Peningkatan
Keterampilan Berbicara melalu Metode Thing
Pair Share (TPS) berdasarkan pendekatan Psikologi Siswa
dalam
Menceritakan Tokoh Idola pada kelas VII D SMP N 2
Sukowono.
Skripsi,
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Jember.
1.
PENDAHULUAN
Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah mempunyai tujuan untuk mendorong
siswa aktif dalam menyerap materi yang disampaikan serta mampu menggunakan
sesuai dengan fungsinya. Tujuan
pengajaran bahasa pada jenjang pendidikan adalah membimbing siswa agar mampu
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dalam segala aspek. Hal ini diarahkan
pada kemampuan siswa melakukan komunikasi menggunakan bahasa Indonesia sesuai
dengan fungsinya.
Sampai
saat ini, banyak sekolah berusaha untuk mewujudkan visi dan misinya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Bahkan
sekolah berusaha meningkatkan kualitas kemampuan siswa dari segi kompetensi
yang yang dimiliki oleh siswa khususnya dalam keterampilan berbicara.
Keterampilan
berbicara dalam pembelajaran juga menjadi salah satu kendala yang sulit
dilakukan oleh siswa, karena tidak hanya dapat berbicara namun dapat membuat
pendengar mengerti apa yang disampaikan dalam pembicaraan. Oleh karena itu guru
membutuhkan metode yang menyenangkan, mudah dipahami siswa, dan menempatkan
siswa sebagai subjek belajar yang tidak hanya menerima secara pasif apa yang di
sampaikan oleh guru.
Guru harus
menempatkan siswa sebagai insan yang secara alami memiliki pengalaman,
pengetahuan, keinginan, dan pikiran yang dapat dimanfaatkan untuk belajar, baik
secara individu maupun kelompok. Suatu komunikasi dalam kelompok memerlukan
interaksi dari penutur dan pendengar yaitu berbicara, berbicara merupakan salah
satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif.
Apabila
dibandingkan dengan metode konvensional yang biasa digunakan oleh guru di
sekolah, pembelajaran kooperatif memiliki banyak keunggulan. Sampai saat ini
banyak metode CooperativeLearning
yang dapat diterapkan di setiap jenjang pendidikan, salah satunya adalah teknik
Think Pair Share (TPS). Pembelajaran
dengan metode pengajar membuat dan mengajukan petanyaan, memberikan waktu
selama beberapa menit untuk memikirkan tanggapan yang akan diberikan, kemudian
meminta siswa membentuk pasangan dengan teman mereka. Think(Berpikir)
mengharuskan siswa untuk berhenti dan menata pikiran mereka. Pair
(Pasangan) dan Share (Berbagi) mendorong siswa untuk membandingkan dan
membedakan pemahaman mereka dengan teman yang lain, selanjutnya siswa
mengutarakan ke depan kelas sedangkan yang lain menanggapi apa yang sedang
diutarakan oleh salah satu siswa dengan mengajukan pertanyaan.
Pembelajaran
kooperatif dengan teknik Think Pair Share
(TPS) diharapkan dapat memberikan hasil ketuntasan belajar siswa yang lebih
baik daripada menggunakan model pembelajaran yang pernah digunakan di SMP
Negeri 2 Sukowono. Selain itu juga, menurut guru bahasa indonesia kelas VII D
SMP Negeri 2 Sukowono, metodeThink Pair Share (TPS)tidak
pernah digunakansebagai strategi dalam
pembelajarannya. Sehubungan dengan hal itu, maka diadakan penelitian dengan
judul “Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Think Pair Share (TPS)
dengan Aspek Psikologi Siswa dalam Menceritakan Tokoh Idola Pada Siswa Kelas
VII Semester Genap SMP Negeri 2 Sukowono Tahun Ajaran 2015/2016”.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam bentuk siklus
berulang-ulang, empat bagian utama yang ada dalam setiap siklus adalah sebagai
berikut: (1) perencanaan (palanning),
(2) pelaksanaan (acting), (3)
pengamatan (observing), dan (4)
refleksi (reflecting). Subjek
penerima tindakan ini adalah siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Sukowono. Jumlah siswa
kelas VII D sebanyak 28 siswa, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 8 orang
siswa perempuan. Sekolah yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMP Negeri
2 Sukowono. Metode yang digunakan dalam pembelajaran yaitu Think Pair Share
(TPS).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan
pembelajaran menceritakan tokoh idola dilaksanakan selama 2 kali pertemuan.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama adalah pelaksanaan pratindakan
yaitu studi pendahuluan, pada pratindakan ini peneliti melakukan pengamatan
pada proses pembelajaran dikelas yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia,
untuk itu dilakukan refleksi awal pada observasi pratindakan untuk mengetahui
kekurangan dan apa saja kendala yang dihadapi oleh guru pada saat pembelajaran
menceritakan tokoh idola.
Tindakan
selanjutnya yaitu siklus I kegiatan ini yaitu tindakan awal yang dilakukan oleh
guru peneliti untuk menerapkan metode baru yang akan digunakan dalam
pembelajaran di kelas, agar nilai siswa dapat meningkat. Pelaksanaan tindakan
yang dilakukan pada siklus I diharapkan mampu memperbaiki kekurangan dan
kelemahan siswa serta mampu meningkatkan kemampuan siswa khususnya dalam
pembelajaran menceritakan tokoh idola. Tahapan tindakan ini dilakukan secara
bersamaan dengan tahapan observasi atau pengamatan.
Guru melakukan
perencanaan kegiatan pada tahap awal tindakan siklus I dalam kelas berupa
menyusun RPP, menyiapkan materi, dan menyiapkan penilaian dalam lembar
observasi pada siswa. Tindakan siklus I harus direfleksi supaya tidak terjadi
masalah dalam penerapan metode Think Pair Share (TPS) oleh peneliti pada
penelitian selanjutnya. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I
masih terdapat masalah pada kegiatan guru dan siswa pada saat pembelajaran
menceritakan tokoh idola berlangsung dan terdapat masalah pada RPP, yaitu
penambahan pada kegiatan inti siswa yaitu menambah pembelajaran menulis hanya
untuk mempermudah siswa dalam memahami tokoh idola yang terdapat dalam artikel
atau biodata tokoh idola yang telah dibawa oleh masing-masing siswa. Oleh
karena itu peneliti melakukan tindakan selanjutnya yaitu siklus II.
Berikut adalah
langkah-langkah pembelajaran dengan metode Think Pair Share (TPS).
(1)
Guru
menyampaikan pendahuluan: (a) motivasi;
(b) menyampaikan tujuan dasar diskusi;
dan (c) apresiasi, dan (d) menjelaskan tujuan diskusi.
(2) Guru mengarahkan diskusi dengan
mengajukan pertanyaan awal/permasalahan.
(3) Menyelenggarakan diskusi (a)
membimbing/mengarahkan siswa dalam mengerjakan LKS secara mandiri (think),
(b) membimbing/mengarahkan siswa dalam berpasangan (pair), (c)
membimbing/mengarahkan siswa dalam berbagi (share), (d) menerapkan waktu
tunggu, dan (e) membimbing kegiatan siswa.
(4) Mengakhiri diskusi
(5)
Melakukan
tanya jawab singkat tentang proses diskusi dan Membantu siswa membuat rangkuman
diskusi dengan tanya jawab singkat.
Pembelajaran dengan model Think
Pair Share (TPS)
berorientasi pada belajar kelompok kecil yang heterogen dengan beranggotakan 2
orang atau berpasangan yang dibentuk oleh guru. Setelah kelompok terbentuk,
guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka
diskusikan jawabannya. Setelah diskusi antar kelompok selesai, masing-masing
kelompok berpasangan maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil dari
diskusi yang dilakukan oleh masing-masing kelompok, selanjutnya kelompok lain
memperhatikan dan menanggapi hasil dari kelompok yang sedang presentasi.
Hasil yang diperoleh berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan guru peneliti dan siswa mengalami peningkatan.
Hal ini diperoleh dari nilai rata-rata kegiatan siklus I yaitu 3,9 dengan
kriteria penilaian baik dan nilai rata-rata kegiatan pada siklus II yaitu 4,9
dengan kriteria penilaian sangat baik, diketahui juga bahwa hasil penelitian
dari kegiatan pembelajaran siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat
dari nilai rata-rata kegiatan siklus I yaitu 3,9 dengan kriteria penilaian baik
dan nilai rata-rata kegiatan pada siklus II yaitu 4,8 dengan kriteria penilaian
sangat baik.
Selanjutnya
yaitu hasil yang diperoleh siswa dalam menceritakan tokoh idola, dapat
diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil dalam pembelajaran menceritakan tokoh
idola secara individual. Namun pada studi pendahuluan terjadi penurunan terjadi
karena pada nilai rata-rata sebesar 67,25 dan siklus 1 62,85 sedangkan persentase
kesuksesan pada studi pendahuluan 39,28% dan siklus I 32,14%. Akan tetapi
terjadi peningkatan pada siklus I dengan siklus II. Pada siklus I 62,85 dan
siklus II 70. Meskipun mencapai kriteria ketuntasan minimal secara individual.
Terbukti dengan nilai presentase kesuksesan pada siklus I sebesar 32,14%
menjadi 50% pada siklus II, terjadi peningkatan sebesar 17,86% dari seluruh
siswa. Namun secara klasikal pada kelas VII D masih belum meningkat, karena
masih belum mencapai ketuntasan minimal yaitu 85% dari seluruh siswa.
Berdasarkan aspek psikologi siswa bahwa, diketahui nilai
yang mendominasi pada tokoh idola yang dipilih oleh siswa yaitu atlet olahraga
sebesar 36,10% dari seluruh siswa, pada grafik alasan siswa memilih karakter
tokoh, nilai yang paling banyak dipilih siswa yaitu suka dengan bakat idola
dengan nilai 38,88%, sementara pada nilai tokoh idola dapat memengaruhi siswa,
nilai yang banyak diperoleh yaitu tokoh dapat menginspirasi siswa dengan nilai
69,44% dalam hal ini dapat dikatakan bahwa siswa kelas VII D SMP Negeri 2
Sukowono, apabila dilihat dari aspek psikologi, siswa lebih suka dengan atlet
olahraga, karena siswa suka dengan bakat idola tersebut, atlet olahraga bagi
siswa kelas VII D dapat menginspirasi siswa untuk menjadi seperti tokoh yang diidolakan
oleh siswa.
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan peningkatan kemampuan keterampilan berbicara pada kelas VII D SMP
Negeri 2 Sukowono setelah diterapkannya metode Thing Pair Share (TPS) tahun pelajaran 2015/2016, dapat
disimpulkan bahwa Proses pembelajaran berbicara dalam menceritakan tokoh idola
siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Sukowonopeneliti melakukan tindakan prasiklus,
siklus I, dan siklus II pada pembelajaran menceritakan tokoh idola, dengan
didampingi oleh guru bahasa Indonesia. Terdapat beberapa penilaian terhadap
aktivitas guru dan siswa dan penilaian keterampilan berbicara dalam
menceritakan tokoh idola.
Hasil pembelajaran menceritakan
tokoh idola pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Sukowono dapat dikatakan
meningkat secara individual, meskipun ada beberapa nilai siswa yang masih di
bawah Ketentuan Ketuntasan Minimum (KKM). Namun secara klasikal masih belum
meningkat karena tidak mencapai nilai Ketentuan Ketuntasan Minimum (KKM) secara
klasikal yaitu 85% dari jumlah keseluruhan siswa. Hal ini karena pada siklus II
nilai kemampuan berbicara siswa SMP Negeri 2 Sukowono dengan menggunakan metode
Think Pair Share
(TPS) belum
meningkat. Peneliti dalam hal ini melakukan
observasi dari aspek psikologi, tindakan ini bertujuan untuk mengetahui aspek
psikologi siswa dalam menceritakan tokoh idola, agar guru dapat melakukan
pendekatan secarapsikologi kepada siswa apabila nilai keterampilan berbicara
pada tindakan yang dilakukan tidak meningkat. Dengan cara memberikan pemahaman
tentang tokoh yang diidolakan oleh masing-masing siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, Muhammad dan Mohammad
Asrori. 2015. Psikologi
Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Al-Tabani, Trianto Ibnu Badar. 2015. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual.
Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama.
Barkley, Elizabert E. dan Patricia Cross
dkk.2014. CollaborativeLearningTechniques. Bandung: Nusa Media.
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik
Kajian Teoretik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Djiwandono, M.Soenardi. 2008. Tes
Bahasa-Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indek.
Nurgiyantoro,
Burhan. 2010. Penilaian
Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Pratiwi,
Ida Ayu Ekayudha. 2012. Peningkatan
Keterampilan Berbicara Dengan Metode Debat Plus dalam Proses Pembelajaran
Bahasa Inggris pada Siswa Kelas XI IPA SMA Pariwisata Kertha Wisata Denpasar.
Denpasar. Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Saddhono,
Kundharu. 2014. Pembelajaran
Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sutantri,
Dwi. 2010. Pembelajaran Kooperatif Dengan
Teknik Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Ketuntasan hasil Belajar Biologi
Pokok Bahasan Ekosistem Siswa Kelas VII B Semester Genap SMPN 1 Ledokombo Tahun
Ajaran 2009/2010. Jember. Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Jember.
Suyadi.
2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Diva Press.Tampubolon, Saur.
2014. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga.
Wiyatmi. 2011. Psikologi
Sastra
Teori dan
Aplikasinya.
Yogyakarta: Kanwa Publisher.
No comments:
Post a Comment