Tuesday, June 21, 2016

Konsep: (1) pengertian puisi, (2) ciri-ciri puisi, (3) ragam puisi, dan (4) unsur batin puisi.

Konsep: (1) pengertian puisi, (2) ciri-ciri puisi, (3) ragam puisi, dan (4) unsur batin puisi.




            Kali ini diuraikan tentang kajian teori antara lain: (1) pengertian puisi, (2) ciri-ciri puisi, (3) ragam puisi, dan (4) unsur batin puisi. Pemakaian teori dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mempertanggungkan keilmiahannya.

Pengertian Puisi
            Secara teoritis telah banyak batasan yang dirumuskan orang tentang puisi, dan diantaranya terdapat perbedaan dan perasamaan sekaligus. Oleh karena itu, mendefinisikan puisi secara tepat tidaklah mudah. Setiap orang mempunyai persepsi sendiri mengenai puisi.
            Puisi merupakan salah satu karya estetis yang memanfaatkan sarana bahasa secara khas, Sejalan dengan pandangan yang menyatakan bahwa, jika sesuatu ungkapan yang memanfaatkan sarana bahasa itu luar biasa. Hal itu disebut sebagai ungkapan sastra atau bersifat sastrawi. Puisi merupakan bagian dari karya sastra yang memiliki ciri dan karakter yang membedakan dengan karya sastra lainya dalam puisi terdapat adanya aturan mengenai persajakan, rima dan kebaitan. Menurut Kosashi (2006;18) puisi bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Senada dengan itu, Situmorang (1980:9) puisi adalah ekspresi yang


kongkret dan bersifat artistic dari pikiran amnesia dalam bahasa emosional dan berirama.
            Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa pengertian puisi adalah sebuah ciptaan manusia berupa ungkapan jiwa yang ditampilakan secara ekspresif dituangkan dalam bentuk bahasa indah, kata-kata yang estetis, rangkaian bunyi yang anggun dan memiliki daya tarik bagi para pembacanya.

 Ciri-Ciri Puisi
            Menurut ( Wortsworth, dalam semi 1993:93) ciri-ciri puisi sebagai berikut :
a)      Ciri formalnya adalah bahasa dalam baris dan bait, sedangkan unsur nonformalnya adalah irama.
b)      Puisi tidak mengutamakan plot karena tidak dimaksudkan sebagai karya sastra yang bercerita, lebih bersifat monolog atau lirik yang ekspresif.
c)      Kosakatanya terikat dalam struktur yang ritmik bukan struktur yang sintatik.
d)     Kata-katanya merujuk kapada makna konotatif (tidak langsungan makna sebagai akibat terjadinya penggantian arti, penyimpangan arti, dan penciptaan arti baru).
e)      Pembaca memperlakukan dan membacanya sebagai puisi (Atmazaki 1993:11-13).


Ragam Puisi
            Ditinjau dari bentuk dan isinya, puisi dapt dibedakan menjadi 10 bagian.
a)      Puisi Balada, menurut  Zaidan dkk (1994:41), istilah balada berasal dari bahasa belanda ballade. Istilah in merujuk kepada sajak kisahan yang mula-mula dimaksudkan untuk dinyanyikan, sering memakai bahasa sederhana, mengisahkan cerita malang melalui percakapan atau pemerian lakuan, dan kadang-kadang menggunakan larik-larik ulang.
Contoh.
Terbunuhnya Atmo Karpo
Dengan kuku-kuku besi kedua menebah perut bumi
Bulan berhianat gosok-gosokan tubuhnya di pucuk-pucuk para
Mengempit kuat-kuat lutut penunggang peramppok yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawipun telanjang

Segenap warga desa mengepung hutan itu
Dalam pusaran pulang balik Atmo Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah dibahu kiri
Satu demi satu yang maju tersadap darahnya
Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka

-Nyawamu barang pasar, hai orang bebal!
Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa



b)      Puisi roman menurut Zidan dkk ( 1994:184), istilah romansa berasal dari bahasa Belanda romantisch. Istilah ini merujuka pada keadaan kejiwaan yang penuh daya khayal dan perasaan batin tentang dunia.

Contoh
Arti cinta
Diriku tanpa dirimu di sini
Apalah arti cinta
Hidupku bagaikan hampa
Bila engakau tak menaruh cinta padaku

Beri aku segenggam harapan
Cinta yang tulus pada diriku
Agar aku bisa memilihmu
Tuk menjadi penjaga hatiku

Cinta tlah membawa anganku jauh
Cinta tlah membawa aku dalam mimpi
Mimpi indah saat bersamamu
Seakan dunia ini milik kita berdua

Kan ku beritakan kebahagiaan ini\
Pada bulan, bintang di sana
Yang tersenyum melihat kita berdua
Insane yang sedang jatuh cinta

c)      Puisi eligi menurut  Zaidan dkk (1994:67), elegi adalah sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh resah karena sedih, rindu, atau murung.
Contoh
Kepedihan Hati
Ingin rasanaya aku berlari
Tuk mengejar terangnya bulan
Tapi aku terpaut dalam gelap
Kepedihan hatiku tak tertahan lagi

Aku ini insan yang rendah
Tak punya gairah teguh
Semangat dan harapan selalu melekat di hati
Tapi apa daya tuk menggapainya

Aku bagaikan insan terasing
Yang memiliki semanagat hidup
Yang sulit untuk aku buktikan
Apa daya tangan tak sampai

d)     Puisi Ode, menurut semi (1993:106) adalah puisi yang berisi pujian terhadap sesorang atau sesuatu hal, atau suatu keadaan yang terjadi dalam masyarakat.
Contoh
Guruku

Guruku…
Engkau pahlawanku
Pahlawan tanpa tanda jasa
Engkau menemaniku
Saatku di sekolah

Saatku belum mengenalmu
Engkau mengajariku
Mulai dari taman kanak-kanak
Hingga sampai aku kuliah….



e)      Puisi Himne, menurut Zaidan dkk (1994:84), adalah sajak lirik yang dinyanyikan untuk mengungkapkan tekad memuliakan Tuhan, pahlawan, bangsa atau ideologi. Biasanya mengandung tema keagamaan atau moral.
Contoh
Padamu Jua

Habis kikis
segala cintaku hilang terbang
pulang kembali aku padamu
seperti dahulu

Kaulah kandil kemerlap
pelita jendela di malam gelap
melambai pulang perlahan
sabar, setia selalu.

Satu kekasihku
aku manusia

f)       Puisi epigram menurut Semi (1993:106) adalah sejenis puisi yang sangat pendek, biasanya dua, empat, atau enam baris. Menurut Zaidan dkk (1994:69) epigram adalah pernyataan arif, ringkas, dan yang diungkapkan denga gaya yang halus.
Contoh
Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni

Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujn bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu dijalan itu

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucap
Diserap akar pohon bunga itu

                                                     (Sapardi Djoko Damono)


            Dari beberapa ragam puisi di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam puisi terdapat; irama, nada, kata-kata kiasan, kata-kata yang tersusun begitu rupa, kepadatan (semuanya termasuk unsur fisik puisi), emosi, ide, imajinasi, kesan pancaindra, pemikiran, persaan yang bercampur baur (semuanya termasuk dalam unsur batin puisi).

Struktur Batin Puisi
            Struktur batin adalah medium untuk mengungkapkan makna yang hendak disampaikan penyair(Waluyo, 1987:106). Sedangkan  menurut A Richards (dalam Waluyo, 1987:106) menyebutkan bahwa makna atau struktur batin dengan istilah hakekat puisi. Ada empat unsur batin puisi, yaitu tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat.
Struktur batin puisi merupakan isi atau makna yang sesungguhnya ingin diekspresikan penyair melalui puisinya. Karena struktur batin itu merupakan sesuatu yang tersirat di balik yang tersurat, maka pembaca harus terlibat secara mendalam, baik fisik, mental maupun pikiran untuk mengetahui atau memahami hakekat makna sebuah puisi yang sesungguhnya. Struktur batin puisi merupakan kesatuan makna puisi secara keseluruhanyang tidak dapat dipisahkan dengan struktur fisik.
Struktur batin puisi yang terdapat dalam puisi sebagai berikut.
  Tema
                 Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan penyair lewat puisinya. Tema puisi biasanya mengungkapkan persoalan manusia yang bersifat hakiki, seperti: cinta kasih, keadilan kebahagiaan, kritik sosial dan protes (Djojosuroto, 2005:24).
Contoh
Doa
Tuhanku
Dalam termangu

Aku masih ingat namaMu
Biar susuah sungguh

Mengingat kau penuh seluruh
Cahayamu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
…..
                                                                                                                ( Karya Cahiril Anwar )
Puisi di atas bertema tentang Ketuhanan, karena dalam puisi tersebut  penyair benar-benar berserah diri dan ingin senantiasa hihup  di dalam cahaya Tuhan. Penyair merasa tidak berdaya tanpa Tuhan.
Contoh
AKU
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini bintang jalang
Dari kumpulanya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa  kubawa lari-lari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih baik perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
                                                                                               
                                                                                                (karya Chairil Anwar)

            Tema pada puisi diatas, menggambarkan kegigihan dan semangat perjuangan untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan, dan semangat hidup seseorang yang ingin selalu memperjuangkan haknya tanpa merugikan orang lain, walaupun banyak rintangan yang ia hadapi. Dari judul diatas sudah terlihat bahwa puisi ini menceritakan kisah ‘AKU’ yang mencari tujuan hidup.

 Nada
                 Nada adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan  (tema) dan sikap penyair terhadap pembaca. Nada yang berhubungan dengan tema menunjukan sikap penyair terhadap terhadap objek yang digarapnya. Misalnya, jika penyair menggarap objek seorang perampok, penyair dapat bersikap antisipasi atau benci, tetapi juga bisa sebaliknya yang bersikap simpati atau terharu.
                 Nada yang berhubungan dengan pembaca, mislanya nada filosofis, menggurui, menghasut, santai dan sinis. Dalam puisi WS Rendra menunjukan rasa simpatinya kepada Atmo Karpo yang berprofesi sebagai perampok yang kemudian menyesali perbuantanya (Djojosuroto, 2005:26).


Contoh
Terbunuhnya Atmo Karpo
Dengan kuku-kuku besi kedua menebah perut bumi
Bulan berhianat gosok-gosokan tubuhnya di pucuk-pucuk para
Mengempit kuat-kuat lutut penunggang peramppok yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawipun telanjang

Segenap warga desa mengepung hutan itu
Dalam pusaran pulang balik Atmo Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah dibahu kiri

Satu demi satu yang maju tersadap darahnya
Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka

-Nyawamu barang pasar, hai orang bebal!
Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa

            Pada puisi di atas, nada pasrah diungkapkan oleh penyair.  Bahwasanya masyarakat telah mengetahui persembuyian dari seorang perampok. Dan ia menyadari bahwa perbuatan yang selama ini ia lakukan salah. Ia pun menyadari bahwa kematian akan datang padanya.
Contoh
         Sajak putih
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku tertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalung bergelut senda

            Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
            Meriak muka air kolam jiwa
            Dan dalam dadaku memerdu lagu
            Menarik menari seluruh aku


Hidup dari hidupku,pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita mati datang tidak
Membelah….

                                                                                    (karya Chairil Anwar)
           
            Nada yang ditunjukan dalam puisi “Sajak Putih” ini adalah kegembiraan dan kebahagiaan. Nada  gembira dan bahagia ini muncul karena rasa gembira seorang pria yang memiliki seorang gadis yang mempunyai cinta yang sangat tulus dan suci terlihat pada kata tali warna pelangi, sutra senja, menarik menari. Maka munculah benih-benih cinta diantara mereka.

   Perasaan
Persaan dapat mengungkapkan benci, cinta, dendam, gelisah, gembira, penasaran, rindu, sedih, takut dan terharu. Bahasa puisi mempunyai fungsi apektif, emotif dan simbolik (Suriasumantri, 1985:181, Djojosuroto, 2005:26). Dari 3 fungsi itu emotif mendapat porsi yang dominan, sehingga pemahaman makna puisi oleh pembaca harus disertai dengan proses pelibatan emosi pembaca kedalam emosi penyair (Djosuroto, 2005:26-27).
Contoh
Senja Di Pelabuhan Kecil
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

                                                                                                                                (karyaChairil Anwar)
Pada puisi di atas, perasaan sedih diungkapkan oleh penyair dalam “senja di pelabuhan kecil”. Pada bait terakhir penyair sudah sendiri tanpa seorang teman karena di tingal pergi oleh sang kekasih.
Contoh
Hampa
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.Lurus kaku pohonan
Tak bergerak sampai ke puncak. sepi memagut, tak satu kuasa
Melepas-rengut segala menanti. Menanti. Menanti.

Sepi
Tambah ini menanti jadi mencekik. Memberat mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa. Udara bertuba. Setan bertempik. Ini sepi terus ada dan menanti

                                                                                                (karya Chairil Anwar)


            Pada puisi diatas menggambarkan bahwa perasaan penyair merasa  kesepian dalam penantian seseorang yang sangat berarti untuknya. Di suasana hati yang sangat merasa kesepian dia hanya bisa menanti dan menanti sampai datangnya sang pujaan hati.

  Amanat
                 Amanat adalah kesimpulan tentang nilai yang dihimbaukan, dipesankan atau disampaikan penyair kepada pembaca. setiap pembaca dapat menafsirkan amanat puisi secara individual, sehingga diantara banyak pemabaca sering terjadi perbedaan dalam penafsiran maknanya (Djojosuroto, 2005:27)
Contoh.
Dari seorang  guru kepada murid-muridnya
Adakah yang ku punya anak-anakku
Selain buku-buku dan sedikit ilmu
Sumber pengabdianku kepadamu
Kalau hari minggu engkau datang ke rumahku
Aku takut anak-anakku
Kursi-kursi tua yang ada disana
Dan meja tulis sederhana
….. 
                                                                                                ( Karya Hartoyo )
            Amanat yang ingin disampaikan oleh penyair pada puisi di atas adalah hormatilah guru yang hidupnya menderita namun tetap berbakti dengan penuh semangat dan jangan menilai harkat guru dari harta kekayaannya tetapi dari keseluruhan martabatnya.
            Contoh
            DOA
Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh

Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
Aku hilang bentuk remuk


Aku mengembara di negri asing

Tuhanku
Di pintu-Mu  aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

                                                                           (karya Chairil Anwar)

            Pada puisi diatas , puisi ‘DOA’ ini berisi amanat kepada pembaca agar  menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ’pengembara di negri asing’ yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir.





DAFTAR RUJUKAN

Atmosuwito, Subijantoro. (2010). PerihalSastradanReligiusitasdalamSastra.          Bandung: SinarBaruAlgensindo.

Dardiri. (2008). Penelitian: Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jember: Program Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Jember.

Ganie,TajuddinNoor. (2015). BukuIndukBahasa Indonesia. Yogyakarta: Araska     Publisher.

Pradopo, RachmadDjoko. (2012). PengkajianPuisi. Yogyakarta: GadjahMada       University Press.

Prastowo, Andi. (2011). MetodePenelitianKualitatifdalamPrespektifRancangan      Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Samosir, Tiorida. (2013). ApresiasiPuisi. Bandung: YramaWidya.

Soekidjo. 2003. PendidikandanPerilakuKesehatan. Jakarta: PT RinekaCipta.

Suyanto. (2014). Ayo MengarangSastra. Lamongan: PustakaIlalang.

Moleong, Prof. Dr Lexy J.MA. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Hamizan, Yafiq. (2015). Kumpulan Puisi Sang Pujangga. Jakarta: Seruni Multi Aksara.
 

No comments:

Post a Comment