HAKIKAT DAN KONSEP TEKS EKSPLANASI
Pengertian Teks
Teks
berkaitan dengan apa yang secara aktual dilakukan,dimaknai, dan dikatakan oleh
masyarakat dalam situasi yang nyata. Halliday (dalam Darma, 2009:189) menyatakan bahwa teks adalah suatu pilihan
semantis (semantic choice) data konteks sosial, yaitu suatu cara pengungkapan
makna melalui bahasa lisan dan tulis. Dengan demikian, semua bahasa hidup yang
mengambil bagian tertentu dalam konteks situasi dapat disebut dengan teks.
Dalam hal ini ada empat catatan mengenai teks yang perlu dikemukakan sebagai
berikut.
Pertama,
teks pada hakikatnya adalah sebuah unit semantis. Teks merupakan sebuah konsep
semantis. “Menurut Halliday (Darma, 2009:190) pada kenyataannya kalimat-kalimat
itu lebih merupakan “realisasi teks” daripada merupakan sebuah teks itu
sendiri. Teks merupakan unit semantis yang direalisasikan dalam
kalimat-kalimat”
Kedua,
teks dapat memproyeksikan makna pada level yang lebih tinggi. Menurut halliday
(Darma, 2009:190) sebuah teks selain dapat direalisasikan dalam level-level
sistem linguistik yang lebih rendah (seperti sistem fonologi), juga menerapkan
realisasi level yang lebih tinggi dari interpretasi, kesastraan, sosiologis,
psikoanalisis, dan sebagainya yang dimiliki oleh teks itu. Level-level yang
rendah ini memiliki kekuatan yang memproyeksikan makna pada level-level yang lebih tinggi, yang oleh
Halliday diberi istilah “latar depan”.
Ketiga,
teks pada hakikatnya sebuah proses sosiosemantis. Halliday (Darma, 2009: 190) mengemukakan
bahwa dalam arti yang sangat umum sebuah teks merupakan peristiwa sosiologis,
sebuah pertemuan semiotis melalui makna-makna yang berupa sistem sosial yang
sedang dipertukarkan. Anggota-anggota individu adalah pemakna. Melalui
tindakan-tindakan pemahaman antara individu bersama pemakna individu lainnya
realitas sosial diciptakan, dijaga dalam urutan yang baik, dan secara terus
menerus disusun dan dimodifikasi. Fitur esensial sebuah teks adalah adanya
interaksi.
Keempat,
situasi merupakan faktor penentu teks. “Menurut Halliday (Darma, 2009:190)
makna diciptakan oleh sistem dalam bentuk teks. Makna adalah sistem sosial.
Perubahan dalam sistem sosial akan direfleksikan dalam teks. Situasi akan menentukan
bentuk dan makna teks”
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teks adalah rangkaian atau susunan dari
beberapa kata yang membentuk sebuah kalimat. Teks bertujuan untuk memberikan
suatu informasi faktual atau mengungkapkan makna kepada pembaca. Teks juga
dapat diungkapkan melalui lisan maupun tulisan.
Jenis-Jenis Teks
Menurut Pusat Bahasa
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Widyaningsih, 2014:17) diartikan
sebagai wacana tulis. Sementara itu, Knapp dan Watkins dalam bukunya yang
berjudul ‘Genre, Text, Grammar: Technologies for Teaching and Assesing Writing’
(dalam Widyaningsih , 2014: 17) menjelaskan bahwa teks adalah sistem komunikasi
yang disusun sebagai unit kohesif.
Teks terdiri atas
beberapa jenis yang berbeda. Ruth Y. L. Wong dalam bukunya ‘Teaching Text Types
in the Singapore Primary Classroom’ (dalam Widyaningsih , 2014: 17) menjelaskan
bahwa teks dibagi menjadi kelompok fiksi dan nonfiksi. Adapun yang tergolong ke dalam kelompok fiksi, antara
lain: dongeng, mitos, legenda, fantasi, fiksi sejarah, dan puisi. Sementara
itu, yang tergolong ke dalam kelompok nonfiksi adalah rekon, teks petunjuk,
laporan informasi, penjelasan dan eksposisi.
Pendapat lain, Agus
Mukhtar R.(http://balitbangdiklat.kemenag.go.id.) (dalam
Widyaningsih, 2014: 17) mengenai klasifikasi jenis teks menurut tujuan
menggunakan bahasa. Klasifikasi jenis teks tersebut dibagi menjadi teks rekon,
laporan, petunjuk, eksplanasi, eksposisi dan diskusi. Sementara itu, Knapp dan
Watkins (dalam Widyaningsih , 2014: 17) mengkategorikan teks berdasar pada
proses generik. Adapun jenis-jenis teks yang dimaksud adalah deskripsi,
eksplanasi, perintah, argumentasi dan narasi.
Pengertian Teks Eksplanasi
Knapp dan Watkins
(dalam Widyaningsih, 2014: 18) menyebutkan bahwa melalui teks eksplanasi
seorang pembaca dapat memahami dunia dan bagaimana dunia berjalan (berproses).
Proses dari penjelasan tersebut digunakan untuk menjelaskan tahapan secara
logis mengenai cara kita dan fungsi lingkungan kita secara fisik, serta
memahami dan menafsirkan mengapa budaya dan ide-ide serta konsep intelektual
dapat berlaku.
Lebih lanjut, Pardiyono
(dalam Widyaningsih , 2014: 19) menjelaskan teks eksplanasi adalah teks yang
menjelaskan proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam dan sosial.
Teks eksplanasi dibuat untuk menjelaskan (1) mengapa sebuah objek ada seperti
sekarang, atau (2) untuk menggambarkan bagaimana sebuah objek bekerja. Teks
eksplanasi juga bertujuan untuk menggambarkan proses yang terlibat dalam
kinerja dari sebuah objek atau fenomena.
Teks ekplanasi adalah
teks yang berisi penjelasan mengenai proses terjadinya suatu peristiwa. Ruth
Y.L (dalam Widyaningsih, 2014: 20) menjelaskan teks eksplanasi merupakan teks
yang menjelaskan prosedur atau fenomena. Adapun tujuan dari teks eksplanasi
adalah untuk memahami dunia dan bagaimana dunia berproses Knapp dan Watkins (dalam
Widyaningsih, 2014: 21).
Sejalan dengan pendapat
tersebut, Pardiyono (dalam Widyaningsih, 2014:21) menyatakan teks eksplanasi
merupakan teks yang menjelaskan proses terjadinya atau terbentuknya suatu
fenomena alam atau sosial. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa yang menjadi
ciri dari teks eksplanasi adalah penjelasan mengenai proses, bagaimana acara
kerjanya atau bagaimana proses tersebut berlangsung.
Sesuai dengan tujuan
dari teks eksplanasi itu sendiri, maka teks eksplanasi memiliki struktur teks yang
dapat merefleksikan isi dari teks tersebut. Peter Knapp dan Megan Watkins(dalam
Widyaningsih, 2014: 21) menjelaskan bahwa hal yang paling utama dilakukan dalam
penyusunan teks eksplanasi adalah mengklasifikasi dan menjelaskan fenomena,
peristiwa, atau konsep. Akan tetapi, pada paragraf pembuka ini, tidak
disebutkan terlalu banyak klasifikasi atau deskripsi. Paragraf pembuka ini, berfungsi sebagai pengantar yang berisi
informasi dari salah satu aspek proses yang akan djelaskan. Tahap selanjutnya
adalah urutan penjelasan. Adapun hal-hal yang dijelaskan dalam teks eksplanasi
biasanya berupa proses yang menceritakan bagaimana dan mengapa fenomena dapat
terjadi. Urutan penjelasan biasanya diikuti dengan kata kerja,
penjelasan/evaluasi, kata kerja lain, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa struktur teks eksplanasi terdiri dari tiga
bagian. Pertama, pernyataan umum (pembuka) berupa pengantar yang berisi
informasi singkat mengenai apa yang akan dibicarakan (dijelaskan). Kedua,
urutan penjelasan berupa serangkaian urutan atau tahapan mengenai proses
terjadinya suatu peristiwa atau fenomena. Ketiga adalah penutup, menyatakan
pendapat singkat penulis mengenai suatu peristiwa atau fenomena yang telah
dijelaskan atau dapat juga disebut dengan kesimpulan. Adapun bagian pertama dan
kedua bersifat wajib, sementara bagian ketiga bersifat opisional.
Ciri-Ciri
Kaidah Kebahasaan Teks
Widyaningsih (2014:22-23) teks eksplanasi disusun berdasarkan peristiwa
yang nyata (fakta). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (dalam Widyaningsih,
2014: 22) menjelaskan ada beberapa hal yang termasuk ke dalam fitur gramatikal
atau sering juga disebut dengan unsur kebahasaan teks eksplanasi. Adapun yang
termasuk sebagai fitur gramatikal tersebut antara lain: penggunaan konjungsi,
kohesi, kalimat definisi berupa kata kerja kopula (penghubung), serta kata
kerja aksi pada kalimat penjelas.
a. Konjungsi,
juga dinamakan dengan kata sambung. Kata sambung adalah kata tugas yang
menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, kata dengan kata, frasa dengan
frasa, atau klausa dengan klausa (Alwi,
Hasan, dkk, 2003:296). Contoh lain dari konjungsi antara lain, kata dan, serta,
atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan, sejak, sewaktu, ketika, sementara,
setelah, sesudah, sebelum, saat, setelah ini, karena, dan lain sebagainya.
b. Kohesi,
merujuk pada keterkaitan antarproposisi
yang secara eksplisit diungkapkan oleh kalimat-kalimat yag digunakan (Alwi, Hasan,
dkk, 2003:41). Contohnya, kata ini dan
itu.
c. Kalimat
definisi berupa kata kerja kopula (penghubung), seperti adalah, ialah, dan merupakan.
d. Kalimat
penjelas berupa kata kerja aksi, seperti kata menyebabkan.
Sementara itu, Ruth Y.
L (dalam Widyaningsih, 2014: 23)
menyebutkan beberapa hal yang menjadi fitur gramatikal teks eksplanasi.
Fitur-fitur tersebut antara lain : kata benda umum dan abstrak, kata kerja
aksi, konjungsi waktu dan sebab akibat, kalimat kompleks serta kata-kata yang
menunjukkan sebab akibat.
DAFTAR RUJUKAN
Chaer Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Darma
Yoce Aliah. 2013. Analisis Wacana Kritis.
Bandung: Yrama Widya.
Moleong, Lekxy, J.
2014. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakariya.
Ningsih, Sri. Dkk.
2007. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Nurgiyantoro,
Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran
Bahasa. Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
R& D. Bandung: Alfabeta.
Widyaningsih, Ayuning tyas. 2014. Keefektifan Metode Kelompok Investigasi
Dalam Pembelajaran Memahami Teks Eksplanasi Berbasis Kurikulum 2013 Pada Siswa
Kelas VII SMP NEGERI 1 SLEMAN, YOGYAKARTA. (Online). (http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/9427/10/959),
diakses 7 April 2016.
Zulfajri, Em. & Senja R. A. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Tanpa
kota:Difa Publiser.
No comments:
Post a Comment