Tuesday, August 9, 2016

Metode Pembelajaran SMART

Metode Pembelajaran SMART




  Metode SMART
Sukatman dkk (2013;33) berpendapat bahwa sebuah model pembelajaran dikembangkan berdasarkan tiga alternatif yaitu strategi, pendekatan, metode atau gabungan. Model Pembelajaran Kreatif dikembangkan berdasarkan keterampilan berpikir kritis-kreatif. Pengembangan model ini diharapkan dapat mengantarkan peserta didik untuk berpikir, bertindak, dan mempertahankan hidup secara kreatif. Metode SMART merupakan bagian dari Model Pembelajaran Kreatif (MPK).
Naiman (dalam Sukatman dkk, 2012;34) kreativitas adalah sebuah tindakan yang mengarah pada kebaruan dan merealisasikan ide-ide imajinatif ke dalam kegiatan nyata. Kreativitas melibatkan dua proses yaitu berpikir dan menghasilkan. Kreativitas ditandai dengan selalu menciptakan hal baru, memerlukan tanggung jawab dan keuletan, biasanya melahirkan kisah sukses dan simbol kebanggaan, menyedot perhatian, dan melahirkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Sukatman dkk (2013;40) menyatakan bahwa kegiatan kreativitas ditandai oleh salah satu indikator antara lain: siswa mampu melaksanakan rencana belajar dalam proses belajar secara nyata dan efektif, siswa mampu memecahkan persoalan ilmu pengetahuan dan keterampilan secara efisien, dan siswa mampu menemukan kiat, cara, formula atau teori baru pada suatu proses belajar.
Kegiatan metode SMART guru membimbing siswa agar mampu berpikir kreatif. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran mencangkup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Nama metode SMART berasal dari rangkaian kegiatan: (a) belajar dengan teman Sebaya, (b) belajar (ulang) dengan memanfaatkan Media dengan didampingi guru/narasumber, (c) menAplikasikan teori/keterampilan untuk memecahkan kasus sehari-hari, (d) Remidi atau mengulangi pembelajaran pada materi yang belum dikuasai siswa, (e) latihan mengerjakan Tes (soal-soal latihan) (Sukatman et al.,2013;67-66).
Adapun langkah-langkah kegiatan metode SMART dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi akan dibahas dalam sub bab berikut ini.

Langkah-langkah Kegiatan
Sukatman dkk (2013;68) menyatakan langkah-langkah kegiatan metode SMART sebagai berikut: (1) siswa belajar berkelompok dan saling membantu belajar (tutor sebaya); (2) guru menuntaskan residu masalah belajar dengan menfungsikan media pembelajaran; (3) mengaplikasikan contoh soal dalam persoalan sehari hari; (4) mengulangi pembelajaran (remidi) terhadap materi yang sulit,  bermasalah, dan merupakan materi prasyarat dan; (5) latihan pemecahan soal (tes) secara kreatif. Pelaksanaan metode SMART ini bisa jam reguler atau jam tambahan sehingga jadwal harian  sekolah tidak terganggu. 
Langkah-langkah pembelajaran metode SMART secara urut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Langkah-langkah Kegiatan
No

Langkah-langkah Kegiatan
1
S
Belajar secara berkelompok-saling membantu antar teman sebaya.
Siswa akan belajar secara berkelompok dan dibantu oleh teman sebaya untuk memahami materi pelajaran yang diberikan lewat kegiatan diskusi.
2
M
Menuntaskan residu masalah belajar dengan memberdayakan media.
Media pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menuntaskan permasalahan pada saat diskusi berlangsung.
3
A
Mengaplikasi hasil belajar untuk pemecahan contoh soal yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, secara individual.
Soal yang diberikan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari agar siswa dapat mengaplikasikan hasil belajar yang telah diperoleh selama proses belajar mengajar. Dilakukan secara individual untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
4
R
Mengajarkan ulang  (remidi) materi yang sulit dan bermasalah.
Siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi maka akan dilakukan kegiatan remidi sehingga siswa menjadi paham dan mengerti pada materi yang dianggap sulit dan bermasalah sebelumnya.
5
T
Tes, latihan soal, atau pemecahan masalah secara kreatif.
Evaluasi hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes tulis yang tersusun dari beberapa soal uraian atau berupa pemecahan masalah secara kreatif. Tes ini diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi yang sudah diajarkan.
(Sukatman et al.,2013;68 – 69)
Penerapan metode pembelajaran di atas  memiliki kelebihan sebagai berikut: (a) dengan latihan soal, siswa lebih tertantang; (b) siswa mempunyai wawasan tentang bentuk soal, terampil menyelesaikan soal, dan “siap tempur” menghadapi soal ujian; (c) latihan soal siswa dapat mengukur kemampuan siswa; (d) siswa tertantang belajar ulang saat gagal menyelesaikan soal; (e) siswa berlatih berpikir keras, teliti, dan kreatif dalam memecahkan persoalan.


 Pembelajaran Menulis melalui Metode SMART
Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan yang diajarkan di semua jenjang pendidikan. Menulis merupakan proses menuangkan gagasan melalui tulisan. Dalam proses penuangan gagasan tersebut melibatkan serangkaian proses berpikir. Supriadi (dalam Syaifudin dan Pratiwi, 2011;67) berpendapat bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berpikir divergen/menyebar daripada konvergen/memusat. Menulis tidak ubahnya dengan melukis. Penulis memiliki banyak gagasan dalam menuliskannya. Banyak orang yang mempunya ide-ide bagus di benaknya sebagai hasil dari pengamatan, penelitian, diskusi, atau membaca. Akan tetapi, begitu ide tersebut dilaporkan secara tertulis, laporan itu terasa amat kering, kurang menggigit, dan membosankan.
Bloom (dalam Ahmadi 1988:24) berpendapat karangan merupakan produk komunikasi yang unik, dimana penulis mencoba dan berupaya menyampaikan gagasan, ide, atau perasaan kepada orang lain (audiens). Karangan merupakan hasil ungkapan ide, gagasan, perasaan, pengetahuan, dan pengalaman yang diperoleh melalui proses berpikir kritis (belahan otak kiri) dan kreatif (belahan otak kanan). Dengan demikian, kegiatan menulis karangan mempekerjakan dua belahan otak sekaligus. Sebelum menuangkan ide, gagasan, perasaan, pengetahuan, dan pengalamannya, siswa harus memikirkan dahulu hal-hal yang akan dituliskan dan sehingga menghasilkan tulisan yang baik. Gagasan, ide, perasaan, pengalaman, dan pengetahuan dapat digali dari informasi yang telah tersimpan kuat dalam LTM (Long Term Memory).
Dilihat dari segi maksudnya, karangan dapat dibedakan menjadi eksposisi, deskripsi, narasi, dan argumentasi. Pada bab ini akan dipaparkan tentang karangan argumentasi saja. Argumentasi dilakukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis. Proses menulis terdiri atas tahapan-tahapan mulai dari pramenulis sampai pada kegiatan publikasi. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sifatnya fleksibel dan tidak kaku.
a)      Tahap Prapenulisan
Pembelajaran prapenulisan merupakan segala sesuatu yang dilakukan sebelum proses penulisan. Pada tahap ini dilakukan penggalian ide, mengingat, dan memunculkan serta menghubung-hubungkan ide. Fokus pembelajaran pada tahap pramenulis meliputi (1) pencurahan topik sesuai dengan tema/petunjuk yangdiberikan (2) pemilihan topik, dan (3) penyusunan kerangka karangan berdasarkan ide dan imajinasinya. Dalam hal ini, peran guru sangat diperlukan untuk membangkitkan dan mendorong siswa untuk menulis.
Guru diharapkan dapat menggunakan metode SMART untuk menggerakkan pikiran dan merangsang siswa dalam memaparkan ide-ide yang akan ditulis. Pada tahap prapenulisan, guru mulai mengenalkan cara menggunakan metode SMART. Melalui pengenalan tersebut, siswa diharapkan memperoleh pemahaman bentuk karangan, ketepatan, kelengkapan, kesesuaian, dan keutuhan dalam pengungkapan karangan.
b)      Tahap Pengedrafan
Kegiatan yang dilakukan siswa pada tahap ini adalah mengembangkan kerangka karangan yang telah disusun berdasarkan topik yang telah diambil dari media massa. Pada tahap ini siswa mengembangkan topik sesuai bacaan yang dibaca dari media massa dan fakta-fakta yang ada di lapangan. Setelah itu, topik yang telah dibuat dan kerangka karangan yang telah ditulis dikembangkan menjadi rangkaian kalimat dan paragraf dengan memperhatikan aspek isi dan kebahasaan.
Pada proses pengedrafan ini, siswa menulis berdasarkan topik yang telah dibuat dan kerangka karangan yang telah ditulis. Pada tahap ini, guru terus memandu dan mendorong siswa hingga siswa dapat mengembangkan topik dan kerangka yang telah ditulis menjadi sebuah karangan argumentasi yang mampu mempengaruhi sikap pembaca untuk percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis.
c)      Tahap Perbaikan dan Penyuntingan
Pada tahap perbaikan, siswa memperbaiki kerincian dan kejelasan fakta-fakta yang ada dilapangan sehingga dapat ditarik kesimpulannya yang sukar dibantah kebenarannya. Dalam hal ini, guru dapat membantu dan mengarahkan siswa untuk melakukan perbaikan terhadap karangannya sendiri. Tahap perbaikan ini menitikberatkan karangan argumentasi dari segi isi. Pada tahap ini, kegiatan ini dilakukan secara implisit. Kegiatan perbaikan dilakukan ketika siswa menulis. Guru dan peneliti membimbing siswa untuk mencari kesalahan dan membetulkannya sendiri. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, siswa melakukan tahap penyuntingan yang menyangkut aspek mekanik. Aspek mekanik tersebut, yaitu (1) menulis huruf kapital, (2) penguasaan diksi, dan (3) pemakaian tanda baca.
d)     Tahap Publikasi
Tahap publikasi ini merupakan tahap akhir dari kegiatan menulis. Siswa mengkomunikasikan hasil karangannya dengan membacakan karangannya di depan teman-temannya, kemudian mengumpulkannya kepada guru. Kegiatan ini dilakukan karena terkadang orang bisa dengan lantang dan jelas mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan tetapi sulit untuk mengkomunikasikannya di depan umum, dan sebaliknya. Di akhir kegiatan, semua tulisan argumentasi siswa yang telah terkumpul ditempelkan di mading kelas.



DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara.
Parera, D. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.
            Sukatman, dkk. 2013. Model Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta: Gress Publishing.
            Suparno. 2011. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wibowo, Wahyu. 2003. Manajemen Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
 

No comments:

Post a Comment