Thursday, July 28, 2016

Psikologi Perkembangan Siswa atau Peserta Didik





Psikologi Perkembangan Siswa atau Peserta Didik
Siswa merupakan suatu objek sasaran dalam pendidikan, oleh karena itu guru harus mengetahui perkembangan siswa bertujuan untuk melakukan pendekatan secara psikologis perkembangannya, dan mengetahui psikologis siswa dalam berbicara dalam hal ini khususnya pembelajaran menceritakan tokoh idola. Menurut Mappiare (dalam Ali, 2015: 9) mengatakan bahwa “remaja atau peserta didik berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria”. Remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescence yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Seiring dengan perkembangan adolescence memiliki arti yang luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Pengertian perkembangan atau pertumbuhan didefinisikan sebagai proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan terus menerus serta berlangsung dalam periode tertentu. Oleh karena itu, sebagai hasil dari pertumbuhan adalah bertambahnya berat, panjang atau tinggi badan, tulang dan otot-otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi besar, dan organ tubuh menjadi lebih besar, pada akhirnya pertumbuhan ini mencapai titik akhir, yang berarti bahwa pertumbuhan telah selesai (Berk dalam Ali, 2015:11).
Kematangan mental yang dimaksud yaitu perkembangan kognitif manusia merupakan proses berpikir, menimbang, mengamati, mengingat, menganalisis, dan memecahkan masalah yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan. Sedangkan perkembangan emosi manusia mengarah pada perasaan, pergolakan pikiran yang dirasakan oleh manusia. Serta perkembangan sosial mengacu pada interaksi lingkungan yang berada di sekitar manusia, yaitu mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Cara individu berinteraksi dengan lingkungan  dengan cara melakukan hubungan sosial interaksi ini berbentuk komunikasi.
Menurut Ali (2015:9) “remaja juga mengalami perkembangan dari sisi intelektual, bahkan tidak hanya itu remaja juga mengalami perkembangan mulai dari perkembangan aspek jasmani, aspek emosi, aspek sosial, aspek bahasa, aspek bakat khusus, dan aspek nilai moral atau sikap”.
Berdasarkan paparan di atas, pada umur 12 sampai 22 dapat disebut remaja, karena pada masa itu terjadi perkembangan mulai dari fisik, mental dan sosial yang terjadi dalam diri seorang remaja sampai mencapai kematangan. Oleh karena itu terdapat sikap yang sering tunjukkan oleh remaja misalnya sering gelisah, karena terlalu banyak berangan-angan dan banyak keinginan yang ingin dicapai. Selanjutnya yaitu pertentangan, remaja biasanya sering tidak sependapat dengan orang tua, pada situasi ini psikologis antara ingin melepaskan diri dari orang tua namun masih belum bisa mandiri. Remaja juga sering mengkhayal karena keinginan untuk menjelajah dan terhambat karena keuangan pada akhirnya remaja lebih banyak mengkhayal.Setelah berkembang,remaja menjadi manusia yang dapat merespons lingkungan sekitar, dengan interaksi menggunakan komunikasi yaitu bahasa.
Berkomunikasi dengan lingkungan merupakan suatu komunikasi remaja atau siswa, dalam hal ini siswa bercerita tentang tokoh idolanya masing-masing, dengan demikian diketahui secara psikologis, alasan siswa memilih tokoh yang mereka idolakan, sehingga perilaku dan kebiasaan seorang siswa akan dapat diketahui melalui alasan tersebut, diharapkan guru dapat melakukan pendekatan secara psikologis terhadap siswa, langkah tersebut bertujuan agar interaksi yang baik dari guru kepada siswa terjalin dengan baik, sehingga apa yang disampaikan oleh guru di dalam kelas dapat diterima oleh siswa.Terdapat gejala-gejala perkembangan yang terjadi pada berbagai aspek diri siswa sebagai berikut.
1)      Aspek Sosial
Gejala yang tampak sebagai aspek sosial yaitu semakin berkembangnya sifat toleran, empati, dan menerima pendapat orang lain.
2)      Aspek Bahasa
Gejala yang tampak yaitu berkembangnya pada aspek bahasa, kemahiran menggunakan kata dan kelancaran dalam menggunakan bahasa dengan memilih kata-kata secara tepat, serta penggunaan kalimat yang tepat, untuk menyampaikan ide atau gagasan yang ingin disampaikan.

3)      Aspek Nilai, Moral, Sikap dan Motivasi
Gejala yang tampak pada perkembangan nilai, moral, dan sikap ini yaitu terbentuknya pandangan hidup yang semakin jelas dan tegas, berkembangnya pemahaman tentang apa yang baik dan yang tidak baik dilakukan, dan berkembangnya sikap menghargai nilai-nilai dan menaati norma-norma yang berlaku serta mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.Menurut (Kartadinata dalam Ali 2015: 134) mengemukakan bahwa nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang dijadikan sebagai suatu panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Sedangkan menurut (Horrocks dalam ali 2015: 134) mengemukakan bahwa nilai merupakan suatu yang memungkinkan individu atau kelompok sosial membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai suatu yang ingin dicapai. Dengan demikian, nilai merupakan suatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong seseorang untuk mewujudkannya.
Terdapat pula definisi sikap yang menjadi aspek dalam psikologi siswa. Menurut (Fishbeindalaam Ali, 2015: 141) mengemukakan bahwa sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespons secara konsisten terhadap suatu objek. Sikap merupakan variabel laten yang mendasari, mengarahkan, dan memengaruhi perilaku seseorang. Sikap tidak selalu identik dengan respons perilaku, namun sikap juga dapat diamati dalam bentuk kata-kata atau tindakan yang merupakan respons reaksi dari sikapnya terhadap objek. Dalam hal ini sikap siswa terhadap pembelajaran menceritakan tokoh idola. Dalam pembelajaran menceritakan tokoh idola terdapat alasan siswa memilih tokoh yang ingin diceritakan sehingga timbul sikap siswa dalam memilih tokoh tersebut.
Berkaitan dengan sikap dalam psikologi perkembangan siswa, terdapat kaitannya dengan motivasi siswa sehingga timbul dari dampak psikologi tokoh yang diceritakan oleh siswa. menurut (McClelland dalam Siswanto, 2015: 125) mengemukakan bahwa motivasi untuk berprestasi adalah perjuangan untuk mencapai sukses dengan berupaya sendiri dalam situasi yang membutuhkan penilaian pelaksanaan pekerjaan seseorang dalam kaitannya dengan standar keunggulan. Sikap dan perilaku yang dikaitkan dengan motivasi untuk berprestasi dalam hal ini siswa dalam pembelajaran di kelas yaitu terdapat pada proses pembelajaran, dari sikap dan motivasi ini akan terlihat dorongan inovatif, ketinggian rasa tanggung jawab, rencana tindakan, pilihan atas perhitungan rasional (Sztompka dalam Siswanto, 2015:126).
Menurut Sujanto (2014: 7) dalam pendekatan secara psikologi yang dilakukan oleh guru terdapat manfaat antara lain sebagai berikut.
1)      Agar guru dapat mengenal sifat anak-anaknya masing-masing, sehingga apa yang disampaikan oleh guru dapat mudah diterima oleh siswa.
2)      Guru mendapat kesempatan seluas-luasnya, untuk memberikan pembinaan lebih jauh dan mendalam terhadap bakat, hobi, dan kegemaran siswa.
3)      Dengan mengenal sifat siswa, guru dapat mencegah kemungkinan frustasi pada siswa, guru akan tepat memberlakukan siswa, dan guru akan terhindar kemungkinan timbul konflik dengan siswa.





DAFTAR RUJUKAN

Ali, Muhammad dan Mohammad Asrori. 2015. Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Al-Tabani, Trianto Ibnu Badar. 2015. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama.

Barkley, Elizabert E. dan Patricia Cross dkk. 2014. Collaborative Learning Techniques. Bandung: Nusa Media.

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djiwandono, M. Soenardi. 2008. Tes Bahasa-Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indek.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.           
Pratiwi, Ida Ayu Ekayudha. 2012. Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Metode Debat Plus dalam Proses Pembelajaran Bahasa Inggris pada Siswa Kelas XI IPA SMA Pariwisata Kertha Wisata Denpasar. Denpasar. Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Saddhono, Kundharu. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sutantri, Dwi. 2010. Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Ketuntasan hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem Siswa Kelas VII B Semester Genap SMPN 1 Ledokombo Tahun Ajaran 2009/2010. Jember. Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Jember.

Suyadi. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.
Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga.
Wiyatmi. 2011. Psikologi Sastra Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Kanwa Publisher.
 

No comments:

Post a Comment