Thursday, July 14, 2016

Belajar dan Langkah-langkah untuk masuk ke dunia Stand Up Comedy





Langkah-langkah untuk masuk ke dunia Stand Up Comedy :

1. Perhatikan dan pelajari para profesional.
Seberapa beratnya sih tugas ini? Anda hanya perlu nonton sebanyak mungkin penampilan stand up comedian. DI Indonesia memang masih sulit menonton stand-up secara langsung karena masih belum banyak. Paling bagus adalah menonton dari Youtube atau DVD dari para stand up comedian Amerika atau Eropa atau menonton acara-acara stand up di saluran cable TV (Last Comic Standing, Seinfeld, Comic View, dll)Pelajari teknik mereka dan dapatkan "Feeling" nya bagaimana mereka membangun kelucuan mereka dalam setiap set.Apakah itu disebut meniru, menjiplak, atau mengCopy? Memang benar bahwa dosa terbesar dalam comedy adalah "MENCURI" lelucon milik pelawak lain , untuk dijadikan bahan belajar, sepertinya tidak apa-apa mengambil bahan dari comedian kesukaan anda dan menyajikan dalam versi lain. Tapi hanya untuk belajar, bila suatu saat anda tampil beanr-benar diatas panggung, bahan modifikasi itu sebaiknya jangan dipakai sebab itu tetap merupakan pencurian bahan loh :) Pencurian itu tidak baik kan?Selagi mengamati penampilan apra comedian itu, coba anda tentukan type dari masing-masing stand up comedian itu. Beberapa tupe stand up comedian diantaranya :

a. Observational Comics (Pelawak tipe observasi) contoh : Jerry Seinfeld, Janeane Garofalo, Raditya Dika, Mongol, Ryan Adriandhy, dllb.
b. Topical Comics (Pelawak Topik)contoh : Andreew Dice Clay, Tim Allen, Pandji Pragiwaksono, Soleh Solihun, Insan Nur Akbar, dll.c.
c.  Props Comics (Pelawak dengan Props)contoh : Carrot Top, Gallagher, dlld. Gimmick Comics (Pelawak dengan Adegan) contoh : Margareth Cho, Lea Delaria, Septian Dwi Cahyo, dlle.
d. Impressionists (Pelawak yang meniru tokoh atau karakter terkenal)contoh : Dana Carvey, Mike Myers, dllf.
e. Improvisationalists (Pelawak Improvisasi)contoh : Robin Williams, Paula Paundstone, Abdel Achrian, dll

Setelah mengelompokkan mereka atas jenis/type, bedakan pula mereka atas kelakuan emosionalnya. Richard Lewis dan Asep Suadji adalah orang yang terus menderita, Denis Leary dan Cah Lontong terkadang sangat antagonis dan tidak simpatik.Apakah sifat emosional anda? Apakah anda gila, sinis, serius, naif/lugu, atau canpur aduk aneh dari sifat-sifat itu? Jangan mengampil sifat emosional yang anda pikir paling lucu. Ambil yang paling cocok untuk anda, anda akan lucu bila anda jujur.Setelah akrab dengan tokoh-tokoh stand up comedy yang terkenal, anda akan punya rasa bagaimana mengukir posisi untuk andasendiri di bisnis comedy ini. Secara bersamaan anda akan tertarik kearah karakter pelawak tunggal yang tepat untuk lawakan anda.

2. Kumpulkan bahan untuk penampilan anda.
Sebelum naik ke pentas, anda harus MEMPERSIAPKAN dulu apa yang akan anda katakan.Penonton bisa saja menikmati pemandangan pada saat anda berkeringat dingin terdiam kaku diatas panggung dengan sedang memikirkan bahan lelucon misalnya, tapi itu bukan jenis comedian yang mereka idamkan.Bahkan pelawak Improvisational terkenal seperti Robin Williams sekalipun menulis bahannya dulu. Dia merencanakan semua bahan penampilannya baru kemudian ber-Improvisasi disekitaran materi itu.Bila anda bingung darimana mendapatkan bahan-bahan, jawabannya adalah tergantung dari jenis comedy apa yang akan anda pegang. Salah satu titik mulai yang umum adalah bagaimana anda melihat sekeliling pemikiran anda (Persepsi mengenai suatu hal).Kebanyakan humor sekarang sudah sangat personal (Pribadi) artinya berdasarkan pada pengalaman dan kelakuan seseorang. Sekalipun orientasi anda adalah tentang politik atau kehidupan keluarga yang berantakan, penampilan anda akan berpusat pada sekitaran pandangan anda tentang hal tersebut.

Okey, kita coba beberapa latihan disini :

1. Ambil kertas kosong, bagi menjadi 3 kolom.2. Dikolom pertama tuliskan : Hal-hal yang anda khawatirkan.3. Dikolom kedua tuliskan : Hal-hal yang membuat anda marah.4. Dikolom ketiga tuliskan : Hal-hal yang menakutkan anda.5. Intinya buat semua daftar keburukan sifat anda.

Humor yang mengejek diri sendiri (Self-Effacing.red) selalu menjadi wilayah aman, karena anda mentertawakan diri anda sendiri, orang lain akan merasa nyaman ikut tertawa bersama anda.Bila anda jelek, bicarakan. Bayangkan diri anda merupakan tempat untuk melemparkan ejekan karena sebenarnya anda mengejek diri sendiri. Dan itu AMAN!!! Artinya, tidak merugikan orang lain.

Selain itu, buat daftar tentang hal-hal unik tentang diri anda, LUAR dan DALAM. Apakah kaki atau tangan anda besar sekali? Anda peminum alkohol? Anda malu makan didepan orang? Atau anda sangat pemalu bila harus berhubungan dengan orang lain?Hmmmmm, Good idea, anda bisa jadi comedian Hebat :)

Daftar ini bisa menjadi bahan bagi penulisan lelucon anda. Ketika anda mulai menuliskan daftar diatas, selalu ingat untuk membawa buku catatan kecil kemanapun anda pergi.Anda tidak akan menduga ketika tiba-tiba melihat sesuatu yang lucu dijalan dan saya YAKIN jika anda bilang "Oh, saya akan ingat itu" saya JAMIN ANDA TIDAK AKAN INGAT (Percaya deh :p).Tulis segalanya bahkan hal yang aneh dan bodoh. Kadang kala gagasan buruk bisa mengantar ke gagasan bagus.Cuma itu? kira-kira begitulah. Kebanyakan proses menulis lelucon terdiri dari kerja keras dan kreatifitas. Pelawak Tunggal kebanyakan bekerja keras sepanjang hari dan tetap begitu sampai seterusnya selama dia mash menggeluti pekerjaan tsb.

3. Jadikan bahan anda menjadi materi rutin STAND UP COMEDY (Part 2)

a. Susun urutan lelucon
Coba lihat daftar lelucon anda dan ambil satu yang paling lucu. Tempatkan lelucon yang paling lucu itu dibagian paling belakang dari daftar / urutan yang sedang anda persiapkan.

Lalu ambil lelucon yang nomer 2 paling lucu dan tempatkan di urutan pertama. Dengan susunan seperti itu anda akan memulai set anda dengan cukup kuat dan menutupnya dengan derai tawa besar.Lelucon nomer 3 terlucu letakan sebelum penutup.Lelucon berikutnya ditempatkan sesudah lelucon pertamam begitu seterusnya sampai anda bisa menyusun set dengan durasi cukup.Jumlah lelucon dalam satu set tergantung pada lamanya anda menyajikannya dan seberapa panjang bahan lelucon itu.

b.  Tentukan karakter panggung yang akan dipegang
Ini akan melihat kembali kepada hal PELAJARI PARA PROFESIONAL. Semua orang bisa saja menceritakan lelucon tapi stand-up comic seharusnya sudah lucu sebelum mereka mulai beraksi. Jadi cobalah menentukan termasuk jenisyang manakah anda? Saya tidak menganjurkan anda bergaya persis seperti mereka, tapi bila anda memiliki kemiripan gaya, bisa jadi cara anda menyajikan dan beraksi akan mirip pula. Perbedaannya adalah pribadi unik anda akan bersinar didalamnya karena sifat penampilan anda tidak lain adalah cermin pribadi anda sendiri.

c. Latih penampilan anda
Hanya orang-orang yang awalnya sudah terbiasa tampil didepan orang banyak, mereka sudah tidak memikirkan bagaimana penampilan mereka nantinya, mungkin apabila mereka lupa dengan materi pun mereka masih bisa dengan santainya berimprovisasi didepan microfon panas tersebut.Sedangkan anda harus menghafal lelcuon anda sampe sebaik-baiknya, mungkin itu terasa sangat tidak adil. Tetapi sampai anda memiliki TALK SHOW anda sendiri, BERLATIHLAH. Bagian terberat bukanlah soal menghafal lelucon, tetapi bagaimana membawakan lelucon dengan benar.

Kebanyakan lelucon bukan soal kata-kata yang aktual tapi soal cara bagaimana anda mengatakannya. Jadi anda harus melatihnya berulang-ulang, ceritakan kepada siapapun (sebanyak-banyaknya) dan ingat reaksi mereka agar kita bisa memperbaiki atau merubah bahan, ingat baik-baik bahwa melatih bahan anda bukan berarti menghafalkannya.Bila anda terlalu hafal akan bahan anda maka anda akan melewati kewajaran dan mengalami yang disebut sebagai "KELEBIHAN LATIHAN" (OVER REHEARSED). LAkukanlah improvisasi, anda akan selalu bisa menemukan penonton yang tidak terduga dan dapat dijadikan bahan apabila anda kehilangan kata-kata.

d. Kerjakan pengaturan waktu anda
Admin minta maaf karena tidak ada cara yang mudah untuk mempelajari pengaturan waktu bagi seorang stand up comedian. Hal ini merupakan perpaduan dari bakat alami dan kemampuan yang dipelajari. Cobalah mendapatkan sentuhan rasa dalam pengaturan waktu ketika berlatih dan dapatkan sebanyak mungkin kritik dan saran. Setelah itu anda akan bergantung pada kritik dari penonton langsung. 
  
4. Cari tempat untuk tampil

Tempat terbaik untuk menampilkan stand up comedy anda adalah di comedy club (comedy cafe). Di Indonesia memang masih sangat jarang bahkan masih hanya ada CANDA COMEDY CAFE INDONESIA (Milik Oom Ramon Papana) yang berada di Kemang Jakarta yang bisa menjadi tempat anda mencoba tampil sebagai stand up comedian. Cobalah mendapatkan jadwal dari comedy cafe tentang Amateur's Night atau kesempatan bagi umum untuk tampil. Biasanya comedy club / cafe menyediakan hari selasa dan rabu untuk acara Open Mic (Amateur's Night) karena biasanya hari-hari tersebut merupakan hari sepi.Coba konfirmasi jam berapa anda harus datang untuk mendaftar. Biasanya kalau banyak yang mendaftar, manager club akan memilih 5 atau 6 orang secara acak untuk bisa tampil.

Jangan kecil hati bila tidak terpilih dan terus datang kembali sampai anda mendapatkan kesempatan. Biasanya pelawak pemula yang terpilih untuk tampil akan melakukan pertunjukan selama 4 sampai 8 menit, apabila anda tampil jelek sekali biasanya mereka mematikan microphone ditengah show anda dan menyuruh anda turun panggung. Comedy bisa menjadi bisnis yang brutal juga loh :)

 5. Hasilkan uang dari kelucuan anda



Rekan-rekan penggemar stand up comedy, tulisan ini hanya sekadar  warming up untuk menjawab rekan-rekan muda yang punya minat besar pada kesenian ini tapi mereka gamang, sepertinya kesenian itu hanya milik sejumlah “elit stand up comedy founder di Indonesia”, seakan-akan dengan menebar terminologi yang serba Inggris minded, kesenian ini hanya layak dimainkan oleh orang-orang khusus dan gaul …. tidak, tidak. Siapapun anda, muda-tua-nenek2-kakek2, selama pikiran anda terbuka, bertenggangrasa terhadap perbedaan, punya rasa humor yang baik, mengapa tidak? Bahkan beberapa comic kelas dahsyat di AS, justru orang-orang gaek, karena hidupnya sudah komplet, ilmunya matang dan wawasannya luas dan mendalam sehingga out put karyanya juga oke banget. 

Wacana ini hanya menyentuh di relung dasar dari ilmu stand up itu sendiri. Kalau ada istilah basic, maka yang ini pre-basic; sesudah itu bagi anda yang ingin mencapai tahapan advance, silakan melakukan pembelajaran diri, karena sumber belajar di zaman kini terbuka seluas langit sedalam samodra, so enjoy yourself!

Tubuh, vokal dan akting, meliputi: bahasa tubuh, karakterisasi {gaya pribadi}, teknik pegang mikrofon, olah vokal dan fisik (lebay, ekspresif, pokoknya yang bisa menarik perhatian), manage waktu, gaya penyampaian, kepandaian menyajikan fragmen2/suspen2/joke2 kecil; dan teknik muncul di panggung.
Teknik melucu, meliputi: interaksi dengan penonton misalnya dengan melempar teka-teki, meminta komen, menjadikannya sebagai contoh kasus dsb pokoknya disesuaikan situasi dan kondisi, mengejek, (saran saya –dms – untuk kultur Indonesia sebaiknya mempertimbangkan ajaran Charlie Chaplin berikut ini: kalau anda ingin mempermainkan seseorang, maka orang itu sebaiknya orang yang saat itu berada di posisi kuat, pongah, arogan atau sewenang-wenang….), melakukan observasi (tentu dengan analisis yang mengejutkan/miring/sodrun, pokoknya baru dan beda), set-up dan hasil (membangun suasana lelucon hingga mencapai titik ledak) , satir (humor pahit dan penuh sindiran), mimikri (meniru lalu memplesetkan obyek yg ditiru), menyiapkan sendiri baik garis besar cerita maupun materi lelucon, sampaikan (opening) dengan cepat, luncurkan lelucon secara taktis dan mempertimbangkan sikon, pintar2 menggunakan teknik mengomel-dan memuji, resep melucu tiap comic mungkin beda-beda, jadi yakin pada metode anda sendiri.
Stimulus atawa perangsang: kembangkan atau eksplor ide anda baik itu yang berhubungan dengan materi sendiri maupun benda-benda yang ada di sekitar: alat peraga, gambar, properti, musik, suara, lagu, kata-kata, cerita, topeng, kostum, puisi, lukisan, patung, bangunan, peristiwa topikal, berita terkini, dan seterusnya.
(Saran dms: salah satu cara untuk mempertajam kemampuan mendeskripsi dan menganalisis (termasuk berimajinasi), satu-satunya jalan anda musti banyak membaca baik koran, majalah, buku, internet dst dst, juga banyak menonton film, dokumenter, TV, dst dst, banyak denger radio atau sumber verbal lainnya (gosip?), dan tentu saja banyak bergaul, jalan-jalan di lingkungan yang anda pada mulanya ogah atau enggan – manfaatnya untuk melakukan observasi, analisis dst dst ….pendek kata semakin luas bacaan, wawasan, dan pergaulan, semakin anda kaya dengan bahan dan tentu saja semangkin mendalem. Melatih terus menerus untuk menulis dan menulis opini lucu yang pendek-pendek saja (lucu yg dimaksud pake sudut pandang yg baru dan beda tadi)…jadi dengan begitu anda lama-lama akan ketemu apa yg dimaksud, siapa gue, mo ngapain, bisa apa aja, setelah itu saatnya anda berteriak pada dunia: inilah gue! Sang comic sejati, siap menghibur anda, dan so pasti mutu komedi gue jauh dari garing dan boring….eng ing eng!!!)
Manipulasi: kata-kata; kombinasi tampilan dan gerak tubuh; hal-hal yang berhubugan dengan teknis; media lain, misalnya suara live dan suara rekaman, multi-media, dan lain-lain
Bangun: materi yang pernah diajarkan, materi sendiri; motif/target atau tujuan; tema; gaya fisik
Bikin: suatu cara/rancangan, cara beradaptasi; melakukan percobaan; melatih, menilai, menguji; memodifikasi
Konteks: materi asli; potensi audiens; jenis / fungsi tempat/lokasi; hubungan formal / nonformal
Kendala: kesehatan dan keselamatan diri; hak cipta; hukum; masalah teknis; keuangan, akses, lokasi, sumber daya
Performance skills: penggunaan tubuh, suara, akting, instrumen, peralatan, bahan, alat peraga, komunikasi dan interaksi, waktu, partisipasi, energi dan fokus; respon
Presentasi ide: misalnya verbal, visual, tekstual, audio, fisik, teknis, vokal, music
Pembaca yang budiman, beginilah tradisi orang bule dalam mendekati masalah selalu berupaya menyajikan itu dengan cara seilmiah mungkin: artinya, mereka bikin sistematika, struktur, unsur yang ada di dalamnya, bagaimana cara kerjanya dsb dsb, jangan ciut nyali dengan itu semua, kita ikuti aja dulu, pada akhirnya teknik dan kompleksitas yang dipaparkan itu cuma salah satu bentuk komunikasi yang bisa diterima “orang2 sekolahan”; sementara orang-orang otodidak atau empiris lebih dituntun pada naluri dan insting semangat belajar dan berlatih yang tinggi untuk mencapai prestasi yang sehebat-hebatnya. Tidak perlu ada polarisasi atau pertengkaran mana yang hebat mengenai ini, juga tidak perlu ada penafian terhadap yang tidak tahu teknis sekolahan mengenai ini. Bahkan beberapa penemuan metodologi baru justru ditemukan oleh orang-orang “liar” dan bandel, karena dia tidak berada dalam sandera atau kurungan metodologi yang seakan-akan sudah baku dan selesai padahal namanya kesenian, dia bergerak sedinamis kehidupan itu sendiri.



Belajar Dasar-dasar Stand Up Comedy

Kata “Stand up Comedy” sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Stand up Comedy kini telah tersebar diberbagai media; mulai dari you tube, metro TV, kompas tv, bahkan disetiap kota ada komunitas Stand up Comedy termasuk di Surabaya. Boomingnya Stand up Comedy menarik minat saya untuk mengetahui lebih jauh tentang genre komedi ini dan bagaimana caranya menjadi seorang Stand up Comedyan atau yang biasa disebut comic.
Dari seringnya saya nonton stand up comedy dan baca juga di blog-blog mereka khususnya blognya Raditya Dika, saya jadi tau bagimana caranya menjadi seorang stand up comedy itu. Tetapi saya tidak hendak menjadi comic sebab saya gagap kalo ngomong (hehehe) sehingga pengetahuan dasar-dasar menjadi comic ini akan saya gunakan untuk mengaktualisaikan diri dalam bentuk tulisan komedi.
Hal pertama yang harus dilakukan untuk menjadi seorang comic adalah mencari bahan komedi. Kata Raditya Dika “untuk menemukan bahan komedi, hal yang paling gampang dimulai dari kegelisahan dalam diri kita”. Contoh kegelisahan dari Radit “gue gelisah lihat iklan TV di Indonesia soalnya semuanya aneh-aneh, cewek rambut panjang dengan sampo ditangan, bahagia banget sampoannya”. Pernah denger itu di you tube kan???, setelah bahan komedi didapatkan, akan diolah menjadi sebuah joke.
Joke itu sendiri terdiri dari dua buah kompenen dasar. Pertama setup, yaitu penjelasan dari sebuah joke, berbicara tentang pengkondisian yg mengarahkan pada asumsi-asumsi. Kedua punch line, adalah bagian yang lucu dari sebuah joke. Setiap setup akan mengarah kepada punch line.
Berikut ini contoh dari joke dengan tipe observational comedy yang dilakukan oleh Raditya dika:
SET-UP:
Edgar mengambil botol minum, tas ransel, dan kotak makanannya. Dia memang masih kelas 4 SD, tapi sifat rajinnya udah mulai muncul. Edgar tersenyum kepada ibunya dan berkata, “Ma! Berangkat sekolah dulu ya.” Ibunya bilang, “Oke. Hati-hati di sekolah ya.”
PUNCH-LINE:
“Edgar! Tunggu! Bapaknya keluar dari ruang tamu dan menghampirinya. “Kamu belum bercelana, Nak!”
Berikutnya saya akan membuat joke sendiri. Saya membuat beberapa joke tetapi tidak untuk dijadikan bahan Stand Up melainkan akan saya aktualisasikan kedalam bentuk cerita komedi.
Joke I:
Koran telah menjadi kebutuhan hidup manusia modern saat ini, setiap pagi saya baca koran untuk mengeahui kondisi masyarakat yang ada; baik itu berita politik, ekonomi, budaya, dan seleberiti. Saat baca koran kompas pada kolom ekonomi, ada judul Harga Bawang Merah dan Cabai Merah Naik”, Fikir saya “harga-harga semakin hari semakin mahal aja ya”. Kemudian saya baca kolom nama dan peristiwa (selebriti), saya baca judul Mytha “Mama Mia” Sudah dewasa dengan foto Mytha disebelah kanan tulisannya. Saya mikir “trus kenapa ya kalo Mytha “Mama Mia” sudah dewasa???” “Sudah siap dipetik gitu!!!”“Mau dong…mau dong…”. Saya cari nomer teleponnya tapi gak ada, terus saya baca lebih lanjut ternyata Mytha mau menyiapkan album terbarunya dengan tema yang lebih dewasa. Rupanya saya telah dihipnotis oleh judul dalam koran. Waspadalah saat membaca judul dalam koran, siapa tau anda akan terhipnotis seperti saya.
Joke II:
Iklan wafer coklat Superstar dengan latar belakang sebuah taman, remaja, dan binatang peliharaannya. Ceritanya beberapa anak remaja ketaman bawa peliharaannya, satunya bawa anjing dan satunya bawa kucing. Saat remaja laki-laki makan wafer coklat, mendadak kucing peliharaan si cewek berubah jadi coklat, karena kesel remaja cewek makan wafer coklat (superstar) tetapi kali ini yang berubah bukan anjing si cowok tetapi cowok tersebut yang jadi coklat. Saat lihat iklan itu saya jadi mikir, nih ikalan mau nawarin apa sih; Wafer coklat atau mau main sulap sebenernya, saya bingung bedainya. Tagline yang tepat untuk iklan ini bukan “Superstar, super enak coklatnya” tetapi “Superstar, super keren sulapnya”.
Joke III:
Pagi itu seperti biasanya, Intan (adik saya) bangun tidur dengan rambut keribonya yang beantakan dan langsung mencari ramote TV. Kebanyakan anak kalo bangun tidur pasti pergi ke kamar mandi buat cuci muka, mandi atau buang air tetapi Intan emang lain dari anak yang lain, setiap habis membuka matanya ia langsung nyari ramote TV,dimana ramotenya… dimana ramotenya.. Saya disuruh ibu untuk nyari remote tv itu. Setelah mencari kesana kemari ternyata gak disangka-sangka saya menemukan remote itu nyantol di rambut keribonya Intan. Emang ini terlihat aneh, tetapi ya begitulah Intan, emang lain dari kebanyakan anak yang laen termasuk rambut keribonya.
Itulah beberapa joke yang saya buat sendiri, bukan dalam rangka untuk bahan Stand UP Comedy tetapi lebih ke tipe tulisan observational comedy. Karena saya tidak memiliki basic comedian maka maafkan saya kalo tidak lucu tetapi saya yakin itu pasti lucu sekali. “Hahahahaha…” ketawa kosong (ketawa sendiri sementara yang lain cuman lihatin dengan bengongnya).
 

No comments:

Post a Comment