Tuesday, August 9, 2016

PENERAPAN METODE SMART UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA (artikel penelitian-Tata)





PENERAPAN METODE SMART UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS SISWA

Iftakhul Prisdiani Sari
Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, FKIP, Universitas Muhammadiyah Jember

Abstrak
Kata Kunci: metode SMART, wacana argumentasi, keterampilan menulis.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan dilaksananakan sebanyak 2 siklus yang mencangkup perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X PM 1 SMK IBU Pakusari Jember pada tahun pelajaran 2015/2016. Metode pengumpulan data yang digunakan terdiri dari: observasi, wawancara, dokumentasi, dan test. Analisa data yang digunakan adalah analisa pada hasil karangan siswa berupa wacana argumentasi. Hasil analisis belajar setelah diterapkan metode SMART pada siswa kelas X PM1 SMK IBU Pakusari Jember pada tahap prasiklus siswa yang tuntas dengan nilai 75 sebanyak 3 siswa dengan presentase 11%. Pada siklus I hasil belajar siswa meningkat, yaitu sebanyak 14 siswa dengan presentase 42% tuntas belajar dengan nilai 75. Pada siklus II, juga terjadi peningkatan yaitu siswa yang tuntas dengan nilai 75 sebanyak 29 siswa dengan presentase 88%. Jadi siswa yang tuntas belajar mengalami peningkatan dari 42% sampai 88%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode SMART berhasil untuk meningkatkan kemampuan menulis wacana argumentasi pada siswa kelas X PM1 SMK IBU Pakusari Jember. 


Abstract
Keywords: SMART method, argumentation discourse, writing skill

This research aims to increase students writing skill in Bahasa Indonesia subject. This research type is Class Action Research (CAR) and held as two cycles which include planning, action, observation, and reflection. Subject of research are students of class X PM1 SMK IBU Pakusari Jember in the academic year 2015/2016. This research use method of collecting data consisted of: observation, interview, documentation and test. Data analyse use analyzing on result of student essay in form argumentation discourse. Result of analyzing study after SMART method implementation on students class X PM1 SMK IBU Pakusari Jember in the pre cycle,student who pass by 75 as many as 3 students with percentage 11%. In cycles I, students study result increase as many as 14 students with percentage 42% pass by score 75. In cycle II, students who pass by score 75  also increased as many as 29 students with percentage 88%. Therefore, students who pass increased from 42% up to 88%. Based on research result, can be concluded that implementing SMART method thrive to increase argumentation discourse writing skill to student class X PM1 SMK IBU Pakusari Jember.

1.      PENDAHULUAN
Suparno dan Yunus (2011:1-3) berpendapat bahwa menulis sebagai suatu penyampaian pesan (komunikasi) dengan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi yang terkandung dalam suatu tulisan. Parera (1993:3) berpendapat pula bahwa menulis adalah suatu proses. Sebagi proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan).
Wibowo (2003:17) berpendapat bahwa kemampuan menulis dapat melalui latihan secara gradual (berangsur-angsur) dan bimbingan yang intensif. Kemampuan menulis membutuhkan keterampilan mengolah kosakata dan struktur bahasa. Seorang penulis harus memahami “seluk beluk” bahasa. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal belajar siswa. Dengan keterampilan tersebut, siswa dapat mengembangkan kreativitasnya dan juga menggunakannya sebagai sarana yang berharga dalam berbagai cara untuk belajar.
Pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai peran penting dalam pembentukan kebiasaan, sikap, serta kemampuan yang diperlukan siswa untuk perkembangan keterampilan berbahasanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Olson (dalam Ahmadi, 1988:78) yang menyatakan bahwa bahasa tulis memegang peranan penting dan dominan di sekolah. Pengajaran tersebut juga harus dapat membantu siswa dalam pengembangan kemampuan berbahasa yang diperlukannya baik untuk berkomunikasi maupun untuk menyerap berbagai alat serta pengetahuan yang dipelajari. Salah satu materi pembelajaran menulis di SMK adalah menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Pemilihan paragraf argumentasi dalam penelitian ini adalah paragraf argumentasi yang nantinya akan sangat dibutuhkan dalam dunia kerja ketika seseorang harus beradu argumen dengan lawan bicaranya.
Obervasi awal terhadap siswa kelas X SMK Islam Bustanul Ulum (IBU) Pakusari, kelas yang masih rendah keterampilan menulis paragraf argumentasi adalah kelas X PM1 yang berjumlah 33 siswa yaitu 19 laki-laki dan 14 perempuan. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam menulis paragraf argumentasi kebanyakan masih 75.  Rendahnya keterampilan menulis pada kelas X PM1 SMK IBU Pakusari dikarenakan oleh beberapa sebab, di antaranya adalah selama pembelajaran menulis yang berlangsung, guru belum menerapkan metode atau model pembelajaran yang dapat menarik siswa. Jadi, guru masih kesulitan menemukan metode pembelajaran menulis yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa serta ketiadaan atau ketebatasan media pembelajaran menulis yang efektif.
Metode yang biasa digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Akibatnya siswa terlihat pasif dan hanya menerima informasi dari guru. Kondisi tersebut berdampak pada tulisan siswa yang cenderung menjadi paragraf persuasif,  isi karangan kurang sesuai dengan topik dan dalam tulisan siswa banyak mengandung kesalahan ejaan.  Untuk mengatasi masalah tersebut akan diterapkan pembelajaran dengan metode SMART.
Model Pebelajaran Kreatif (MPK) mencangkup beberapa metode yang dapat diterapkan dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Metode yang diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa salah satunya metode ERUPT atau metode SMART. Alasan penelitian ini menggunakan metode SMART dalam meningkatkan keterampilan menulis argumentasi, karena metode SMART memiliki beberapa kelebihan dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa. Salah satu kelebihannya yaitu siswa berlatih berpikir keras, teliti, dan kreatif dalam memecahkan persoalan dengan latihan soal dan remidi.
Persamaan metode SMART dan metode ERUPT adalah sama-sama menggunakan teman sebaya untuk memahami materi pelajaran. Namun metode ERUPT lebih mengarah untuk meningkatkan ketrampilan berbicara siswa. Metode SMART mengutamakan keaktifan siswa. Dengan demikian kelas X PM1 SMK IBU Pakusari yang cenderung pasif dalam proses belajar dan cenderung ramai diberdayakan menjadi kelas yang aktif. Melalui penelitian ini kualitas pembelajaran menulis siswa di SMK IBU Pakusari Jember, khusunya menulis wacana argumentasi dapat meningkat.

2.      METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunto, 2014;3).
Sekolah yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah SMK IBU Pakusari Jember tahun pelajaran 2015/2016 dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X PM1 SMK IBU Pakusari Jember dengan jumlah murid sebanyak 33 siswa, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Penyelenggaraan penelitian dilaksanakan dengan dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Secara sederhana, Arikunto (2014:14).
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Instrumen penelitian berupa lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan soal tes.
Analisis data dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan menulis wacana argumentasi siswa secara individu yaitu dengan menjumlah skor yang diperoleh dibagi dengan jumah skor maksimum kemudian dikali dengan 100%. Sedangkan analisis data untuk mendapatkan presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat diperoleh dengan jumlah siswa yang mencapa nilai ketuntasan dibagi dengan jumlah seluruh siswa kemudia dikalikan 100%.
Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil apabila sebagai berikut:
1)   daya serap perorangan, seorang siswa dikatakan tuntas jika telah mencapai nilai ≥ 75.
2)   daya serap klasikal, suatu kelas dikatakan berhasil jika terdapat minimal 85% siswa mencapai nilai ≥ 75.

3.      PEMBAHASAN
1)      Proses peningkatan keterampilan menulis Menulis Wacana Argumentasi dengan Menerapkan Metode SMART Siswa Kelas X PM1 SMK IBU Pakusari Jember.
Kegiatan awal yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah observasi. Hasil pengamatan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X PM1 sudah cukup baik, hal tersebut dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran, guru menggunakan metode ceramah dan penugasan, serta kurang memanfaatkan media pembelajaran yang mendukung. Selain itu siswa cenderung pasif dan aktifitas siswa terbatas pada mendengarkan penjelasan guru selama pembelajaran. Penelitian dilaksanakan pada empat kali pertemuan, satu pertemuan dilakukan untuk kegiatan prasiklus sedangkan dua kali pertemuan untuk kegiatan siklus I, dan satu kali pertemuan digunakan untuk kegiatan siklus II, siklus yang digunakan yaitu dua siklus.
Sukatman dkk (2013;68) menyatakan langkah-langkah kegiatan metode SMART sebagai berikut: (1) siswa belajar berkelompok dan saling membantu belajar (tutor sebaya); (2) guru menuntaskan residu masalah belajar dengan menfungsikan media pembelajaran; (3) mengaplikasikan contoh soal dalam persoalan sehari hari; (4)mengulangi pembelajaran (remidi) terhadap materi yang sulit,  bermasalah, dan merupakan materi prasyarat dan; (5) latihan pemecahan soal (tes) secara kreatif. Pelaksanaan SMART ini bisa jam reguler atau jam tambahan sehingga jadwal harian  sekolah tidak terganggu.
Penerapan metode SMART dalam proses pembelajaran menulis wacana argumentasi sangat membantu siswa, hal tersebut bisa dilihat selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa yang cenderung pasif berusaha untuk aktif dalam kegiatan diskusi kelompok dan berani bertanya kepada peneliti maupun kepada teman sebaya tentang hal yang kurang dimengerti. Serta penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh peneliti menambah antusias siswa dalam menerima pembelajaran. Tes menulis yang diberikan oleh peneliti juga dapat dipahami dengan baik oleh siswa, peneliti juga menyelsaikan residu permasalahan yang terjadi kepada siswa. Pada akhir pembelajaran peneliti memberikan refleksi kepada siswa, dengan tujuan siswa mengetahui kekurangan dan kelebihan selama belajar mengajar berlangsung.
Pada siklus I setelah diterapkan metode SMART dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi terjadi peningkatan hasil belajar dari prasiklus. Pada prasiklus siswa yang mendapat nilai 75 (tuntas) sebanyak 3 siswa (11%) dan sisanya 30 (89%) belum mencapai ketuntasan. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 75 (tuntas) bertambah sebanyak 14 siswa (42%) dan yang belum mencapai ketuntasan 19 siswa (58%). Ada beberapa faktor yang menyebabkan tulisan siswa belum mencapai ketuntasan, salah satunya kesulitan siswa dalam memberikan alasan yang logis pada wacana argumentasi, keefektifan kalimat, dan ejaan yang digunakan. Karena pada siklus I belum berhasil penerapan metode SMART untuk meningkatkan keterampilan menulis wacana argumentasi, maka dilakukan tindakan selanjutnya pada siklus II.
Pada siklus II juga diterapkan metode SMART dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi yang sudah direncanakan lebih cermat dan juga disempurnakan sehingga hasil yang didapat lebih baik dan mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Perencanaan tindakan pada siklus II meliputi beberapa kegiatan perbaikan yang terdapat pada refleksi siklus I. Diantaranya adalah pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti  meminta siswa untuk tidak malu bertanya kepada peneliti yang bertindak sebagai guru tentang kesulitan yang dialami, agar peneliti dapat menjelaskan permasalahan kepada seluruh siswa. Selanjutnya peneliti memperbaiki perintah-perintah yang ada pada lembar soal atau lembar tugas.
Peneliti  juga menyajikan media pembelajaran berupa berita, dengan gambar yang lebih besar dan jelas supaya dapat membantu imajinasi siswa. Pada Lembar Kerja Siswa (LKS) peneliti memberi kolom suntingan untuk menilai hasil suntingan. Kegiatan selanjutnya, peneliti  memerintahkan siswa untuk tidak menulis kembali data-data yang ditemukan namun siswa diperintahkan untuk menggarisbawahi data yang ditemukan. Peneliti akan membantu siswa yang kesulitan dalam menyunting hasil wacana argumentasi teman sebayanya.
Hasilnya siswa yang mendapat nilai 75 (tuntas)  sebanyak 29 siswa (88%), sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 4 siswa (12%). Hal tersebut dikarenakan peneliti sudah melakukan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga proses dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Karena sudah mengalami peningkatan klasikal sebesar 88% maka penelitian pada tindakan dihentikan pada siklus II.
Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menulis wacana argumentasi dalam penelitian ini, pada siklus I dengan presentase dari dua observer adalah 84% dan 91%. Pada siklus II dengan presentase dari dua observer adalah 96% dan 92% dan dikatakan baik sekali. Peneliti pada kedua siklus II ini mengalami peningkatan yaitu peneliti mampu mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan guru menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif. Peneliti sudah melaksanakan kegiatan secara maksimal dalam pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat serta telah memperbaiki aspek yang mengalami kekurangan pada siklus I.
Aktivitas siswa terdapat dua macam yaitu keaktifan siswa dan proses pembelajaran metode SMART. Pada kegiatan pembelajaran melalui metode SMART membuat siswa kreatif, memecahkan masalah dengan teman sebaya, dan termotivasi dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi. Siswa tidak canggung lagi untuk bertanya kepada guru atau teman sebaya dan pembelajaran terlihat aktif dalam pembelajaran. Siswa tampak aktif dalam diskusi dan saling membantu teman sebaya apabila temannya ada yang kurang paham. Ketertiban dan keaktifan siswa pada siklus I 69%, dan pada siklus II 91%. Proses pembelajaran metode SMART 67% pada siklus I, dan 93% pada siklus II. Dalam proses pembelajaran metode SMART siswa sangat aktif dan serius dalam tahab Sebaya, Media, Aplikasi, Remidi, dan Tes.

2)      Peningkatan Hasil Belajar Menulis Wacana Argumentasi Siswa Kelas X PM1 SMK IBU Pakusari Jember Setelah Penerapan Metode SMART.
Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis wacana argumentasi dengan menggunakan metode SMART dilakukan dengan cara membandingkan nilai menulis wacana argumentasi pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Berikut dapat dilihat pada tabel 5.2 adlah hasil perbandingan nilai tes siswa dalam menulis wacana argumentasi.
Tabel 2.1 Hasil Persentase Perbandingan Menulis Wacana Argumentasi Tahap Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

No
Perolehan Nilai
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Ket
Jumlah Siswa
Persentase
Jumlah Siswa
Persentase
Jumlah Siswa
Persentase
1
Nilai 75
3
11%
14
42%
29
88%
T
2
Nilai < 75
30
89%
19
58%
4
12%
BT
Jumlah
33
100%
33
100%
33
100%


Berdasarkan tabel di atas, pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode SMART mengalami peningkatan dari siklus ke siklus berikutnya. Berdasarkan tabel 5.2 di atas, dapat dilihat bahwa tahap prasiklus siswa yang mendapat nilai 75 (tuntas) sebanyak 3 siswa (11%), sedangkan siswa yang mendapat nilai < 75 (belum tuntas) sebanyak 30 siswa (89%). Pada siklus I setelah diterapkan metode SMART dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi terjadi peningkatan hasil belajar. Siswa yang mendapat nilai 75 (tuntas) sebanyak 14 siswa (42%), dan yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar berkurang menjadi 19 siswa (58%).
Pada siklus II juga menerapkan metode SMART dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi yang direncakan lebih cermat dan disempurnakan sehingga hasil yang didapat lebih baik dan mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Hasilnya siswa yang mendapat nilai 75 (tuntas) sebanyak 29 siswa (88%), sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 4 siswa (12%).
Uraian tersebut menunjukkan bahwa antara prasiklus ke siklus I terjadi peningkatan sebanyak 11 siswa. Demikian juga antara siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan sebanyak 15 siswa. Berdasarkan hasil tersebut maka ketuntasan belajar secara klasikal telah tuntas karena telah mencapai 88% dimana standar ketuntasan minimum secara klasikal adalah 85%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis wacana argumentasi berhasil meningkat setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode SMART.

3)      Pembuktian Hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada prasiklus dengan presentase 11%, siklus I 42%, dan siklus II adalah 88%. Kesuksesan secara klasikal pada siklus II adalah 88%, maka masuk dalam kategori baik sekali dan tingkat keberhasilannya adalah berhasil. Dengan demikian penerapan metode SMART baik sekali dan berhasil untuk meningkatkan kemampuan menulis wacana argumentasi siswa kelas X PM1 SMK IBU Pakusari Jember.

4)      SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan metode SMART dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi baik sekali dan berhasil diterapkan untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis wacana argumentasi pada siswa kelas X PM 1 SMK IBU Pakusari Jember. Hal ini bisa dilihat dari hasil menulis wacana argumentasi siswa yang semakin meningkat baik dari siklus I sampai silus II. Siswa menjadi kreatif, aktif, dan percaya diri. Hal ini disebabkan adanya penggalian kemampuan siswa dari kegiatan (S) sebaya, (M) media, (A) aplikasi, (R) remidi, (T) tes sehingga membangkitkan daya pikir siswa selama menulis. Siswa juga lebih mudah dalam menuangkan idenya sehingga pendapat mereka dapat tersalurkan.
Hasil belajar menulis wacana argumentasi setelah diterapkan metode SMART pada siswa kelas X PM1 SMK IBU Pakusari Jember mengalami peningkatan. Pada Prasiklus ketuntasan hasil belajar siswa 11%, pada siklus I meningkat 42%, dan pada siklus II juga meningkat 88% sehingga secara klasikal memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMK IBU Pakusari Jember. Hal ini ditunjang dengan keaktifan peneliti yang meningkat dari 84% menjadi 96%. Proses pembelajaran menggunakan metode SMART juga meningkat dari 67% menjadi 93%.



DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara.
Parera, D. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.
Sukatman, dkk. 2013. Model Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta: Gress Publishing.
Suparno. 2011. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wibowo, Wahyu. 2003. Manajemen Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


No comments:

Post a Comment