Tuesday, June 14, 2016

makalah



Makalah

https://azaenulmaarif.files.wordpress.com/2014/03/cropped-contoh-makalah.jpg
1) Pengertian
Menurut Nasucha dkk, (2009:59), makalah adalah karya ilmiah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah disusun untuk memenuhi tugas-tugas matakuliah tertentu atau memberikan saran pemecahan tentang masalah tertentu secara ilmiah. Makalah dapat juga berupa hasil pene­litian yang disusun untuk dibahas dalam pertemuan ilmiah, misalnya seminar atau lokakarya. Makalah merupakan bentuk karya ilmiah yang paling singkat dengan jumlah halaman 15-25 halaman.
Menurut Hidayati (2007:32), makalah adalah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup pengetahuan. Makalah merupakan syarat untuk menyelesaikan studi. Selain itu, makalah merupakan karya tullis ilmiah yang pembahasannya berdasarkan data empiris. Adapun menurut Sudarmanto (2007:237), makalah merupakan karya tulis yang di dalamnya membahas sebuah topik yang terkait dengan perkuliahan atau tema dalam suatu seminar, simposium, kongres, atau lokakarya.
Makalah merupakan salah satu bentuk tulisan ilmiah yang berisi gagasan penulis tentang suatu topik bahasa ilmiah. Biasanya makalah dipresentasikan pada forum ilmiah dan dipublikasikan melalui tulisan atau jurnal ilmiah. Makalah yang dipresentasikan dalam forum ilmiah biasa disebut kertas kerja dan makalah yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah biasa disebut artikel ilmiah (Hardjono, 2007:136).
Makalah merupakan salah satu jenis karangan ilmiah yang memiliki beberapa karakter, yaitu objektif, tidak memihak, faktual, sistematis, dan logis. Baik buruknya sebuah makalah tergantung dari signifikasi masalah atau topik yang dibahas, kejelasan tujuan pembahasan, kelogisan pembahasan, dan kejelasan pengorganisasian pembahasannya (Tim Revisi UM, 2010:79).

2) Jenis-jenis Makalah
Makalah dibagi menjadi dua jenis, yaitu makalah biasa (common paper) dan makalah posisi (position paper). Makalah biasa adalah makalah yang dibuat untuk menunjukkan pemahamannya terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam makalah ini, secara deskriptif dikemukakan berbagai aliran atau pandangan tentang masalah yang dikaji. Penulis juga memberi pendapat, baik berupa kritik atau saran, mengenai pendapat yang dikemukakan. Dengan kata lain, dalam makalah biasa ini tidak perlu berargumentasi untuk mempertahankan pendapatnya. Makalah posisi adalah makalah yang dibuat untuk menunjukkan posisi teoritiknya dalam suatu kajian. Untuk makalah jenis ini tidak saja menunjukkan penguasaan pengetahuan tertentu, tetapi juga dipersyaratkan untuk menunjukkan dipihak mana si penulis berdiri beserta alasannya yang didukung oleh teri-teori atau data yang relevan. Untuk membuat makalah posisi, penulis tidak hanya dituntut untuk mempelajari teori tertentu, tetapi berbagai sumber yang pandangannya berbeda-beda dan bahkan mungkin bertentangan (Hidayati, 2007:32).
Menurut Hardjono (2007:136), makalah dilihat dari konsumen yang memerlukannya terbagi atas dua jenis, yaitu kertas kerja dan artikel ilmiah. Kertas kerja adalah makalah yang dipresentasikan dalam forum ilmiah. Artikel ilmiah adalah makalah yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
Berdasarkan  sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu makalah deduktif, makalah induktif, dan makalah campuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis/pustaka yang relevan dengan masalah yang dibahas. Makalah induktif merupakan makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas. Makalah campuran merupakan makalah yang penulisannya didasakan pada kajian teoritis yang digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam pelaksaannya, jenis makalah deduktif merupakan jenis makalah yang banyak digunakan (Tim Revisi UM, 2010:79).  

3) Sistematika Penulisan Makalah
Makalah biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman sampul, daftar isi, dan daftar tabel atau gambar (jika ada). Bagian inti terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan makalah, pembahasan, kesimpulan dan saran. Bagian akhir terdiri dari daftar rujukan dan lampiran (jika ada).
Halaman sampul memuat judul makalah, maksud ditulisnya makalah, nama penulis makalah, tempat dan waktu penulisan makalah. Maksud penulisan makalah dapat berupa, misalnya untuk memenuhi tugas matakuliah A yang diampu oleh dosen X. Tempat dan waktu dapat berisi nama lembaga (jurusan, program studi, fakultas, universitas), kota, bulan, dan tahun.
Daftar isi berfungsi sebagai panduan mengenai ke­seluruhan isi makalah. Ketentuan penulisan daftar isi berupa (1) judul bagian makalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil (kecuali awal kata selain kata tugas ditulis dengan huruf besar), (2) penulisan judul bagian dan judul subba­gian dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatannya dalam makalah, dan (3) penulisan daftar isi dilakukan dengan rnenggunakan spasi tunggal dengan antarbagian dua spasi.
Daftar gambar dan tabel dicantumkan untuk memper­mudah pembaca mencermati tabel dan gambar yang ada dalam makalah. Penulisan daftar tabel dan gambar (berupa nomor dan nama) dituliskan secara lengkap. Jika tabel dan gambar lebih dari satu, maka penulisannya dilakukan secara terpisah. Namun, jika hanya terdapat satu tabel atau gambar, maka adaftar tabel dan gambar disatukan dengan daftar isi makalah.
Bagian pendahuluan suatu makalah menjelaskan me­mgenai latar belakang penulisan makalah, perumusan masalah, dan tujuan penulisan makalah. Butir yang menandai latar belakang masalah adalah hal-hal yang melandasi perlunya maka­lah itu ditulis. Paparan latar belakang masalah dapat berupa paparan teoretis atau paparan praktis. Yang perlu dicermati dalam latar belakang masalah adalah menunjukkan kepada pembaca bahwa masalah atau topik yang diangkat penulis memang perlu untuk dibahas.
Masalah yang telah dideskripsikan dalam bentuk perta­nyaan pada perumusan masalah tidak terbatas pada persoalan yang memerlukan pemecahan, tetapi juga meliputi persoalan yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Masalah hendaknya menarik untuk dibahas lebih lanjut, tidak terlalu asing bagi penulis, dan bahan untuk membahas masalah tersebut cukup tersedia bagi penulis.
Tujuan penulisan merupakan bagian akhir dari penda­huluan makalah. Tujuan penulisan berkaitan dengan fungsi yang ingin dicapai melalui penulisan makalah tersebut. Biasanya penulisan makalah memiliki dua tujuan, yaitu tu­juan bagi penulis makalah dan tujuan bagi pembaca. Bagi penulis makalah, tujuannya mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan selanjutnya dalam menulis makalah, khususnya dalam pengumpulan bahan penulisan. Bagi pembaca makalah, tujuan penulisan memberi informasi mengenai hal-hal yang disampaikan dalam makalah tersebut.
Pembahasan merupakan bagian inti dalam makalah. Pembahasan merupakan jawaban dari setiap butir perumus­an masalah. Jika dalam perumusan masalah ada tiga masalah yang ingin diuraikan penulis, maka pembahasan merupakan jawaban dari tiga masalah tersebut. Setiap penulis makalah akan terlihat kemampuan ketrampilan menulisnya melalui penu­lisan pada bagian pembahasan. Tinggi rendahnya kualitas kemampuan seseorang dalam menulis akan terlihat melalui uraian-uraian kalimat yang terdapat dalam pembahasan. Penulisan pembahasan yang baik adalah jika seorang penulis dapat membahas masalah secara mendalam dan tuntas de­ngan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dalam hal ini penalaran, kohesi koherensi, kalimat efektif, dan sebagainya yang bertalian dengan bahasa yang baik dan benar mutlak kuasai oleh seorang penulis makalah. Setelah pembahasan selesai dilakukan, penulisan makalah diakhiri dengan bagian penutup berupa kesimpulan dan saran.
Isi bagian akhir berupa daftar pustaka/rujukan dan lampiran (jika ada). Lampiran merupakan pelengkap dalam renulisan makalah. Lampiran berupa data yang tidak dima­sukkan dalam inti makalah, tetapi dipandang sangat penting oleh penulis bagi susunan makalah tersebut.

4) Penulisan Judul
            Judul adalah bagian tulisan yang pertama-tama dilihat pembaca. Kebiasaan membaca berpola sama bagi orang, yaitu membaca judul tulisan terlebih dahulu, baru kemudian memilih tulisan mana yang akan dibaca secara keseluruhan. Bila judul menarik, pembaca akan membaca sampai akhir. Sebaliknya, bila judul tidak menarik, pembaca akan berpaling pada tulisan lain. Syarat penulisan judul yaitu harus menarik, ringkas, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata kecuali kata seperti di, ke, dari dan, yang, dan untuk yang tidak terletak di awal, dan harus jelas. Dari judul, pembaca dapat mengtahui apakah informasi dalam tulisan penting atau tidak baginya. Judul ditulis dalam jumlah kata yang tidak terlalu banyak, yang penting penggunaannya efektif. Judul bertugas mewartakan secara lengkap, akurat, menarik, ringkas, dan cepat ketika di baca (Darmawan, 1995:73-74).
            Menurut Supadi (2007:17), syarat penulisan judul meliputi (1) mengacu pada EYD; (2) menggunakan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata, termasuk semua unsur kata ulang, kecuali kata seperti di, ke, dari dan, yang, dan untuk yang tidak terletak di awal; dan (3) tidak diakhiri titik.
            Selain di atas, judul diartikan sebagai kepala karangan yang akan disusun. Syarat-syarat sebuah judul yang baik adalah mencakup seluruh isi tulisan, relevan dengan topik, dan menarik perhatian. Supaya menarik perhatian, sebaiknya judul bertuliskan pendek (maksimum 10-15 kata), sesuai dengan perhatian zaman, dan merangsang keinginan masyarakat untuk mengetahui persoalan yang dilingkupinya. Semakin pendek sebuah judul, semakin luas masalah yang harus dikupas (Haryanto dkk, 2000:59-60).
            http://www.syedara.com/wp-content/uploads/2014/04/Makalah.png
5) Penggunaan Bahasa
            Penggunaan bahasa dalam penulisan makalah harus memenuhi beberapa syarat, yaitu sesuai dengan EYD, ketepatan diksi (pilihan kata), keefektifan kalimat, dan kelogisan paragraf (Sudarmanto, 2007:290). Secara morfologis bahasa dalam penulisan makalah harus lengkap. Dalam hal ini wujud setiap kata yang dipakai harus mengandung afiksasi yang lengkap seperti: diuraikan, mempertentangkan, memiliki dan sebagainya.
Dalam menetapkan diksi, sebaiknya juga dipilih kata yang sifatnya konkret. Kata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindra disebut kata konkret seperti meja, mobil, hangat, wangi, suara, dan sebagainya. Jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra kata itu disebut kata abstrak seperti gagasan dan perdamaian.
Bahasa dalam makalah harus mengikuti kaidah-kaidah sintaktik. Penggunaan kalimat dalam makalah harus berupa kalimat yang efektif, yakni kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah tatabahasa, tidak berbelit-belit, tidak bertentangan dengan kebenaran nalar, dan ringkas. Kalimat yang efektif disusun dalam pengungkapan gagasan secara tepat sehingga dapat dipahami secara tepat pula. Dalam kaitannya dengan penulisan makalah, kita harus menggunakan kalimat yang tidak bermakna ganda, yaitu kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda. Dalam hal ini tepat makna, tunggal arti. Bila kalimat yang kita buat masih menimbulkan makna ganda, maka tidak termasuk kalimat yang efektif.
Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas. 
           Dalam pembentukan paragraf yang baik terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan, yaitu unsur kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Unsur kesatuan paragraf mengisyaratkan pada adanya persyaratan bahwa suatu paragraf hanya memiliki satu topik, satu pikiran utama. Fungsi paragraf dalam hal ini adalah mengembangkan topik tersebut. Oleh karena itu, pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tidak boleh terdapat unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik, dan tidak mendukung topik. Penyimpangan pengembangan paragraf akan menyulitkan pembaca, akan mengakibatkan paragraf tidak efektif. Jadi, satu paragraf idealnya hanya berisi satu gagasan pokok satu topik. Semua kalimat dalam suatu paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut. Dengan demikian, paragraf yang baik selalu bercirikan kepaduan. Kepaduan itu terbentuk oleh adanya kesatuan dan pertautan. Kesatuan itu berkenaan dengan pokok masalah, sedangkan pertautan itu berkenaan dengan hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain yang berupa kalimat-kalimat penjelas

No comments:

Post a Comment