Pengertian Teknik Peer-Correction
Purwanto (dalam Ulfah dkk.,
2013:03) menyatakan bahwa teknik peer-correction menunjuk pada kegiatan atau aktivitas siswa
dalam membaca tulisan temannya kemudian membuat respon (berupa koreksi) dalam
posisinya sebagai pembaca.
Menurut Suryani
(2009:26) pembahasan yang berkaitan dengan peer-correction,
pada dasarnya teknik ini merujuk pada kegiatan atau aktifitas siswa dalam
membaca tulisan temannya kemudian membuat respon berupa koreksi dalam posisinya
sebagai pembaca. Dengan menggunakan teknik ini, dimungkinkan terwujudnya
peningkatan kemampuan menulis para siswa dan juga berkembangnya kepekaan siswa
untuk menjadi pembaca kritis sehingga mampu mendorong siswa untuk mampu
berkomunikasi lewat media tulis dengan baik dan benar.
Dengan menggunakan
teknik peer-correction siswa dapat
mencari dan menemukan kelasalahan dari hasil kerja teman sebayanya. siswa akan
berpeluang mengambil bagian secara aktif untuk mencoba, mencari, dan
membetulkan kesalahan temannya sehingga memungkinkan siswa akan lebih berproses
dalam pembelajaran tidak didominasi oleh guru. Stevick (dalam Suryani, 2009:27)
juga menjelaskan bahwa pemberian koreksi atau umpan balik yang dilakukan oleh
teman sabaya siswa merupakan cara koreksi kesalahan yang lebih informatif karena
diberikan oleh orang yang memiliki kemampuan yang sebanding.
Kesimpulan dari paparan
di atas yang berkaitan dengan teknik peer
correction adalah teknik ini merujuk
pada kegiatan aktivitas siswa dalam membaca tulisan temannya, kemudian membuat
respon berupa koreksi dalam posisinya sebagai pembaca. Dengan menggunakan
teknik ini, dimungkinkan terwujudnya peningkatan kemampuan menulis para siswa
dan juga berkembangnya kepekaan siswa untuk menjadi pembaca kritis sehingga
mampu mendorong siswa untuk berkomunikasi lewat media tulis dengan baik dan
benar.
Dengan siswa mencari
dan menentukan kesalahan dalam suatu kelompok kelas, siswa akan berpeluang
mengambil bagian secara aktif untuk mencoba, mencari, dan membetulkan kesalahan
temannya sehingga memungkinkan siswa lebih mampu mengambil porsi yang lebih
besar pada proses pembelajaran. Pada kegiatan ini siswa yang lemah dapat
belajar banyak pada siswa yang lebih mampu diantara teman-temannya. Selain itu
apa yang disampaikan oleh teman sebayanya akan lebih mudah diterima dan dicerna
dari pada guru yang menyampaikan.
Manfaat dan Kelebihan Teknik Peer-Correction
Walz (dalam Ulfah dkk.,
2013:03) menyebutkan beberapa manfaat yang bisa di dapat dari penerapan peer-correction antara lain : (a) akan
dapat memperkuat motivasi siswa dalam proses pembelajaran bahasa, (b) akan
mampu melibatkan siswa secara lebih aktif
dalam proses belajar mengajar, (c) koreksi yang diberikan akan lebih mudah dipahami oleh siswa-siswa lainnya, dan (d)
dengan diterapkannya teknik koreksi teman sebaya maka siswa akan lebih banyak
berperan untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
Memperjelas apa yang
telah di kemukakan oleh Walz tersebut, Barnas (dalam Suryani 2009:27)
mengungkapkan kelebihan pelaksanaan teknik koreksi teman sebaya yaitu bahwa:
(1) teknik ini berpusat pada kegiatan siswa sebagai peserta didik; (2) dapat
memotivasi siswa untuk aktif berpikir; (3) siswa terlibat langsung dalam
menilai hasil karangan; (4) dapat menghilangkan rasa kaku selama proses
pembelajaran karena siswa bertukar pikiran dengan temannya sendiri; (5)
memberikan pengalaman langsung pada siswa dalam memperbaiki karangan;(6)
menghilangkan kejemuan saat proses pembelajaran di dalam kelas; (7) guru lebih
mudah memantau perkembangan kemampuan menulis karangan siswa karena setiap
tahapan kegiatan menulis akan tampak terlihat.
Li (dalam Ulfa dkk.,
2013:04) menyampaikan bahwa dalam proses pembelajaran menulis, pada umumnya
siswa senang berbagi tulisan dan komentar dengan teman satu kelompok yang dipercayainya.
Oleh karena itu, dengan adanya penerapan teknik
peer-correction diharapkan mampu menumbuhkan sikap kritis
siswa sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam menulis dan menghindari
kesalahan bahasa seperti yang dilakukan
oleh temannya.
Bentuk Pelaksanaan Teknik Peer-Correction
Berkaitan
dengan proses pembelajaran menulis yang menggunakan teknik peer-correction. Walz (dalam Suryani 2009:27) menjelaskan bahwa
teknik peer-correctiondapat dilakukan dalam bentuk kelompok, baik dalam
kelompok kecil yang terdiri dari dua orang, maupun dalam kelompok besar yang
terdiri lebih dari lima orang. Adapun wujud pelaksanaannya dapat diwujudkan
dengan cara sebagai berikut:
1)
Menggunakan
Media Proyeksi
Prosesnya dapat
dilakukan dengan cara menayangkan sebuah tulisan siswa melalui OHP yang
kemudian siswa lain dalam satu kelompok di bawah bimbingan guru menemukan
letak-letak kesalahan, menemukan penyebab terjadinya kesalahan, dan membetulkan
kesalahan tersebut. Dalam hal ini, guru hendaknya menyeleksi tulisan yang
hendak ditampilkan sesuai dengan keperluan atau aspek-aspek yang hendak dibahas
dalam pembelajaran.
2)
Membahas
secara kelompok
Penerapannya dapat dilakukan
dengan cara membahas sebuah tulisan secara bersama-sama oleh sekelompok kecil
siswa-bisa dua orang yang kemudian melakukan kegiatan koreksi terhadap tulisan
tersebut berdasarkan tipe-tipe kesalahan yang telah ditemukan sebelumnya.
3)
Tukar-menukar
tulisan teman sebaya
Prosesnya berupa
tukar-menukar tulisan, misalnya dengan teman sebangku untuk di koreksi. Jadi,
antara siswa yang satu dengan yang lain saling mengoreksi hasil tulisan yang
telah dibuat oleh temannya. Proses ini tetap harus berada dalam bimbingan guru.
Guru harus memberi pengertian dan penegasan kepada siswa bahwa mereka harus
benar-benar dan sungguh-sungguh dalam mengoreksi dan koreksi yang dilakukan
berdasarkan pada tipe-tipe kesalahan yang telah ditentukan sebelumnya.
4)
Menulis
secara berkelompok
Bentuk ini dapat
diterapkan pada kelas dengan jumlah siswa yang banyak yang kemudian dibagi-bagi
menjadi beberapa kelompok untuk membuat sebuah tulisan. Kemudian, tulisan
tersebut dikoreksi secara bersama-sama pula sehingga akan dihasilkan tulisan
final yang akan dikumpulkan kepada guru. Dengan demikian, hasil tulisan
tersebut merupakan hasil dari kerjasama kelompok dan hendaknya penilaian yang
dilakukan juga berdasarkan aspek kerjasama dan kekompakan anggota kelompok.
Tahap-Tahap Menulis dengan Teknik Peer-Correction
Menurut Walz (dalam
Suryani 2009:29) sebelum kegiatan teknik peer-correctiondilakukan,
pada tahap-tahap permulaan hendaknya siswa perlu diberi umpan balik dengan
berbagai cara, seperti:
1) Memberi simbol-simbol dan singkatan
Cara yang sering
digunakan guru untuk memotivasi pembelajar, khususnya yang sedang belajar
menulis supaya mereka bisa melakukan koreksi sendiri adalah dengan memberi
simbol atau singkatan pada tulisannya. Penanda tersebut biasanya ditempatkan
pada bagian margin, tidak pada sumber atau letak kesalahan yang sebenarnya.
Dengan demikian, pembelajar harus menentukan sendiri letak-letak
kesalahannyadan membetulkan kesalahan tersebut. Namun, untuk pembelajar yang
masih kesulitan dengan cara itu, penandaan tersebut kurang efektif sehingga
perlu dibuat yang lebih khusus. Hendricson (dalam Suryani 2009:29) mengusulkan
seperangkat penanda koreksi tak langsung pada tulisan pembelajar dari kelas-kelas
permulaan itu, meliputi:
a) Garis bawah untuk penulisan huruf atau
kata yang salah,
b) Lingkaran untuk pemakaian tanda baca
yang tidak tepat,
c) Tanda panah untuk penempatan bagian
kalimat yang tidak pada tempatnya
d) Tanda tanya untuk bagian-bagian yang
membingungkan
2) Memberi contoh-contoh kesalahan yang
membingungkan.
Jenis kesalahan yang
sifatnya tidak terlalu kompleks atau mudah ditemukan sendiri oleh pembelajar. Pelaksanaan
koreksi dapat dilakukan pengajar dan pembelajar secara bersama. Pengajar dalam
hal ini adalah guru terlebih dahulu memberikan contoh-contoh mengenai satu
jenis kesalahan. Kemudian pembelajar dalam hal ini adalah siswa, harus
mengoreksi tulisan untuk jenis kesalahan yang sama dengan bimbingan pengajar,
selanjutnya pembahasan dapat dilakukan pada jenis kesalahan yang lain.
Jenis-jenis kesalahan
yang dapat dikoreksi dengan memberi contoh-contoh adalah penempatan tanda baca,
misalnya: tanda titik dan koma, pemakaian huruf kecil dan kapital, penulisan
kata depan dan imbuhan. Untuk menentukan jenis kesalahan yang bisa dikoreksi
dengan cara ini, pengajar dapat melakukannya berdasarkan tingkat kemampuan
pembelajar.
3) Menggunakan referensi tentang
kaidah-kaidah bahasa tulis
Untuk menerapkan cara
ini, terlebih dahulu pengajar atau guru menyeragamkan buku-buku atau referensi
mengenai kaidah-kaidah penulisan yang dipakai para pembelajar maupun yang
menjadi pegangannya. Referensi yang memuat kaidah-kaidah bahasa tulis tersebut
seperti buku pedoman penulisan komposisi, buku pedoman pembentukan istilah,
dasar-dasar komposisi, dan tata kalimat maupun kamus.
Dengan berpedoman pada
buku-buku yang telah dimiliki pembelajar, pengajar dapat menandai bagian-bagian
tulisan yang salah dengan menuliskan nomor halaman buku dan identitas yang
lebih khusus berkenaan dengan kaidah penulisan dapat membantu pembelajar untuk
memperbaiki kesalahan tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Tarigan, G. H . 2008. Menulis. Bandung: Angkasa Bandung
Ulfah, dkk. 2013. Teknik Peer Correction untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil
Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Sekolah
Menengah Atas: 1-12
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi Aksar
No comments:
Post a Comment