Psikologi Perkembangan Siswa atau Peserta Didik
Siswa merupakan suatu objek sasaran dalam pendidikan,
oleh karena itu guru harus mengetahui perkembangan siswa bertujuan untuk
melakukan pendekatan secara psikologis perkembangannya, dan mengetahui
psikologis siswa dalam berbicara dalam hal ini khususnya pembelajaran menceritakan
tokoh idola. Menurut Mappiare (dalam Ali, 2015: 9) mengatakan bahwa “remaja
atau peserta didik berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria”. Remaja berasal dari bahasa
latin yaitu adolescence yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan. Seiring dengan perkembangan adolescence memiliki arti yang luas mencakup
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Pengertian perkembangan atau pertumbuhan
didefinisikan sebagai proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan
terus menerus serta berlangsung dalam periode tertentu. Oleh karena itu,
sebagai hasil dari pertumbuhan adalah bertambahnya berat, panjang atau tinggi
badan, tulang dan otot-otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi besar,
dan organ tubuh menjadi lebih besar, pada akhirnya pertumbuhan ini mencapai
titik akhir, yang berarti bahwa pertumbuhan telah selesai (Berk dalam Ali,
2015:11).
Kematangan mental yang dimaksud yaitu perkembangan
kognitif manusia merupakan proses berpikir, menimbang, mengamati, mengingat,
menganalisis, dan memecahkan masalah yang berlangsung melalui interaksi dengan
lingkungan. Sedangkan perkembangan emosi manusia mengarah pada perasaan,
pergolakan pikiran yang dirasakan oleh manusia. Serta perkembangan sosial
mengacu pada interaksi lingkungan yang berada di sekitar manusia, yaitu mulai
dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Cara individu berinteraksi
dengan lingkungan dengan cara melakukan
hubungan sosial interaksi ini berbentuk komunikasi.
Menurut Ali (2015:9) “remaja juga mengalami
perkembangan dari sisi intelektual, bahkan tidak hanya itu remaja juga
mengalami perkembangan mulai dari perkembangan aspek jasmani, aspek emosi,
aspek sosial, aspek bahasa, aspek bakat khusus, dan aspek nilai moral atau
sikap”.
Berdasarkan paparan di atas, pada umur 12 sampai 22
dapat disebut remaja, karena pada masa itu terjadi perkembangan mulai dari
fisik, mental dan sosial yang terjadi dalam diri seorang remaja sampai mencapai
kematangan. Oleh karena itu terdapat sikap yang sering tunjukkan oleh remaja
misalnya sering gelisah, karena terlalu banyak berangan-angan dan banyak
keinginan yang ingin dicapai. Selanjutnya yaitu pertentangan, remaja biasanya
sering tidak sependapat dengan orang tua, pada situasi ini psikologis antara
ingin melepaskan diri dari orang tua namun masih belum bisa mandiri. Remaja
juga sering mengkhayal karena keinginan untuk menjelajah dan terhambat karena
keuangan pada akhirnya remaja lebih banyak mengkhayal.Setelah berkembang,remaja
menjadi manusia yang dapat merespons lingkungan sekitar, dengan interaksi
menggunakan komunikasi yaitu bahasa.
Berkomunikasi dengan lingkungan merupakan suatu
komunikasi remaja atau siswa, dalam hal ini siswa bercerita tentang tokoh
idolanya masing-masing, dengan demikian diketahui secara psikologis, alasan
siswa memilih tokoh yang mereka idolakan, sehingga perilaku dan kebiasaan
seorang siswa akan dapat diketahui melalui alasan tersebut, diharapkan guru
dapat melakukan pendekatan secara psikologis terhadap siswa, langkah tersebut
bertujuan agar interaksi yang baik dari guru kepada siswa terjalin dengan baik,
sehingga apa yang disampaikan oleh guru di dalam kelas dapat diterima oleh
siswa.Terdapat gejala-gejala perkembangan yang terjadi
pada berbagai aspek diri siswa sebagai berikut.
1)
Aspek Sosial
Gejala yang tampak sebagai aspek sosial yaitu
semakin berkembangnya sifat toleran, empati, dan menerima pendapat orang lain.
2)
Aspek Bahasa
Gejala yang tampak yaitu berkembangnya pada aspek
bahasa, kemahiran menggunakan kata dan kelancaran dalam menggunakan bahasa
dengan memilih kata-kata secara tepat, serta penggunaan kalimat yang tepat,
untuk menyampaikan ide atau gagasan yang ingin disampaikan.
3)
Aspek Nilai, Moral, Sikap dan Motivasi
Gejala yang tampak pada perkembangan nilai, moral,
dan sikap ini yaitu terbentuknya pandangan hidup yang semakin jelas dan tegas,
berkembangnya pemahaman tentang apa yang baik dan yang tidak baik dilakukan,
dan berkembangnya sikap menghargai nilai-nilai dan menaati norma-norma yang
berlaku serta mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.Menurut (Kartadinata
dalam Ali 2015: 134) mengemukakan bahwa nilai diartikan sebagai suatu tatanan
yang dijadikan sebagai suatu panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih
alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Sedangkan menurut (Horrocks
dalam ali 2015: 134) mengemukakan bahwa nilai merupakan suatu yang memungkinkan
individu atau kelompok sosial membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan
atau sebagai suatu yang ingin dicapai. Dengan demikian, nilai merupakan suatu
yang diyakini kebenarannya dan mendorong seseorang untuk mewujudkannya.
Terdapat pula definisi sikap yang menjadi aspek
dalam psikologi siswa. Menurut (Fishbeindalaam Ali, 2015: 141) mengemukakan
bahwa sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespons
secara konsisten terhadap suatu objek. Sikap merupakan variabel laten yang
mendasari, mengarahkan, dan memengaruhi perilaku seseorang. Sikap tidak selalu
identik dengan respons perilaku, namun sikap juga dapat diamati dalam bentuk
kata-kata atau tindakan yang merupakan respons reaksi dari sikapnya terhadap
objek. Dalam hal ini sikap siswa terhadap pembelajaran menceritakan tokoh
idola. Dalam pembelajaran menceritakan tokoh idola terdapat alasan siswa
memilih tokoh yang ingin diceritakan sehingga timbul sikap siswa dalam memilih
tokoh tersebut.
Berkaitan dengan sikap dalam psikologi perkembangan
siswa, terdapat kaitannya dengan motivasi siswa sehingga timbul dari dampak
psikologi tokoh yang diceritakan oleh siswa. menurut (McClelland dalam Siswanto,
2015: 125) mengemukakan bahwa motivasi untuk berprestasi adalah perjuangan
untuk mencapai sukses dengan berupaya sendiri dalam situasi yang membutuhkan
penilaian pelaksanaan pekerjaan seseorang dalam kaitannya dengan standar
keunggulan. Sikap dan perilaku yang dikaitkan dengan motivasi untuk berprestasi
dalam hal ini siswa dalam pembelajaran di kelas yaitu terdapat pada proses
pembelajaran, dari sikap dan motivasi ini akan terlihat dorongan inovatif,
ketinggian rasa tanggung jawab, rencana tindakan, pilihan atas perhitungan
rasional (Sztompka dalam Siswanto, 2015:126).
Menurut Sujanto (2014: 7) dalam pendekatan secara
psikologi yang dilakukan oleh guru terdapat manfaat antara lain sebagai
berikut.
1)
Agar guru dapat mengenal sifat anak-anaknya
masing-masing, sehingga apa yang disampaikan oleh guru dapat mudah diterima
oleh siswa.
2)
Guru mendapat kesempatan seluas-luasnya, untuk
memberikan pembinaan lebih jauh dan mendalam terhadap bakat, hobi, dan
kegemaran siswa.
3)
Dengan mengenal sifat siswa, guru dapat mencegah
kemungkinan frustasi pada siswa, guru akan tepat memberlakukan siswa, dan guru
akan terhindar kemungkinan timbul konflik dengan siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, Muhammad dan Mohammad Asrori. 2015. Psikologi Remaja
Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Al-Tabani, Trianto Ibnu Badar. 2015. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: PT. Kharisma
Putra Utama.
Barkley, Elizabert E. dan Patricia Cross dkk.
2014. Collaborative Learning Techniques. Bandung: Nusa Media.
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik
Kajian Teoretik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djiwandono, M. Soenardi. 2008. Tes
Bahasa-Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indek.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Pratiwi, Ida Ayu Ekayudha. 2012. Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan
Metode Debat Plus dalam Proses Pembelajaran Bahasa Inggris pada Siswa Kelas XI
IPA SMA Pariwisata Kertha Wisata Denpasar. Denpasar. Program Pascasarjana
Universitas Udayana.
Saddhono, Kundharu. 2014. Pembelajaran
Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sutantri, Dwi. 2010. Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Two Stay Two Stray untuk
Meningkatkan Ketuntasan hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem Siswa
Kelas VII B Semester Genap SMPN 1 Ledokombo Tahun Ajaran 2009/2010. Jember.
Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Jember.
Suyadi. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.
Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga.
Wiyatmi. 2011. Psikologi Sastra Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Kanwa Publisher.
No comments:
Post a Comment