Definisi Kalimat dan Unsurnya
Menurut Rahardji (2009 :
127) “Kalimat adalah hal yang sangat mendasar bagi siapa saja yang hendak
berkecimpung dan menceburkan diri dalam tulis menulis atau karang mengarang.”
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam bahasa resmi, baik itu dalam bahasa lisan
maupun dalam bahasa tulis, harus memiliki unsur pokok yang lazim disebut dengan
subjek atau predikat. Kalau tidak memiliki kedua unsur pokok tersebut, bentuk
kebahasaan tersebut bukanlah sebuah kalimat, tetapi hanyalah frasa atau
kelompok kata.
Menurut Kurniasari
(2014 : 99) “Kalimat adalah kumpulan kata yang mengandung pengertian dan
menyatakan oikiran yang lengkap.” Dari pengertian diatas, kalimat mempunyai
tiga pokok utama yaitu, kumpulan kata, mengandung pengertian, menyatakan
pikiran yang lengkap.jika tidak mengandung tiga unsur pokok diatas kumpulan
kata biasa dapat disebutkaliamat? Jawabannya tidak. Setiap klaimat
sekurang-kurangnya mengandung tiga pokok diatas. Menurut Chaer (2009:44) “kalimat
adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang baiasanya
berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai
dengan intonasi final.” Kalimat tersebut
terdiri
dari konstituen dasar
dan intonasi final, sebab konjungsi bila diperlukan. Konstituen dasar biasanya
berupa klausa. Maka kata dan frasa pun bisa menjadi konstituen dasar, yaitu pada
kalimat “jawaban singkat” atau kalimat minor yang baisanya bukan “kalimat
bebas”. Hal ini berbeda kalau konstituen dasarnya berupa klausa, maka dapat
terbentuk sebuah kalimat bebas.
Intonasi final yang
merupakan syarat penting dalam pembentukan sebuah kalimat dapat berupa intonasi
deklaratif (yang dalam bahasa ragam
tulis diberi tanda titik), intonasi introgatif (yang dalam bahasa ragam tulis di beri tanda
tanya), intonasi imperatif (yangdalam bahasa ragam tulis di beri tanda seru),
dan intonasi interjektif (yang dalam bahasa ragam tulis diberi tanda seru),
tana intonasi final ini sebuah klausa tidaka akan menjadi sebuah kalimat.
Sedangkan menurut Wiyanto
(2012 : 37) “Kalimat adalah bagian
ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intinasinya
menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.” Jadi, setiap kalimat yang diucapkan selalu
didahului oleh kesenyapan (diam) dan
diakhiri oleh kesanyapan pula. Dalam bahasa tulis, kalimat selalu dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda
tanya. Itu merupakn ciri ”lahir” kalimat. Selain mempunyai ciri lahir, kalimat
juga mempunyai ciri “batin”, yaitu sebuah kalimat selalu mengundang makna.
Berdasarkan pendapat
beberapa ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa
berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna
yang lengkap. Penulisan sebuah kalimat dimulai dengan huruf kapital dandiakhiri
dengan tanda titik (.), tanda seru (!), dan tanda tanya (?). sekurang-kurangnya harus memiliki
subjek (S) dan predikat (P).
Unsur-unsur
kalimat
Menurut Wiyanto
(2012:37) “ kalimat mempunyai bagian-bagian atau unsur-unsur. Tiap-tiap unsur
yang berupa kata atau frasa itu mempunyai fungsi tertentu.” Fungsinya seebagai subjek (s), predikat (p), objek (o), pelengkap (pel),
atau keterngan (k).
a. Subjek
Subjek
adalah unsur kalimat yang menjadi pokok kalimat, menjadi titik tolak
pembicaraan atau produk pembicaraan.
Contoh:
1. Kucing melompat
2. Bola kulit di
tendang-tendang
3. Pedagang tanaman hias menikmati
keuntungan
4. Semua siswa mendengarkan
ceramah keagamaan
5. Para pendaki gunung itu
beristiraat sejenak.
b. Predikat
Predikat adalah unsur kalimat yang memberi keterangan
atau penjelasan, atau menyebutkan sesuatu tentang subjek.
Contoh :
1. Candra sedang membaca
2. Lukanya diobati
3. Gadis
itu cantik sekali
4. Bahan
makan sudah diangkat
5. Dinyalakan semua lampu
itu.
c. Objek
Objek adalah unsur
kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa kata kerja
trnstifif.
Contoh:
1. Mereka
membeli nasi goreng
2. Pak guru
menulis papan tulis
3. Saya
ingin menemui Pak Umar
4. Pembantu
membersihkan kamar saya
Objek pada kalimat
transitif akan menjadi subjek bila kalimat itu di pasifkan.
Contoh:
1. Kamar saya dibersihkan
pembantu
2. Papan tulis ditulis pak
guru.
d. Pelengkap
Orang yang mencampur
adukkan pengertian objek dan pelengkap hal ini dapat dimengerti karena antara
jeduanya memang terdapat kemiripan, yaitu berada di belakang predikat.
Perhatikan contoh berikut ini.
1. Dia
mendagangkan kain batik di temanggung
2. Dia
berdagang kain batik di temanggung
Pada kalimat pertama
frasa kain batik dinamakan objek sedangkan pada kalimat kedua
disebut pelengkap.
Contoh pelengkap yang
lain seperti dibawah ini.
1. Negara
kita berlandaskan hukum
2. Beliau
suka bermain tenis
e. Keterangan
Unsur kalimat yang
tidak termasuk ,S,P,O, dan pel hampir dapat dipastikan berfungsi sebagai
keterngan. Keterngan adalah unsur kalimatyang paling mudah berpindah tempat,
yaitu dapat berada diakhir, diawal, dan bahkan ditengah kalimat.
Contoh.
1. Dia
memotong rambutnya dengan gunting
2. Di kamar dia memotong
rambutnya
3. Dia kemarin memotong rambutnya.
Berdasarkan maknanya terdapat
bermacam-macam keterngan seperti dibawah ini.
a) Keterangan
tempat
Contoh: di jalan, di
kota, ke Bandung, dari toko, pada permukaan, pada kulit.
b)
Keterangan waktu
Contoh: tadi pagi,
setahun yang lalu, seminggu, setelah makan siang, sebelum tidur.
c)
Keterangan alat
Contoh: dengan pisau
cukur, dengan cankul, dengan mobil, dengan traktor.
d)
Keterngan tujuan
Contoh: supaya kamu
pintar, untuk kemerdekaan, agar badannya sehat, demi kekasihnya.
e)
Keterangan cara
Contoh: secara cepat,
dengan hati-hati, dengan cara damai, dengan berunding.
f)
Keterangan penyerta
Contoh
dengan adiknya, bersama orang tuanya, beserta teman-teman sekelasnya.
g)
Keterangan similatif.
Contoh:
seperti angin puyuh, bagaikan istana, laksana bintang dilangit.
h)
Keterangan sebab
Contoh:
karena ketidaktahuannya, karena malas, sebab kecerobohannya, sebab bingung.
i)
Keterangan kesalingan
Contoh:
satu sama lain.
Unsur-unsur kalimat menurut
Kurniasari (2014: 99) “Kalimat mempunyai dua unsur yaitu unsur sigmental dan
unsur suprasegmental”. Unsur suprasegmental kalimat yakni unsur bagian dari
kalimat yang berupa kata, frasa atau klausa. Unsur segmental kalimat didalamnya
berupa kata, frasa, atau klausa harus mengandung makna.
Unsur segmental kalimat yakni unsur
darikalimat yang berupa tekanan, nada, tempo, jeda, dan intonasi.
Contoh:
a.
Mereka makan
b.
Mereka makan?
c.
Mereka makan!
Ketiga
contoh diatas adalah kalimat, yang mempunyai unsur segmental yang sama, yakni
“mereka makan”, meski mpunyai unsur segmental yang sama. Kalimat pertama
menggunakan tanda titik (.), oleh karena itu kalimat pertama disebut dengan
kalimat berita. Kalimat kedua menggunakan tanda tanya (?), oleh karena itu
kalimat kedua disebut dengan kalimat tanya. Kalimat ketiga menggunakan tanda
seru (!), oleh karena itu kalimat ketika disebut dengan kalimat seruan.
Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru itulah yang membuat
kalimat yang mempunyai unsur segmental. Jika diucapkan ketika kalimat tersebut
tentu saja yang mempunyai tekanan, tempo panjang pendek, dan intonasi yang
berbeda.
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dalman,
H. 2014. Keterampilan Menulis.
Jakarta: Rajawali Pers.
Kurniasari, Anna
Nurlaila. 2014. Sarikata Bahasa dan
Sastra Indonesia Superkomplit. yogyakarta: CV Solusi Distribusi.
Moleong, Lexy, J.
2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset.
Moleong, Lexy, J.
2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prastowo, Andi.
2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Yogjakarta: AR-Ruzz Media.
Rahardi, Kunjana.
2009. Penyuntingan Bahasa Indonesiauntuk
Karang-Mengarang. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono.
2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Wiyanto, Asul.2012.
Kitab Bahasa Indonesia. Yogyakarta. Jogja
Bangkit Publisher.
No comments:
Post a Comment