Monday, July 25, 2016

Konsep Teks Eksplanasi

HAKIKAT DAN KONSEP TEKS EKSPLANASI



Pengertian Teks
Teks berkaitan dengan apa yang secara aktual dilakukan,dimaknai, dan dikatakan oleh masyarakat dalam situasi yang nyata. Halliday (dalam Darma, 2009:189)  menyatakan bahwa teks adalah suatu pilihan semantis (semantic choice) data konteks sosial, yaitu suatu cara pengungkapan makna melalui bahasa lisan dan tulis. Dengan demikian, semua bahasa hidup yang mengambil bagian tertentu dalam konteks situasi dapat disebut dengan teks. Dalam hal ini ada empat catatan mengenai teks yang perlu dikemukakan sebagai berikut.
Pertama, teks pada hakikatnya adalah sebuah unit semantis. Teks merupakan sebuah konsep semantis. “Menurut Halliday (Darma, 2009:190) pada kenyataannya kalimat-kalimat itu lebih merupakan “realisasi teks” daripada merupakan sebuah teks itu sendiri. Teks merupakan unit semantis yang direalisasikan dalam kalimat-kalimat”
Kedua, teks dapat memproyeksikan makna pada level yang lebih tinggi. Menurut halliday (Darma, 2009:190) sebuah teks selain dapat direalisasikan dalam level-level sistem linguistik yang lebih rendah (seperti sistem fonologi), juga menerapkan realisasi level yang lebih tinggi dari interpretasi, kesastraan, sosiologis, psikoanalisis, dan sebagainya yang dimiliki oleh teks itu. Level-level yang rendah ini memiliki kekuatan yang memproyeksikan makna pada  level-level yang lebih tinggi, yang oleh Halliday diberi istilah “latar depan”.
Ketiga, teks pada hakikatnya sebuah proses sosiosemantis. Halliday (Darma, 2009: 190) mengemukakan bahwa dalam arti yang sangat umum sebuah teks merupakan peristiwa sosiologis, sebuah pertemuan semiotis melalui makna-makna yang berupa sistem sosial yang sedang dipertukarkan. Anggota-anggota individu adalah pemakna. Melalui tindakan-tindakan pemahaman antara individu bersama pemakna individu lainnya realitas sosial diciptakan, dijaga dalam urutan yang baik, dan secara terus menerus disusun dan dimodifikasi. Fitur esensial sebuah teks adalah adanya interaksi.
Keempat, situasi merupakan faktor penentu teks. “Menurut Halliday (Darma, 2009:190) makna diciptakan oleh sistem dalam bentuk teks. Makna adalah sistem sosial. Perubahan dalam sistem sosial akan direfleksikan dalam teks. Situasi akan menentukan bentuk dan makna teks”
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teks adalah rangkaian atau susunan dari beberapa kata yang membentuk sebuah kalimat. Teks bertujuan untuk memberikan suatu informasi faktual atau mengungkapkan makna kepada pembaca. Teks juga dapat diungkapkan melalui lisan maupun tulisan. 

Jenis-Jenis Teks
Menurut Pusat Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Widyaningsih, 2014:17) diartikan sebagai wacana tulis. Sementara itu, Knapp dan Watkins dalam bukunya yang berjudul ‘Genre, Text, Grammar: Technologies for Teaching and Assesing Writing’ (dalam Widyaningsih , 2014: 17) menjelaskan bahwa teks adalah sistem komunikasi yang disusun sebagai unit kohesif.
Teks terdiri atas beberapa jenis yang berbeda. Ruth Y. L. Wong dalam bukunya ‘Teaching Text Types in the Singapore Primary Classroom’ (dalam Widyaningsih , 2014: 17) menjelaskan bahwa teks dibagi menjadi kelompok fiksi dan nonfiksi. Adapun yang  tergolong ke dalam kelompok fiksi, antara lain: dongeng, mitos, legenda, fantasi, fiksi sejarah, dan puisi. Sementara itu, yang tergolong ke dalam kelompok nonfiksi adalah rekon, teks petunjuk, laporan informasi, penjelasan dan eksposisi.
Pendapat lain, Agus Mukhtar R.(http://balitbangdiklat.kemenag.go.id.) (dalam Widyaningsih, 2014: 17) mengenai klasifikasi jenis teks menurut tujuan menggunakan bahasa. Klasifikasi jenis teks tersebut dibagi menjadi teks rekon, laporan, petunjuk, eksplanasi, eksposisi dan diskusi. Sementara itu, Knapp dan Watkins (dalam Widyaningsih , 2014: 17) mengkategorikan teks berdasar pada proses generik. Adapun jenis-jenis teks yang dimaksud adalah deskripsi, eksplanasi, perintah, argumentasi dan narasi. 


Pengertian Teks Eksplanasi
Knapp dan Watkins (dalam Widyaningsih, 2014: 18) menyebutkan bahwa melalui teks eksplanasi seorang pembaca dapat memahami dunia dan bagaimana dunia berjalan (berproses). Proses dari penjelasan tersebut digunakan untuk menjelaskan tahapan secara logis mengenai cara kita dan fungsi lingkungan kita secara fisik, serta memahami dan menafsirkan mengapa budaya dan ide-ide serta konsep intelektual dapat berlaku.
Lebih lanjut, Pardiyono (dalam Widyaningsih , 2014: 19) menjelaskan teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam dan sosial. Teks eksplanasi dibuat untuk menjelaskan (1) mengapa sebuah objek ada seperti sekarang, atau (2) untuk menggambarkan bagaimana sebuah objek bekerja. Teks eksplanasi juga bertujuan untuk menggambarkan proses yang terlibat dalam kinerja dari sebuah objek atau fenomena.
Teks ekplanasi adalah teks yang berisi penjelasan mengenai proses terjadinya suatu peristiwa. Ruth Y.L (dalam Widyaningsih, 2014: 20) menjelaskan teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan prosedur atau fenomena. Adapun tujuan dari teks eksplanasi adalah untuk memahami dunia dan bagaimana dunia berproses Knapp dan Watkins (dalam Widyaningsih, 2014: 21).
Sejalan dengan pendapat tersebut, Pardiyono (dalam Widyaningsih, 2014:21) menyatakan teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam atau sosial. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa yang menjadi ciri dari teks eksplanasi adalah penjelasan mengenai proses, bagaimana acara kerjanya atau bagaimana proses tersebut berlangsung.
Sesuai dengan tujuan dari teks eksplanasi itu sendiri, maka teks eksplanasi memiliki struktur teks yang dapat merefleksikan isi dari teks tersebut. Peter Knapp dan Megan Watkins(dalam Widyaningsih, 2014: 21) menjelaskan bahwa hal yang paling utama dilakukan dalam penyusunan teks eksplanasi adalah mengklasifikasi dan menjelaskan fenomena, peristiwa, atau konsep. Akan tetapi, pada paragraf pembuka ini, tidak disebutkan terlalu banyak klasifikasi atau deskripsi. Paragraf pembuka ini,  berfungsi sebagai pengantar yang berisi informasi dari salah satu aspek proses yang akan djelaskan. Tahap selanjutnya adalah urutan penjelasan. Adapun hal-hal yang dijelaskan dalam teks eksplanasi biasanya berupa proses yang menceritakan bagaimana dan mengapa fenomena dapat terjadi. Urutan penjelasan biasanya diikuti dengan kata kerja, penjelasan/evaluasi, kata kerja lain, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur teks eksplanasi terdiri dari tiga bagian. Pertama, pernyataan umum (pembuka) berupa pengantar yang berisi informasi singkat mengenai apa yang akan dibicarakan (dijelaskan). Kedua, urutan penjelasan berupa serangkaian urutan atau tahapan mengenai proses terjadinya suatu peristiwa atau fenomena. Ketiga adalah penutup, menyatakan pendapat singkat penulis mengenai suatu peristiwa atau fenomena yang telah dijelaskan atau dapat juga disebut dengan kesimpulan. Adapun bagian pertama dan kedua bersifat wajib, sementara bagian ketiga bersifat opisional.

Ciri-Ciri Kaidah Kebahasaan Teks
        Widyaningsih (2014:22-23) teks eksplanasi disusun berdasarkan peristiwa yang nyata (fakta). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (dalam Widyaningsih, 2014: 22) menjelaskan ada beberapa hal yang termasuk ke dalam fitur gramatikal atau sering juga disebut dengan unsur kebahasaan teks eksplanasi. Adapun yang termasuk sebagai fitur gramatikal tersebut antara lain: penggunaan konjungsi, kohesi, kalimat definisi berupa kata kerja kopula (penghubung), serta kata kerja aksi pada kalimat penjelas.
a.       Konjungsi, juga dinamakan dengan kata sambung. Kata sambung adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau  klausa dengan klausa (Alwi, Hasan, dkk, 2003:296). Contoh lain dari konjungsi antara lain, kata dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan, sejak, sewaktu, ketika, sementara, setelah, sesudah, sebelum, saat, setelah ini, karena, dan lain sebagainya.
b.      Kohesi, merujuk pada keterkaitan  antarproposisi yang secara eksplisit diungkapkan oleh kalimat-kalimat yag digunakan (Alwi, Hasan, dkk, 2003:41). Contohnya, kata ini dan itu.
c.       Kalimat definisi berupa kata kerja kopula (penghubung), seperti adalah, ialah, dan merupakan.
d.      Kalimat penjelas berupa kata kerja aksi, seperti kata menyebabkan.
Sementara itu, Ruth Y. L (dalam Widyaningsih, 2014: 23)  menyebutkan beberapa hal yang menjadi fitur gramatikal teks eksplanasi. Fitur-fitur tersebut antara lain : kata benda umum dan abstrak, kata kerja aksi, konjungsi waktu dan sebab akibat, kalimat kompleks serta kata-kata yang menunjukkan sebab akibat.



DAFTAR RUJUKAN

Chaer Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Darma Yoce Aliah. 2013. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.
Moleong, Lekxy, J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakariya.
Ningsih, Sri. Dkk. 2007. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R& D. Bandung: Alfabeta.
Widyaningsih, Ayuning tyas. 2014. Keefektifan Metode Kelompok Investigasi Dalam Pembelajaran Memahami Teks Eksplanasi Berbasis Kurikulum 2013 Pada Siswa Kelas VII SMP NEGERI 1 SLEMAN, YOGYAKARTA. (Online). (http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/9427/10/959), diakses 7 April 2016.

Zulfajri, Em. & Senja R. A. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Tanpa kota:Difa Publiser.


No comments:

Post a Comment