Langkah-langkah untuk masuk ke dunia Stand Up Comedy :
1. Perhatikan dan pelajari para profesional.
Seberapa beratnya sih tugas ini? Anda hanya perlu nonton
sebanyak mungkin penampilan stand up comedian. DI Indonesia memang masih sulit
menonton stand-up secara langsung karena masih belum banyak. Paling bagus
adalah menonton dari Youtube atau DVD dari para stand up comedian Amerika atau
Eropa atau menonton acara-acara stand up di saluran cable TV (Last Comic
Standing, Seinfeld, Comic View, dll)Pelajari teknik mereka dan dapatkan
"Feeling" nya bagaimana mereka membangun kelucuan mereka dalam setiap
set.Apakah itu disebut meniru, menjiplak, atau mengCopy? Memang benar bahwa
dosa terbesar dalam comedy adalah "MENCURI" lelucon milik pelawak
lain , untuk dijadikan bahan belajar, sepertinya tidak apa-apa mengambil bahan
dari comedian kesukaan anda dan menyajikan dalam versi lain. Tapi hanya untuk
belajar, bila suatu saat anda tampil beanr-benar diatas panggung, bahan
modifikasi itu sebaiknya jangan dipakai sebab itu tetap merupakan pencurian
bahan loh :) Pencurian itu tidak baik kan?Selagi mengamati penampilan apra
comedian itu, coba anda tentukan type dari masing-masing stand up comedian itu.
Beberapa tupe stand up comedian diantaranya :
a.
Observational Comics (Pelawak tipe observasi) contoh : Jerry Seinfeld, Janeane
Garofalo, Raditya Dika, Mongol, Ryan Adriandhy, dllb.
b.
Topical Comics (Pelawak Topik)contoh : Andreew Dice Clay, Tim Allen, Pandji
Pragiwaksono, Soleh Solihun, Insan Nur Akbar, dll.c.
c. Props Comics (Pelawak dengan Props)contoh :
Carrot Top, Gallagher, dlld. Gimmick Comics (Pelawak dengan Adegan) contoh :
Margareth Cho, Lea Delaria, Septian Dwi Cahyo, dlle.
d.
Impressionists (Pelawak yang meniru tokoh atau karakter terkenal)contoh : Dana
Carvey, Mike Myers, dllf.
e.
Improvisationalists (Pelawak Improvisasi)contoh : Robin Williams, Paula
Paundstone, Abdel Achrian, dll
Setelah mengelompokkan mereka atas jenis/type, bedakan pula
mereka atas kelakuan emosionalnya. Richard Lewis dan Asep Suadji adalah orang
yang terus menderita, Denis Leary dan Cah Lontong terkadang sangat antagonis
dan tidak simpatik.Apakah sifat emosional anda? Apakah anda gila, sinis,
serius, naif/lugu, atau canpur aduk aneh dari sifat-sifat itu? Jangan mengampil
sifat emosional yang anda pikir paling lucu. Ambil yang paling cocok untuk
anda, anda akan lucu bila anda jujur.Setelah akrab dengan tokoh-tokoh stand up
comedy yang terkenal, anda akan punya rasa bagaimana mengukir posisi untuk
andasendiri di bisnis comedy ini. Secara bersamaan anda akan tertarik kearah
karakter pelawak tunggal yang tepat untuk lawakan anda.
2. Kumpulkan bahan untuk penampilan anda.
Sebelum naik ke pentas, anda harus MEMPERSIAPKAN dulu apa yang
akan anda katakan.Penonton bisa saja menikmati pemandangan pada saat anda
berkeringat dingin terdiam kaku diatas panggung dengan sedang memikirkan bahan
lelucon misalnya, tapi itu bukan jenis comedian yang mereka idamkan.Bahkan
pelawak Improvisational terkenal seperti Robin Williams sekalipun menulis
bahannya dulu. Dia merencanakan semua bahan penampilannya baru kemudian
ber-Improvisasi disekitaran materi itu.Bila anda bingung darimana mendapatkan
bahan-bahan, jawabannya adalah tergantung dari jenis comedy apa yang akan anda
pegang. Salah satu titik mulai yang umum adalah bagaimana anda melihat
sekeliling pemikiran anda (Persepsi mengenai suatu hal).Kebanyakan humor
sekarang sudah sangat personal (Pribadi) artinya berdasarkan pada pengalaman
dan kelakuan seseorang. Sekalipun orientasi anda adalah tentang politik atau
kehidupan keluarga yang berantakan, penampilan anda akan berpusat pada
sekitaran pandangan anda tentang hal tersebut.
Okey, kita coba beberapa latihan disini :
1. Ambil kertas kosong, bagi menjadi 3 kolom.2. Dikolom pertama
tuliskan : Hal-hal yang anda khawatirkan.3. Dikolom kedua tuliskan : Hal-hal
yang membuat anda marah.4. Dikolom ketiga tuliskan : Hal-hal yang menakutkan
anda.5. Intinya buat semua daftar keburukan sifat anda.
Humor yang mengejek diri sendiri (Self-Effacing.red) selalu
menjadi wilayah aman, karena anda mentertawakan diri anda sendiri, orang lain
akan merasa nyaman ikut tertawa bersama anda.Bila anda jelek, bicarakan.
Bayangkan diri anda merupakan tempat untuk melemparkan ejekan karena sebenarnya
anda mengejek diri sendiri. Dan itu AMAN!!! Artinya, tidak merugikan orang
lain.
Selain itu, buat daftar tentang hal-hal unik tentang diri anda,
LUAR dan DALAM. Apakah kaki atau tangan anda besar sekali? Anda peminum
alkohol? Anda malu makan didepan orang? Atau anda sangat pemalu bila harus
berhubungan dengan orang lain?Hmmmmm, Good idea, anda bisa jadi comedian Hebat
:)
Daftar ini bisa menjadi bahan bagi penulisan lelucon anda.
Ketika anda mulai menuliskan daftar diatas, selalu ingat untuk membawa buku
catatan kecil kemanapun anda pergi.Anda tidak akan menduga ketika tiba-tiba
melihat sesuatu yang lucu dijalan dan saya YAKIN jika anda bilang "Oh,
saya akan ingat itu" saya JAMIN ANDA TIDAK AKAN INGAT (Percaya deh
:p).Tulis segalanya bahkan hal yang aneh dan bodoh. Kadang kala gagasan buruk
bisa mengantar ke gagasan bagus.Cuma itu? kira-kira begitulah. Kebanyakan
proses menulis lelucon terdiri dari kerja keras dan kreatifitas. Pelawak
Tunggal kebanyakan bekerja keras sepanjang hari dan tetap begitu sampai
seterusnya selama dia mash menggeluti pekerjaan tsb.
3. Jadikan bahan anda menjadi materi rutin STAND UP
COMEDY (Part 2)
a. Susun urutan lelucon
Coba lihat daftar lelucon anda dan ambil satu yang paling lucu.
Tempatkan lelucon yang paling lucu itu dibagian paling belakang dari daftar /
urutan yang sedang anda persiapkan.
Lalu ambil lelucon yang nomer 2 paling lucu dan tempatkan di
urutan pertama. Dengan susunan seperti itu anda akan memulai set anda dengan
cukup kuat dan menutupnya dengan derai tawa besar.Lelucon nomer 3 terlucu letakan
sebelum penutup.Lelucon berikutnya ditempatkan sesudah lelucon pertamam begitu
seterusnya sampai anda bisa menyusun set dengan durasi cukup.Jumlah lelucon
dalam satu set tergantung pada lamanya anda menyajikannya dan seberapa panjang
bahan lelucon itu.
b. Tentukan karakter
panggung yang akan dipegang
Ini akan melihat kembali kepada hal PELAJARI PARA PROFESIONAL.
Semua orang bisa saja menceritakan lelucon tapi stand-up comic seharusnya sudah
lucu sebelum mereka mulai beraksi. Jadi cobalah menentukan termasuk jenisyang
manakah anda? Saya tidak menganjurkan anda bergaya persis seperti mereka, tapi
bila anda memiliki kemiripan gaya, bisa jadi cara anda menyajikan dan beraksi
akan mirip pula. Perbedaannya adalah pribadi unik anda akan bersinar didalamnya
karena sifat penampilan anda tidak lain adalah cermin pribadi anda sendiri.
c. Latih penampilan anda
Hanya orang-orang yang awalnya sudah terbiasa tampil didepan
orang banyak, mereka sudah tidak memikirkan bagaimana penampilan mereka
nantinya, mungkin apabila mereka lupa dengan materi pun mereka masih bisa
dengan santainya berimprovisasi didepan microfon panas tersebut.Sedangkan anda
harus menghafal lelcuon anda sampe sebaik-baiknya, mungkin itu terasa sangat
tidak adil. Tetapi sampai anda memiliki TALK SHOW anda sendiri, BERLATIHLAH.
Bagian terberat bukanlah soal menghafal lelucon, tetapi bagaimana membawakan
lelucon dengan benar.
Kebanyakan lelucon bukan soal kata-kata yang aktual tapi soal
cara bagaimana anda mengatakannya. Jadi anda harus melatihnya berulang-ulang,
ceritakan kepada siapapun (sebanyak-banyaknya) dan ingat reaksi mereka agar
kita bisa memperbaiki atau merubah bahan, ingat baik-baik bahwa melatih bahan
anda bukan berarti menghafalkannya.Bila anda terlalu hafal akan bahan anda maka
anda akan melewati kewajaran dan mengalami yang disebut sebagai "KELEBIHAN
LATIHAN" (OVER REHEARSED). LAkukanlah improvisasi, anda akan selalu bisa
menemukan penonton yang tidak terduga dan dapat dijadikan bahan apabila anda
kehilangan kata-kata.
d. Kerjakan pengaturan waktu anda
Admin minta maaf karena tidak ada cara yang mudah untuk
mempelajari pengaturan waktu bagi seorang stand up comedian. Hal ini merupakan
perpaduan dari bakat alami dan kemampuan yang dipelajari. Cobalah mendapatkan
sentuhan rasa dalam pengaturan waktu ketika berlatih dan dapatkan sebanyak
mungkin kritik dan saran. Setelah itu anda akan bergantung pada kritik dari
penonton langsung.
4. Cari
tempat untuk tampil
Tempat terbaik untuk menampilkan stand up comedy anda adalah di
comedy club (comedy cafe). Di Indonesia memang masih sangat jarang bahkan masih
hanya ada CANDA COMEDY CAFE INDONESIA (Milik Oom Ramon Papana) yang berada di
Kemang Jakarta yang bisa menjadi tempat anda mencoba tampil sebagai stand
up comedian. Cobalah mendapatkan jadwal dari comedy cafe tentang Amateur's
Night atau kesempatan bagi umum untuk tampil. Biasanya comedy club / cafe
menyediakan hari selasa dan rabu untuk acara Open Mic (Amateur's Night) karena
biasanya hari-hari tersebut merupakan hari sepi.Coba konfirmasi jam berapa anda
harus datang untuk mendaftar. Biasanya kalau banyak yang mendaftar, manager
club akan memilih 5 atau 6 orang secara acak untuk bisa tampil.
Jangan kecil hati bila tidak terpilih dan terus datang kembali
sampai anda mendapatkan kesempatan. Biasanya pelawak pemula yang terpilih untuk
tampil akan melakukan pertunjukan selama 4 sampai 8 menit, apabila anda tampil
jelek sekali biasanya mereka mematikan microphone ditengah show anda dan
menyuruh anda turun panggung. Comedy bisa menjadi bisnis yang brutal juga loh
:)
5. Hasilkan uang dari
kelucuan anda
Rekan-rekan penggemar stand up comedy, tulisan ini hanya
sekadar warming up untuk menjawab rekan-rekan muda yang
punya minat besar pada kesenian ini tapi mereka gamang, sepertinya kesenian itu
hanya milik sejumlah “elit stand up comedy founder di Indonesia”, seakan-akan
dengan menebar terminologi yang serba Inggris minded, kesenian ini hanya layak
dimainkan oleh orang-orang khusus dan gaul …. tidak, tidak. Siapapun anda,
muda-tua-nenek2-kakek2, selama pikiran anda terbuka, bertenggangrasa terhadap
perbedaan, punya rasa humor yang baik, mengapa tidak? Bahkan beberapa comic
kelas dahsyat di AS, justru orang-orang gaek, karena hidupnya sudah komplet,
ilmunya matang dan wawasannya luas dan mendalam sehingga out put karyanya juga
oke banget.
Wacana ini hanya menyentuh di relung dasar dari ilmu stand up
itu sendiri. Kalau ada istilah basic, maka yang ini pre-basic;
sesudah itu bagi anda yang ingin mencapai tahapan advance, silakan
melakukan pembelajaran diri, karena sumber belajar di zaman kini terbuka seluas
langit sedalam samodra, so enjoy yourself!
Tubuh, vokal dan
akting, meliputi: bahasa
tubuh, karakterisasi {gaya pribadi}, teknik pegang mikrofon, olah vokal
dan fisik (lebay, ekspresif, pokoknya yang bisa menarik perhatian), manage
waktu, gaya penyampaian, kepandaian menyajikan fragmen2/suspen2/joke2 kecil;
dan teknik muncul di panggung.
Teknik melucu, meliputi: interaksi
dengan penonton misalnya dengan melempar teka-teki, meminta komen, menjadikannya
sebagai contoh kasus dsb pokoknya disesuaikan situasi dan kondisi, mengejek,
(saran saya –dms – untuk kultur Indonesia sebaiknya mempertimbangkan ajaran
Charlie Chaplin berikut ini: kalau anda ingin mempermainkan seseorang,
maka orang itu sebaiknya orang yang saat itu berada di posisi kuat, pongah,
arogan atau sewenang-wenang….), melakukan observasi (tentu dengan analisis
yang mengejutkan/miring/sodrun, pokoknya baru dan beda), set-up dan hasil
(membangun suasana lelucon hingga mencapai titik ledak) , satir (humor pahit
dan penuh sindiran), mimikri (meniru lalu memplesetkan obyek yg ditiru),
menyiapkan sendiri baik garis besar cerita maupun materi lelucon, sampaikan
(opening) dengan cepat, luncurkan lelucon secara taktis dan mempertimbangkan
sikon, pintar2 menggunakan teknik mengomel-dan memuji, resep melucu tiap comic
mungkin beda-beda, jadi yakin pada metode anda sendiri.
Stimulus atawa perangsang: kembangkan atau eksplor ide anda baik itu
yang berhubungan dengan materi sendiri maupun benda-benda yang ada di sekitar:
alat peraga, gambar, properti, musik, suara, lagu, kata-kata, cerita, topeng,
kostum, puisi, lukisan, patung, bangunan, peristiwa topikal, berita terkini,
dan seterusnya.
(Saran dms:
salah satu cara untuk mempertajam kemampuan mendeskripsi dan menganalisis
(termasuk berimajinasi), satu-satunya jalan anda musti banyak membaca baik
koran, majalah, buku, internet dst dst, juga banyak menonton film, dokumenter,
TV, dst dst, banyak denger radio atau sumber verbal lainnya (gosip?), dan tentu
saja banyak bergaul, jalan-jalan di lingkungan yang anda pada mulanya ogah atau
enggan – manfaatnya untuk melakukan observasi, analisis dst dst ….pendek kata
semakin luas bacaan, wawasan, dan pergaulan, semakin anda kaya dengan bahan dan
tentu saja semangkin mendalem. Melatih terus menerus untuk menulis dan menulis
opini lucu yang pendek-pendek saja (lucu yg dimaksud pake sudut pandang yg baru
dan beda tadi)…jadi dengan begitu anda lama-lama akan ketemu apa yg dimaksud,
siapa gue, mo ngapain, bisa apa aja, setelah itu saatnya anda berteriak pada
dunia: inilah gue! Sang comic sejati, siap menghibur anda, dan so pasti mutu
komedi gue jauh dari garing dan boring….eng ing eng!!!)
Manipulasi: kata-kata; kombinasi
tampilan dan gerak tubuh; hal-hal yang berhubugan dengan teknis; media lain,
misalnya suara live dan suara rekaman, multi-media, dan lain-lain
Bangun: materi yang pernah
diajarkan, materi sendiri; motif/target atau tujuan; tema; gaya fisik
Bikin: suatu
cara/rancangan, cara beradaptasi; melakukan percobaan; melatih, menilai,
menguji; memodifikasi
Konteks: materi
asli; potensi audiens; jenis / fungsi tempat/lokasi; hubungan formal /
nonformal
Kendala: kesehatan dan
keselamatan diri; hak cipta; hukum; masalah teknis; keuangan, akses, lokasi,
sumber daya
Performance skills: penggunaan tubuh,
suara, akting, instrumen, peralatan, bahan, alat peraga, komunikasi dan
interaksi, waktu, partisipasi, energi dan fokus; respon
Presentasi ide: misalnya verbal,
visual, tekstual, audio, fisik, teknis, vokal, music
Pembaca yang budiman, beginilah tradisi orang bule dalam
mendekati masalah selalu berupaya menyajikan itu dengan cara seilmiah mungkin:
artinya, mereka bikin sistematika, struktur, unsur yang ada di dalamnya,
bagaimana cara kerjanya dsb dsb, jangan ciut nyali dengan itu semua, kita ikuti
aja dulu, pada akhirnya teknik dan kompleksitas yang dipaparkan itu cuma salah
satu bentuk komunikasi yang bisa diterima “orang2 sekolahan”; sementara
orang-orang otodidak atau empiris lebih dituntun pada naluri dan insting
semangat belajar dan berlatih yang tinggi untuk mencapai prestasi yang
sehebat-hebatnya. Tidak perlu ada polarisasi atau pertengkaran mana yang hebat
mengenai ini, juga tidak perlu ada penafian terhadap yang tidak tahu teknis
sekolahan mengenai ini. Bahkan beberapa penemuan metodologi baru justru
ditemukan oleh orang-orang “liar” dan bandel, karena dia tidak berada dalam
sandera atau kurungan metodologi yang seakan-akan sudah baku dan selesai
padahal namanya kesenian, dia bergerak sedinamis kehidupan itu sendiri.
Belajar Dasar-dasar Stand Up Comedy
Kata “Stand up Comedy” sudah
tidak asing lagi ditelinga kita. Stand up Comedy kini telah tersebar diberbagai
media; mulai dari you tube, metro TV, kompas tv, bahkan disetiap kota ada
komunitas Stand up Comedy termasuk di Surabaya. Boomingnya Stand up Comedy
menarik minat saya untuk mengetahui lebih jauh tentang genre komedi ini dan bagaimana
caranya menjadi seorang Stand up Comedyan atau yang biasa disebut comic.
Dari seringnya saya nonton
stand up comedy dan baca juga di blog-blog mereka khususnya blognya Raditya
Dika, saya jadi tau bagimana caranya menjadi seorang stand up comedy itu.
Tetapi saya tidak hendak menjadi comic sebab saya gagap kalo ngomong (hehehe)
sehingga pengetahuan dasar-dasar menjadi comic ini akan saya gunakan untuk
mengaktualisaikan diri dalam bentuk tulisan komedi.
Hal pertama yang harus
dilakukan untuk menjadi seorang comic adalah mencari bahan komedi. Kata Raditya
Dika “untuk menemukan bahan komedi, hal yang paling gampang dimulai dari
kegelisahan dalam diri kita”. Contoh kegelisahan dari Radit “gue
gelisah lihat iklan TV di Indonesia soalnya semuanya aneh-aneh, cewek rambut
panjang dengan sampo ditangan, bahagia banget sampoannya”. Pernah denger
itu di you tube kan???, setelah bahan komedi didapatkan, akan diolah menjadi
sebuah joke.
Joke itu sendiri terdiri dari dua buah kompenen dasar.
Pertama setup,
yaitu penjelasan dari sebuah joke, berbicara tentang pengkondisian yg mengarahkan pada
asumsi-asumsi. Kedua punch line, adalah bagian yang lucu
dari sebuah joke. Setiap setup
akan mengarah kepada punch line.
Berikut ini contoh dari joke
dengan tipe observational comedy yang
dilakukan oleh Raditya dika:
SET-UP:
Edgar mengambil botol minum, tas ransel, dan
kotak makanannya. Dia memang masih kelas 4 SD, tapi sifat rajinnya udah mulai
muncul. Edgar tersenyum kepada ibunya dan berkata, “Ma! Berangkat sekolah dulu ya.” Ibunya bilang, “Oke. Hati-hati di
sekolah ya.”
PUNCH-LINE:
“Edgar! Tunggu! Bapaknya keluar dari ruang tamu dan
menghampirinya. “Kamu belum bercelana, Nak!”
Berikutnya saya akan membuat joke sendiri. Saya
membuat beberapa joke tetapi tidak untuk dijadikan bahan Stand Up melainkan
akan saya aktualisasikan kedalam bentuk cerita komedi.
Joke
I:
Koran telah menjadi kebutuhan hidup manusia
modern saat ini, setiap pagi saya baca koran untuk mengeahui kondisi masyarakat
yang ada; baik itu berita politik, ekonomi, budaya, dan seleberiti. Saat baca
koran kompas pada kolom ekonomi, ada judul “Harga
Bawang Merah dan Cabai Merah Naik”, Fikir saya “harga-harga semakin hari semakin
mahal aja ya”. Kemudian saya baca kolom nama dan peristiwa (selebriti),
saya baca judul Mytha “Mama Mia” Sudah
dewasa dengan
foto Mytha disebelah kanan tulisannya. Saya mikir “trus kenapa ya kalo Mytha “Mama Mia” sudah dewasa???” “Sudah
siap dipetik gitu!!!”“Mau dong…mau dong…”. Saya cari nomer
teleponnya tapi gak ada, terus saya baca lebih lanjut ternyata Mytha mau
menyiapkan album terbarunya dengan tema yang lebih dewasa. Rupanya saya telah
dihipnotis oleh judul dalam koran. Waspadalah saat membaca judul dalam koran,
siapa tau anda akan terhipnotis seperti saya.
Joke
II:
Iklan wafer coklat Superstar
dengan latar belakang sebuah taman, remaja, dan binatang peliharaannya.
Ceritanya beberapa anak remaja ketaman bawa peliharaannya, satunya bawa anjing
dan satunya bawa kucing. Saat remaja laki-laki makan wafer coklat, mendadak
kucing peliharaan si cewek berubah jadi coklat, karena kesel remaja cewek makan
wafer coklat (superstar) tetapi kali ini yang berubah bukan anjing si cowok
tetapi cowok tersebut yang jadi coklat. Saat lihat iklan itu saya jadi mikir,
nih ikalan mau nawarin apa sih; Wafer coklat atau mau main sulap sebenernya,
saya bingung bedainya. Tagline yang
tepat untuk iklan ini bukan “Superstar, super enak coklatnya” tetapi “Superstar, super keren sulapnya”.
Joke III:
Pagi itu seperti biasanya,
Intan (adik saya) bangun tidur dengan rambut keribonya yang beantakan dan
langsung mencari ramote TV. Kebanyakan anak kalo bangun tidur pasti pergi ke
kamar mandi buat cuci muka, mandi atau buang air tetapi Intan emang lain dari
anak yang lain, setiap habis membuka matanya ia langsung nyari ramote TV,dimana
ramotenya… dimana ramotenya.. Saya disuruh ibu untuk
nyari remote tv itu. Setelah mencari kesana kemari ternyata gak disangka-sangka
saya menemukan remote itu nyantol di rambut keribonya Intan. Emang ini terlihat
aneh, tetapi ya begitulah Intan, emang lain dari kebanyakan anak yang laen
termasuk rambut keribonya.
Itulah beberapa joke yang
saya buat sendiri, bukan dalam rangka untuk bahan Stand UP Comedy tetapi lebih
ke tipe tulisan observational
comedy. Karena saya tidak memiliki basic comedian maka maafkan saya kalo tidak
lucu tetapi saya yakin itu pasti lucu sekali. “Hahahahaha…” ketawa
kosong (ketawa sendiri sementara yang lain cuman lihatin dengan bengongnya).
No comments:
Post a Comment