ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK PADA
KARANGAN SISWA KELAS X
SEMESTER 2 MA IRSYADUN NASYI’IN PUGER
JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Siti Lafifatul Mukarromah
0910221109
Universitas Muhammadiyah Jember
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia
dan Bahasa Indonesia
Maret 2013
ABSTRAK
Materi tentang
kalimat majemuk sudah diberikan sejak sekolah menengah pertama akan
tetapi, pada kenyataannya siswa di
MA masih rendah dalam memahami materi tersebut. Kesalahan
dalam menulis kalimat majemuk masih sering ditemukan di beberapa siswa MA, sehingga peneliti memilih
menganalisis penggunaan kalimat majemuk pada karangan siswa kelas X semester 2
MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember tahun pelajaran 2012/2013.
Permasalahan
yang muncul dari latar belakang adalah menemukan pola
dan jenis dalam menulis kalimat majemuk pada siswa kelas X MA
Irsyadun Nasyi’in Puger Jember Tahun Pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola
dan jenis penggunaan kalimat majemuk yang dilakukan
oleh siswa kelas X MA Irsyadun Nasyi’in Tahun Pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini,
menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian
ini adalah siswa kelas X MA Irsyadun Nasyi’in Tahun Ajaran
2011/2012.
Lokasi penelitian di Puger, Jember. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Data diperoleh melalui karangan siswa
dengan melihat konjungsi baik berupa konjungsi dari kalimat majemuk setara,
kalimat majemuk bertingkat, maupun kalimat majemuk campuran. Peneliti memilih instrumen pengumpulan data
berupa tabel. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
a) menelaah data, b) kategorisasi, c) mereduksi data, d) pemeriksaan keabsahan
data, e) penafsiran data, dan f) penarikan kesimpulan.
Hasil dari
analisis kesalahan dalam menulis kalimat majemuk siswa MA Irsyadun
Nasyi’in ini adalah a)
Pola kalimat majemuk, pola kalimat terdiri atas tiga pola, yaitu induk kalimat
+ konjungsi + induk kalimat, pola induk kalimat + konjungsi + anak kalimat, dan
pola anak kalimat + konjungsi + induk kalimat. b) Jenis kalimat majemuk, jenis
kalimat majemuk tersebut terdiri atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk
bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
Kata kunci:
Analisis, kalimat majemuk, dan karangan.
I.
PENDAHULUAN
Dari
berbagai informasi yang ada disekolah,
siswa lemah dalam materi menulis kalimat majemuk. Hal itu
ditunjukkan oleh adanya nilai hasil belajar siswa yang masih dibawah rata-rata.
Menurut informasi dari guru mata pelajaran, siswa kurang teliti dan kurang
sepenuhnya dalam memahami materi.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka siswa
harus memahami cara atau aturan-aturan tata kalimat yang digunakan pada kalimat
majemuk. Hal ini dilakukan agar siswa dapat memahami cara atau aturan-aturan
apa saja yang ditentukan dalam menulis kalimat majemuk. Sehingga siswa dapat
mengetahui letak kesalahan dalam membuat kalimat majemuk.
Materi
tentang kalimat majemuk sudah diberikan sejak sekolah menengah pertama (SMP).
Akan tetapi, pada kenyataannya siswa SMA masih kurang memahami materi tersebut.
Begitu pula yang dialami siswa di MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember. Di
kelas X ini, sebagian besar siswa kurang mampu
memahami materi dalam penulisan kalimat terutama kalimat majemuk. Sehingga
menimbulkan pertanyaan bagi peneliti, dimanakah letak kesalahan dalam kasus ini dan faktor apa saja penyebabnya apakah dari murid atau
guru mata pelajaran.
Maka
dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penulisan
kalimat majemuk oleh siswa, sehingga peneliti
mengambil judul “Analisis Penggunaan
Kalimat Majemuk pada Karangan Siswa Kelas X MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember Tahun Pelajaran 2012/2013”. Pengambilan
judul tersebut bertujuan agar peneliti dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa
dalam menulis kalimat majemuk.
II. BAHAN DAN METODE
Rancangan
dan Jenis Penelitian
Rancangan
penelitian pada dasarnya merupakan keseluruhan proses penelitian dan penentuan
secara matang tentang hal-hal yang akan dijadikan
dasar pedoman dalam melaksanakan penelitian. Rancangan penelitian bertujuan
untuk memberikan semua langkah yang diambil. Rancangan penelitian merupakan
suatu strategi untuk mengatur penelitian agar data yang dihasilkan menjadi
valid dan dapat dipertanggung jawabkan sepenuhnya. Sesuai dengan judul
penelitian. Analisis Penggunaan Kalimat Majemuk Pada Karangan
Siswa Kelas X MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember tahun Ajaran 2012/2013, maka
penelitian ini termasuk penelitian kualitatif.
Lokasi
Penelitian
Pada
penelitian ini, tempat yang dipilih peneliti adalah MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember
kelas X. yang beralamatkan di Jalan Bagon Nomer 5 Kasian
Timur, Puger Jember. Alasan peneliti memilih lokasi
penelitian tersebut dilaksanakan dengan pertimbangan berikut.
a. Kesediaan
sekolah MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember untuk dijadikan subjek penelitian.
b. Tempat
MA Irsyadun Nasyi’in Puger Jember yang dapat dijangkau oleh peneliti sehingga
tidak ada kesulitan yang berarti dalam proses penelitian.
Data dan
Sumber Data
Data
penelitian menurut Arikunto (2010:161) adalah hasil pencatatan peneliti baik
fakta atau angka. Pada penelitian ini, data diperoleh melalui karangan siswa
dengan melihat konjungsi yang terdapat pada karangan baik yang berupa konjungsi
dari kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, maupun kalimat majemuk
campuran.
Sumber
data menurut Arikunto (2010:161) adalah subjek dari mana data dapat diperoleh,
maksud dari subjek adalah sumber data. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X MA
Irsyadun Nasyi’in Puger Jember yang berjumlah 22 siswa.
Metode
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data menurut Sukmadinata (2008:216) adalah cara-cara yang digunakan
oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data-data yang diperlukan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi.
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen
pengumpulan data menurut Arikunto (2010:203) adalah alat pada waktu penelitian
menggunakan sesuatu metode. Pemilihan metode dan instrumen penelitian ini
sangat ditentukan oleh beberapa hal, yaitu: objek penelitian, sumber data, waktu,
dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti, dan teknik yang akan digunakan
untuk mengolah data bila sudah terkumpul (Arikunto, 2006:160). Berdasarkan
objek penelitian, sumber data, waktu, dana yang tersedia, maka peneliti memilih
instrumen pengumpulan data berupa tabel.
Menurut Sugiono
(2012:59) dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat instrumen adalah
peneliti itu sendiri. Berdasarkan teori tersebut peneliti berfungsi sebagai
instrument kunci atau pokok dalam penelitian ini. Namun, peneliti juga dibantu
oleh instrumen penunjang berupa tabel analisis.
Berikut adalah bentuk tabel
pengumpul data dan tabel pemandu analisis data.
Tabel
3.1 Pengkodean Data
No
|
Nama
|
Kode
Data
|
Jumlah
Kalimat
|
.
|
|
|
|
Keterangan.
1)
A, B, C, …. , dan seterusnya = nama siswa
Tabel
3.2 Klasifikasi Data
No
|
Kode
|
Kalimat
|
KMS
|
KMB
|
KMC
|
.
.
|
|
|
|
|
|
Keterangan.
1) A, B,
C, …. , dan seterusnya =
Nama siswa
2) Angka
1, 2, 3, … , dan seterusnya = Urutan
kalimat dalam karangan
3) KMS
= Kalimat majemuk setera
4) KMB
= Kalimat majemuk bertingkat
5) KMC
= Kalimat majemuk campuran
Tabel
3.3 Analisis Kalimat Majemuk Setara
No
|
Kode
|
Kalimat
|
Deskripsi
|
|
|
|
|
Keterangan.
1) A, B,
C, …. , dan seterusnya =
Nama siswa
2) Angka
1, 2, 3, … , dan seterusnya = Urutan
kalimat dalam karangan
Tabel 3.4
Analisis Kalimat Majemuk Bertingkat
No
|
Kode
|
Kalimat
|
Deskripsi
|
|
|
|
|
Keterangan.
1)
A, B, C, …. , dan seterusnya = Nama siswa
2)
Angka 1, 2, 3, … , dan seterusnya = Urutan kalimat dalam karangan.
Tabel 3.5 Analisis Kalimat
Majemuk Campuran
No
|
Kode
|
Kalimat
|
Deskripsi
|
|
|
|
|
Keterangan.
1)
A, B, C, …. , dan seterusnya = Nama siswa
2)
Angka 1, 2, 3, … , dan seterusnya = Urutan kalimat dalam karangan
Teknik Analisis Data
Analisis data
menurut Patton (dalam Moleong, 2005:280) adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan
langkah-langkah:
a. menelaah
data, yaitu dengan cara menentukan konjungsi dari karangan siswa,
b.
kategorisasi, yaitu mengumpulkan,
mengklasifikasi, atau mengelompokkan data, dan melakukan pengkodean siswa,
c.
mereduksi data, yaitu setelah data
terkumpul, data yang diambil hanya data yang terdapat penggunaan kalimat
majemuk, jika terdapat data yang kurang sesuai maka tidak dipakai,
d.
pemeriksaan keabsahan data, yaitu data
yang telah dianalisis diperiksa kebenarannya,
e.
penafsiran data, yaitu setelah data
dianalisis kemudian data dideskripsikan berdasarkan bentuk dan pola penggunaan
kalimat majemuk,
f.
penarikan kesimpulan.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Data
Siswa
1.
Pola Penggunaan Kalimat Majemuk Pada
Karangaan Siswa
Berdasarkan
hasil analisis penelitian, ditemukan tiga pola penggunaan kalimat majemuk,
yaitu penggunaan kalimat majemuk dengan pola induk kalimat + konjungsi + induk
kalimat, penggunaan kalimat majemuk dengan pola induk kalimat + konjungsi +
anak kalimat, dan penggunaan kalimat majemuk dengan pola anak kalimat +
konjungsi + induk kalimat.
2.
Jenis Penggunaan Kalimat Majemuk Pada Karangan Siswa
Bentuk kalimat
majemuk dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan jenis kalimat majemuk. Jenis
kalimat majemuk tersebut terdiri atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk
bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. Berikut ini dipaparkan
bentuk-bentuk dari hasil analisis.
Pembahasan
1. Penggunaan
Kalimat Majemuk Dengan Pola Induk Kalimat + Konjungsi + Induk Kalimat
Berdasarkan
data hasil penelitian ditemukan penggunaan kalimat majemuk dengan pola induk
kalimat + konjungsi + induk kalimat. Maka peneliti menganalisis data
berdasarkan pola penulisannya. Adapun analisisnya diuraikan berikut ini.
Data
(G1) pola penggunaaan induk kalimat + konjungsi + induk kalimat sebagai berikut.
Tidak selaras dengan nilai dan
norma yang ada didalam masyarakat.
Menurut
(Djajasudarma, 1993) pola induk kalimat + konjungsi + induk kalimat adalah
kalimat yang mempunyai kedudukan yang sama. Jika kalimat tersebut digabungkan
dan ditandai dengan kata penghubung dari kalimat majemuk setara, maka pola pada
data (G1) telah sesuai dengan teori Djajasudarma.
Pada
data (G1), merupakan kalimat majemuk yang benar. Kalimat tersebut merupakan
kalimat setara yang mempunyai dua kalimat dengan kedudukan yang sama. Pola
kalimat majemuk pada data (G1) termasuk dalam pola induk kalimat + konjungsi +
induk kalimat.
2. Penggunaan
Kalimat Majemuk Dengan Pola Induk Kalimat + Konjungsi + Anak Kalimat
Berdasarkan
data hasil penelitian ditemukan penggunaan kalimat majemuk dengan pola induk
kalimat + konjungsi + anak kalimat. Maka peneliti menganalisis data berdasarkan
pola penulisannya. Adapun analisisnya diuraikan berikut ini.
Data (C1) pola penggunaan induk
kalimat + konjungsi + anak kalimat sebagai berikut. Dalam hal ini pengaruh-pengaruh kenakalan remaja juga bisa disebabkan
oleh media masa.
Menurut
(Djajasudarma, 1993) pola induk kalimat + konjungsi + anak kalimat adalah
kalimat yang mempunyai kedudukan yang tidak setara. Jika kalimat tersebut
digabungkan dan ditandai dengan kata penghubung dari kalimat majemuk
bertingkat, maka pola pada data (C1) telah sesuai dengan teori Djajasudarma.
Pada
data (C1), merupakan kalimat majemuk yang benar. kalimat tersebut mempunyai
kedudukan yang tidak setara yakni bertingkat, serta induk kalimat berada di
awal dan diikuti dengan anak kalimat yang di dahului dengan kata hubung. Pola
kalimat majemuk pada data (C1) termasuk dalam pola induk kalimat + konjungsi +
anak kalimat.
3. Penggunaan
Kalimat Majemuk Dengan Pola Anak Kalimat + Konjungsi + Induk Kalimat
Berdasarkan
data hasil penelitian ditemukan penggunaan kalimat majemuk dengan pola anak
kalimat + konjungsi + induk kalimat. Maka peneliti menganalisis data
berdasarkan pola penulisannya. Adapun analisisnya diuraikan berikut ini.
Data
(F2) pola penggunaan anak kalimat + konjungsi + induk kalimat dalam karangannya
sebagai berikut. Ketika bencana
tsunami melanda warga disana, bantuan datang terlambat.
Menurut
(Djajasudarma, 1993) pola anak kalimat + konjungsi + induk kalimat adalah
kalimat yang mempunyai kedudukan yang tidak setara. Jika kalimat tersebut
digabungkan dan ditandai dengan kata penghubung dari kalimat majemuk
bertingkat, serta didahului oleh tanda baca (,) maka pola pada data ( F2) telah
sesuai dengan teori Djajasudarma.
Pada
data (F2), merupakan kalimat majemuk yang benar. kalimat tersebut mempunyai
kedudukan yang tidak setara yakni bertingkat, serta anak kalimat berada di awal
dan ditandai (,), diikuti dengan induk kalimat yang di dahului dengan tanda
baca. Pola kalimat majemuk pada data (F2) termasuk dalam pola anak kalimat +
konjungsi + induk kalimat.
4. Analisis Jenis Penggunaan Kalimat Majemuk
Setara
Berdasarkan data
hasil penelitian ditemukan jenis penggunaan kalimat majemuk setara. Maka
peneliti menganalisis data berdasarkan jenis penulisannya. Adapun analisisnya
diuraikan berikut ini.
Pada
data (G3) jenis penggunaan kalimat majemuk setara sebagai berikut. Perilaku-perilaku yang tidak senonoh dengan
nilai dan norma biasanya dinamakan dengan kenakalan remaja.
Menurut
(Djajasudarma, 1993) kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk berupa
penggabungan kalimat tunggal yang masing-masing mempunyai kedudukan yang sama.
Maka jenis pada data (G3) telah sesuai dengan teori Djajasudarma.
Pada data (G3)
merupakan kalimat majemuk yang benar. Kalimat tersebut merupakan kalimat
majemuk setara penjumlahan karena kalimat tersebut menggunakan kata hubung dan, serta kedudukan kedua kalimat
tersebut mempunyai kedudukan yang sama.
5. Analisis
Jenis Penggunaan Kalimat Majemuk Bertingkat
Berdasarkan data
hasil penelitian ditemukan jenis penggunaan kalimat majemuk bertingkat. Maka
peneliti menganalisis data berdasarkan jenis penulisannya. Adapun analisisnya
diuraikan berikut ini.
Pada data (Q4) jenis penggunaan
kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut.
Tidak boleh
mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hatinya walaupun diucapkan dengan
sangat halus.
Pada data (Q4)
merupakan kalimat majemuk yang benar. Kalimat ini merupakan kalimat majemuk
bertingkat yang menyatakan hubungan berlawanan karena kalimat tersebut
menggunakan kata hubung walaupun.
Pada data (T5) jenis penggunaan
kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut. Aku
juga mendapatkan wawasan yang luas untuk bekal aku di masyarakat nanti.
Tim Penulis
Bahasa Indonesia UNEJ (2007:91) mengatakan bahwa kalimat majemuk bertingkat
adalah kalimat majemuk yang mempunyai kedudukan yang berbeda. Kalimat yang
mempunyai kedudukan lebih tinggi dan bebas disebut induk kalimat yang biasanya
merupakan inti kalimat, sedangkan kalimat yang mempunyai kedudukan yang lebih
rendah dan tidak bebas disebut anak kalimat. Maka jenis pada data (T5) telah
sesuai dengan teori Tim Penulis Bahasa Indonesia UNEJ.
Pada data (T5)
merupakan kalimat majemuk yang benar. Kalimat ini merupakan kalimat majemuk
bertingkat yang menyatakan hubungan syarat karena kalimat tersebut menggunakan
kata hubung untuk.
6.
Analisis Jenis Penggunaan Kalimat
Majemuk Campuran
Berdasarkan data
hasil penelitian ditemukan jenis penggunaan kalimat majemuk campuran. Maka
peneliti menganalisis data berdasarkan jenis penulisannya. Adapun analisisnya
diuraikan berikut ini.
Pada data (E1) jenis penggunaan
kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut. Aku
pingin banget untuk pergi kesana tapi waktunya masih lum tepat.
Keraf
(1972:169) menyatakan bahwa kalimat
majemuk campuran didalamnya terdapat kombinasi kalimat majemuk setara atau
rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat ini
sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat sehingga strukturnya terdiri
atas dua induk kalimat dan satu anak kalimat, atau dua anak kalimat dan satu
induk kalimat. Maka jenis pada data (E1) telah sesuai dengan teori Keraf.
Pada
data (E1) merupakan kalimat majemuk yang benar. Kalimat ini merupakan kalimat
majemuk campuran karena kalimat tersebut menggunakan dua kata hubung yakni untuk, tetapi. Kata hubung pertama
menggunakan kalimat majemuk bertingkat hubungan tujuan sedangkan kata hubung
yang kedua menggunakan kata hubung kalimat majemuk setara pertentangan.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil temuan penelitian dan dari hasil pembahasan, peneliti memperoleh
kesimpulan. Kesimpulan dari penelitin ini dijabarkan sebagai berikut.
Pada
karangan siswa kelas X MA. Irsyadun Nasyi’in tahun pelajaran 2012/2013.
Menggunakan tiga jenis pola kalimat majemuk. Tiga pola tersebut meliputi (a)
pola induk kalimat + konjungsi + induk kalimat, (b) induk kalimat + konjungsi +
anak kalimat, dan (c) pola anak kalimat + konjungsi + induk kalimat. Kalimat majemuk dengan
pola: (a)
pola induk kalimat + konjungsi + induk kalimat berjumlah 32, (b) induk kalimat
+ konjungsi + anak kalimat berjumlah 75, dan (c) pola anak kalimat + konjungsi
+ induk kalimat berjumlah 15.
Jenis penggunaan
kalimat majemuk pada karangan siswa meliputi tiga jenis, yaitu kalimat majemuk setara,
kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. Pada kalimat majemuk
setara terdapat beberapa jenis konjungsi yang digunakan antara lain: dan, tetapi, atau. Pada kalimat majemuk
bertingkat terdapat beberapa jenis konjungsi yang digunakan antara lain: meskipun, karena, agar, kalau, akibat,
apabila, untuk, sekarang, sampai, bahwa, bila, upayakan, ketika, dan walaupun.
Pada kalimat majemuk bertingkat terdapat beberapa jenis konjungsi yang
digunakan antara lain: (sekarang-dan),
(karena-tetapi), (agar-dan), (untuk-tetapi), (untuk-dan), (menyebabkan-lalu),
(ketika-tetapi), (bahkam-dan), (atau-karena), (dan-untuk), (setelah-dan),
(dan-karena), (kemudian-karena), (meskipun-tapi), (tapi-kalau), (kalau-dan),
(karena-dan), (dan-jika), (agar-dan), (walaupun-dan), (jika-atau), (jika-dan),
(setelah-dan).
Saran.
Berdasarkan
analisis dan pembahasan yang dilakukan maka peneliti ingin menyampaikan
beberapa saran yaitu.
1)
Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
Guru
harus lebih kreatif dan detail dalam menyampaikan materi tentang kalimat
majemuk kepada siswa. Sehingga siswa lebih memahami materi yang disampaikan
oleh guru.
2) Bagi
Siswa
Berdasarkan
dari hasil pembahasan, maka siswa harus lebih teliti lagi dalam memahami materi
menulis kalimat majemuk. Siswa harus lebih memahami pola penulisan kalimat
majemuk dan jenis kalimat majemuk sehingga siswa tidak mengalami kesulitan
dalam materi menulis kalimat majemuk.
3)
Bagi Pembaca
Bagi
pembaca, diharapkan mampu memahami dan membedakan jenis dan pola dalam
penulisan kalimat majemuk. Sehingga lebih menambah pengetahuan dan ilmu tentang
Bahasa Indonesia.
4)
Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi
peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memacu untuk lebih memahami kalimat
majemuk dan mampu mengembangkan kalimat majemuk sebagai penelitian selanjutnya
dalam jangkauan yang lebih luas.
DAFTAR
RUJUKAN
Arikunto,
Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian:
Suatu pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hardjono,
Dewibertha. 2007. Bahasa Indonesia untuk
Mahasiswa. Yogyakarta: Andi Offset.
Keraf,
Gorys. 1972. Tata Bahasa Indonesia.
Jakarta: Nusa Indah.
Kusuma,
Indra. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan. Bondowoso: LPTK.
Moeliono,
Anton M. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Moleong,
Lexy J. 2011. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Moleong,
Lexy J. 2012. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nazar, Noerzisri A. 2006. Bahasa Indonesia Dalam Karangan Ilmiah.
Bandung: Humaniora.
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat (Fungsi, Kategori, dan
Peran). Bandung: Refika Aditama.
Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Jenis Kalimat Dalam Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
Sugiyono.
2012. Metode Penelitian Kualitatif dan
RnB. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
No comments:
Post a Comment