STANDARDISASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMK IBU PAKUSARI TAHUN AJARAN
2014 / 2015
Oleh :
Septania Indri Winarni
Abstrak
Proses pembelajaran akan berjalan
dengan baik apabila guru benar-benar mengetahui tujuan pembelajarannya. Di awal
pembelajaran guru harus membuat langkah – langkah pembelajaran yang disebut
RPP. Kewajiban guru tersebut tercantum dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007
yang berbunyi “Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis”. Dari dua pasal yang tertera pembuatan RPP harus
ditinjau dari kesesuaian
antara tujuan pembelajaran, materi ajar, metode ajar, dan alat atau sumber yang
digunakan sebagai acuan sangat berpengaruh terhadap tercapainya suasana belajar
yang kondusif dan tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan PP
no. 41 tahun 2007 tentang standar proses, komponen RPP terdiri atas identitas
mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, skenario pembelajaran, dan evaluasi. Tugas akhir ini disusun untuk
memahami konsep penyusunan materi pembelajaran, skenario pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran.Materi pembelajaran, skenario pembelajaran dan
evaluasi merupakan komponen pokok dalam RPP.Skenario pembelajaran merupakan
merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar (KD), dan
kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.Evaluasi diarahkan bukan hanaya sekedar untuk mengukur keberhasilan
setiap siswa dalam pencapaian hasil belajar setiap siswa dalam pencapaian hasil
belajar, tetapi juga untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran
yang dilakukan setiap siswa. Namun didalam penulisan RPP, evaluasi hanya
mengukur keberhasilan siswa.
Kata kunci : pembelajaran, standardisasi RPP
Pendahuluan
Materi pembelajaran, skenario
pembelajaran dan evaluasi merupakan komponen pokok dalam RPP. Hasil observasi
di SMK IBU Pakusari penulisan dalam materi pembelajaran seringkali tidak
mencangkup kecukupan di dalam RPP sehingga materi yang akan disampaikan kepada
peserta didik tidak mencakup tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Materi
pembelajaran disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran, oleh karena itu materi
pokok harus dipilih sesuai dengan komponen – komponen dasar yang harus dicapai.
Skenario
pembelajaran merupakan merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar (KD), dan kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan tersebut dilakukan secara sistematis dan sistematik melalui
proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Namun sering kali di dalam
skenario pembelajaran, pembelajaran masih belum berpusat kepada siswa, kurangnya
pemilihan metode yang sesuai.
Evaluasi
diarahkan bukan hanaya sekedar untuk mengukur keberhasilan setiap siswa dalam
pencapaian hasil belajar setiap siswa dalam pencapaian hasil belajar, tetapi
juga untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan
setiap siswa. Namun didalam penulisan RPP, evaluasi hanya mengukur keberhasilan
siswa. Oleh sebab itu evaluasi tidak hanya menggunakan tes sebagai alat
evaluasi, akan tetapi juga menggunakan nontes dalam bentuk tugas, wawancara, dan
lain sebagainya.
Ditemukan
beberapa kelemahan dalam penyusunan RPP aspek keterampilan membaca kelas XII
SMK IBU Pakusari. Kondisi RPP di sekolah SMK IBU Pakusari terdapat beberapa
kelemahan, diantaranya memaparkan materi pembelajaran yang kurang dan di dalam
kegiatan pembelajaran tidak terdapat pengembangan kegiatan pembelajaran dengan
baik. Beberapa kelemahan yang telah disebutkan peneliti tertarik untuk
menganalisis RPP aspek membaca kelas XII SMK IBU Pakusari.
Metode
Menurut Moleong (2014) hal : 5, penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dan lain-lain, secara holistik , dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kasus.
Peneliti
memilih penelitian studi kasus karena penelitian studi kasus berusaha menggambarkan kehidupan
dan tindakan-tindakan manusia secara khusus pada lokasi tertentu dengan kasus
tertentu. Studi kasus merupakan suatu
penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat
berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh
tempat, waktu atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang
diarahkan untuk menghimpun data, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.
Kasus dapat satu orang, satu kelas, satu sekolah, beberapa sekolah tetapi dalam
satu kantor kecamatan, dsb. Dalam penelitian ini peneliti ingin berusaha
mengungkapkan secara mendalam tentang penyusunan RPP aspek materi pembelajaran,
skenario pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Pembahasan
Materi
Pembelajaran
Materi
pembelajaran dapat dibedakan menjadi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Merril (1977), membedakan isi (materi pelajaran) menjadi empat macam yaitu :
fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Terdapat kesalahan dalam penyusunan
materi pembelajaran dalam RPP guru Bahasa Indonesia SMK IBU Pakusari yaitu
kesalahan materi pembelajaran, ketidakcukupan materi pembelajaran, dan
ketidakadaan materi pembelajaran. Berikut contoh kesalahan penyusunannya.
a) Kesalahan
Materi Pembelajaran
Kesalahan
materi pembelajaran merupakan ketidaksesuaian materi yang dituluskan dengan
tujuan pembelajaran. Materi sudah mencakup tujuan pembelajaran, namun
penyajiannya kurang tepat. Berikut ini tabel kesalahan dalam penyusunan materi
pembelajaran.
KD
: Menyimak untuk memahami secara kreatif teks seni berbahasa dan teks ilmiah
sederhana
|
||
Tujuan
Pembelajaran
|
Materi
dalam RPP
|
Standardisasi
RPP
|
Memperlihatkan reaksi kinetik (menunjukkan
sikap memperhatikan, mencatat) terhadap pembacaan puisi/prosa fiksi/prosa
ilmiah sederhana yang diperdengarkan. .
|
1.
Hakikat apresiasi Puisi
2.
Proses apresiasi puisi
3.
Jenis Apresiasi: kinetik &
verbal dalam puisi
4.
Hakikat apresiasi prosa fiksi
dan ilmiah
5.
Proses apresiasi prosa fiksi dan
ilmiah
6.
Jenis Apresiasi: kinetik &
verbal pada prosa fiksi dan ilmiah
|
1.
Hakikat apresiasi puisi/prosa
fiksi/prosa ilmiah
2.
Proses apresiasi puisi prosa
fiksi/prosa ilmiah
3.
Jenis Apresiasi: kinetik &
verbal dalam puisi /prosa fiksi/prosa ilmiah
|
Penyusunan
materi pembelajaran RPP 1 terdapat kesalahan dalam penyusunan materi pembelajaran
yaitu penulisannya terlalu luas. Tujuan pembelajaran memperlihatkan reaksi
kinetik (menunjukkan sikap memperhatikan, mencatat) terhadap pembacaan
puisi/prosa fiksi/prosa ilmiah sederhana yang diperdengarkan. Terdapat materi
pembelajaran Hakikat apresiasi Puisi, Proses apresiasi puisi, Jenis Apresiasi:
kinetik & verbal dalam puisi, Hakikat apresiasi prosa fiksi dan ilmiah,
Proses apresiasi prosa fiksi dan ilmiah, Jenis Apresiasi: kinetik & verbal
pada prosa fiksi dan ilmiah. Seharusnya cukup menuliskan materi Hakikat
apresiasi puisi/prosa fiksi/prosa ilmiah, Proses apresiasi puisi prosa
fiksi/prosa ilmiah, Jenis Apresiasi: kinetik & verbal dalam puisi /prosa
fiksi/prosa ilmiah. RPP 4 juga memiliki kesamaan dalam penyusunan materi
pembelajaran yaitu terdapat kesalahan dalam penyusunannya
b) Ketidakcukupan
Materi Pembelajaran
Ketidakcukupan
materi pembelajaran merupakan kurangnya materi yang masih belum mencakup
seluruh tujuan pembelajaran. Sebagian materi sudah mencakup tujuan
pembelajaran, namun penyajian materi yang dituliskan masih kurang. Berikut ini
tabel ketidakcukupan dalam penyusunan materi pembelajaran.
KD : Memahami secara lisan teks seni
berbahasa dan teks ilmiah sederhana
|
||
Tujuan
Pembelajaran
|
Materi
dalam RPP
|
Standardisasi
RPP
|
1. Mengungkapkan unsur intrinsik dan ekstrinsik (identitas
pengarang; nama; karya-karya utama, dll) dari karya sastra yang telah
dibacakan
|
1.
Unsur intrinsik puisi: tema,
nada, rasa, amanat/intension
2.
Unsur intrinsik prosa: tokoh,
penokohan, plot, latar, sudut pandang, tema, amanat
|
Penyusunan RPP 2 materi pembelajaran harus ada materi Unsur ekstrinsik puisi dan Unsur ekstrinsik prosa.
|
Berbeda
dengan RPP 1 yang masih memiliki kesalahan dalam penyusunannya, penyusunan
materi pembelajaran RPP2 masih belum cukup. RPP2 terdapat tujuan pembelajaran
siswa mampu mengungkapkan unsur ekstrinsik (identitas pengarang, nama : karya –
karya utama, dll) dari karya sastra yang telah dibacakan. Namun, dalam materi
pembelajaran yang dipaparkan di dalam RPP Bahasa Indonesia masih belum ada
materi tentang unsur ekstrinsik. Sehingga, materi pembelajaran dalam RPP2 masih
belum cukup. Penyusunan RPP materi pembelajaran belum cukup disebabkan
kemampuan siswa setiap kelas berbeda dan keterbatasan sumber belajar dalam
penyusunan RPP.
c) Ketidakadaan
Materi Pembelajaran
Ketidakadaan
materi pembelajaran belum adanya materi yang mencakup salah satu tujuan
pembelajaran. Sebagian materi sudah mencakup tujuan pembelajaran, namun ada
materi yang belum dituliskan untuk mencapai seluruh tujuan pembelajaran.
Berikut ini tabel ketidakdaan materi pembelajarajan.
KD
: Memahami secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana
|
||
Tujuan
Pembelajaran
|
Materi
dalam RPP
|
Standardisasi
RPP
|
Mengomentari teks sastra/ilmiah sederhana yang
telah dibacakan
|
1.
Belum ada
|
1.
Cara mengomentari teks
sastra/ilmiah
|
Penyusunan
materi pembelajaran RPP 2 belum ada materi. Tujuan pembelajaran memahami secara
lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana. Terdapat materi
pembelajaran Teks sastra (puisi, cerpen, novel) dan Teks ilmiah sederhana
(tajuk rencana, artikel). Seharusnya ada materi tentang cara mengomentari teks
sastra / ilmiah.
Konsep
penyusunan materi pembelajaran dalam RPP SMK IBU Pakusari masih pendekatan
secara praktis. Guru SMK IBU memperhatikan susunan materi pembelajaran harus
sesuai dengan kebutuhan dari kurikulum. Materi pembelajaran diambil dari materi
pokok untuk UNAS. Penyusnan materi pembelaran mengutamakan penyusunan materi
pokok terlebih dahulu. Sehingga materi pokok dapat diajarkan secara tuntas.
Penyusunan materi pembelajaran yang ideal itu cukup. Penyampaiannya tidak
bertele – tele, siswa paham, dan sesuai dengan silabus.
Menurut
Dina Merdeka dosen FKIP Bahasa Indonesia Unmuh Jember, mengatakan penyusunan
materi pembelajaran harus disusun secara runtut, disesuaikan dengan KI dan KD
yang merupakan prosedur dalam penyusunan materi pembelajaran, dalam penyusunan
ada kutipan rujukan atau daftar rujukan, penyusunan materi pembelajaran
poin–poin saja agar tidak menyimpang jauh dari tujuan pembelajaran,
memperhatikan sumber belajar yang digunakan, jika materi pembelajaran sudah
banyak atau cukup maka guru bisa menggunakan metode ceramah, penyusunan materi
pembelajaran juga memperhatikan kemampuan siswa.
Menurut
Eka Nova dosen FKIP Bahasa Indonesia Unmuh Jember, penyusunan materi
pembelajaran materi pembelajaran harus sesuai dengang SK dan KD yang diajarkan,
indikator harus jelas untuk mencapai kompetensi yang ingin dicapai. Konsep
penyusunan materi pembelajaran menurut kedua pakar juga merupakan pendekatan
praktis.
Skenario Pembelajaran
Lebih
lanjut pada Standar Proses dinyantakan bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan
implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru 1)
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran; (2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; (3) menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; (4) menyampaikan cakupan
materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Kegiatan inti terdapat kegiatan
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Dalam
kegiatan penutup, guru : (1) berrsama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (2) melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram; (3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
(4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Terdapat
kesalahan dalam penyusunan materi pembelajaran dalam RPP guru Bahasa Indonesia
SMK IBU Pakusari yaitu kesalahan skenario pembelajaran dan ketidakadaan materi
pembelajaran. Berikut contoh kesalahan penyusunannya.
a) Kesalahan
dalam Skenario Pembelajaran
Kesalahan
dalam skenario pembelajaran merupakan penyusunan kegiatan pembelajaran yang
masih belum sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penyusunannya masih kurang jelas
dengan tujuan yang ingin dicapai. Skenario pembelajaran disusun berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan makna kata konotatif yang
berbentuk ungkapan, pepatah, peribahasa, atau majas yang tersurat dalam
pusi/prosa fiksi yang telah dibacakan
|
|
Skenario
Pembelajaran dalam RPP
|
Standardisasi
RPP
|
Guru mengajak siswa untuk membedakan makna
dan nilai didik dalam puisi dengan
karya seni yang lain
|
Eksplorasi
(Kegiatan siswa untuk mendapat pemahaman baru)
Guru mengajak siswa untuk membedakan makna konotatif dan nilai didik dalam puisi dengan karya seni yang lain.
|
Skenario
pembelajaran dalam RPP1 Bahasa Indonesia, masih kurang tepat. Tujuan
pembelajaran pertemuan ketiga adalah siswa mampu menjelaskan makna kata
konotatif yang berbentuk ungkapan, pepatah, peribahasa, atau majas yang tersurt
dalam puisi / prosa fiksi yang telah dibacakan. Namun, di dalam skenario
pembelajaran dalam kegiaatan eksplorasi guru hanya mencantumkan kegiatan
pembelajaran membedakan makna, masih belum dicantumkan secara detail makna apa
yang dibedakan oleh siswa.
b) Ketidakadaan
Skenario Pembelajaran
Ketidakadaan
dalam skenario pembelajaran merupakan penyusunan kegiatan pembelajaran yang
masih belum ada. Kegiatan tersebut harus dituliskan dalam skenario pembelajaran
agar pembelajaran berjalan dengan baik. Skenario harus tersusun dengan runtut.
Ketidakadaan skenario pembelajaran sebagai berikut.
Tujuan
Pembelajaran : Mengungkap unsur intrinsik prosa
fiksi (tokoh,penokohan, latar, plot,tema)/prosa faktual (tujuan, masalah,
metode pemecahan masalah, penyimpulan),
|
|
Skenario
Pembelajaran dalam RPP
|
Standardisasi
RPP
|
1.
Memperagakan perwatakan
tokoh &penokohan teks prosa fiksi
yang telah dibaca
2.
Menyusun simpulan tentang
pesan yang tersirat dari prosa fiksi yang dibaca
|
Elaborasi
(Kegiatan melalukan kegiatan secara tekun dan cermat)
1.
Siswa memahami unsur instrinsik prosa fiksi
2.
Siswa mengungkap unsur intrinsik prosa fiksi (tokoh,penokohan,
latar, plot,tema)/prosa faktual (tujuan, masalah, metode pemecahan masalah,
penyimpulan).
|
Skenario
pembelajaran dalam RPP1 Bahasa Indonesia, masih kurang tepat. Tujuan
pembelajaran pertemuan keempat adalah siswa mampu mengungkap unsur instrinsik
prosa fiksi (tokoh, penokohan, latar, plot, tema) / prosa faktual (tujuan,
masalah, metode pemecahan masalah, penyimpulan. Namun belum tercantum kegiatan
elaborsi siswa memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Skenario pembelajaran hanya berpusat pada siswa mampu
memperagakan perwatakan tokoh dan penokohan.
Konsep penyusunan skenario pembelajaran SMK IBU Pakusari masih
pendekatan praktis. Menurut guru SMK IBU Pakusari penyusunan skenario yang
ideal harus memperhatikan kondisi siswa sebelum menyusun langkah – langkah
pembelajaran.
Menurut Dina Merdeka dosen FKIP Bahasa Indonesia Unmuh Jember,
mengatakan penyusunan skenario pembelajaran harus ada tahap kegiatan awal
(pendahulaun), inti kegiatan pembelajaran (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi),
tahap penutup, model dan metode pembelajaran dituliskan, langkah – langkah
pembelajaran dituliskan secara lengkap, dan ada alokasi waktu. Konsep
penyusunan skenario pembelajaran sesuai dengan kemendikbud.
Menurut
Eka Nova dosen FKIP Bahasa Indonesia Unmuh Jember, penyusunan skenario
pembelajaran harus memperhatikan metode yang dipakai, kegiatan pendahuluan,
inti, dan penutup harus diperhatikan, guru harus menguasai materi pembelajaran,
tehnik pembelajaran harus sesuai. Konsep penyusunan materi pembelajaran menurut
pakar kedua merupakan pendekatan praktis.
Evaluasi
Berdasarkan
Permendiknas no. 20 tahun 2007 bahwa penilaian dilakukan oleh pendidik pada
saat penyusunan silabus dan dijabarkan dalam RPP. Pada hakikatnya, penilaian
merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan (Departemen Pendidikan Nasional, 2009).
RUBRIK PENILAIAN PRAKTIK MEMBACA KARYA SASTRA
Kompetensi Dasar : Menyimak untuk memahami secara kreatif teks
seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana
NAMA
SISWA
|
ASPEK
|
RINCIAN
|
SKOR
|
NILAI
AKHIR
|
1.
……..
|
ISI
|
Kekurangan
|
|
|
Kelebihan
|
||||
Simpulan
|
||||
Bagian
Pokok
Usur
Instrinsik
|
Plot/alur
|
|
||
Penokohan
|
||||
Tema
|
||||
Kreteria
Penilaian Kaarya Siswa
|
Penggunaan
Bahasa
|
|
||
Ekspresi
|
||||
Konflik
|
||||
Amanat
|
Evaluasi
pembelajaran diatas masih belum standart. Penyusunan evaluasi masih sebatas
form penilaian tanpa ada penskoran. Kelengkapan evaluasi pembelajaran dapat
dilihat dari kontruksi dan penskoran penuliasaan evaluasi dalam RPP. Sehingga standardisasi evaluasi
terdiri dari kontruksi dan penskoran sebagai berikut.
Penilaian Kinerja Pemahaman Menyimak Secara Tertulis
No
|
Nama
|
Aspek yang dinilai
|
Tingkat Kefasihan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1.
|
|
Pemahaman isi teks
|
|
|
|
|
|
2
|
|
Pemahaman detail isi teks
|
|
|
|
|
|
3
|
|
Ketepatan organisasi teks
|
|
|
|
|
|
4
|
|
Ketepatan diksi
|
|
|
|
|
|
5
|
|
Ketepatan struktur kalimat
|
|
|
|
|
|
6
|
|
Ejaan dan tata tulis
|
|
|
|
|
|
7
|
|
Kebermaknaan penuturan
|
|
|
|
|
|
Jumlah Skor
|
|
Keterangan :
1 :
Kurang sekali, tidak ada unsur yang benar.
2 :
Kurang, ada sedikit unsur benar.
3 :
Sedang, jumlah unsur benar dan salah kurang lebih seimbang.
4 :
Baik, ketepatan tinggi dengan sedikit kesalahan.
5 :
Baik sekali, tepat sekali, tanpa atau hampir tanpa kesalahan.
Hubungan
dengan hasil penelitian di SMK IBU Pakusari dengan teori masih belum sesuai.
Penyusunan evaluasi pembelajaran dalam RPP SMK IBU masih belum ada penskoran
dalam RPP yang dibuat. Evaluasi hanya sebatas kontruksi penilaian saja.
Guru
SMK Ibu Pakusari mengatakan penyusunan evaluasi harus memperhatikan SK dan KD.
Jika satu KD materi pembelajaran banyak maka dibuat satu evaluasi pembelajaran,
jika sedikit maka 2 KD akan digabungkan menjadi satu evaluasi. Penyusunan
evaluasi pembelajaran memperhatikan kontruksi (rubrik) penilaian dan penskoran
sesuai dengan teori yang ada, namun dalam prakteknya masih belum sesuai.
Menurut Dina Merdeka M.Pd dosen FKIP
Unmuh Jember, penyusunan RPP harus memperhatikan bentuk soal, kriteria
penilaian, soal PG diusahakan ada kunci jawabnnya, dan ada cara menskore total
nilai siswa. Menurut Eka Nova dosen FKIP Unmuh Jember, penyusunan evaluasi
harus memperhatikan butir-butir soal, kemampuan siswa, memperhatikan kontruksi
penilaian, kondisi sekolah dan adanya penskoran. Pendapat kedua pakar merupakan
konsep penyusunan evaluasi secara praktis.
Penutup
Penyusunan
RPP sangat dibutuhkan oleh seorang guru. Sebelum melakukan kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas, guru wajib memiliki RPP. Materi pembelajaran harus
sesuai dengan kemampuan dan tujuan pembelajaran. Penyusunan
skenario pembelajaran memperhatikan harus kondisi siswa di dalam ataupun di
luar kelas. Penyusunan evaluasi harus ada kontruksi dan penskoran. Sehingga RPP
yang digunakan telah sesuai dengan standardisasi RPP.
Berdasarkan hasil penelitian study
kasus dengan pendekatan kualitatif, maka peneliti menyimpulkan, pada
umumnya guru Bahasa Indonesia di SMK IBU telah menyusun RPP berdasarkan KTSP
sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil analisis data
mengenai kelengkapan pembelajaran RPP menunjukkan bahwa format RPP telah
tertulis sesuai dengan format RPP. Penyusunan materi pembelajaran masih ada
kesalahan dalam penulisan, ketidakcukupan materi, dan ketidakadaan materi
pembelajaran.Penyusunan skenario pembelajaran masih terdapat kesalahan skenario
dan ketidakadaan salah satu kegiatan pembelajaran dalam skenario
pembelajaran.Penyusunan evaluasi pembelajaran masih belum ada penskoran.
Hambatan yang dialami guru dalam penyusunan RPP dalam meteri
pembelajaran adalah kemampuan setiap siswa berbeda dan kurangnya sumber belajar.
Hambatan penyusunan skenario pembelajaran adalah penyusunan RPP selama satu
tahun dalam keterbatasan waktu pembuatan dan penyusunan skenario pembelajaran
sebelum mengetahui kondisi kelas. Hambatan dalam penyusunan evaluasi adalah penyusunan
RPP selama satu tahun dalam keterbatasan waktu pembuatan dan ada penyusunan
form penilaian tersendiri, namun tidak dipaparkan dalam RPP.
Daftar Rujukan
Departemen Pendidikan Nasional.2009. Materi Pelatihan KTSP. (2013:214)
Kemendikbud.
2012. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Kemendiknas.
2010. Pembelajaran Berbasis PAIKEM. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan
–Depdiknas.
Moleong,
J Lexy. 2014. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset .
Mulyasa,
E.H. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter.
Jakarta : Bumi Aksara.
Riduwan.
2014. Dasar – Dasar Statistika.
Bandung : Alfabeta.
Sanjaya,
Wina. 2013. Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran. Bandung : Kencana.
Suyadi.
2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan
Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Yulianto, Bambang. 2013.
Modul PLPG Bah
No comments:
Post a Comment