Thursday, July 28, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS




PENERAPAN  MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA
KELAS VIIID SMP NEGERI 2 KALIBARU
TAHUN PELAJARAN 2015/2016


Nanik Purwati
1210221030

ABSTRAK

Kemampuan menulis pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalibaru nilai masih rendah yakni rata-rata siswa dibawah KKM, guru masih belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif  model yang diterapkan adalah ceramah dan penugasan serta pembelajaran masih terpaku pada LKS dan buku paket. Hal ini membuat siswa kurang aktif dan cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran, untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran example non example. Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan menulis dengan menggunakan model pembelajaran example non example siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kalibaru Tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri empat tahapan yakni perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan, dan evaluasi/refleksi. Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran example non example secara klasikal baik sedangkan secara individu baik sekali dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan observasi siklus I siswa kurang aktif dan siklus II siswa aktif dengan adanya contoh dari example. Berdasarkan prates hasil belajar yang diperoleh yaitu siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 10 orang (37.03%), pada siklus I dengan materi berita siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat menjadi 19 orang (73.07%), dan pada siklus II dengan materi menulis poster meningkat menjadi 20 orang (80.00%). Berdasarkan wawancara siklus I, menurut guru model pembelajaran example non example efektif untuk diterapkan dan wawancara siklus II, guru tertarik untuk menerapkan model pembelajaran example non example.

Kata Kunci:  penerapan, model pembelajaran example non example, menulis teks berita, menulis poster



USING OF LEARNING MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TO IMPROVE STUDENTS’ WRITING SKILLS CLASS VIIID 
SMP NEGERI 2 KALIBARU KAB. BANYUWANGI 
IN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016
 
Nanik Purwati
1210221030
 
 
ABSTRACT
 
The score of writing ability at the eighth grade students at SMP Negeri 2 Kalibaru is still low under average of standard minimum score. The teacher do not use innovative learning in the teaching and learning writing process in the classroom. the teacher still use speech method and just giving a task in the students’ module. this case caused the students less active and passive and in teaching and learning process. to improve their problem, it needs to give new method by using example and non-example. The objective of this research is to describe  learning process and improving students’ writing skill by using example and non example method among the VIII SMP Negri 2 Kalibaru in the 2015/2-16 Academic Year. The kind of this research is Classroom Action Research whic has four steps. They are planning, acting, observing and reflecting. The hypothesis of this research is using example and non example method through classically is good but through individually excellent to improve students’ writing skill.The technique of collecting data this research is observation, test, interview and documentation. based on the observation in cycle 1 the students less active and in cycle 2 the students are active with using example. Based on the students’ result pretest is there are 10 students who achieve the minimum standard score or 37,03%. in cycle 1 by using writing a news there are 19 students who achieve the minimum standard score or 73,07%. in cycle 2 by using writing a poster there are 20 students whi achieve the minimum standard score or 80.00%. based on the interview in cycle 1 the teacher said the using of example and non example is enough effective to applying in the classroom. then the interview of cycle 2 the teacher wanted to apply example and non example learning method.
Keywords: using, write a news, writing posters, instructional model example non-example



1.    PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah terdiri atas empat aspek keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keteram-pilan berbicara, keterampilan mem-baca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang rumit dan kompek karena dalam menulis seluruh unsur keterampilan berbahasa dilibatkan untuk menghasilkan sebuah karya tulis. Menurut Dalman (2012:3) menyatakan bahwa menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.  Keterampilan menulis dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berbahasa yang diperlukannya. Siswa dapat menuangkan segala ide, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam sebuah tulisan, ide dan gagasan akan lebih berarti jika diungkapkan dalam sebuah karya tulis. Kemampuan siswa dalam menuangkan dalam menuangkan ide dan gagasan dalam sebuah karya tulis dapat diasah melalui pembelajaran di sekolah. Semakin sering siswa berlatih menulis, maka kemampuan menulisnya akan semakin meningkat.
Kegiatan menulis beraneka ragam diantaranya menulis teks berita dan menulis poster. Teks berita merupakan tulisan yang bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai berbagai hal kepada pembacanya. Teks berita berisi pemaparan tentang suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi secara faktual. Dalam kegiatan menulis teks berita, siswa perlu mengetahui unsur berita 5W+1H
yaitu: (1) apa; (2) dimana; (3) kapan; (4) siapa; (5 )mengapa dan (6) bagaimana. kelebihan memiliki kemampuan menulis teks berita bagi siswa yaitu memperluas pengetahuan dan dapat menuangkan gagasan seta ide-ide yang dimiliki. Oleh karena itu, siswa perlu memiliki kemampuan dalam menulis berita. Menulis Poster adalah salah satu materi menulis yang harus dikuasai siswa SMP dan MTs. Keterampilan menulis poster membutuhkan kreativitas siswa untuk menyusun kata atau serangkaian kata yang singkat namun dapat mewakili maksud yang dibantu dengan gambar atau ilustrasi tertentu. Poster yang dibuat juga harus memperhatikan tampilan dan bahasa poster.
Sesuai dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tahun 2006 tentang materi pelajaran bahasa indonesia SMP, diantaranya pembelajaran menulis yang diajarkan adalah menulis berita dan menulis poster  untuk kelas VIII yang terdapat pada SK (12) yaitu “mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster” dan KD (12.2) yaitu “menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas” dan KD (12.3) yaitu “menulis slogan/ poster untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi serta persuasi”. Pembelajaran ini bertujuan melatih siswa dalam menulis teks berita dan menulis poster yang baik dan benar, untuk memotivasi diri serta  menambah wawasan dalam bidang kebahasaaan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, peneliti menetapkan SMP Negeri 2 Kalibaru, Kab.  Banyuwangi sebagai lokasi penelitian yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya cara mengajar guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, aktivitas siswa selama pembelajaran cenderung pasif, belum pernah dilakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini, lokasi sekolah terletak dipinggiran perkotaan dan kesediaan SMP Negeri 2 Kalibaru, Kab.  Banyuwangi sebagai tempat penelitian.
Permasalahan yang peneliti dapatkan ketika melakukan observasi dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia menunjukkan bahwa keterampilan menulis pada siswa kelas VIIID di SMP Negeri 2 Kalibaru, Kab.  Banyuwangi masih kurang. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa yang nilainya dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM)  untuk mata pelajaran bahasa Indonesia yang mencapai nilai 76. Selain itu, guru masih jarang atau belum pernah di ajarkan dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif, model yang diterapkan adalah ceramah dan penugasan serta pembelajaran masih terpaku pada LKS dan buku paket.  Hal ini membuat siswa kurang aktif dan cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Berkaitan dengan per-masalahan pembelajaran dalam menulis, maka diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu menerapkan model pembelajaran example non example yang diharapkan dapat mengatasi kesulitan yang dialami siswa  SMP  Negeri 2 Kalibaru, Kab.  Banyuwangi kelas VIIID dalam pembelajaran menulis. Hal itu dinilai sesuai untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis karena model pembelajaran example non example didasarkan atas contoh. Contoh dapat diambil dari kasus atau gambar yang relevan dengan kompetensi dasar. Dengan cara ini dapat menumbuhkan keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis.
Model pembelajaran example non example adalah model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pembelajaran. Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk berfikir kritis dengan memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Model pembelajaran example non example diaplikasikan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran  model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan. Huda (2013:236) mengemukakan  kebihan model pembelajaran example non example yaitu siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar, siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar dan siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

2.    METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penulisan ini adalah menggunakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Menurut Tampubolon (2014:19) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh pendidik di dalam kelasnya melalui refleksi diri. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerjanya sebagai pendidik sehingga hasil belajar peserta didik menjadi meningkat. Penentuan tahap-tahap penelitian tindakan kelas ini mengacu pada pernyataan Tampubon (2014:28) bahwa desain siklus PTK terdiri atas empat, yakni a) perencanaan tindakan, b) pelaksanaan tindakan, c) observasi atau pengamatan, dan d) evaluasi/refleksi, yang terangkai pada masing-masing siklus. Apabila melalui kegiatan refleksi diketahui kekurangan atau permasalahan pada siklus I, maka dapat direfleksikan untuk dilanjut ke siklus II dengan RPP berbeda sedangkan yang sama adalah SK dan model pembelajaran karena penelitian tindakan kelas bukan remedial teaching. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIID SMP Negeri 2  Kalibaru tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah  27 siswa terdiri atas 17 siswa putri dan 10 siswa putra. Peneliti mengambil subjek penelitian di SMP Negeri 2 Kalibaru, Kab.Banyuwangi didasari oleh observasi dan wawancara yang diterima dari guru bahasa Indonesia di sekolah tersebut bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia masih belum cukup baik, terutama pada pembelajaran penulisan. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Kalibaru, Kab.Banyuwangi yang beralamat di Jalan jember 91 Kalibaru Kab.  Banyuwangi. Pemilihan SMP Negeri 2 Kalibaru, Kab.  Banyuwangi sebagai lokasi penelitian didasarkan pada pengamatan dan wawancara terdapat permasalahan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis, karena nilai siswa kurang memuaskan atau ≤ KKM  dan guru masih menggunakan model ceramah dan penugasan dalam pembelajaran serta belum diterapkan model pembelajaran yang inovatif.
Prosedur penelitian  ini meliputi (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) observasi, dan (5) refleksi. Kriteria kesuksesan pada penelitian ini adalah dengan mengukur ketuntasan belajar klasikal siswa dengan indikator ketuntasan belajar 80%. daya serap perorangan yaitu seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai skor  76 dari skor maksimal 100 dan daya serap klasikal yaitu suatu kelas dikatakan tuntas belajar apabila terdapat minimal 80% yang telah mencapai  76 dari skor maksimal 100. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah instrumen non tes dan instrumen tes.

3.    PEMBAHASAN
a)   Proses Pembelajaran Menulis Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Example Non Example
Kegiatan siklus I dilakukan dengan penerapan  model pembelajaran example non example pada pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIIID SMPN 2 Kalibaru tahun pelajaran 2015/2016. Proses pembelajaran menulis berita dengan penerapan  model pembelajaran example non example yaitu (a) Guru membentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 5-6 siswa; (b) Secara berkelompok siswa memperhatikan  gambar  yang disertai petunjuk berupa deskripsi berita yang merupakan example non example berita dan guru juga membimbing siswa menemukan unsur 5W+1H yang terdapat pada gambar dan petunjuk berupa deskripsi; (c) Guru memberi tugas kelompok dengan memberikan gambar yang berbeda kepada masing-masing kelompok dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/ menganalisa gambar; (d) Siswa berdiskusi bersama kelompoknya, mendata unsur 5W+1H dan informasi apa saja yang akan dijadikan bahan dalam menyusun teks berita; (e) Secara individu siswa menulis teks berita dengan memperhatikan penulisan judul berita, kelengkapan unsur 5W+1H, bahasa berita dan kontruksi kalimat saat proses menulis teks berita guru memamtau dengan mendekati siswa yang sedang menulis teks berita; (f) Perwakilan kelompok maju untuk membacakan unsur berita 5W+1H yang telah ditemukan dari gambar dan petunjuk berupa deskripsi bersama kelompoknya dan menunjukkan kontruksi kalimat dalam berita yang telah disusun secara individu sedangkan kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan, peneliti memberikan penguatan.
Kegiatan perencanaan pada siklus II dilaksanakan tentang materi berbeda yaitu menulis poster dengan SK dan model pembelajaran yang sama alasannya penelitian tindakan kelas bukan remedial teaching, sehingga RPP setiap siklus berbeda sementara yang sama adalah SK dan model pembelajaran. Proses pembelajaran menulis poster dengan penerapan  model pembelajaran example non example yaitu (a) Guru membentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 5-6 siswa; (b) Secara berkelompok siswa memperhatikan  gambar  yang disertai petunjuk poster yang merupakan example non example poster dan guru membimbing siswa memahami jenis poster apa yang terdapat pada example non example poster, membimbing siswa memahami bahasa poster serta membimbing siswa dalam berdiskusi desain atau tampilan, warna yang sesuai dengan poster yang terdapat pada gambar; (c) Guru memberi tugas kelompok dengan memberikan gambar yang berbeda kepada masing-masing kelompok dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/ menganalisa gambar; (d) Siswa berdiskusi bersama kelompoknya, menentukan jenis poster apa yang terdapat pada gambar dan petunjuk yang diberikan guru; (e) Secara individu siswa menulis poster dengan sesuai dengan jenis poster secara kelompok dengan memperhatikan tampilan dan bahasa poster, saat proses menulis poster; (f) Perwakilan kelompok maju untuk menunjukkan jenis poster yang telah ditemukan dari gambar dan petunjuk bersama kelompoknya dan menunjukkan poster yang dikerjakan secara individu dengan memperhatikan  ukuran dan dominasi, warna yang digunakan serta bahasa poster sedangkan kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan, peneliti memberikan penguatan.

b)   Peningkatan Kemampuan Menulis dengan Pembelajaran Penerapan Model Pembelajaran Example Non Example
Penerapan model pembelajaran example non example dalam pembelajaran menulis dapat meningkatkan hasil belajar siswa terbukti pada materi menulis teks berita siklus I hasil  belajar siswa lebih besar dibandingkan prates,  walaupun belum mencapai ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal. Siklus II dengan  materi menulis poster, menunjukkan peningkatan yang dapat dilihat dengan berhasilnya ketercapaian ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal. Berikut merupakan perbandingan hasil belajar siswa tahap prates, siklus I, dan siklus II.
Nilai prates masih tergolong rendah karena belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah, ada 10 orang siswa yang mendapatkan nilai ≥ 76 dan 17 siswa mendapatkan nilai < 76. Dilihat dari ketuntasan belajar secara klasikal dari kemampuan menulis teks berita diperoleh presentase sebesar 37.03% sehingga belum mencapai kriteria kesuksesan klasikal yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil tes  pada siklus I dengan materi menulis berita mengalami peningkatan dari nilai prates. Nilai prates diperoleh 37.03% mengalami peningkatan menjadi 73.07% pada siklus I, akan tetapi belum mencapai standar ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu 80%. Kegiatan perencanaan pada siklus II dilaksanakan tentang materi berbeda yaitu menulis poster dengan SK dan model pembelajaran yang sama alasannya penelitian tindakan kelas bukan remedial teaching, sehingga RPP setiap siklus berbeda sementara yang sama adalah SK dan model pembelajaran. Berdasarkan hasil tes  pada siklus II mengalami peningkatan dari nilai siklus I, dari nilai siklus I diperoleh 73.07% mengalami peningkatan menjadi 80.00% pada siklus II dengan materi menulis poster dan telah mencapai standar ketuntasan klasikal yang telah ditentukan.

3. Pembuktian Hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari nilai prates yang diperoleh sebesar 37.03% menjadi 73.07% pada siklus I dengan materi menulis berita, kemudian diadakan siklus II pada materi menulis poster yang hasilnya lebih meningkat dengan presentase sebesar 80.00% dan sekaligus memenuhi ketuntsan klasikal. Berdasarkan perhitungan persentase skala empat, hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran example non example secara klasikal baik sedangkan secara individu baik sekali dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa  kelas VIIID SMP Negeri 2  Kalibaru, Kabupaten  Banyuwangi  tahun pelajaran 2015/2016.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap hasil penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis dengan penerapan  model pembelajaran example non example dapat didimpulkan sebagai berikut.
1.    Proses pembelajaran menulis siswa kelas VIIID SMPN 2 Kalibaru, Kab.  Banyuwangi  tahun pelajaran 2015/2016 dengan penerapan  model pembelajaran example non example sebagai berikut. Kegiatan siklus I dengan materi menulis berita (a) siswa memperhatikan dan memahami contoh penulisan berita dari gambar dan petunjuk berupa deskripsi (example non example); (b) siswa mengidentifikasi unsur-unsur berita 5W+1H pada tugas kelompok; (c) secara individu siswa menulis berita berdasarkan gambar dan petunjuk berupa deskripsi serta unsur berita yang telah didiskusikan bersama kelompoknya dengan memperhatikan penulisan judul berita, kelengkapan 5W+1H, bahasa berita dan kontruksi kalimat. Kegiatan siklus II dengan materi menulis poster (a) siswa memperhatikan dan memahami contoh penulisan poster dari gambar dan petunjuk (example non example); (b) secara berkelompok siswa berdiskusi menentukan jenis poster dari gambar dan petunjuk yang diberikan guru; (c) secara individu siswa menulis poster berdasarkan gambar dan petunjuk dan sesuai dengan jenis poster yang telah didiskusikan bersama kelom-poknya dengan memperhatikan tampilan dan bahasa poster.
2.    Terdapat peningkatan kemampuan menulis siswa siswa kelas VIIID SMPN 2 Kalibaru, Kab.  Banyuwangi  tahun pelajaran 2015/2016 dengan penerapan  model pembelajaran example non example. Hasil belajar siswa meningkat dari prates sebesar 37.03% menjadi  73.07% pada siklus I, kemudian siklus II dengan materi berbeda yaitu menulis poster mengalami peningkatan menjadi 80.00% telah mencapai standar ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu 80%.       

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

 Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konteksual (Inovatif). Bandung: CV Yrama Widya.

Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga.

Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalman, H. 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Djuraid, Husnun N. 2007. Panduan Menulis Berita. Malang: UPT Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang

Habsari, Roro Ayu.2012. Peningkatan Kemamampuan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas VIIID SMP Negeri 1 Mayang Kabupaten Jember. Skripsi tidak diterbitkan. Jember: FKIP Universitas Muhammadiyah Jember.

Huda, Miftahul. 2015. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kusumaningrat, Hikmat dan Pernama Kusumaningrat. 2014. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Miadiarti, Sekar. 2014. Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 1 Candipuro Melalui Pendekatan Saintifik dengan Teknik Mind Mapping. Skripsi tidak diterbitkan. Jember: FKIP Universitas Jember.

Nurgiyantoro, Burhan.2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.

Pujiono, Setyawan. 2013. Terampil Menulis.  Yogyakarta: Graha Ilmu

Riduwan.2014. Dasar-dasar Statika. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.  Jakarta: Kecana Prenada Media Grup.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sumandiria, Haris. 2014. Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rakatama Media.

Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan  Profesi Pendidikan dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.



No comments:

Post a Comment