat majemuk setera
4)      KMB                                                   = Kalimat majemuk bertingkat
5)      KMC                                                   = Kalimat majemuk campuran






Tabel 3.3 Analisis Kalimat Majemuk Setara
No
Kode
Kalimat
Deskripsi








Keterangan.
1)      A, B, C, …. , dan seterusnya              = Nama siswa
2)      Angka 1, 2, 3, … , dan seterusnya      = Urutan kalimat dalam karangan

Tabel 3.4 Analisis Kalimat Majemuk Bertingkat
No
Kode
Kalimat
Deskripsi








Keterangan.
1)      A, B, C, …. , dan seterusnya              = Nama siswa
2)      Angka 1, 2, 3, … , dan seterusnya      = Urutan kalimat dalam karangan.

Tabel 3.5 Analisis Kalimat Majemuk Campuran
No
Kode
Kalimat
Deskripsi







Keterangan.
1)      A, B, C, …. , dan seterusnya              = Nama siswa
2)      Angka 1, 2, 3, … , dan seterusnya      = Urutan kalimat dalam karangan


Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Patton (dalam Moleong, 2005:280) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar. Berdasarkan pendapat tersebut, maka teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan langkah-langkah:
a.       menelaah data, yaitu dengan cara menentukan konjungsi dari karangan siswa,
b.      kategorisasi, yaitu mengumpulkan, mengklasifikasi, atau mengelompokkan data, dan melakukan pengkodean siswa,
c.       mereduksi data, yaitu setelah data terkumpul, data yang diambil hanya data yang terdapat penggunaan kalimat majemuk, jika terdapat data yang kurang sesuai maka tidak dipakai,
d.      pemeriksaan keabsahan data, yaitu data yang telah dianalisis diperiksa kebenarannya,
e.       penafsiran data, yaitu setelah data dianalisis kemudian data dideskripsikan berdasarkan bentuk dan pola penggunaan kalimat majemuk,
f.       penarikan kesimpulan.

III.             HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Siswa
1.      Pola Penggunaan Kalimat Majemuk Pada Karangaan Siswa
Berdasarkan hasil analisis penelitian, ditemukan tiga pola penggunaan kalimat majemuk, yaitu penggunaan kalimat majemuk dengan pola induk kalimat + konjungsi + induk kalimat, penggunaan kalimat majemuk dengan pola induk kalimat + konjungsi + anak kalimat, dan penggunaan kalimat majemuk dengan pola anak kalimat + konjungsi + induk kalimat.
2. Jenis Penggunaan Kalimat Majemuk Pada Karangan Siswa
Bentuk kalimat majemuk dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan jenis kalimat majemuk. Jenis kalimat majemuk tersebut terdiri atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. Berikut ini dipaparkan bentuk-bentuk  dari hasil analisis.

Pembahasan
1.      Penggunaan Kalimat Majemuk Dengan Pola Induk Kalimat + Konjungsi  + Induk Kalimat
Berdasarkan data hasil penelitian ditemukan penggunaan kalimat majemuk dengan pola induk kalimat + konjungsi + induk kalimat. Maka peneliti menganalisis data berdasarkan pola penulisannya. Adapun analisisnya diuraikan berikut ini.

            Data (G1) pola penggunaaan induk kalimat + konjungsi + induk kalimat sebagai berikut. Tidak selaras dengan nilai dan norma yang ada didalam masyarakat.
Menurut (Djajasudarma, 1993) pola induk kalimat + konjungsi + induk kalimat adalah kalimat yang mempunyai kedudukan yang sama. Jika kalimat tersebut digabungkan dan ditandai dengan kata penghubung dari kalimat majemuk setara, maka pola pada data (G1) telah sesuai dengan teori Djajasudarma.
Pada data (G1), merupakan kalimat majemuk yang benar. Kalimat tersebut merupakan kalimat setara yang mempunyai dua kalimat dengan kedudukan yang sama. Pola kalimat majemuk pada data (G1) termasuk dalam pola induk kalimat + konjungsi + induk kalimat.

2.      Penggunaan Kalimat Majemuk Dengan Pola Induk Kalimat + Konjungsi  + Anak Kalimat
Berdasarkan data hasil penelitian ditemukan penggunaan kalimat majemuk dengan pola induk kalimat + konjungsi + anak kalimat. Maka peneliti menganalisis data berdasarkan pola penulisannya. Adapun analisisnya diuraikan berikut ini.

              Data (C1) pola penggunaan induk kalimat + konjungsi + anak kalimat sebagai berikut. Dalam hal ini pengaruh-pengaruh kenakalan remaja juga bisa disebabkan oleh media masa.
Menurut (Djajasudarma, 1993) pola induk kalimat + konjungsi + anak kalimat adalah kalimat yang mempunyai kedudukan yang tidak setara. Jika kalimat tersebut digabungkan dan ditandai dengan kata penghubung dari kalimat majemuk bertingkat, maka pola pada data (C1) telah sesuai dengan teori Djajasudarma.
Pada data (C1), merupakan kalimat majemuk yang benar. kalimat tersebut mempunyai kedudukan yang tidak setara yakni bertingkat, serta induk kalimat berada di awal dan diikuti dengan anak kalimat yang di dahului dengan kata hubung. Pola kalimat majemuk pada data (C1) termasuk dalam pola induk kalimat + konjungsi + anak kalimat.

3.      Penggunaan Kalimat Majemuk Dengan Pola Anak Kalimat + Konjungsi + Induk Kalimat
Berdasarkan data hasil penelitian ditemukan penggunaan kalimat majemuk dengan pola anak kalimat + konjungsi + induk kalimat. Maka peneliti menganalisis data berdasarkan pola penulisannya. Adapun analisisnya diuraikan berikut ini.

              Data (F2) pola penggunaan anak kalimat + konjungsi + induk kalimat dalam karangannya sebagai berikut. Ketika bencana tsunami melanda warga disana, bantuan datang terlambat.
Menurut (Djajasudarma, 1993) pola anak kalimat + konjungsi + induk kalimat adalah kalimat yang mempunyai kedudukan yang tidak setara. Jika kalimat tersebut digabungkan dan ditandai dengan kata penghubung dari kalimat majemuk bertingkat, serta didahului oleh tanda baca (,) maka pola pada data ( F2) telah sesuai dengan teori Djajasudarma.
Pada data (F2), merupakan kalimat majemuk yang benar. kalimat tersebut mempunyai kedudukan yang tidak setara yakni bertingkat, serta anak kalimat berada di awal dan ditandai (,), diikuti dengan induk kalimat yang di dahului dengan tanda baca. Pola kalimat majemuk pada data (F2) termasuk dalam pola anak kalimat + konjungsi + induk kalimat.

4.       Analisis Jenis Penggunaan Kalimat Majemuk Setara
Berdasarkan data hasil penelitian ditemukan jenis penggunaan kalimat majemuk setara. Maka peneliti menganalisis data berdasarkan jenis penulisannya. Adapun analisisnya diuraikan berikut ini.

Pada data (G3) jenis penggunaan kalimat majemuk setara sebagai berikut. Perilaku-perilaku yang tidak senonoh dengan nilai dan norma biasanya dinamakan dengan kenakalan remaja.
Menurut (Djajasudarma, 1993) kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk berupa penggabungan kalimat tunggal yang masing-masing mempunyai kedudukan yang sama. Maka jenis pada data (G3) telah sesuai dengan teori Djajasudarma.
Pada data (G3) merupakan kalimat majemuk yang benar. Kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk setara penjumlahan karena kalimat tersebut menggunakan kata hubung dan, serta kedudukan kedua kalimat tersebut mempunyai kedudukan yang sama.

5.      Analisis Jenis Penggunaan Kalimat Majemuk Bertingkat
Berdasarkan data hasil penelitian ditemukan jenis penggunaan kalimat majemuk bertingkat. Maka peneliti menganalisis data berdasarkan jenis penulisannya. Adapun analisisnya diuraikan berikut ini.

              Pada data (Q4) jenis penggunaan kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut.

Tidak boleh mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hatinya walaupun diucapkan dengan sangat halus.

Pada data (Q4) merupakan kalimat majemuk yang benar. Kalimat ini merupakan kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan hubungan berlawanan karena kalimat tersebut menggunakan kata hubung walaupun.
            Pada data (T5) jenis penggunaan kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut. Aku juga mendapatkan wawasan yang luas untuk bekal aku di masyarakat nanti.
Tim Penulis Bahasa Indonesia UNEJ (2007:91) mengatakan bahwa kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang mempunyai kedudukan yang berbeda. Kalimat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dan bebas disebut induk kalimat yang biasanya merupakan inti kalimat, sedangkan kalimat yang mempunyai kedudukan yang lebih rendah dan tidak bebas disebut anak kalimat. Maka jenis pada data (T5) telah sesuai dengan teori Tim Penulis Bahasa Indonesia UNEJ.
Pada data (T5) merupakan kalimat majemuk yang benar. Kalimat ini merupakan kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan hubungan syarat karena kalimat tersebut menggunakan kata hubung untuk.

6.      Analisis Jenis Penggunaan Kalimat Majemuk Campuran
Berdasarkan data hasil penelitian ditemukan jenis penggunaan kalimat majemuk campuran. Maka peneliti menganalisis data berdasarkan jenis penulisannya. Adapun analisisnya diuraikan berikut ini.

              Pada data (E1) jenis penggunaan kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut. Aku pingin banget untuk pergi kesana tapi waktunya masih lum tepat.

Keraf (1972:169) menyatakan bahwa kalimat majemuk campuran didalamnya terdapat kombinasi kalimat majemuk setara atau rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat ini sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat sehingga strukturnya terdiri atas dua induk kalimat dan satu anak kalimat, atau dua anak kalimat dan satu induk kalimat. Maka jenis pada data (E1) telah sesuai dengan teori Keraf.
Pada data (E1) merupakan kalimat majemuk yang benar. Kalimat ini merupakan kalimat majemuk campuran karena kalimat tersebut menggunakan dua kata hubung yakni untuk, tetapi. Kata hubung pertama menggunakan kalimat majemuk bertingkat hubungan tujuan sedangkan kata hubung yang kedua menggunakan kata hubung kalimat majemuk setara pertentangan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan dari hasil pembahasan, peneliti memperoleh kesimpulan. Kesimpulan dari penelitin ini dijabarkan sebagai berikut.
Pada karangan siswa kelas X MA. Irsyadun Nasyi’in tahun pelajaran 2012/2013. Menggunakan tiga jenis pola kalimat majemuk. Tiga pola tersebut meliputi (a) pola induk kalimat + konjungsi + induk kalimat, (b) induk kalimat + konjungsi + anak kalimat, dan (c) pola anak kalimat + konjungsi + induk kalimat. Kalimat majemuk dengan pola: (a) pola induk kalimat + konjungsi + induk kalimat berjumlah 32, (b) induk kalimat + konjungsi + anak kalimat berjumlah 75, dan (c) pola anak kalimat + konjungsi + induk kalimat berjumlah 15.
Jenis penggunaan kalimat majemuk pada karangan siswa meliputi tiga jenis, yaitu kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. Pada kalimat majemuk setara terdapat beberapa jenis konjungsi yang digunakan antara lain: dan, tetapi, atau. Pada kalimat majemuk bertingkat terdapat beberapa jenis konjungsi yang digunakan antara lain: meskipun, karena, agar, kalau, akibat, apabila, untuk, sekarang, sampai, bahwa, bila, upayakan, ketika,  dan walaupun. Pada kalimat majemuk bertingkat terdapat beberapa jenis konjungsi yang digunakan antara lain: (sekarang-dan), (karena-tetapi), (agar-dan), (untuk-tetapi), (untuk-dan), (menyebabkan-lalu), (ketika-tetapi), (bahkam-dan), (atau-karena), (dan-untuk), (setelah-dan), (dan-karena), (kemudian-karena), (meskipun-tapi), (tapi-kalau), (kalau-dan), (karena-dan), (dan-jika), (agar-dan), (walaupun-dan), (jika-atau), (jika-dan), (setelah-dan).

Saran.
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka peneliti ingin menyampaikan beberapa saran yaitu.
1)      Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Guru harus lebih kreatif dan detail dalam menyampaikan materi tentang kalimat majemuk kepada siswa. Sehingga siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru.
2)      Bagi Siswa
Berdasarkan dari hasil pembahasan, maka siswa harus lebih teliti lagi dalam memahami materi menulis kalimat majemuk. Siswa harus lebih memahami pola penulisan kalimat majemuk dan jenis kalimat majemuk sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam materi menulis kalimat majemuk.
3)      Bagi Pembaca
Bagi pembaca, diharapkan mampu memahami dan membedakan jenis dan pola dalam penulisan kalimat majemuk. Sehingga lebih menambah pengetahuan dan ilmu tentang Bahasa Indonesia.
4)      Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memacu untuk lebih memahami kalimat majemuk dan mampu mengembangkan kalimat majemuk sebagai penelitian selanjutnya dalam jangkauan yang lebih luas.





DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik. Jakarta:  Rineka Cipta.

Hardjono, Dewibertha. 2007. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Andi Offset.

Keraf, Gorys. 1972. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah.

Kusuma, Indra. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bondowoso: LPTK.

Moeliono, Anton M. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nazar, Noerzisri A. 2006. Bahasa Indonesia Dalam Karangan Ilmiah. Bandung: Humaniora.

Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat (Fungsi, Kategori, dan Peran). Bandung: Refika Aditama.

Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Jenis Kalimat Dalam Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan RnB. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset



No comments:

Post a Comment