Mengihitung Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat
Kesukaran Soal
Tingkat
kesukaran soal adalah proporsi jumlah peserta tes yang menjawab benar, yaitu
perbandingan jumlah peserta tes yang menjawab benar dengan jumlah peserta tes
seluruhnya (Kunandar, 2014:240). Rumus menghitung tingkat kesukaran soal
adalah:
B
P = ---
T
Keterangannya:
P = Tingkat kesukaran
soal
B = Jumlah peserta tes
yang menjawab soal dengan benar
T
= Jumlah seluruh peserta yang ikut tes
Hasil
penghitungan tingkat kesukaran soal dapat dikategorikan menjadi tiga, yakni:
a) 0,00
s/d 0,30 = Sukar
b) 0,31
s/d 0,70 = Sedang
c) O,71
s/d 1,00 = Mudah
|
Analisis
tingkat kesukaran soal adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan
sukar secara proporsianal. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan
atau kemampuan siswa dalam menjawab, bukan dilihat dari sudut guru yang membuat
soal. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal
adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk sedang, mudah, dan
sukar (Sudjana, 2010:135). Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat
kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
B
I = -------
N
Keterangannya:
a)
I =
indeks
kesulitan untuk
setiap soal
b) B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap
butir soal
c) N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada
soal yang di
maksudkannya
Kriteria
yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal
tersebut. Sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal
tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut:
0 – 0.30 = soal kategori sukar
0,3 – 0,70 = soal kategori sedang
0,71– 1,00 = soal kategori
mudah
Tingkat
Kesukaran Soal adalah pengukuran seberapa besar derajad kesukaran suatu soal.
Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran yang sama maka soal tersebut dapat
dikatakan bahwa soal tersebut baik. Dikatakan baik
karena
sama-sama
memiliki
tingkat
kesukaran
yang seimbang.
Suatu
soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah (Arifin,
2014:266).
(WL + WH)
TK= ___________ X 100%
(nL + nH)
Keterangan:
WL = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari
kelompok bawah
WH = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari
kelompok atas
nL = jumlah kelompok bawah
nL = jumlah kelompok atas
Langkah-langkah
sebelum menghitung tingkat kesukaran soal bentuk objektif sebagai berikut :
1) Menyusun
lembar jawaban peserta didik dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah.
2) Mengambil
27% lembar jawaban dari atas yang selanjutnya disebut kelompok atas, dan 27%
lembar jawaban dari bawah yang selanjutnya disebut kolompok bawah. Sisa
sebanyak 46% disisihkan
3) Membuat
tabel untuk mengetahui jawaban (benar atau salah) dari setiap peserta didik,
baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah. Jika peserta didik menjawab
benar beri tanda + (plus), sebaliknya jika peserta didik menjawab salah beri
tanda – (minus)
Berdasarkan
dengan teori-teori diatas dapat ditarik kesimpulannya bahwa tingkat kesukaran
soal adalah suatu pengukuran soal untuk mengetahui seberapa besar tingkat
kesulitan soal berdasarkan dengan soal ujian tengah semester genap Bahasa
Indonesia. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan rumus Zaenal Arifin hal
ini digunakan karena teorinya mudah untuk dipahami peneliti.
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Zaenal. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Arifin,
Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran:
Prinsip, Teknik, dan Prosedur.
Bandung: Bumi Aksara
Hidayati, R. 2008. Analisis Soal UAN SMP. Surabaya:http://rosyidatulhidayati.
blogspot.com/2008/03/analisis-soal-uan-smp.html.
Karzuni. 2011. Analisis Butir Soal Ulangan
Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia SMK Kelas X Semester Gasal Tahun Ajaran 2010/2011.
(Studi Kasusu di SMK Muhammadiyah Ungaran). Skripsi.
Univesitas Negeri Semarang.
Kunandar.
2014. Penilaian Autetik (Penilaian Hasil
Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Lababa, J. 2008. Evaluasi Pendidikan. http://evaluasipendidikan.blogspot.com
/2008/03/tes-prestasi-hasil-belajar.html.
Nurung, M. 2008. Kualitas Tes Ujian Akhir Sekolah berstandar Nasional (UASBN) IPA SD
Tahun Pelajaran 2007/2008 di kota Kendari. Dalam jurnal LPMP Sultra, Volume
3 No. 1. http://mardikanyom.tripot.com/ kualitas%20tes.pdf.
Sudjana,
Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sudjana, Nana dan Ibrahim.Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Sudrajat,
A. 2008. Penilaian Hasil Belajar. http://akhmadsudrajat.wordpress.com /2008/05/01/Penilaian-Hasil-Belajar/.
Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan:Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara.
No comments:
Post a Comment