Wednesday, August 3, 2016

Model Pembelajaran Peer-Correction





Pengertian Teknik Peer-Correction
Purwanto (dalam Ulfah dkk., 2013:03) menyatakan bahwa teknik  peer-correction  menunjuk pada kegiatan atau aktivitas siswa dalam membaca tulisan temannya kemudian membuat respon (berupa koreksi) dalam posisinya sebagai pembaca.
Menurut Suryani (2009:26) pembahasan yang berkaitan dengan peer-correction, pada dasarnya teknik ini merujuk pada kegiatan atau aktifitas siswa dalam membaca tulisan temannya kemudian membuat respon berupa koreksi dalam posisinya sebagai pembaca. Dengan menggunakan teknik ini, dimungkinkan terwujudnya peningkatan kemampuan menulis para siswa dan juga berkembangnya kepekaan siswa untuk menjadi pembaca kritis sehingga mampu mendorong siswa untuk mampu berkomunikasi lewat media tulis dengan baik dan benar.
Dengan menggunakan teknik peer-correction siswa dapat mencari dan menemukan kelasalahan dari hasil kerja teman sebayanya. siswa akan berpeluang mengambil bagian secara aktif untuk mencoba, mencari, dan membetulkan kesalahan temannya sehingga memungkinkan siswa akan lebih berproses dalam pembelajaran tidak didominasi oleh guru. Stevick (dalam Suryani, 2009:27) juga menjelaskan bahwa pemberian koreksi atau umpan balik yang dilakukan oleh teman sabaya siswa merupakan cara koreksi kesalahan yang lebih informatif karena diberikan oleh orang yang memiliki kemampuan yang sebanding.
Kesimpulan dari paparan di atas yang berkaitan dengan teknik peer correction adalah  teknik ini merujuk pada kegiatan aktivitas siswa dalam membaca tulisan temannya, kemudian membuat respon berupa koreksi dalam posisinya sebagai pembaca. Dengan menggunakan teknik ini, dimungkinkan terwujudnya peningkatan kemampuan menulis para siswa dan juga berkembangnya kepekaan siswa untuk menjadi pembaca kritis sehingga mampu mendorong siswa untuk berkomunikasi lewat media tulis dengan baik dan benar.
Dengan siswa mencari dan menentukan kesalahan dalam suatu kelompok kelas, siswa akan berpeluang mengambil bagian secara aktif untuk mencoba, mencari, dan membetulkan kesalahan temannya sehingga memungkinkan siswa lebih mampu mengambil porsi yang lebih besar pada proses pembelajaran. Pada kegiatan ini siswa yang lemah dapat belajar banyak pada siswa yang lebih mampu diantara teman-temannya. Selain itu apa yang disampaikan oleh teman sebayanya akan lebih mudah diterima dan dicerna dari pada guru yang menyampaikan.

Manfaat dan Kelebihan Teknik Peer-Correction
Walz (dalam Ulfah dkk., 2013:03) menyebutkan beberapa manfaat yang bisa di dapat dari penerapan peer-correction antara lain : (a) akan dapat memperkuat motivasi siswa dalam proses pembelajaran bahasa, (b) akan mampu melibatkan siswa secara lebih  aktif dalam proses belajar mengajar, (c) koreksi yang diberikan akan lebih mudah  dipahami oleh siswa-siswa lainnya, dan (d) dengan diterapkannya teknik koreksi teman sebaya maka siswa akan lebih banyak berperan untuk lebih aktif dalam pembelajaran. 
Memperjelas apa yang telah di kemukakan oleh Walz tersebut, Barnas (dalam Suryani 2009:27) mengungkapkan kelebihan pelaksanaan teknik koreksi teman sebaya yaitu bahwa: (1) teknik ini berpusat pada kegiatan siswa sebagai peserta didik; (2) dapat memotivasi siswa untuk aktif berpikir; (3) siswa terlibat langsung dalam menilai hasil karangan; (4) dapat menghilangkan rasa kaku selama proses pembelajaran karena siswa bertukar pikiran dengan temannya sendiri; (5) memberikan pengalaman langsung pada siswa dalam memperbaiki karangan;(6) menghilangkan kejemuan saat proses pembelajaran di dalam kelas; (7) guru lebih mudah memantau perkembangan kemampuan menulis karangan siswa karena setiap tahapan kegiatan menulis akan tampak terlihat.
Li (dalam Ulfa dkk., 2013:04) menyampaikan bahwa dalam proses pembelajaran menulis, pada umumnya siswa senang berbagi tulisan dan komentar dengan teman satu kelompok yang dipercayainya. Oleh karena itu, dengan adanya penerapan teknik  peer-correction  diharapkan mampu menumbuhkan sikap kritis siswa sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam menulis dan menghindari kesalahan  bahasa seperti yang dilakukan oleh temannya.

Bentuk Pelaksanaan Teknik Peer-Correction
            Berkaitan dengan proses pembelajaran menulis yang menggunakan teknik peer-correction. Walz (dalam Suryani 2009:27) menjelaskan bahwa teknik  peer-correctiondapat dilakukan dalam bentuk kelompok, baik dalam kelompok kecil yang terdiri dari dua orang, maupun dalam kelompok besar yang terdiri lebih dari lima orang. Adapun wujud pelaksanaannya dapat diwujudkan dengan cara sebagai berikut:
1)        Menggunakan Media Proyeksi
Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menayangkan sebuah tulisan siswa melalui OHP yang kemudian siswa lain dalam satu kelompok di bawah bimbingan guru menemukan letak-letak kesalahan, menemukan penyebab terjadinya kesalahan, dan membetulkan kesalahan tersebut. Dalam hal ini, guru hendaknya menyeleksi tulisan yang hendak ditampilkan sesuai dengan keperluan atau aspek-aspek yang hendak dibahas dalam pembelajaran.
2)        Membahas secara kelompok
Penerapannya dapat dilakukan dengan cara membahas sebuah tulisan secara bersama-sama oleh sekelompok kecil siswa-bisa dua orang yang kemudian melakukan kegiatan koreksi terhadap tulisan tersebut berdasarkan tipe-tipe kesalahan yang telah ditemukan sebelumnya.


3)        Tukar-menukar tulisan teman sebaya
Prosesnya berupa tukar-menukar tulisan, misalnya dengan teman sebangku untuk di koreksi. Jadi, antara siswa yang satu dengan yang lain saling mengoreksi hasil tulisan yang telah dibuat oleh temannya. Proses ini tetap harus berada dalam bimbingan guru. Guru harus memberi pengertian dan penegasan kepada siswa bahwa mereka harus benar-benar dan sungguh-sungguh dalam mengoreksi dan koreksi yang dilakukan berdasarkan pada tipe-tipe kesalahan yang telah ditentukan sebelumnya.
4)        Menulis secara berkelompok
Bentuk ini dapat diterapkan pada kelas dengan jumlah siswa yang banyak yang kemudian dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok untuk membuat sebuah tulisan. Kemudian, tulisan tersebut dikoreksi secara bersama-sama pula sehingga akan dihasilkan tulisan final yang akan dikumpulkan kepada guru. Dengan demikian, hasil tulisan tersebut merupakan hasil dari kerjasama kelompok dan hendaknya penilaian yang dilakukan juga berdasarkan aspek kerjasama dan kekompakan anggota kelompok.

Tahap-Tahap Menulis dengan Teknik Peer-Correction
Menurut Walz (dalam Suryani 2009:29) sebelum kegiatan teknik peer-correctiondilakukan, pada tahap-tahap permulaan hendaknya siswa perlu diberi umpan balik dengan berbagai cara, seperti:
1)   Memberi simbol-simbol dan singkatan
Cara yang sering digunakan guru untuk memotivasi pembelajar, khususnya yang sedang belajar menulis supaya mereka bisa melakukan koreksi sendiri adalah dengan memberi simbol atau singkatan pada tulisannya. Penanda tersebut biasanya ditempatkan pada bagian margin, tidak pada sumber atau letak kesalahan yang sebenarnya. Dengan demikian, pembelajar harus menentukan sendiri letak-letak kesalahannyadan membetulkan kesalahan tersebut. Namun, untuk pembelajar yang masih kesulitan dengan cara itu, penandaan tersebut kurang efektif sehingga perlu dibuat yang lebih khusus. Hendricson (dalam Suryani 2009:29) mengusulkan seperangkat penanda koreksi tak langsung pada tulisan pembelajar dari kelas-kelas permulaan itu, meliputi:
a)    Garis bawah untuk penulisan huruf atau kata yang salah,
b)   Lingkaran untuk pemakaian tanda baca yang tidak tepat,
c)    Tanda panah untuk penempatan bagian kalimat yang tidak pada tempatnya
d)   Tanda tanya untuk bagian-bagian yang membingungkan
2)   Memberi contoh-contoh kesalahan yang membingungkan.
Jenis kesalahan yang sifatnya tidak terlalu kompleks atau mudah ditemukan sendiri oleh pembelajar. Pelaksanaan koreksi dapat dilakukan pengajar dan pembelajar secara bersama. Pengajar dalam hal ini adalah guru terlebih dahulu memberikan contoh-contoh mengenai satu jenis kesalahan. Kemudian pembelajar dalam hal ini adalah siswa, harus mengoreksi tulisan untuk jenis kesalahan yang sama dengan bimbingan pengajar, selanjutnya pembahasan dapat dilakukan pada jenis kesalahan yang lain.
Jenis-jenis kesalahan yang dapat dikoreksi dengan memberi contoh-contoh adalah penempatan tanda baca, misalnya: tanda titik dan koma, pemakaian huruf kecil dan kapital, penulisan kata depan dan imbuhan. Untuk menentukan jenis kesalahan yang bisa dikoreksi dengan cara ini, pengajar dapat melakukannya berdasarkan tingkat kemampuan pembelajar.
3)   Menggunakan referensi tentang kaidah-kaidah bahasa tulis
Untuk menerapkan cara ini, terlebih dahulu pengajar atau guru menyeragamkan buku-buku atau referensi mengenai kaidah-kaidah penulisan yang dipakai para pembelajar maupun yang menjadi pegangannya. Referensi yang memuat kaidah-kaidah bahasa tulis tersebut seperti buku pedoman penulisan komposisi, buku pedoman pembentukan istilah, dasar-dasar komposisi, dan tata kalimat maupun kamus.
Dengan berpedoman pada buku-buku yang telah dimiliki pembelajar, pengajar dapat menandai bagian-bagian tulisan yang salah dengan menuliskan nomor halaman buku dan identitas yang lebih khusus berkenaan dengan kaidah penulisan dapat membantu pembelajar untuk memperbaiki kesalahan tersebut.



DAFTAR RUJUKAN
Tarigan, G. H . 2008. Menulis. Bandung: Angkasa Bandung
Ulfah, dkk. 2013. Teknik Peer Correction untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil
Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Sekolah Menengah Atas: 1-12
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi Aksar
 

No comments:

Post a Comment