PENERAPAN METODE SMART UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS SISWA
Iftakhul Prisdiani Sari
Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, FKIP, Universitas
Muhammadiyah Jember
E-mail: tataprisdiani@gmail.com
Abstrak
Kata Kunci: metode SMART, wacana
argumentasi, keterampilan menulis.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa
pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dan dilaksananakan sebanyak 2 siklus yang mencangkup
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa
kelas X PM 1 SMK IBU Pakusari Jember pada tahun pelajaran 2015/2016. Metode
pengumpulan data yang digunakan terdiri dari: observasi, wawancara,
dokumentasi, dan test. Analisa data yang digunakan adalah analisa pada hasil
karangan siswa berupa wacana argumentasi. Hasil analisis belajar setelah
diterapkan metode SMART pada siswa kelas X PM1 SMK IBU Pakusari Jember pada
tahap prasiklus siswa yang tuntas dengan nilai ≥ 75 sebanyak 3 siswa dengan presentase 11%. Pada
siklus I hasil belajar siswa meningkat, yaitu sebanyak 14 siswa dengan
presentase 42% tuntas belajar dengan nilai ≥ 75. Pada siklus II, juga terjadi peningkatan yaitu
siswa yang tuntas dengan nilai ≥
75 sebanyak 29 siswa dengan presentase 88%. Jadi siswa yang tuntas belajar
mengalami peningkatan dari 42% sampai 88%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode SMART berhasil untuk meningkatkan kemampuan
menulis wacana argumentasi pada siswa kelas X PM1 SMK IBU Pakusari Jember.
Abstract
Keywords: SMART method,
argumentation discourse, writing skill
This research aims to increase students writing skill in Bahasa
Indonesia subject. This research type is Class Action Research (CAR) and held
as two cycles which include planning, action, observation, and reflection.
Subject of research are students of class X PM1 SMK IBU Pakusari Jember in the
academic year 2015/2016. This research use method of collecting data consisted
of: observation, interview, documentation and test. Data analyse use analyzing
on result of student essay in form argumentation discourse. Result of analyzing
study after SMART method implementation on students class X PM1 SMK IBU
Pakusari Jember in the pre cycle,student who pass by ≥ 75 as many as 3 students with percentage 11%. In
cycles I, students study result increase as many as 14 students with percentage
42% pass by score ≥
75. In cycle II, students who pass by score ≥75 also
increased as many as 29 students with percentage 88%. Therefore, students who
pass increased from 42% up to 88%. Based on research result, can be concluded
that implementing SMART method thrive to increase argumentation discourse
writing skill to student class X PM1 SMK IBU Pakusari Jember.
1. PENDAHULUAN
Suparno dan Yunus
(2011:1-3) berpendapat bahwa menulis sebagai suatu penyampaian pesan
(komunikasi) dengan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi
yang terkandung dalam suatu tulisan. Parera (1993:3) berpendapat pula bahwa menulis
adalah suatu proses. Sebagi proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas
yang terjadi dan melibatkan beberapa fase prapenulisan (persiapan), penulisan
(pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau
penyempurnaan tulisan).
Wibowo (2003:17)
berpendapat bahwa kemampuan menulis dapat melalui latihan secara gradual
(berangsur-angsur) dan bimbingan yang intensif. Kemampuan menulis membutuhkan
keterampilan mengolah kosakata dan struktur bahasa. Seorang penulis harus
memahami “seluk beluk” bahasa. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa
kemampuan menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal belajar siswa. Dengan
keterampilan tersebut, siswa dapat mengembangkan kreativitasnya dan juga
menggunakannya sebagai sarana yang berharga dalam berbagai cara untuk belajar.
Pengajaran bahasa
Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai peran penting dalam
pembentukan kebiasaan, sikap, serta kemampuan yang diperlukan siswa untuk
perkembangan keterampilan berbahasanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Olson
(dalam Ahmadi, 1988:78) yang menyatakan bahwa bahasa tulis memegang peranan
penting dan dominan di sekolah. Pengajaran tersebut juga harus dapat membantu
siswa dalam pengembangan kemampuan berbahasa yang diperlukannya baik untuk berkomunikasi
maupun untuk menyerap berbagai alat serta pengetahuan yang dipelajari. Salah
satu materi pembelajaran menulis di SMK adalah menulis gagasan untuk mendukung
suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Pemilihan paragraf
argumentasi dalam penelitian ini adalah paragraf argumentasi yang nantinya akan
sangat dibutuhkan dalam dunia kerja ketika seseorang harus beradu argumen
dengan lawan bicaranya.
Obervasi awal
terhadap siswa kelas X SMK Islam Bustanul Ulum (IBU) Pakusari, kelas yang masih
rendah keterampilan menulis paragraf argumentasi adalah kelas X PM1 yang
berjumlah 33 siswa yaitu 19 laki-laki dan 14 perempuan. Hal ini terbukti dari
nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam menulis paragraf argumentasi
kebanyakan masih ≤
75. Rendahnya keterampilan menulis pada
kelas X PM1 SMK IBU Pakusari dikarenakan oleh beberapa sebab, di antaranya
adalah selama pembelajaran menulis yang berlangsung, guru belum menerapkan
metode atau model pembelajaran yang dapat menarik siswa. Jadi, guru masih
kesulitan menemukan metode pembelajaran menulis yang sesuai dengan kondisi dan
kemampuan siswa serta ketiadaan atau ketebatasan media pembelajaran menulis
yang efektif.
Metode yang biasa
digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Akibatnya siswa terlihat pasif dan hanya
menerima informasi dari guru. Kondisi tersebut berdampak pada tulisan siswa
yang cenderung menjadi paragraf persuasif,
isi karangan kurang sesuai dengan topik dan dalam tulisan siswa banyak
mengandung kesalahan ejaan. Untuk
mengatasi masalah tersebut akan diterapkan pembelajaran dengan metode SMART.
Model Pebelajaran
Kreatif (MPK) mencangkup beberapa metode yang dapat diterapkan dalam proses
kegiatan belajar-mengajar. Metode yang diterapkan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa salah satunya metode ERUPT atau metode SMART. Alasan penelitian
ini menggunakan metode SMART dalam meningkatkan keterampilan menulis
argumentasi, karena metode SMART memiliki beberapa kelebihan dalam meningkatkan
keterampilan menulis siswa. Salah satu kelebihannya yaitu siswa berlatih
berpikir keras, teliti, dan kreatif dalam memecahkan persoalan dengan latihan
soal dan remidi.
Persamaan metode
SMART dan metode ERUPT adalah sama-sama menggunakan teman sebaya untuk memahami
materi pelajaran. Namun metode ERUPT lebih mengarah untuk meningkatkan
ketrampilan berbicara siswa. Metode SMART mengutamakan keaktifan siswa. Dengan
demikian kelas X PM1 SMK IBU Pakusari yang cenderung pasif dalam proses belajar
dan cenderung ramai diberdayakan menjadi kelas yang aktif. Melalui penelitian
ini kualitas pembelajaran menulis siswa di SMK IBU Pakusari Jember, khusunya
menulis wacana argumentasi dapat meningkat.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK)
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan
oleh siswa (Arikunto, 2014;3).
Sekolah yang digunakan
sebagai tempat penelitian adalah SMK IBU Pakusari Jember tahun pelajaran
2015/2016 dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X PM1 SMK IBU Pakusari
Jember dengan jumlah murid sebanyak 33 siswa, yang terdiri dari 17 siswa
laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Penyelenggaraan
penelitian dilaksanakan dengan dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat
tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu: (1) perencanaan,
(2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Secara sederhana, Arikunto
(2014:14).
Teknik pengumpulan
data yang digunakan pada penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dokumentasi
dan tes. Instrumen penelitian berupa lembar observasi, wawancara, dan
dokumentasi, dan soal tes.
Analisis data
dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan menulis wacana
argumentasi siswa secara individu yaitu dengan menjumlah skor yang diperoleh
dibagi dengan jumah skor maksimum kemudian dikali dengan 100%. Sedangkan
analisis data untuk mendapatkan presentase ketuntasan belajar siswa secara
klasikal dapat diperoleh dengan jumlah siswa yang mencapa nilai ketuntasan
dibagi dengan jumlah seluruh siswa kemudia dikalikan 100%.
Penelitian Tindakan
Kelas ini dinyatakan berhasil apabila sebagai berikut:
1)
daya serap perorangan,
seorang siswa dikatakan tuntas jika telah mencapai nilai ≥ 75.
2)
daya serap klasikal, suatu kelas dikatakan berhasil jika
terdapat minimal 85% siswa mencapai nilai ≥ 75.
3. PEMBAHASAN
1) Proses peningkatan
keterampilan menulis Menulis Wacana Argumentasi dengan Menerapkan Metode SMART
Siswa Kelas X PM1 SMK IBU Pakusari Jember.
Kegiatan awal yang
dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah observasi. Hasil pengamatan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia
kelas X PM1 sudah cukup baik, hal tersebut dapat diketahui bahwa dalam
pembelajaran, guru menggunakan metode ceramah dan penugasan, serta kurang
memanfaatkan media pembelajaran yang mendukung. Selain itu siswa cenderung
pasif dan aktifitas siswa terbatas pada mendengarkan penjelasan guru selama
pembelajaran. Penelitian dilaksanakan pada empat kali pertemuan, satu pertemuan
dilakukan untuk kegiatan prasiklus sedangkan dua kali pertemuan untuk kegiatan
siklus I, dan satu kali pertemuan digunakan untuk kegiatan siklus II, siklus
yang digunakan yaitu dua siklus.
Sukatman dkk
(2013;68) menyatakan langkah-langkah kegiatan metode SMART sebagai berikut: (1)
siswa belajar berkelompok dan saling membantu belajar (tutor sebaya); (2) guru
menuntaskan residu masalah belajar dengan menfungsikan media pembelajaran; (3)
mengaplikasikan contoh soal dalam persoalan sehari hari; (4)mengulangi
pembelajaran (remidi) terhadap materi yang sulit, bermasalah, dan merupakan materi prasyarat
dan; (5) latihan pemecahan soal (tes) secara kreatif. Pelaksanaan SMART ini
bisa jam reguler atau jam tambahan sehingga jadwal harian sekolah tidak terganggu.
Penerapan metode
SMART dalam proses pembelajaran menulis wacana argumentasi sangat membantu
siswa, hal tersebut bisa dilihat selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa
yang cenderung pasif berusaha untuk aktif dalam kegiatan diskusi kelompok dan
berani bertanya kepada peneliti maupun kepada teman sebaya tentang hal yang
kurang dimengerti. Serta penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh
peneliti menambah antusias siswa dalam menerima pembelajaran. Tes menulis yang
diberikan oleh peneliti juga dapat dipahami dengan baik oleh siswa, peneliti
juga menyelsaikan residu permasalahan yang terjadi kepada siswa. Pada akhir
pembelajaran peneliti memberikan refleksi kepada siswa, dengan tujuan siswa
mengetahui kekurangan dan kelebihan selama belajar mengajar berlangsung.
Pada siklus I setelah
diterapkan metode SMART dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi terjadi
peningkatan hasil belajar dari prasiklus. Pada prasiklus siswa yang mendapat
nilai ≥ 75 (tuntas)
sebanyak 3 siswa (11%) dan sisanya 30 (89%) belum mencapai ketuntasan. Pada
siklus I siswa yang mendapat nilai ≥
75 (tuntas) bertambah sebanyak 14 siswa (42%) dan yang belum mencapai
ketuntasan 19 siswa (58%). Ada beberapa faktor yang menyebabkan tulisan siswa
belum mencapai ketuntasan, salah satunya kesulitan siswa dalam memberikan
alasan yang logis pada wacana argumentasi, keefektifan kalimat, dan ejaan yang
digunakan. Karena pada siklus I belum berhasil penerapan metode SMART untuk
meningkatkan keterampilan menulis wacana argumentasi, maka dilakukan tindakan
selanjutnya pada siklus II.
Pada siklus II juga diterapkan
metode SMART dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi yang sudah
direncanakan lebih cermat dan juga disempurnakan sehingga hasil yang didapat
lebih baik dan mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Perencanaan
tindakan pada siklus II meliputi beberapa kegiatan perbaikan yang terdapat pada
refleksi siklus I. Diantaranya adalah pada saat pembelajaran berlangsung,
peneliti meminta siswa untuk tidak malu
bertanya kepada peneliti yang bertindak sebagai guru tentang kesulitan yang
dialami, agar peneliti dapat menjelaskan permasalahan kepada seluruh siswa.
Selanjutnya peneliti memperbaiki perintah-perintah yang ada pada lembar soal
atau lembar tugas.
Peneliti juga menyajikan media pembelajaran berupa
berita, dengan gambar yang lebih besar dan jelas supaya dapat membantu
imajinasi siswa. Pada Lembar Kerja Siswa (LKS) peneliti memberi kolom suntingan
untuk menilai hasil suntingan. Kegiatan selanjutnya, peneliti memerintahkan siswa untuk tidak menulis
kembali data-data yang ditemukan namun siswa diperintahkan untuk
menggarisbawahi data yang ditemukan. Peneliti akan membantu siswa yang
kesulitan dalam menyunting hasil wacana argumentasi teman sebayanya.
Hasilnya siswa yang
mendapat nilai ≥ 75
(tuntas) sebanyak 29 siswa (88%),
sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 4 siswa (12%). Hal tersebut
dikarenakan peneliti sudah melakukan secara maksimal dalam proses kegiatan
belajar mengajar, sehingga proses dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
Karena sudah mengalami peningkatan klasikal sebesar 88% maka penelitian pada
tindakan dihentikan pada siklus II.
Aktivitas guru dalam
pelaksanaan pembelajaran menulis wacana argumentasi dalam penelitian ini, pada
siklus I dengan presentase dari dua observer adalah 84% dan 91%. Pada siklus II
dengan presentase dari dua observer adalah 96% dan 92% dan dikatakan baik
sekali. Peneliti pada kedua siklus II ini mengalami peningkatan yaitu peneliti
mampu mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan guru
menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif. Peneliti sudah melaksanakan
kegiatan secara maksimal dalam pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang
telah dibuat serta telah memperbaiki aspek yang mengalami kekurangan pada siklus
I.
Aktivitas siswa
terdapat dua macam yaitu keaktifan siswa dan proses pembelajaran metode SMART.
Pada kegiatan pembelajaran melalui metode SMART membuat siswa kreatif,
memecahkan masalah dengan teman sebaya, dan termotivasi dalam pembelajaran
menulis wacana argumentasi. Siswa tidak canggung lagi untuk bertanya kepada
guru atau teman sebaya dan pembelajaran terlihat aktif dalam pembelajaran.
Siswa tampak aktif dalam diskusi dan saling membantu teman sebaya apabila
temannya ada yang kurang paham. Ketertiban dan keaktifan siswa pada siklus I
69%, dan pada siklus II 91%. Proses pembelajaran metode SMART 67% pada siklus
I, dan 93% pada siklus II. Dalam proses pembelajaran metode SMART siswa sangat
aktif dan serius dalam tahab Sebaya, Media, Aplikasi, Remidi, dan Tes.
2)
Peningkatan Hasil Belajar Menulis Wacana Argumentasi Siswa Kelas X PM1
SMK IBU Pakusari Jember Setelah Penerapan Metode SMART.
Peningkatan kemampuan
siswa dalam menulis wacana argumentasi dengan menggunakan metode SMART
dilakukan dengan cara membandingkan nilai menulis wacana argumentasi pada
prasiklus, siklus I, dan siklus II. Berikut dapat dilihat pada tabel 5.2 adlah
hasil perbandingan nilai tes siswa dalam menulis wacana argumentasi.
Tabel 2.1 Hasil Persentase Perbandingan Menulis Wacana Argumentasi
Tahap Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No
|
Perolehan
Nilai
|
Prasiklus
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Ket
|
|||
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
|||
1
|
Nilai ≥
75
|
3
|
11%
|
14
|
42%
|
29
|
88%
|
T
|
2
|
Nilai <
75
|
30
|
89%
|
19
|
58%
|
4
|
12%
|
BT
|
Jumlah
|
33
|
100%
|
33
|
100%
|
33
|
100%
|
|
Berdasarkan tabel di atas,
pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode SMART mengalami
peningkatan dari siklus ke siklus berikutnya. Berdasarkan tabel 5.2 di atas,
dapat dilihat bahwa tahap prasiklus siswa yang mendapat nilai ≥ 75 (tuntas) sebanyak 3
siswa (11%), sedangkan siswa yang mendapat nilai < 75 (belum tuntas) sebanyak 30 siswa (89%). Pada
siklus I setelah diterapkan metode SMART dalam pembelajaran menulis wacana
argumentasi terjadi peningkatan hasil belajar. Siswa yang mendapat nilai ≥ 75 (tuntas) sebanyak 14
siswa (42%), dan yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar berkurang menjadi
19 siswa (58%).
Pada siklus II juga menerapkan
metode SMART dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi yang direncakan
lebih cermat dan disempurnakan sehingga hasil yang didapat lebih baik dan
mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Hasilnya siswa yang mendapat
nilai ≥ 75 (tuntas)
sebanyak 29 siswa (88%), sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 4
siswa (12%).
Uraian tersebut menunjukkan
bahwa antara prasiklus ke siklus I terjadi peningkatan sebanyak 11 siswa.
Demikian juga antara siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan sebanyak
15 siswa. Berdasarkan hasil tersebut maka ketuntasan belajar secara klasikal
telah tuntas karena telah mencapai 88% dimana standar ketuntasan minimum secara
klasikal adalah 85%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan
menulis wacana argumentasi berhasil meningkat setelah diterapkan pembelajaran
dengan menggunakan metode SMART.
3) Pembuktian Hipotesis
Berdasarkan
hasil penelitian terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada prasiklus dengan
presentase 11%, siklus I 42%, dan siklus II adalah 88%. Kesuksesan secara
klasikal pada siklus II adalah 88%, maka masuk dalam kategori baik sekali dan
tingkat keberhasilannya adalah berhasil. Dengan demikian penerapan metode SMART
baik sekali dan berhasil untuk meningkatkan kemampuan menulis wacana
argumentasi siswa kelas X PM1 SMK IBU Pakusari Jember.
4) SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan metode SMART
dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi baik sekali dan berhasil diterapkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis wacana argumentasi pada siswa kelas
X PM 1 SMK IBU Pakusari Jember. Hal ini bisa dilihat dari hasil menulis wacana
argumentasi siswa yang semakin meningkat baik dari siklus I sampai silus II.
Siswa menjadi kreatif, aktif, dan percaya diri. Hal ini disebabkan adanya
penggalian kemampuan siswa dari kegiatan (S) sebaya, (M) media, (A) aplikasi,
(R) remidi, (T) tes sehingga membangkitkan daya pikir siswa selama menulis.
Siswa juga lebih mudah dalam menuangkan idenya sehingga pendapat mereka dapat
tersalurkan.
Hasil belajar menulis wacana argumentasi setelah
diterapkan metode SMART pada siswa kelas X PM1 SMK IBU Pakusari Jember
mengalami peningkatan. Pada Prasiklus ketuntasan hasil belajar siswa 11%, pada
siklus I meningkat 42%, dan pada siklus II juga meningkat 88% sehingga secara
klasikal memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMK IBU Pakusari Jember.
Hal ini ditunjang dengan keaktifan peneliti yang meningkat dari 84% menjadi
96%. Proses pembelajaran menggunakan metode SMART juga meningkat dari 67%
menjadi 93%.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
BumiAksara.
Parera, D. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik.
Jakarta: Erlangga.
Sukatman, dkk. 2013. Model Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta:
Gress Publishing.
Suparno. 2011. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wibowo, Wahyu. 2003. Manajemen Bahasa. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
No comments:
Post a Comment