Friday, July 22, 2016

STANDARDISASI RPP BAHASA INDONESIA (Artikel-Skripsi-Septania)





STANDARDISASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMK IBU PAKUSARI TAHUN AJARAN 2014 / 2015
Oleh : Septania Indri Winarni
Abstrak
Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila guru benar-benar mengetahui tujuan pembelajarannya. Di awal pembelajaran guru harus membuat langkah – langkah pembelajaran yang disebut RPP. Kewajiban guru tersebut tercantum dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 yang berbunyi “Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis”. Dari dua pasal yang tertera pembuatan RPP harus ditinjau dari kesesuaian antara tujuan pembelajaran, materi ajar, metode ajar, dan alat atau sumber yang digunakan sebagai acuan sangat berpengaruh terhadap tercapainya suasana belajar yang kondusif dan tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan PP no. 41 tahun 2007 tentang standar proses, komponen RPP terdiri atas identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, skenario pembelajaran, dan evaluasi. Tugas akhir ini disusun untuk memahami konsep penyusunan materi pembelajaran, skenario pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.Materi pembelajaran, skenario pembelajaran dan evaluasi merupakan komponen pokok dalam RPP.Skenario pembelajaran merupakan merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar (KD), dan kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Evaluasi diarahkan bukan hanaya sekedar untuk mengukur keberhasilan setiap siswa dalam pencapaian hasil belajar setiap siswa dalam pencapaian hasil belajar, tetapi juga untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan setiap siswa. Namun didalam penulisan RPP, evaluasi hanya mengukur keberhasilan siswa.
Kata kunci : pembelajaran, standardisasi RPP
Pendahuluan
Materi pembelajaran, skenario pembelajaran dan evaluasi merupakan komponen pokok dalam RPP. Hasil observasi di SMK IBU Pakusari penulisan dalam materi pembelajaran seringkali tidak mencangkup kecukupan di dalam RPP sehingga materi yang akan disampaikan kepada peserta didik tidak mencakup tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Materi pembelajaran disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran, oleh karena itu materi pokok harus dipilih sesuai dengan komponen – komponen dasar yang harus dicapai.
Skenario pembelajaran merupakan merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar (KD), dan kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan tersebut dilakukan secara sistematis dan sistematik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Namun sering kali di dalam skenario pembelajaran, pembelajaran masih belum berpusat kepada siswa, kurangnya pemilihan metode yang sesuai.
Evaluasi diarahkan bukan hanaya sekedar untuk mengukur keberhasilan setiap siswa dalam pencapaian hasil belajar setiap siswa dalam pencapaian hasil belajar, tetapi juga untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan setiap siswa. Namun didalam penulisan RPP, evaluasi hanya mengukur keberhasilan siswa. Oleh sebab itu evaluasi tidak hanya menggunakan tes sebagai alat evaluasi, akan tetapi juga menggunakan nontes dalam bentuk tugas, wawancara, dan lain sebagainya.
Ditemukan beberapa kelemahan dalam penyusunan RPP aspek keterampilan membaca kelas XII SMK IBU Pakusari. Kondisi RPP di sekolah SMK IBU Pakusari terdapat beberapa kelemahan, diantaranya memaparkan materi pembelajaran yang kurang dan di dalam kegiatan pembelajaran tidak terdapat pengembangan kegiatan pembelajaran dengan baik. Beberapa kelemahan yang telah disebutkan peneliti tertarik untuk menganalisis RPP aspek membaca kelas XII SMK IBU Pakusari.
Metode
Menurut Moleong (2014) hal : 5, penelitian kualitatif adalah  penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami  oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik , dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Jenis penelitian  yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Peneliti memilih penelitian studi kasus karena penelitian  studi kasus berusaha menggambarkan kehidupan dan tindakan-tindakan manusia secara khusus pada lokasi tertentu dengan kasus tertentu.  Studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus dapat satu orang, satu kelas, satu sekolah, beberapa sekolah tetapi dalam satu kantor kecamatan, dsb. Dalam penelitian ini peneliti ingin berusaha mengungkapkan secara mendalam tentang penyusunan RPP aspek materi pembelajaran, skenario pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Pembahasan
Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Merril (1977), membedakan isi (materi pelajaran) menjadi empat macam yaitu : fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Terdapat kesalahan dalam penyusunan materi pembelajaran dalam RPP guru Bahasa Indonesia SMK IBU Pakusari yaitu kesalahan materi pembelajaran, ketidakcukupan materi pembelajaran, dan ketidakadaan materi pembelajaran. Berikut contoh kesalahan penyusunannya.
a)      Kesalahan Materi Pembelajaran
Kesalahan materi pembelajaran merupakan ketidaksesuaian materi yang dituluskan dengan tujuan pembelajaran. Materi sudah mencakup tujuan pembelajaran, namun penyajiannya kurang tepat. Berikut ini tabel kesalahan dalam penyusunan materi pembelajaran.

KD : Menyimak untuk memahami secara kreatif teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana
Tujuan Pembelajaran
Materi dalam RPP
Standardisasi RPP
Memperlihatkan reaksi kinetik (menunjukkan sikap memperhatikan, mencatat) terhadap pembacaan puisi/prosa fiksi/prosa ilmiah sederhana yang diperdengarkan. .
1.      Hakikat apresiasi Puisi
2.      Proses apresiasi puisi
3.      Jenis Apresiasi: kinetik & verbal dalam puisi
4.      Hakikat apresiasi prosa fiksi dan ilmiah
5.      Proses apresiasi prosa fiksi dan ilmiah
6.      Jenis Apresiasi: kinetik & verbal pada prosa fiksi dan ilmiah
1.      Hakikat apresiasi puisi/prosa fiksi/prosa ilmiah
2.      Proses apresiasi puisi prosa fiksi/prosa ilmiah
3.      Jenis Apresiasi: kinetik & verbal dalam puisi /prosa fiksi/prosa ilmiah

Penyusunan materi pembelajaran RPP 1 terdapat kesalahan dalam penyusunan materi pembelajaran yaitu penulisannya terlalu luas. Tujuan pembelajaran memperlihatkan reaksi kinetik (menunjukkan sikap memperhatikan, mencatat) terhadap pembacaan puisi/prosa fiksi/prosa ilmiah sederhana yang diperdengarkan. Terdapat materi pembelajaran Hakikat apresiasi Puisi, Proses apresiasi puisi, Jenis Apresiasi: kinetik & verbal dalam puisi, Hakikat apresiasi prosa fiksi dan ilmiah, Proses apresiasi prosa fiksi dan ilmiah, Jenis Apresiasi: kinetik & verbal pada prosa fiksi dan ilmiah. Seharusnya cukup menuliskan materi Hakikat apresiasi puisi/prosa fiksi/prosa ilmiah, Proses apresiasi puisi prosa fiksi/prosa ilmiah, Jenis Apresiasi: kinetik & verbal dalam puisi /prosa fiksi/prosa ilmiah. RPP 4 juga memiliki kesamaan dalam penyusunan materi pembelajaran yaitu terdapat kesalahan dalam penyusunannya

b)      Ketidakcukupan Materi Pembelajaran
Ketidakcukupan materi pembelajaran merupakan kurangnya materi yang masih belum mencakup seluruh tujuan pembelajaran. Sebagian materi sudah mencakup tujuan pembelajaran, namun penyajian materi yang dituliskan masih kurang. Berikut ini tabel ketidakcukupan dalam penyusunan materi pembelajaran.
KD : Memahami secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana
Tujuan Pembelajaran
Materi dalam RPP
Standardisasi RPP
1.      Mengungkapkan unsur intrinsik dan ekstrinsik (identitas pengarang; nama; karya-karya utama, dll) dari karya sastra yang telah dibacakan
1.      Unsur intrinsik puisi: tema, nada, rasa, amanat/intension
2.      Unsur intrinsik prosa: tokoh, penokohan, plot, latar, sudut pandang, tema, amanat

Penyusunan RPP 2 materi pembelajaran harus ada materi Unsur ekstrinsik puisi dan Unsur ekstrinsik prosa.

Berbeda dengan RPP 1 yang masih memiliki kesalahan dalam penyusunannya, penyusunan materi pembelajaran RPP2 masih belum cukup. RPP2 terdapat tujuan pembelajaran siswa mampu mengungkapkan unsur ekstrinsik (identitas pengarang, nama : karya – karya utama, dll) dari karya sastra yang telah dibacakan. Namun, dalam materi pembelajaran yang dipaparkan di dalam RPP Bahasa Indonesia masih belum ada materi tentang unsur ekstrinsik. Sehingga, materi pembelajaran dalam RPP2 masih belum cukup. Penyusunan RPP materi pembelajaran belum cukup disebabkan kemampuan siswa setiap kelas berbeda dan keterbatasan sumber belajar dalam penyusunan RPP.

c)      Ketidakadaan Materi Pembelajaran
Ketidakadaan materi pembelajaran belum adanya materi yang mencakup salah satu tujuan pembelajaran. Sebagian materi sudah mencakup tujuan pembelajaran, namun ada materi yang belum dituliskan untuk mencapai seluruh tujuan pembelajaran. Berikut ini tabel ketidakdaan materi pembelajarajan.
KD : Memahami secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana
Tujuan Pembelajaran
Materi dalam RPP
Standardisasi RPP
Mengomentari teks sastra/ilmiah sederhana yang telah dibacakan
1.      Belum ada
1.      Cara mengomentari teks sastra/ilmiah

Penyusunan materi pembelajaran RPP 2 belum ada materi. Tujuan pembelajaran memahami secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana. Terdapat materi pembelajaran Teks sastra (puisi, cerpen, novel) dan Teks ilmiah sederhana (tajuk rencana, artikel). Seharusnya ada materi tentang cara mengomentari teks sastra / ilmiah.

Konsep penyusunan materi pembelajaran dalam RPP SMK IBU Pakusari masih pendekatan secara praktis. Guru SMK IBU memperhatikan susunan materi pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan dari kurikulum. Materi pembelajaran diambil dari materi pokok untuk UNAS. Penyusnan materi pembelaran mengutamakan penyusunan materi pokok terlebih dahulu. Sehingga materi pokok dapat diajarkan secara tuntas. Penyusunan materi pembelajaran yang ideal itu cukup. Penyampaiannya tidak bertele – tele, siswa paham, dan sesuai dengan silabus.
Menurut Dina Merdeka dosen FKIP Bahasa Indonesia Unmuh Jember, mengatakan penyusunan materi pembelajaran harus disusun secara runtut, disesuaikan dengan KI dan KD yang merupakan prosedur dalam penyusunan materi pembelajaran, dalam penyusunan ada kutipan rujukan atau daftar rujukan, penyusunan materi pembelajaran poin–poin saja agar tidak menyimpang jauh dari tujuan pembelajaran, memperhatikan sumber belajar yang digunakan, jika materi pembelajaran sudah banyak atau cukup maka guru bisa menggunakan metode ceramah, penyusunan materi pembelajaran juga memperhatikan kemampuan siswa.
Menurut Eka Nova dosen FKIP Bahasa Indonesia Unmuh Jember, penyusunan materi pembelajaran materi pembelajaran harus sesuai dengang SK dan KD yang diajarkan, indikator harus jelas untuk mencapai kompetensi yang ingin dicapai. Konsep penyusunan materi pembelajaran menurut kedua pakar juga merupakan pendekatan praktis.
Skenario Pembelajaran
Lebih lanjut pada Standar Proses dinyantakan bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru 1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; (3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; (4) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Kegiatan inti terdapat kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Dalam kegiatan penutup, guru : (1) berrsama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; (3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; (4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Terdapat kesalahan dalam penyusunan materi pembelajaran dalam RPP guru Bahasa Indonesia SMK IBU Pakusari yaitu kesalahan skenario pembelajaran dan ketidakadaan materi pembelajaran. Berikut contoh kesalahan penyusunannya.
a)      Kesalahan dalam Skenario Pembelajaran
Kesalahan dalam skenario pembelajaran merupakan penyusunan kegiatan pembelajaran yang masih belum sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penyusunannya masih kurang jelas dengan tujuan yang ingin dicapai. Skenario pembelajaran disusun berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
     
Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan makna kata konotatif yang berbentuk ungkapan, pepatah, peribahasa, atau majas yang tersurat dalam pusi/prosa fiksi yang telah dibacakan
Skenario Pembelajaran dalam RPP
Standardisasi RPP
Guru mengajak siswa untuk membedakan makna dan nilai didik dalam puisi dengan karya seni yang lain
Eksplorasi (Kegiatan siswa untuk mendapat pemahaman baru)
Guru mengajak siswa untuk membedakan makna konotatif dan nilai didik dalam puisi dengan karya seni yang lain.

Skenario pembelajaran dalam RPP1 Bahasa Indonesia, masih kurang tepat. Tujuan pembelajaran pertemuan ketiga adalah siswa mampu menjelaskan makna kata konotatif yang berbentuk ungkapan, pepatah, peribahasa, atau majas yang tersurt dalam puisi / prosa fiksi yang telah dibacakan. Namun, di dalam skenario pembelajaran dalam kegiaatan eksplorasi guru hanya mencantumkan kegiatan pembelajaran membedakan makna, masih belum dicantumkan secara detail makna apa yang dibedakan oleh siswa.
b)      Ketidakadaan Skenario Pembelajaran
Ketidakadaan dalam skenario pembelajaran merupakan penyusunan kegiatan pembelajaran yang masih belum ada. Kegiatan tersebut harus dituliskan dalam skenario pembelajaran agar pembelajaran berjalan dengan baik. Skenario harus tersusun dengan runtut. Ketidakadaan skenario pembelajaran sebagai berikut.
Tujuan Pembelajaran : Mengungkap unsur intrinsik prosa fiksi (tokoh,penokohan, latar, plot,tema)/prosa faktual (tujuan, masalah, metode pemecahan masalah, penyimpulan),
Skenario Pembelajaran dalam RPP
Standardisasi RPP
1.    Memperagakan perwatakan tokoh &penokohan teks prosa fiksi  yang telah dibaca
2.     Menyusun simpulan tentang pesan yang tersirat dari prosa fiksi yang dibaca
Elaborasi (Kegiatan melalukan kegiatan secara tekun dan cermat)
1.      Siswa memahami unsur instrinsik prosa fiksi
2.      Siswa mengungkap unsur intrinsik prosa fiksi (tokoh,penokohan, latar, plot,tema)/prosa faktual (tujuan, masalah, metode pemecahan masalah, penyimpulan).

Skenario pembelajaran dalam RPP1 Bahasa Indonesia, masih kurang tepat. Tujuan pembelajaran pertemuan keempat adalah siswa mampu mengungkap unsur instrinsik prosa fiksi (tokoh, penokohan, latar, plot, tema) / prosa faktual (tujuan, masalah, metode pemecahan masalah, penyimpulan. Namun belum tercantum kegiatan elaborsi siswa memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Skenario  pembelajaran hanya berpusat pada siswa mampu memperagakan perwatakan tokoh dan penokohan.
Konsep penyusunan skenario pembelajaran SMK IBU Pakusari masih pendekatan praktis. Menurut guru SMK IBU Pakusari penyusunan skenario yang ideal harus memperhatikan kondisi siswa sebelum menyusun langkah – langkah pembelajaran.
Menurut Dina Merdeka dosen FKIP Bahasa Indonesia Unmuh Jember, mengatakan penyusunan skenario pembelajaran harus ada tahap kegiatan awal (pendahulaun), inti kegiatan pembelajaran (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi), tahap penutup, model dan metode pembelajaran dituliskan, langkah – langkah pembelajaran dituliskan secara lengkap, dan ada alokasi waktu. Konsep penyusunan skenario pembelajaran sesuai dengan kemendikbud.
Menurut Eka Nova dosen FKIP Bahasa Indonesia Unmuh Jember, penyusunan skenario pembelajaran harus memperhatikan metode yang dipakai, kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup harus diperhatikan, guru harus menguasai materi pembelajaran, tehnik pembelajaran harus sesuai. Konsep penyusunan materi pembelajaran menurut pakar kedua merupakan pendekatan praktis.
Evaluasi
Berdasarkan Permendiknas no. 20 tahun 2007 bahwa penilaian dilakukan oleh pendidik pada saat penyusunan silabus dan dijabarkan dalam RPP. Pada hakikatnya, penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Departemen Pendidikan Nasional, 2009).
RUBRIK PENILAIAN PRAKTIK MEMBACA KARYA SASTRA
Kompetensi Dasar   : Menyimak untuk memahami secara kreatif teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana
NAMA SISWA
 ASPEK
RINCIAN
SKOR
NILAI AKHIR
1.   ……..









ISI
Kekurangan



Kelebihan
Simpulan
Bagian Pokok
Usur Instrinsik
Plot/alur

Penokohan
Tema
Kreteria Penilaian Kaarya Siswa
Penggunaan Bahasa

Ekspresi
Konflik
Amanat

Evaluasi pembelajaran diatas masih belum standart. Penyusunan evaluasi masih sebatas form penilaian tanpa ada penskoran. Kelengkapan evaluasi pembelajaran dapat dilihat dari kontruksi dan penskoran penuliasaan evaluasi dalam RPP. Sehingga standardisasi evaluasi terdiri dari kontruksi dan penskoran sebagai berikut.
Penilaian Kinerja Pemahaman Menyimak Secara Tertulis
No
Nama
Aspek yang dinilai
Tingkat Kefasihan
1
2
3
4
5
1.

Pemahaman isi teks





2

Pemahaman detail isi teks





3

Ketepatan organisasi teks





4

Ketepatan diksi





5

Ketepatan struktur kalimat





6

Ejaan dan tata tulis





7

Kebermaknaan penuturan





Jumlah Skor


Keterangan  :
1 : Kurang sekali, tidak ada unsur yang benar.
2 : Kurang, ada sedikit unsur benar.
3 : Sedang, jumlah unsur benar dan salah kurang lebih seimbang.
4 : Baik, ketepatan tinggi dengan sedikit kesalahan.
5 : Baik sekali, tepat sekali, tanpa atau hampir tanpa kesalahan.
Hubungan dengan hasil penelitian di SMK IBU Pakusari dengan teori masih belum sesuai. Penyusunan evaluasi pembelajaran dalam RPP SMK IBU masih belum ada penskoran dalam RPP yang dibuat. Evaluasi hanya sebatas kontruksi penilaian saja.
Guru SMK Ibu Pakusari mengatakan penyusunan evaluasi harus memperhatikan SK dan KD. Jika satu KD materi pembelajaran banyak maka dibuat satu evaluasi pembelajaran, jika sedikit maka 2 KD akan digabungkan menjadi satu evaluasi. Penyusunan evaluasi pembelajaran memperhatikan kontruksi (rubrik) penilaian dan penskoran sesuai dengan teori yang ada, namun dalam prakteknya masih belum sesuai.
            Menurut Dina Merdeka M.Pd dosen FKIP Unmuh Jember, penyusunan RPP harus memperhatikan bentuk soal, kriteria penilaian, soal PG diusahakan ada kunci jawabnnya, dan ada cara menskore total nilai siswa. Menurut Eka Nova dosen FKIP Unmuh Jember, penyusunan evaluasi harus memperhatikan butir-butir soal, kemampuan siswa, memperhatikan kontruksi penilaian, kondisi sekolah dan adanya penskoran. Pendapat kedua pakar merupakan konsep penyusunan evaluasi secara praktis.
Penutup
Penyusunan RPP sangat dibutuhkan oleh seorang guru. Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, guru wajib memiliki RPP. Materi pembelajaran harus sesuai dengan kemampuan dan tujuan pembelajaran. Penyusunan skenario pembelajaran memperhatikan harus kondisi siswa di dalam ataupun di luar kelas. Penyusunan evaluasi harus ada kontruksi dan penskoran. Sehingga RPP yang digunakan telah sesuai dengan standardisasi RPP.
Berdasarkan hasil penelitian study kasus dengan pendekatan kualitatif, maka peneliti menyimpulkan, pada umumnya guru Bahasa Indonesia di SMK IBU telah menyusun RPP berdasarkan KTSP sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil analisis data mengenai kelengkapan pembelajaran RPP menunjukkan bahwa format RPP telah tertulis sesuai dengan format RPP. Penyusunan materi pembelajaran masih ada kesalahan dalam penulisan, ketidakcukupan materi, dan ketidakadaan materi pembelajaran.Penyusunan skenario pembelajaran masih terdapat kesalahan skenario dan ketidakadaan salah satu kegiatan pembelajaran dalam skenario pembelajaran.Penyusunan evaluasi pembelajaran masih belum ada penskoran.
Hambatan yang dialami guru dalam penyusunan RPP dalam meteri pembelajaran adalah kemampuan setiap siswa berbeda dan kurangnya sumber belajar. Hambatan penyusunan skenario pembelajaran adalah penyusunan RPP selama satu tahun dalam keterbatasan waktu pembuatan dan penyusunan skenario pembelajaran sebelum mengetahui kondisi kelas. Hambatan dalam penyusunan evaluasi adalah penyusunan RPP selama satu tahun dalam keterbatasan waktu pembuatan dan ada penyusunan form penilaian tersendiri, namun tidak dipaparkan dalam RPP.


Daftar Rujukan
Departemen Pendidikan Nasional.2009. Materi Pelatihan KTSP. (2013:214)
Kemendikbud. 2012. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Kemendiknas. 2010. Pembelajaran Berbasis PAIKEM. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan –Depdiknas.
Moleong, J Lexy. 2014. Metode Penelitian Kualitatif.  Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset .
Mulyasa, E.H. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara.
Riduwan. 2014. Dasar – Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2013. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Bandung : Kencana.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Yulianto, Bambang. 2013. Modul PLPG Bah

No comments:

Post a Comment