Thursday, July 28, 2016

Kemampuan Menemukan Tokoh dan Ragam Nilai Cerita Rakyat





Kemampuan Menemukan Tokoh dan Ragam Nilai Cerita Rakyat Malin Kundang
Lini Wulan Suci
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember.

Abstraks
Karya sastra terutama dalam karya sastra melayu klasik terdapat unsur-unsur pembangun sebuah cerita rakyat. Secara garis besar berbagai macam unsur tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian. Pembagian unsur yang dimaksud adalah unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur inilah yang sering digunakan untuk mengkaji dan membicarakan sebuah karya sastra pada umumnya. Unsur intrinsik sebuah karya sastra terdapat beberapa unsur yang membangun karya sastra itu sendiri dari dalam. Salah satunya ialah membahas tentang perwatakan tokoh yang mempunyai sifat atau watak yang protagonis, antagonis ataupun tritagonis. Selain unsur instrinsik yang mempunyai peran penting dalam membangun sebuah karya sastra unsur ekstrinsik berperan penting juga dalam sebuah karya sastra. Unsur ekstrinsik dalam sebuah karya sastra membahas tentang unsur yang terkadung dari luar karya sastra yaitu terdapat nilai-nilai yang menyangkut didalamnya diantaranya nilai sosial budaya, nilai religius, nilai moral dan nilai pendidikan. Nilai adalah konsep yang dalam sastra mengenal dasar-dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia. Selain itu sastra melayu klasik dengan spesifikasi cerita rakyat itu merupakan bentuk sastra yang sudah lahir dan berkembang di Indonesia. Perkembangan sastra di Indonesia ditandai dengan semakin banyaknya hasil karya sastra yang tersebar. Salah satu pembelajaran sastra yang dipelajari ditingkat SMA (Sekolah Menengah Atas) adalah pembelajaran tentang cerita rakyat. Dalam kegiatan pembelajaran ini siswa diharapkan dapat menemukan perwatakan tokoh dan nilai-nilai yang terkandung dalam sastra Melayu Klasik. Sesuai dengan kurikulum (SK) Standar Kompetensi dan (KD) Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi “Memahami cerita rakyat” dan Kompetensi Dasar “Menemukan hal-hal yang menarik tentang  Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, siswa cenderung masih sulit untuk memahami unsur pembangun suatu karya sastra klasik yaitu cerita rakyat, hal ini disebabkan karena untuk memahami suatu cerita rakyat diperlukan pendalaman isi.
Permasalahan yang muncul dari latar belakang adalah Bagaimanakah kemampuan menemukan tokoh pada cerita rakyat Malin Kundang oleh siswa kelas X B SMA Pancasila Ambulu Tahun Pelajaran 2015/2016, dan Bagaimanakah kemampuan menemukan ragam nilai pada cerita rakyat Malin Kundang oleh siswa kelas X B SMA Pancasila Ambulu Tahun Pelajaran 2015/2016.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menemukantokoh pada cerita rakyat Malin Kundang oleh siswa kelas X B SMA Pancasila Ambulu Tahun Pelajaran 2015/2016, dan untuk mendeskripsikan kemampuan menemukan ragam nilai pada cerita rakyat Malin Kundang oleh siswa kelas X B SMA Pancasila Ambulu Tahun Pelajaran 2015/2016.
Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kuatitatif. Lokasi penelitian adalah SMA Pancasila Ambulu. Data penelitian adalah kalimat yang diduga mengandung tokoh dan ragam nilai di dalamcerita rakyat. Teknik pengumpulan data adalah Dokumentasi. Instrumen pengumpulan data adalah peneliti. Teknik analisis data adalah reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan.Pengecekan keabsahan temuan adalah ketekunan pengamat dan pemeriksaan sejawat.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa siswa menemukan tokoh antagonis, protagonis, tritagonis dan siswa menemukan nilai sosial budaya jenis cinta kasih, penderitaan dan kegelisahan, menemukan nilai religius jenis kepercayaan, kejujuran dan rendah hati, menemukan nilai moral jenis suka menolong, bermanfaat bagi orang lain, dan tata karma, menemukan nilai pendidikan jenis kerja keras, tanggung jawab dan kreatif.
Berdasarkan hasil tersebut, kemampuan menemukan tokoh oleh siswa dikategorikan menjadi empat, yaitu pada kategori baik sekali sebanyak 5 siswa (17%), kategori baik sebanyak 3 siswa (10%), kategori cukup mampu sebanyak 16 siswa (53%) dan kategori kurang mampu sebanyak 6 siswa (20%).
Kemampuan menemukan nilai sosial budaya kategori baik sekali sebanyak 6 siswa (20%), kategori baik sebanyak 4 siswa (13%), kategori cukup sebanyak 18 siswa (60%) dan kategori kurang sebanyak 2 siswa (7%). Sebanyak 5 siswa tidak mengerjakan dan 25 siswa di kelas X B SMA Pancasila Ambulu mampu menemukan nilai religius. Pada kegiatan menemukan nilai religius, terdapat 5 siswa (17%) berkategori baik sekali, kategori baik sebanyak 4 siswa (13%), kategori cukup sebanyak 8 siswa (27%) dan kategori kurang sebanyak 8 siswa (27%). Sebanyak 9 siswa tidak mengerjakan dan 21 siswa di kelas X B SMA Pancasila Ambulu menemukan nilai moral. Pada kegiatan menemukan nilai moral terdapat 4 siswa (13%) berkategori cukup, kategori kurang sebanyak 17 siswa (57%) . Sebanyak 6 siswa tidak mengerjakan dan 24 siswa dikelas X B SMA Pancasila Ambulu yang mampu menemukan nilai pendidikan. Pada kegiatan menemukan nilai pendidikan, terdapat 17 siswa (57%) berkategori baik sekali, kategori cukup sebanyak 5 siswa (17%) dan kategori kurang sebanyak 2 siswa (7%).

Kata kunci: Kemampuan menemukan Tokoh, Ragam Nilai, Cerita Rakyat



Abstract

Literary works mainly in classical Malay literature there are elements of the builder of a folktale. Broadly speaking, the various elements are grouped into two sections. The division of the element in question is an element of intrinsic and extrinsic elements. The second element is often used to examine and discuss a piece of literature in general. The intrinsic elements of a literary work are some of the elements that build literature itself from within. One of them is to discuss the disposition of figures that have a nature or character of a protagonist, antagonist or tritagonis. In addition to the intrinsic elements that have a critical role in establishing a literary work extrinsic elements play an important role also in literature. Extrinsic elements in a work of literature discusses terkadung elements from outside the literary works which are the values concerning therein including socio-cultural values, religious values, moral values and educational value. Value is a concept in the literature to know the basics very important and valuable in human life. Besides the classical Malay literature with specifications folklore it is a form of literature that has been born and developed in Indonesia. Literary development in Indonesia was marked by the increasing number of literary works are scattered. One lesson learned literary level, high school (High School) is the study of folklore. In this learning activity students are expected to find dispositive character and values contained in classical Malay literature. In accordance with the curriculum (SK) and the Competency Standards (KD) Basic competence. Standard Competency "Understanding folklore" and the Basic Competence "Finding things that are interesting about Based on preliminary studies that have been conducted by researchers, students tend to still difficult to understand the building blocks of a classical literature is folklore, this was due to understanding a story people needed deepening of the content.
           The problems that arise from the background is How the ability find dispositive character in folklore Malin Kundang graders Pancasila Ambulu XB High School Academic Year 2015/2016, and the ability to find a variety of value How the folklore Malin Kundang graders Pancasila Ambulu XB High School Academic Year 2015/2016.
             The purpose of this study was to describe the ability to find dispositive character in folklore Malin Kundang by high school students class XB Ambulu Pancasila in academic year 2015/2016, and to describe the ability to find a variety of value on folklore Malin Kundang graders Pancasila Ambulu XB High School Academic Year 2015 / 2016.
              This research type is descriptive qualitative. The research location is Pancasila Ambulu high school. The research data is a sentence that allegedly contains dispositive character and value diversity in folklore. The data collection technique is documentation. Data collection instrument was a researcher. Data analysis  techniques are data reduction, data presentation, and inference. Checking the validity of the findings is persistence observers and peer examination.
             The results of the analysis of the data shows that students find dispositive antagonist, protagonist, tritagonis and students find the social and cultural values kind of love, suffering and anxiety, find the value of a religious kind of trust, honesty and humility, find moral values kind of helpful, useful for others and manners, find the value of education kind of hard work, responsibility and creative.
Based on these results, the ability to find dispositive character by students categorized into four, namely in both categories once as many as five students (17%), both categories as many as three students (10%), the category is quite capable of 16 students (53%) and less category capable of as much as 6 students (20%).
              Findability socio-cultural values both categories once as many as six students (20%), both categories as many as four students (13%), a category quite as many as 18 students (60%) and less category as much as 2 students (7%).  A total of five students not working and 25 students in class X SMA Pancasila B Ambulu able to find a religious value. On finding activities of religious values, there are five students (17%) categorized as excellent, good category as many as four students (13%), a category quite as much as 8 students (27%) and less category as many as eight students (27%).  A total of 9 students are not working and 21 students in class X SMA Pancasila B Ambulu find moral values. On the activities of finding moral values are 4 students (13%) categorized enough, less category as many as 17 students (57%). A total of 6 students are not working and 24 high school students in class X and Pancasila Ambulu are able to find the value of education. On the activities of finding the value of education, there are 17 students (57%) were categorized as excellent, pretty much as a category 5 students (17%) and less category as much as 2 students (7%).
Keywords: Ability find dispositive People, Variety Value, Folklore

1.        PENDAHULUAN

Karya sastra terutama dalam karya sastra melayu klasik terdapat unsur-unsur pembangun sebuah cerita rakyat. Secara garis besar berbagai macam unsur tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian. Pembagian unsur yang dimaksud adalah unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur inilah yang sering digunakan untuk mengkaji dan membicarakan sebuah karya sastra pada umumnya. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, siswa cenderung masih sulit untuk memahami unsur pembangun suatu karya sastra klasik yaitu cerita rakyat, hal ini disebabkan karena untuk memahami suatu cerita rakyat diperlukan pendalaman isi. Karya sastra terutama dalam karya sastra melayu klasik terdapat unsur-unsur pembangun sebuah cerita rakyat. Secara garis besar berbagai macam unsur tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian. Pembagian unsur yang dimaksud adalah unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur inilah yang sering digunakan untuk mengkaji dan membicarakan sebuah karya sastra pada umumnya. Unsur intrinsik sebuah karya sastra terdapat beberapa unsur yang membangun karya sastra itu sendiri dari dalam. Salah satunya ialah membahas tentang tokoh yang mempunyai sifat atau watak yang protagonis, antagonis ataupun tritagonis. Selain unsur instrinsik yang mempunyai peran penting dalam membangun sebuah karya sastra unsur ekstrinsik berperan penting juga dalam sebuah karya sastra. Unsur ekstrinsik dalam sebuah karya sastra membahas tentang unsur yang terkadung dari luar karya sastra yaitu terdapat nilai-nilai yang menyangkut didalamnya diantaranya nilai sosial budaya, nilai religius, nilai moral dan nilai pendidikan. Nilai adalah konsep yang dalam sastra mengenal dasar-dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia. Selain itu sastra melayu klasik dengan spesifikasi cerita rakyat itu merupakan bentuk sastra yang sudah lahir dan berkembang di Indonesia. Perkembangan sastra di Indonesia ditandai dengan semakin banyaknya hasil karya sastra yang tersebar. Salah satu pembelajaran sastra yang dipelajari ditingkat SMA (Sekolah Menengah Atas) adalah pembelajaran tentang cerita rakyat. Dalam kegiatan pembelajaran ini siswa diharapkan dapat menemukan perwatakan tokoh dan nilai-nilai yang terkandung dalam sastra Melayu Klasik. Sesuai dengan kurikulum (SK) Standar Kompetensi dan (KD) Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi “Memahami cerita rakyat” dan Kompetensi Dasar “Menemukan hal-hal yang menarik tentang  Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, siswa cenderung masih sulit untuk memahami unsur pembangun suatu karya sastra klasik yaitu cerita rakyat, hal ini disebabkan karena untuk memahami suatu cerita rakyat diperlukan pendalaman isi.
Permasalahan yang muncul dari latar belakang adalah Bagaimanakah kemampuan menemukan tokoh pada cerita rakyat Malin Kundang oleh siswa kelas X B SMAPancasila Ambulu Tahun Pelajaran 2015/2016, dan Bagaimanakah kemampuan menemukan ragam nilai pada cerita rakyat Malin Kundang oleh siswa kelas X B SMA Pancasila Ambulu Tahun Pelajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menemukan perwatakan tokoh pada cerita rakyat Malin Kundang oleh siswa kelas X B SMA Pancasila Ambulu Tahun Pelajaran 2015/2016, dan untuk mendeskripsikan kemampuan menemukan ragam nilai pada cerita rakyat Malin Kundang oleh siswa kelas X B SMA Pancasila Ambulu Tahun Pelajaran 2015/2016.


2.         METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian adalah SMA Pancasila Ambulu dan Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas X B. Data penelitian adalah kalimat yang diduga mengandung tokoh dan ragam nilai di dalam cerita rakyat. Sumber data dalam penelitian ini adalah teks cerita rakyat. Teknik pengumpulan data mnenggunakan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data adalah peneliti dengan menggunakan tabel bantu. Definisi operasional adalah istilah dari kemampuan, menemukan,tokoh, ragam nilai, cerita rakyat. Teknik analisis data adalah reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan. Pengecekan keabsahan temuan adalah ketekunan pengamat dan pemeriksaan sejawat.


3.        HASIL DAN PEMBAHASAN
 Tokoh dalam Cerita Rakyat Malin Kundang
          Menurut Anggraeni dan Suyanto (2014: 82-83) tokoh antagonis merupakan tokoh dengan peran yang harus mewakili hal-hal negatif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang menyakiti tokoh protagonis.Tokoh antagonis adalah tokoh yang jahat sehingga menimbulkan rasa benci.Protagonis merupakan tokoh dengan peran yang harus mewakili hal-hal positif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang disakiti, baik, dan menderita sehingga akan menimbulkan simpati. Tritagonis merupakan peran tokoh pendamping baik untuk peran protagonis maupun antagonis. Dari 30 siswa hanya 5 siswa (data siswa E, H, R,U dan CC) yang mampu menemukan tokoh dengan kategori sangat baik. Hal ini terjadi karena kelima siswa tersebut memperoleh nilai 92 yaitu kategori sangat baik (86-100).Berikut bukti kutipan salah salah satu data yang memperoleh kategori sangat baik.

Kutipan tokoh antagonis dari data siswa E
“Malin Kundang merasa malu memiliki ibu yang tua renta dengan baju yang buruk compang camping dihadapan istrinya, ia mengatakan bahwa bukanlah anak dari perempuan itu.”

Data siswa E dalam kutipan tersebut merupakan jawaban yang jelas, karena dalam kutipan yang ditemukan siswa E mengandung watak tokoh antagonis yang ditunjukkan pada prilaku  Malin Kundang yang jahat kepada ibunya yaitu memiliki rasa malu memiliki ibu yang tua renta dengan baju yang buruk dan ia tidak mengakui ibunya, sehingga siswa E mendapatkan skor 3 dari kutipan jawaban tersebut.

Kutipan tokoh protagonis dari data siswa E
“Karena ayah Malin Kundang tak lagi kembali dan Malin Kundang kini menjadi tanggung jawab penuh ibunya untuk merawat dan membesarkan Malin Kundang seorang diri. Ibu Malain Kundang telah melupakan ayah Malin Kundang, ia bekerja membanting tulang untuk mengisi perut mereka, pekerjaan apapun dia lakukan asalakan halal. Perempuan itu sangat menyangi Malin Kundang.”

Data siswa E dalam kutipan tersebut merupakan jawaban yang jelas dan tepat karena dalam kutipan yang ditemukan siswa E mengandung watak tokoh protagonis dengan jelas dan tepat yaitu menunjukan sikap ibu Malin Kundang yang merawat, membesarkan dan menyangangi Malin Kundang. Sehingga siswa E mendapat skor 4 dari jawaban kutipan tersebut.

Kutipan tokoh tritagonis dari data siswa E
“menyadari akan kemiskinan mereka, ayah Malin Kundang pergi merantau untuk mendapatkan kehidupan dan bekerja keras untuk medapatkan pekerjaan yang lebih layak, akan tetapi beberapa hari, bulan dan tahun ayah Malin Kundang tak pernah kembali ibu Malin Kundangpun menjadi cemas dan gelisah, tinggal ibu dan anak yang malang.”
“ ia kemudian bertemu dengan putri saudagar yang cantik jelita Malin Kundangpun jatuh cinta kepada putri tersebut dan akhirnyan menikah dengan seorang putrid saudagar yang kaya raya Malin Kundangpun sangat cinta dan menyayangi putri saudagar tersebut.”

Data siswa E dalam kutipan tersebut merupakan jawaban yang jelas dan tepat karena dalam kutipan yang ditemukan siswa E mengandung tokoh pendamping yang mendampingi Malin Kundang dan ibu Malin Kundang dalam cerita rakyat tersebut.Sehingga siswa E mendapat skor 4 dari jawaban tersebut.

Kesimpulan berdasarkan  data yang telah  dideskripsikan bahwa siswa E mendapatkan nilai 92 dan termasuk dalam (86-100) kategori baik sekali menemukan perwatakan tokoh, karena siswa E memenukan perwatakan tokoh antagonis dengan skor 3 yaitu jelas, menemukan perwatakan tokoh protagonis dengan skor 4 yaitu jelas dan tepat dan menenukan perwatakan tokoh tritagonis dengan skor 4  yaitu jelas dan tepat.


Menurut Anggraeni dan Suyanto (2014: 82-83) tokoh antagonis merupakan tokoh dengan peran yang harus mewakili hal-hal negatif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang menyakiti tokoh protagonis.Tokoh antagonis adalah tokoh yang jahat sehingga menimbulkan rasa benci.Protagonis merupakan tokoh dengan peran yang harus mewakili hal-hal positif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang disakiti, baik, dan menderita sehingga akan menimbulkan simpati. Tritagonis merupakan peran tokoh pendamping baik untuk peran protagonis maupun antagonis.Dari 30 siswa hanya 3 siswa (data siswa G, V, dan W) yang mampu menemukan tokoh dengan kategori baik.Hal ini terjadi karena ketiga siswa tersebut memperoleh nilai 83 yaitu kategori baik (76-85).Berikut bukti kutipan salah salah satu data yang memperoleh kategori baik.

Kutipan tokoh antagonis dari data siswa G
“Malin Kundang membentak dan mendorong ibunya hingga terjatuh ketanah.”
         
          Data siswa G dalam kutipan tersebut merupakan jawaban yang jelas karena dalam kutipan yang ditemukan siswa G mengandung watak tokoh antagonis yang ditunjukkan pada prilaku  Malin Kundang jahat kepada ibunya yaitu membentak bahkan mendorong ibunya hingga terjatuh, sehingga siswa G mendapatkan skor 3 dari kutipan jawaban tersebut.


Kutipan  tokoh protagonis dari siswa G
“Ibu Malin Kundang membesarkan Malin Kundang dengan seorang diri.”
“setiap sore ia menantikan Malin Kundang di dermaga dengan penuh harapan dan duduk setia menanti.”

Data siswa G dalam kutipan tersebut merupakan jawaban yang jelas dan tepat karena dalam kutipan yang ditemukan siswa G mengandung dua watak tokoh protagonis yang baik, karena ibu Malin Kundang membesarkan Malin Kundang seorang diri dan menantikan kedatangan Malin Kundang dengan setia. Sehingga siswa G  mendapat skor 4 dari kutipan jawaban tersebut.

Kutipan tokoh tritatgonis dari data siswa G
“Malin Kundang bersama istrinya yang cantik jelita kemudian sering berpergian dalam urusan perniagaan”.

Data siswa G dalam kutipan tersebut merupakan jawaban yang jelas karena dalam kutipan yang ditemukan siswa G mengandung tokoh pendamping yaitu istri yang mendampingi berpergian Malin Kundang dalam urusan perniagaan.Sehingga siswa G mendapat skor 3 dari kutipan jawaban tersebut.

Kesimpulan berdasarkan  data yang telah  dideskripsikan bahwa siswa G mendapatkan nilai 83 dan termasuk dalam (76-85) kategori baik menemukan perwatakan tokoh, karena siswa G memenukan tokoh antagonis dengan skor 3 yaitu jelas, menemukan perwatakan tokoh protagonis dengan skor 4 yaitu jelas dan tepat, menenukan perwatakan tokoh tritagonis dengan skor 3 yaitu jelas.



Ragam Nilai pada Cerita Rakyat Malin Kundang

          Menurut Suratman (2013: 44-91) cinta adalah sikap sesuatu orientasi watak yang menentukan hubungan pribadi dengan dunia keseluruhan,menuju sesuatu objek cinta dan kasih sayang dasar komunikasi antara anak dan orang tua. Penderitaan yaitu sering sekali mendengar atau menyaksikan penderitaan-penderitaan yang di alami oleh manusia.Kegelisahan yaitu dapat diketahui bahwa siapapun dapat gelisah hati, terjadi karena mungkin disebabkan harapan-harapan mereka tak terpenuhi, karena menunggu sesuatu.Dari 30 siswa hanya 6 siswa (data siswa C, D, F, H, N dan Z) yang mampu menemukan nilai sosial budaya dengan kategori sangat baik.Hal ini terjadi karena keenam siswa tersebut memperoleh nilai 92 yaitu kategori sangat baik (86-100).Berikut bukti kutipan salah salah satu data yang memperoleh kategori sangat baik.


Kutipan NSB (cinta kasih) dari data siswa D
Malin Kundang pun sangat mencintai dan meyanyangi putri saudagar tersebut.”

Data siswa D tersebut merupakan jawaban yang jelas karena menunjukkan kutipan kalimat mencintai dan menyanyangi putri saudagar, sehingga siswa D memperoleh skor 3.

Kutipan NSB (penderitaan) dari data siswa D
“hiduplah sebuah keluarga miskin, begitu miskinnya mereka, gubuk tempat tinggalnya yang terbuat dari daun dan pelepah nipah, bergoyang-goyang tertiup angin.”
“pakaian mereka compang-camping” “badan mereka kurus kering karena kurang makan.”

Data siswa D tersebut merupakan jawaban yang jelas dan tepat karena dalam data yang ditemukan menunjukkan dengan jelas dan tepat bahwa kehidupan yang miskin dengan tempat tinggal yang tak layak lagi dan badan yang kurus kering karena kurang makan, sehingga siswa D memperoleh skor 4 dari jawban tersebut.

Kutipan NSB (kegelisahan) dari data siswa D
” ayah Malin Kundang tak pernah kembali Ibu Malin pun cemas dan gelisah.”
“setiap sore ia menanti Malin Kundang didermaga dengan penuh kegelisahan dan harapan.

Data siswa D tersebut merupakan jawaban yang jelas dan tepat karena dalam data yang ditemukan siswa menunjukkan dengan jelas dan tepat bahwa ibu Malin menantikan anak dan suaminya dengan gelisah, sehingga siswa D memperoleh skor 4 dari jawaban tersebut.

Kesimpulan berdasarkan  data yang telah  dideskripsikan bahwa siswa D mendapatkan nilai 92 dan termasuk dalam (86-100) kategori baik sekali menemukan nilai sosial budaya karena siswa D memenukan nilai sosial budaya bentuk cinta kasih dengan skor 3 yaitu jelas dan memenukan nilai sosial budaya bentuk penderitaan dengan skor 4 yaitu jelas dan tepat, memenukan nilai sosial budaya bentuk kegelisahan dengan skor 4 yaitu jelas dan tepat.



Menurut Suratman (2013: 44-91) cinta adalah sikap sesuatu orientasi watak yang menentukan hubungan pribadi dengan dunia keseluruhan,menuju sesuatu objek cinta dan kasih sayang dasar komunikasi antara anak dan orang tua. Penderitaan yaitu sering sekali mendengar atau menyaksikan penderitaan-penderitaan yang di alami oleh manusia.Kegelisahan yaitu dapat diketahui bahwa siapapun dapat gelisah hati, terjadi karena mungkin disebabkan harapan-harapan mereka tak terpenuhi, karena menunggu sesuatu. Dari 30 siswa 4 siswa (data siswa I, O, Y dan CC) yang mampu menemukan nilai sosial budaya dengan kategori baik. Hal ini terjadi karena keempat siswa tersebut memperoleh nilai 83 yaitu kategori baik (76-85).Berikut bukti kutipan salah salah satu data yang memperoleh kategori baik.


Kutipan NSB (cinta kasih) dari data siswa CC
Malin Kundang dan anak saudagar kaya raya saling jatuh cinta dan akhirnya menikah.”

Data siswa CC tersebut merupakan jawaban yang jelas karena menunjukkan kutipan kalimat Malin yang menyanyangi putri saudagar, sehingga siswa CC memperoleh skor 3 dari jawaban tersebut.

Kutipan NSB (penderitaan) dari data siswa CC
“menyadari kemiskinannya ayah Malain Kundang pergi merantau.“begitu miskinnya gubuk tempat mereka tinggal terbuat dari daun dan pelepah nipah.”

Data siswa CC tersebut merupakan jawaban yang jelas karena menunjukkan kutipan kalimat penderitaan keluarga miskin dengan tempat tinggal yang kurang layak tresebut, sehingga siswa CC memperoleh skor 3 dari jawaban tersebut

Kutipan NSB (kegelisahan) dari data siswa CC
Ibu Malin Kundang menunggu ayah Malin Kundang beberapa hari, bulan, tahun dengan cemas dan gelisah.”
“Ibu Malin Kundang  menunggu dijemput anaknya dengan penuh kegelisahan”

Data siswa CC tersebut merupakan jawaban yang jelas dan tepat karena dalam data yang ditemukan siswa menunjukkan dengan jelas dan tepat bahwa ibu Malin menantikan anak dan suaminya dengan gelisah, sehingga siswa CC memperoleh skor 4 dari jawaban tersebut.

Kesimpulan berdasarkan  data yang telah  dideskripsikan bahwa siswa CC mendapatkan nilai 83 dan termasuk dalam (76-85) kategori baik menemukan nilai sosial budaya karena siswa CC memenukan nilai sosial budaya bentuk cinta kasih dengan skor 3 yaitu jelas, menemukan nilai sosial budaya bentuk penderitaan dengan skor 3 yaitu jelas dan menemukan nilai sosial budaya bentuk kegelisahan dengan skor 4 yaitu jelas dan tepat.

              Menurut Suratman (2013:40) mengatakan bahwa keprcayaan mengandung arti yang lebih luas daripada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, pada dasarnya manusia yang memiliki naluri utnuk menghambakan diri kepada yang Maha Tinggi. Menurut Sahlan (2012: 39) kejujuran bahwa rahasia untuk meraih sukses menurut mereka adalah dengan selalu berkata jujur. Sahlan (2012: 40) mengatakan bahwa sikap rendah hati merupakan sikap tidak sombong mau mendengar pendapat orang lain dan tidak memaksakan kehendakanya. Dari 30 siswa hanya 5 siswa (data siswa J, O, V, Y dan CC) yang mampu menemukan nilai religius dengan kategori sangat baik. Hal ini terjadi karena kelima siswa tersebut memperoleh kategori sangat baik (86-100). Berikut bukti kutipan data yang memperoleh kategori sangat baik.


Kutipan NR (kepercayaan) dari data siswa O
“sambil menangis ia menadahkan tangan dan berkata, Ya Allah jadikanlah anak durhaka ini sebagai kisah untuk pelajaran berharga dimasa mendatang. Jadikanlah ia batu karena telah durhaka kepda ibu kandungnya sendiri.”

Data siswa O tersebut merupakan jawaban yang jelas dan tepat karena terbukti dalam kutipan tersebut termasuk kedalam percaya terhadap kuasa tuhan dengan memohon dan menadahkan tangan ketika berdoa agar anak durhaka tersebut yaitu Malin kundang dijadikan bantu dan bisa diambil beljaran dimasa yang akan datang, sehingga siswa O memperoleh skor 4 dari kutipan jawaban tersebut.

Kutipan NR (kejujuran) dari data siswa O
“ia berusaha meminta ampun kepada ibunya dan mengakui kesalahannya dengan jujur kepada istrinya bahwa ibu tua itu ibu kandungnya.”

Data siswa O tersebut merupakan jawaban yang jelas, karena terbukti dalam kutipan tersebut Malin kundang mengakui kesalahannya dengan jujur kepada istrinya dan meminta ampun kepada ibu kandungnya, sehingga siswa O memperoleh skor 4 dari kutipan jawaban tersebut.

Kutipan NR (rendah hati) dari data siswa siswa O
“ibu Malin Kundang pun berpesan kepada anaknya jika telah sukses tetaplah menjadi anak yang rendah hati dan tidak sombong.”

Data siswa O tersebut merupakan jawaban yang jelas dan tepat, karena terbukti dalam kutipan tersebut Malin kundang mendapatan pesan dari ibunya agar tetap menjadi anak yang rendah hati dan tidak sombong ketika telah sukses.sehingga siswa O memperoleh skor 4 dari kutipan jawaban tersebut.

Kesimpulan berdasarkan  data yang telah  dideskripsikan bahwa siswa O mendapatkan nilai 100 dan termasuk dalam (86-100) kategori baik sekali menemukan nilai religius karena siswa O memenukan nilai religius bentuk kepercayaan dengan skor 4 yaitu jelas dan tepat, memenukan nilai religius bentuk kejujuran dengan skor 4 yaitu jelas dan tepat, menemukan nilai religius bentuk rendah hati dengan skor 4 yaitu jelas dan tepat.


Kutipan NR (kepercayaan) dari data siswa J
“Ya Allah jadikanlah anak durhaka ini sebagai kisah untuk pelajaran “.

Data siswa J tersebut merupakan jawaban yang jelas karena terbukti dalam kutipan tersebut termasuk kedalam percaya terhadap kuasa tuhan dengan memohon dan menadahkan tangan ketika berdoa, sehingga siswa J memperoleh skor 3 dari kutipan jawaban tersebut.


Kutipan NR (kejujuran) dari data siswa J
“ia berusaha meminta ampun kepada ibunya dan mengakui kesalahannya dengan jujur kepada istrinya bahwa ibu tua itu ibu kandungnya.”

Data siswa J tersebut merupakan jawaban yang jelas dan tepat, karena terbukti dalam kutipan tersebut Malin kundang mengakui kesalahannya kepada istrinya dan mengakui ibu tua itu ibu kandungnya, sehingga siswa J memperoleh skor 4 dari kutipan jawaban tersebut.

Kutipan NR (rendah hati) dari data siswa J
“ibu Malin Kundang pun berpesan kepada anaknya jika telah sukses tetaplah menjadi anak yang rendah hati dan tidak sombong.”

Data siswa J tersebut merupakan jawaban yang jelas dan tepat, karena terbukti dalam kutipan tersebut Malin kundang mendapatan pesan dari ibunya agar tetap menjadi anak yang rendah hati dan tidak sombong ketika telah sukses.sehingga siswa J memperoleh skor 4 dari kutipan jawaban tersebut.

Kesimpulan berdasarkan  data yang telah  dideskripsikan bahwa siswa J mendapatkan nilai 92 dan termasuk dalam (86-100) kategori baik sekali menemukan nilai religius karena siswa Jmemenukan nilai religius bentuk kepercayaan dengan skor 3 yaitu jelas, memenukan nilai religius bentuk kejujuran dengan skor 4 yaitu jelas dan tepat, menemukan nilai religius bentuk rendah hati dengan skor 4 yaitu jelas dan tepat.


Kutipan NM (suka menolong) dari data siswa T
“ia mengajak Malin Kundang untuk ikut berlayar dengannya, di desa ini Malin Kundang ditolong orang-orang desa.”

Data siswa T tersebut merupakan jawaban yang jelas, karena terbukti dalam kutipan tersebut Malin kundang ditolong oleh orang-orang desa, sehingga mendapatkan skor 3 dari kutipan jawaban tersebut.
Kutipan NM (bermanfaat bagi orang lain) dari data siswa T
Ya Allah jadikanlah anak durhaka itu sebagai kisah untuk pelajaran berharga dimasa datang.

Data siswa T tersebut merupakan jawaban jelas, karena terbukti dalam kutipan tersebut bahwa kisah dari Malin Kundang bermanfaat bagi pelajaran berharga dimasa depan. sehingga mendapatkan skor 3 dari kutipan jawaban tersebut.

Kutipan NM (tata karma) dari data siswa T
“Sesungguhnya amat terluka hati ibu Malin Kundang, anak satu-satunya yang sangat disayanginya itu telah menyakitinya bahkan sudah tak mempunyai tata karma lagi.

Data siswa T tersebut tidak mengandung nilai moral bentuk tata krama karena dalam kutipan tersebut Malin kundang tidak mempunyai tata karma dan berubah menjadi orang sombong, sehingga kutipan dari jawaban tersebut mendapat skor 1.

Kesimpulan berdasarkan  data yang telah  dideskripsikan bahwa siswa T mendapatkan nilai 58 dan termasuk dalam (56-75) kategori cukup menemukan nilai moral karena siswa T memenukan nilai moral bentuk suka menolong dengan skor 3 yaitu jelas, memenukan nilai moral bentuk bermanfaat bagi orang lain  dengan skor 3 yaitu jelasdan menemukan nilai moral bentuk tata krama tetapi kutipan tidak mengandung tata krama sehingga siswa T mendapatkan skor 1 dari jawaban tersebut



Menurut Mustari (2014:183) suka menolong adalah sikap dan tidakkan yang selalu berupaya membantu orang lain. Sahlan (2012:40) mengemukakan bahwa hal ini merupakan salah satu bentuk sikap yang tampak pada diri sesorang. Suratman (2013:171-172) mengatakana bahwa tata karama yang dianggap dari Bahasa Jawa berarti “adat sopan santun, basa-basi” pada dasarnya segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa ucap dan capak sesuai kaidah dan norma. Dari 30 siswa hanya 17 siswa (data siswa B, D, F, G, H, I, J, L, N, Q, K, P, V, Y, M, W, BB dan CC)  yang mampu menemukan nilai moral dengan kategori kurang. Hal ini terjadi karena ketujuh belas siswa tersebut memperoleh kategori kurang  (10-55). Berikut bukti kutipan data yang memperoleh kategori kurang.




Kutipan NM (suka menolong) dari data siswa G
“di desa ini Malin Kundang ditolong orang-orang desa.”

Data siswa G tersebut merupakan jawaban yang jelas, karena terbukti dalam kutipan tersebut Malin kundang ditolong oleh orang-orang desa, sehingga mendapatkan skor 3 dari kutipan jawaban tersebut.

Kutipan NM (bermanfaat bagi orang lain) dari data siswa G
“ia menjadi pelajaran bagi siapapun.”

Data siswa G tersebut tidak mengandung nilai moral bentuk bermanfaat bagi orang lain, sehingga kutipan dari jawaban tersebut mendapat skor 1.

Kutipan NM (tata krama) dari data siswa G
anak satu-satunya yang sangat disayanginya itu telah menyakitinya bahkan sudah tak mempunyai tata karma lagi terhadap orang tua dan berubah menjadi orang yang sombong.”

Data siswa G tersebut tidak mengandung nilai moral bentuk tata krama karena dalam kutipan tersebut Malin kundang tidak mempunyai tata karma dan berubah menjadi orang sombong, sehingga kutipan dari jawaban tersebut mendapat skor 1.

Kesimpulan berdasarkan data yang telah dideskripsikan bahwa siswa G mendapatkan nilai 42 dan termasuk dalam (10-55) kategori kurang menemukan nilai moral karena siswa G memenukan nilai moral bentuk suka menolong dengan skor 3 yaitu jelas, memenukan nilai moral bentuk bermanfaat bagi orang lain tetapi kutipan tidak mengandung nilai moral bentuk bermanfaat bagi orang lain sehingga mendapatkan skor 1 dan menemukan nilai moral bentuk tata krama tetapi kutipan tidak mengandung tata krama sehingga siswa G mendapatkan skor 1 dari jawaban tersebut.

Kutipan NM (suka menolong) dari data siswa BB
“ia kemudian memulai hidup baru dengan bekerja dengan cepat ia disukai banyak orang.”

Data siswa BB tersebut tidak mengandung nilai moral bentuk suka menolong, sehingga kutipan dari jawaban tersebut mendapat skor 1.





Kutipan NM (bermanfaat bagi orang lain) dari data siswa BB
“ia menjadi pelajaran bagi siapapun yang durhaka kepada ibu.”

Data siswa BB tersebut mengandung nilai moral bentuk bermanfaat bagi orang lain tetapi kurang jelas, sehingga kutipan dari jawaban tersebut mendapat skor 2.

Kutipan NM (tata karma) dari data siswa BB
“anak satu-satunya yang sangat disayanginya itu telah menyakitinya bahkan sudah tak mempunyai tata karma lagi terhadap orang tua dan berubah menjadi orang yang sombong.”

Data siswa BB tersebut tidak mengandung nilai moral bentuk tata krama karena dalam kutipan tersebut Malin kundang tidak mempunyai tata karma dan berubah menjadi orang sombong, sehingga kutipan dari jawaban tersebut mendapat skor 1.

Kesimpulan berdasarkan  data yang telah  dideskripsikan bahwa siswa BB mendapatkan nilai 33 dan termasuk dalam (10-55) kategori kurang menemukan nilai moral karena siswa BB memenukan nilai moral tetapi kutipan tidak mangandung nilai moral bentuk suka menolong sehingga siswa BB mendapat skor 1, memenukan nilai moral akan tetapi kutipan kurang jelas mengandung nilai moral bentuk bermanfaat bagi orang lain sehingga mendapat skor 2 yaitu kurang jelas, dan memenukan nilai moral tetapi kutipan tidak mangandung nilai moral bentuk tata krama sehingga siswa BB mendapat skor 1.



          Fadlillah dan Khorida (2013:40) mengatakan bahwa kereja keras, prilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta meyelesaikan tugas dengan sebaik-bainya. Suratman (2013:84) mengatakan bhawa tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan. Fadlillah dan Khorida (2013:40) mengatakan bahwa kraetif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilakn cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Dari 30 siswa hanya 17 siswa (data siswa A, D, H, I, J, M, N, O, P, S, T, V,W, Y, Z, BB dan CC) yang mampu menemukan nilai pendidkan dengan kategori baik sekali. Hal ini terjadi karena ketujuh belas siswa tersebut memperoleh kategori baik sekali  (86-100). Berikut bukti kutipan data yang memperoleh kategori baik sekali.

Kutipan NP (kerja keras) dari data siswa A
ayah Malin Kundang pergi merantau untuk mendapatkan kehidupan dan bekerja keras untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.”

Data siswa A tersebut merupakan jawaban yang jelas, karena terbukti dalam kutipan tersebut ayah Malin kundang bekerja keras untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga mendapatkan skor 3 dari kutipan jawaban tersebut.

Kutipan NP (tanggung jawab) dari data siswa A
“karena ayah Malin Kundang tak lagi kembali dan Malin kini menjadi tanggung jawab penuh ibunya untuk merawat dan membesarkan Malin Kundang seorang diri.”

Data siswa A tersebut merupakan jawaban jelas dan tepat, karena terbukti dalam kutipan tersebut bahwa ayah Malin sudah meninggalkan maka Malin menjadi tanggung jawab penuh ibunya. sehingga mendapatkan skor 4 dari kutipan jawaban tersebut.

Kutipan NP (kreatif) dari data siswa A
“ia sangat cepat menjadi saudagar yang kaya raya rupanya kecerdasan, ketampanan, ketangkasan dan kreativitasnya serta pengalaman hidupnya yang banyak telah mengantarkan kepada kesuksesan.”

Data siswa A tersebut merupakan jawaban yang jelas dan tepat karena kreativitas Malin Kundang ia sangat cepat menjdai saudagar kaya, sehingga kutipan dari jawaban tersebut mendapat skor 4.

Kesimpulan berdasarkan  data yang telah  dideskripsikan bahwa siswa A mendapatkan nilai 92 dan termasuk dalam (86-100) kategori sangat baik menemukan nilai pendidikan karena siswa A memenukan nilai pendidikan bentuk kerja keras dengan skor 3 yaitu jelas, memenukan nilai pendidikan bentuk tanggung jawab  dengan skor 4 yaitu jelas dan tepat, menemukan nilai pendidikan bentuk kreatif denganskor 4 yaitu jelas dan tepat.



Fadlillah dan Khorida (2013:40) mengatakan bahwa kereja keras, prilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta meyelesaikan tugas dengan sebaik-bainya.Suratman (2013:84) mengatakan bhawa tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan. Fadlillah dan Khorida (2013:40) mengatakan bahwa kraetif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilakn cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Dari 30 siswa hanya 5 siswa (data siswa B, G, L, X dan Q) yang mampu menemukan nilai pendidkan dengan kategori cukup.Hal ini terjadi karena kelima siswa tersebut memperoleh kategori cukup (56-75).Berikut bukti kutipan data yang memperoleh kategori cukup.

Kutipan NP (kerja keras) dari data siswa B
“ia bekerja membanting tolong untuk mengisi perut mereka pekerjaan apapun di lakukan asal halal.”

Data siswa B tersebut merupakan jawaban yang jelas, karena terbukti dalam kutipan tersebut bekerja membanting tulang unutumengisi perut, sehingga mendapatkan skor 3 dari kutipan jawaban tersebut.


Kutipan NP (tanggung jawab) dari data siswa B
“karena ayah Malin Kundang tak lagi kembali dan Malin kini menjadi tanggung jawab penuh ibunya untuk merawat dan membesarkan Malin Kundang seorang diri.”

Data siswa B tersebut merupakan jawaban jelas dan tepat, karena terbukti dalam kutipan tersebut bahwa ayah Malin sudah meninggalkan maka Malin menjadi tanggung jawab penuh ibunya.sehingga mendapatkan skor 4 dari kutipan jawaban tersebut.

Kutipan NP (kreatif) dari data siswa B
“ia cepat belajar dan bertumbuh menjadi lelaki dewasa yang kuat.”

Data siswa B tersebut merupakan jawaban yang tidak mengandung nilai pendidikan bentuk kreatif, sehingga kutipan dari jawaban tersebut mendapat skor 1.

Kesimpulan berdasarkan  data yang telah  dideskripsikan bahwa siswa B mendapatkan nilai 67 dan termasuk dalam (56-75) kategori cukkup menemukan nilai pendidikan karena siswa B memenukan nilai pendidikan bentuk kerja keras dengan skor 3 yaitu jelas, memenukan nilai pendidikan bentuk tanggung jawab  dengan skor 4 yaitu jelas dan tepat, menemukan nilai pendidikan tetapi tidak mengandung nilai pendidikan bentuk kreatif sehingga mendapat skor 1.

Kutipan NP (kerja keras) dari data siswa G
“Malin Kundang kini menjadi orang kaya.Ia kemudian memulai hidup baru dengan bekerja dengan cepat disukai orang banyak.”
Data siswa G tersebut merupakan jawaban yang tidak mengandung nilai pendidikan bentuk kerja keras sehingga mendapatkan skor 1 dari kutipan jawaban tersebut.

Kutipan NP (tanggung jawab) dati data siswa G
“Malin kini menjadi tanggung jawab penuh ibunya untuk merawat dan membesarkan Malin Kundang seorang diri.”

Data siswa G tersebut merupakan jawaban jelas dan tepat, karena terbukti dalam kutipan tersebut bahwa ibu Malin bertanggung jawab untuk membesarkan dan merawat Malin, sehingga mendapatkan skor 4 dari kutipan jawaban tersebut.

Kutipan NP (kreatif) dari data siswa G
“kecerdasan, ketampanan, ketangkasan dan kreativitasnya hidupnya telah mengantarkannya kepada kesuksesan.”

Data siswa G tersebut merupakan jawaban yang jelas dan tepat karena kreativitas Malin Kundang mengatantarkan pada kesuksesan, sehingga kutipan dari jawaban tersebut mendapat skor 4.

Kesimpulan berdasarkan  data yang telah  dideskripsikan bahwa siswa G mendapatkan nilai 75 dan termasuk dalam (56-75) kategori cukup menemukan nilai pendidikan karena siswa G memenukan nilai pendidikan tetapikutipan tidak mengandung nilai pendidikan bentuk kerja keras sehingga mendapatkan skor 1, memenukan nilai pendidikan bentuk tanggung jawab  dengan skor 4 yaitu jelas dan tepat, menemukan nilai pendidikan bentuk kreatif denganskor 4 yaitu jelas dan tepat

Kutipan NP (kerja keras) dari data siswa L
“si Malin Kundang kini sudah mulai bisa bekerja dan bekerja keras demi membantu ibunya mencari nafkah.”

Data siswa L tersebut merupakan jawaban yang jelas, karena terbukti dalam kutipan tersebut Malin Kundang bekerja keras untuk membantu ibunya, sehingga mendapatkan skor 3 dari kutipan jawaban tersebut.

Kutipan NP (tanggung jawab) dari data siswa L
Siswa L tidak menemukan nilai pendidikan bentuk tanggung jawab, sehingga mendapatkan skor 0.

Kutipan NP (kreatif) dari data siswa L
“ketampanan, kecerdasan, ketangkasannya dan krativitasnya memikat banyak orang.”

Data siswa L tersebut merupakan jawaban yang jelas dan tepat karena kreativitas Malin Kundang memikat banyak orang, sehingga kutipan dari jawaban tersebut mendapat skor 4.

Kesimpulan berdasarkan  data yang telah  dideskripsikan bahwa siswa L mendapatkan nilai 58 dan termasuk dalam (56-75) kategori cukup menemukan nilai pendidikan karena siswa L memenukan nilai pendidikan bentuk kerja keras dengan skor 3 yaitu jelas, tidak memenukan nilai pendidikan bentuk tanggung jawab  sehingga mendapakan skor 0, menemukan nilai pendidikan bentuk kreatif dengan skor 4 yaitu jelas dan tepat.



4.        SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat tokoh dan ragam ragam nilai yang terdapat dalam cerita rakyat Malin Kundang. Siswa kelas X B SMA Pancasila Ambulu tahun ajaran 2015/2016 menemukan tokoh meliputi (a) protagonis, (b) antagonis, (c) tritagonis. Sedangkan ragam nilai yang ditemukan oleh siswa meliputi (a) nilai sosial budaya: cinta kasih, penderitaan, kegelisahan, (b) nilai religius: kepercayaan, kejujuran, rendah hati, (c) nilai moral: suka menolong, bermanfaat bagi orang lain, tata krama, (d) nilai pendidikan: kerja keras, tanggung jawab, dan kreatif.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa siswa menemukan  tokoh antagonis, protagonis, tritagonis dan siswa menemukan nilai sosial budaya jenis cinta kasih, penderitaan dan kegelisahan, menemukan nilai religius jenis kepercayaan, kejujuran dan rendah hati, menemukan nilai moral jenis suka menolong, bermanfaat bagi orang lain, dan tata karma, menemukan nilai pendidikan jenis kerja keras, tanggung jawab dan kreatif.
Berdasarkan hasil tersebut, kemampuan menemukantokoh oleh siswa dikategorikan menjadi empat, yaitu pada kategori baik sekali sebanyak 5 siswa (17%), kategori baik sebanyak 3 siswa (10%), kategori cukup mampu sebanyak 16 siswa (53%) dan kategori kurang mampu sebanyak 6 siswa (20%).
Kemampuan menemukan nilai sosial budaya kategori baik sekali sebanyak 6 siswa (20%), kategori baik sebanyak 4 siswa (13%), kategori cukup sebanyak 18 siswa (60%) dan kategori kurang sebanyak 2 siswa (7%). Sebanyak 5 siswa tidak mengerjakan dan 25 siswa di kelas X B SMA Pancasila Ambulu mampu menemukan nilai religius. Pada kegiatan menemukan nilai religius, terdapat 5 siswa (17%) berkategori baik sekali, kategori baik sebanyak 4 siswa (13%), kategori cukup sebanyak 8 siswa (27%) dan kategori kurang sebanyak 8 siswa (27%). Sebanyak 9 siswa tidak mengerjakan dan 21 siswa di kelas X B SMA Pancasila Ambulu menemukan nilai moral. Pada kegiatan menemukan nilai moral terdapat 4 siswa (13%) berkategori cukup, kategori kurang sebanyak 17 siswa (57%) . Sebanyak 6 siswa tidak mengerjakan dan 24 siswa dikelas X B SMA Pancasila Ambulu yang mampu menemukan nilai pendidikan. Pada kegiatan menemukan nilai pendidikan, terdapat 17 siswa (57%) berkategori baik sekali, kategori cukup sebanyak 5 siswa (17%) dan kategori kurang sebanyak 2 siswa (7%).


5.        UNGKAPAN TERIMAKSIH
Atas segala upaya, bimbingan, dan arahan dari semua pihak, penulis ucapkan terimakasih yang besar-besarnya kepada:

1.        Yerry Mijianti, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Jember yang memudahkan peneliti dalam mengerjakan skripsi dan selaku dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
2.        Drs. Hariyono, M.Pd. Selauku doesen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
3.        Kepala Sekolah dan guru bahasa Indonesia SMA Pancasila Ambulu yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SMA Pancasila  Ambulu.
 Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu disampaikan terimakasih atas semua bantuan dan bimbingannya.


4.        REFERENSI

Anggraeni, Astri Widyaruli dan Suyanto, 2014, Bermain Drama Yuk! (Berteori, Praktik, dan Mengapresiasi), Pustaka Ilalang, Lamongan.
Fadlillah, Muhammad dan Lilif Mualifatu Khorida, 2013, Pendidikan Karakter, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
Mustari, Mohamad, 2014, Nilai Karakter (Refleksi untuk Pendidikan), Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sahlan, Asmaun, 2012, Religiusitas Perguruan Tinggi, UIN-Maliki Press, Malang.
Suratman. 2013, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Intimedia, Malang.

No comments:

Post a Comment