Makalah
1)
Pengertian
Menurut
Nasucha dkk, (2009:59), makalah adalah karya ilmiah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah disusun
untuk memenuhi tugas-tugas matakuliah tertentu atau memberikan saran pemecahan
tentang masalah tertentu secara ilmiah. Makalah dapat juga berupa hasil penelitian
yang disusun untuk dibahas dalam pertemuan ilmiah, misalnya seminar atau
lokakarya. Makalah merupakan bentuk karya ilmiah yang paling singkat dengan
jumlah halaman 15-25 halaman.
Menurut
Hidayati (2007:32), makalah adalah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik
tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup pengetahuan. Makalah merupakan
syarat untuk menyelesaikan studi. Selain itu, makalah merupakan karya tullis
ilmiah yang pembahasannya berdasarkan data empiris. Adapun menurut Sudarmanto
(2007:237), makalah merupakan karya tulis yang di dalamnya membahas sebuah
topik yang terkait dengan perkuliahan atau tema dalam suatu seminar, simposium,
kongres, atau lokakarya.
Makalah
merupakan salah satu bentuk tulisan ilmiah yang berisi gagasan penulis tentang
suatu topik bahasa ilmiah. Biasanya makalah dipresentasikan pada forum ilmiah
dan dipublikasikan melalui tulisan atau jurnal ilmiah. Makalah yang
dipresentasikan dalam forum ilmiah biasa disebut kertas kerja dan makalah yang
dipublikasikan dalam jurnal ilmiah biasa disebut artikel ilmiah (Hardjono,
2007:136).
Makalah
merupakan salah satu jenis karangan ilmiah yang memiliki beberapa karakter,
yaitu objektif, tidak memihak, faktual, sistematis, dan logis. Baik buruknya
sebuah makalah tergantung dari signifikasi masalah atau topik yang dibahas,
kejelasan tujuan pembahasan, kelogisan pembahasan, dan kejelasan
pengorganisasian pembahasannya (Tim Revisi UM, 2010:79).
2)
Jenis-jenis Makalah
Makalah dibagi menjadi dua jenis, yaitu makalah biasa (common
paper) dan makalah posisi (position paper). Makalah biasa adalah
makalah yang dibuat untuk menunjukkan pemahamannya terhadap permasalahan yang
dibahas. Dalam makalah ini, secara deskriptif dikemukakan berbagai aliran atau
pandangan tentang masalah yang dikaji. Penulis juga memberi pendapat, baik
berupa kritik atau saran, mengenai pendapat yang dikemukakan. Dengan kata lain,
dalam makalah biasa ini tidak perlu berargumentasi untuk mempertahankan
pendapatnya. Makalah posisi adalah makalah yang dibuat untuk menunjukkan posisi
teoritiknya dalam suatu kajian. Untuk makalah jenis ini tidak saja menunjukkan
penguasaan pengetahuan tertentu, tetapi juga dipersyaratkan untuk menunjukkan
dipihak mana si penulis berdiri beserta alasannya yang didukung oleh teri-teori
atau data yang relevan. Untuk membuat makalah posisi, penulis tidak hanya
dituntut untuk mempelajari teori tertentu, tetapi berbagai sumber yang
pandangannya berbeda-beda dan bahkan mungkin bertentangan (Hidayati,
2007:32).
Menurut Hardjono (2007:136), makalah dilihat
dari konsumen yang memerlukannya terbagi atas dua jenis, yaitu kertas kerja dan
artikel ilmiah. Kertas kerja adalah makalah yang dipresentasikan dalam forum
ilmiah. Artikel ilmiah adalah makalah yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan,
makalah dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu makalah deduktif, makalah
induktif, dan makalah campuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang
penulisannya didasarkan pada kajian teoritis/pustaka yang relevan dengan
masalah yang dibahas. Makalah induktif merupakan makalah yang disusun
berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan yang relevan dengan
masalah yang dibahas. Makalah campuran merupakan makalah yang penulisannya
didasakan pada kajian teoritis yang digabungkan dengan data empiris yang
relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam pelaksaannya, jenis makalah deduktif
merupakan jenis makalah yang banyak digunakan (Tim Revisi UM, 2010:79).
3)
Sistematika Penulisan Makalah
Makalah
biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian
akhir. Bagian awal terdiri dari halaman sampul, daftar isi, dan daftar tabel
atau gambar (jika ada). Bagian inti terdiri dari latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penulisan makalah, pembahasan, kesimpulan dan saran.
Bagian akhir terdiri dari daftar rujukan dan lampiran (jika ada).
Halaman
sampul memuat judul makalah, maksud ditulisnya makalah, nama penulis makalah,
tempat dan waktu penulisan makalah. Maksud penulisan makalah dapat berupa,
misalnya untuk memenuhi tugas matakuliah A yang diampu oleh dosen X. Tempat dan
waktu dapat berisi nama lembaga (jurusan, program studi, fakultas,
universitas), kota, bulan, dan tahun.
Daftar
isi berfungsi sebagai panduan mengenai keseluruhan isi makalah. Ketentuan
penulisan daftar isi berupa (1) judul bagian makalah ditulis dengan menggunakan
huruf kecil (kecuali awal kata selain kata tugas ditulis dengan huruf besar),
(2) penulisan judul bagian dan judul subbagian dilengkapi dengan nomor halaman
tempat pemuatannya dalam makalah, dan (3) penulisan daftar isi dilakukan dengan
rnenggunakan spasi tunggal dengan antarbagian dua spasi.
Daftar
gambar dan tabel dicantumkan untuk mempermudah pembaca mencermati tabel dan
gambar yang ada dalam makalah. Penulisan daftar tabel dan gambar (berupa nomor
dan nama) dituliskan secara lengkap. Jika tabel dan gambar lebih dari satu, maka penulisannya dilakukan secara
terpisah. Namun, jika hanya terdapat satu tabel
atau gambar, maka adaftar tabel dan gambar disatukan dengan daftar isi makalah.
Bagian pendahuluan suatu makalah menjelaskan memgenai
latar belakang penulisan makalah, perumusan masalah, dan tujuan penulisan
makalah. Butir yang menandai latar belakang masalah adalah hal-hal yang
melandasi perlunya makalah itu ditulis. Paparan latar belakang masalah dapat berupa paparan teoretis atau paparan
praktis. Yang perlu dicermati dalam latar belakang masalah adalah menunjukkan
kepada pembaca bahwa masalah atau topik yang diangkat penulis memang perlu
untuk dibahas.
Masalah yang telah dideskripsikan dalam bentuk pertanyaan
pada perumusan masalah tidak terbatas pada persoalan yang memerlukan pemecahan,
tetapi juga meliputi persoalan yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Masalah
hendaknya menarik untuk dibahas lebih lanjut, tidak terlalu asing bagi penulis,
dan bahan untuk membahas masalah tersebut cukup tersedia bagi penulis.
Tujuan penulisan merupakan bagian akhir dari pendahuluan
makalah. Tujuan penulisan
berkaitan dengan fungsi yang ingin dicapai melalui penulisan makalah tersebut.
Biasanya penulisan makalah memiliki dua tujuan, yaitu tujuan bagi penulis
makalah dan tujuan bagi pembaca. Bagi penulis makalah, tujuannya mengarahkan
kegiatan yang harus dilakukan selanjutnya dalam menulis makalah, khususnya
dalam pengumpulan bahan penulisan. Bagi pembaca makalah, tujuan penulisan
memberi informasi mengenai hal-hal yang disampaikan dalam makalah tersebut.
Pembahasan merupakan bagian inti dalam makalah.
Pembahasan merupakan jawaban dari setiap butir perumusan masalah. Jika dalam
perumusan masalah ada tiga masalah yang ingin diuraikan penulis, maka
pembahasan merupakan jawaban dari tiga masalah tersebut. Setiap penulis makalah akan terlihat kemampuan
ketrampilan menulisnya melalui penulisan pada bagian pembahasan. Tinggi
rendahnya kualitas kemampuan seseorang dalam menulis akan terlihat melalui
uraian-uraian kalimat yang terdapat dalam pembahasan. Penulisan pembahasan yang
baik adalah jika seorang penulis dapat membahas masalah secara mendalam dan
tuntas dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dalam hal ini penalaran,
kohesi koherensi, kalimat efektif, dan sebagainya yang bertalian dengan bahasa
yang baik dan benar mutlak kuasai oleh seorang penulis makalah. Setelah
pembahasan selesai dilakukan, penulisan makalah diakhiri dengan bagian penutup
berupa kesimpulan dan saran.
Isi bagian akhir berupa daftar pustaka/rujukan dan
lampiran (jika ada). Lampiran merupakan pelengkap dalam renulisan makalah.
Lampiran berupa data yang tidak dimasukkan dalam inti makalah, tetapi
dipandang sangat penting oleh penulis bagi susunan makalah tersebut.
4) Penulisan Judul
Judul adalah bagian tulisan yang pertama-tama
dilihat pembaca. Kebiasaan membaca berpola sama bagi orang, yaitu membaca judul
tulisan terlebih dahulu, baru kemudian memilih tulisan mana yang akan dibaca
secara keseluruhan. Bila judul menarik, pembaca akan membaca sampai akhir.
Sebaliknya, bila judul tidak menarik, pembaca akan berpaling pada tulisan lain.
Syarat penulisan judul yaitu harus menarik, ringkas, huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama semua kata kecuali kata seperti di, ke, dari dan,
yang, dan untuk yang tidak terletak di awal, dan harus jelas. Dari
judul, pembaca dapat mengtahui apakah informasi dalam tulisan penting atau
tidak baginya. Judul ditulis dalam jumlah kata yang tidak terlalu banyak, yang
penting penggunaannya efektif. Judul bertugas mewartakan secara lengkap,
akurat, menarik, ringkas, dan cepat ketika di baca (Darmawan, 1995:73-74).
Menurut
Supadi (2007:17), syarat penulisan judul meliputi (1) mengacu pada EYD; (2)
menggunakan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata, termasuk
semua unsur kata ulang, kecuali kata seperti di, ke, dari dan, yang, dan
untuk yang tidak terletak di awal; dan (3) tidak diakhiri titik.
Selain
di atas, judul diartikan sebagai kepala karangan yang akan disusun. Syarat-syarat
sebuah judul yang baik adalah mencakup seluruh isi tulisan, relevan dengan
topik, dan menarik perhatian. Supaya menarik perhatian, sebaiknya judul
bertuliskan pendek (maksimum 10-15 kata), sesuai dengan perhatian zaman, dan
merangsang keinginan masyarakat untuk mengetahui persoalan yang dilingkupinya.
Semakin pendek sebuah judul, semakin luas masalah yang harus dikupas (Haryanto
dkk, 2000:59-60).
5) Penggunaan Bahasa
Penggunaan
bahasa dalam penulisan makalah harus memenuhi beberapa syarat, yaitu sesuai
dengan EYD, ketepatan diksi (pilihan kata), keefektifan kalimat, dan kelogisan
paragraf (Sudarmanto, 2007:290). Secara morfologis bahasa dalam penulisan makalah harus lengkap. Dalam hal ini wujud setiap
kata yang dipakai harus mengandung afiksasi yang lengkap seperti: diuraikan,
mempertentangkan, memiliki dan sebagainya.
Dalam menetapkan diksi, sebaiknya juga dipilih kata
yang sifatnya konkret. Kata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindra
disebut kata konkret seperti meja, mobil, hangat, wangi, suara, dan sebagainya.
Jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra kata itu disebut kata
abstrak seperti gagasan dan perdamaian.
Bahasa dalam makalah harus mengikuti kaidah-kaidah
sintaktik. Penggunaan kalimat dalam makalah harus berupa kalimat yang efektif,
yakni kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah tatabahasa,
tidak berbelit-belit, tidak bertentangan dengan kebenaran nalar, dan ringkas.
Kalimat yang efektif disusun dalam pengungkapan gagasan secara tepat sehingga
dapat dipahami secara tepat pula. Dalam kaitannya dengan penulisan makalah,
kita harus menggunakan kalimat yang tidak bermakna ganda, yaitu kalimat yang
memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda. Dalam
hal ini tepat makna, tunggal arti. Bila kalimat yang kita buat masih
menimbulkan makna ganda, maka tidak termasuk kalimat yang efektif.
Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian
bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran
wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang
hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap paragraf
berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap
paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau kalimat utama dan
kalimat-kalimat penjelas.
Dalam pembentukan paragraf
yang baik terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan, yaitu unsur kesatuan,
kepaduan, dan kelengkapan. Unsur kesatuan paragraf mengisyaratkan pada adanya
persyaratan bahwa suatu paragraf hanya memiliki satu topik, satu pikiran utama.
Fungsi paragraf dalam hal ini adalah mengembangkan topik tersebut. Oleh karena
itu, pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tidak
boleh terdapat unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik, dan tidak
mendukung topik. Penyimpangan pengembangan paragraf akan menyulitkan pembaca,
akan mengakibatkan paragraf tidak efektif. Jadi, satu paragraf idealnya hanya
berisi satu gagasan pokok satu topik. Semua kalimat dalam suatu paragraf harus
membicarakan gagasan pokok tersebut. Dengan demikian, paragraf yang baik selalu
bercirikan kepaduan. Kepaduan itu terbentuk oleh adanya kesatuan dan pertautan.
Kesatuan itu berkenaan dengan pokok masalah, sedangkan pertautan itu berkenaan
dengan hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain yang berupa
kalimat-kalimat penjelas
No comments:
Post a Comment