Keterampilan Berbicara
Pada
dasarnya proses belajar mengajar merupakan suatu interaksi antara manusia,
sumber daya, dan lingkungan. Proses belajar mengajar merupakan proses yang
tersusun secara teratur, yang dapat mengubah kemampuan peserta didik dari suatu
tingkatan ke tingkatan yang lain yang lebih baik. Hasil proses belajar mengajar
dapat dicapai secara maksimal apabila komponen-komponen yang berinteraksi dapat
berfungsi secara optimal sehingga perlu senantiasa diupayakan terciptanya
situasi kelas yang memungkinkan berlakunya hal tersebut (Saddhono, 2014: 1-2).
Terciptanya situasi kelas yang kondusif merupakan cara masing-masing guru
dalam mengelola kelas, oleh karena itu guru harus dapat mengelola kelas dengan
cara dan pendekatan yang dilakukan, bahkan dalam pembelajaran harus terus
menerus ada inovasi dari guru dalam menciptakan kelas yang menarik dan
memotivasi siswa dalam belajar. Menurut Brown (dalam Saddhono, 2014: 2)
mengatakan bahwa “pengajar hendaknya mampu menciptakan lingkungan belajar yang
dapat memberikan rangsangan atau tantangan sehingga pelajar tertarik untuk
belajar secara aktif”. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses
kegiatan belajar mengajar, guru yang aktif adalah guru yang dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan baik secara mental dan fisik, guru
juga harus kreatif, inovatif, dan menciptakan suatu kelas menyenangkan, agar
proses pembelajaran berjalan dengan baik, dengan demikian siswa juga akan
termotivasi untuk belajar aktif.
Dalam hal ini jelas bahwa dalam suatu pembelajaran di kelas guru dapat
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
siswa dalam aspek keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa Indonesia
diberikan kepada guru, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa guru
dan siswa.Menurut Saddhono (2014: 5) “keterampilan berbahasa Indonesia
mencakup: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis,
dan keterampilan membaca”. Penyajian materi ini dilatar belakangi oleh suatu
kenyataan bahwa keterampilan berbahasa sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari.
Komunikasi memerlukan adanya interaksi dari pembicara maupun pendengar,
dalam suatu kelas pembelajaran terjadi suatu komunikasi antara guru dan siswa
maka peneliti mengkaji dalam aspek keterampilan berbicara, karena peneliti
ingin meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa yang masih belum dapat
menguasai keterampilan berbicara, oleh karena itu penelitian ini terfokus pada
aspek keterampilan berbicara.
Hakikat
Keterampilan Berbicara
Menurut Tarigan (dalam Saddhono,
2014: 54)“keterampilan berbicara mempunyai peranan penting dalam proses belajar
mengajar. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan”. Dengan demikian
berbicara bukan hanya sekedar mampu mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata,
melainkan berbicara merupakan keterampilan menyampaikan pikiran, gagasan, ide,
dan perasaan melalui bahasa lisan kepada orang lain atau pendengar. Berbicara
merupakan ekspresi diri, apabila pembicara memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang kaya, maka dengan mudah pembicara dengan mudah menguraikan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki.
Berbicara merupakan suatu sistem
tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible)
yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot manusia demi maksud dan
tujuan gagasan-gagasan yang dikombinasikan (Saddhono, 2014: 55). Berbicara
memerlukan beberapa faktor dalam proses terjadinya berbicara salah satunya
yaitu memanfaatkan faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan
linguistik. Pada saat terjadi komunikasi faktor tersebut dimanfaatkan oleh
seseorang untuk mengungkapkan gagasan yang ingin disampaikan kepada pendengar,
faktor-faktor tersebut harus berjalan dengan baik agar komunikasi atau pesan
yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Kegiatan berbicara merupakan
kegiatan berbahasa lisan yang bersifat produktif. Oleh karena itu, dalam
peristiwa berbicara, pembicara merupakan faktor utama dalam menciptakan
kegiatan yang komunikatif. Pesan dalam berbicara hendaknya dapat diterima oleh
penyimak atau pendengar, sehingga terjadi komunikasi yang baik antara pembicara
dan pendengar.
Berdasarkan definisi yang
dikemukakan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara merupakan suatu keterampilan
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang memanfaatkan organ tubuh manusia sebagai
alat untuk menyampaikan gagasan, ide, pikiran dan perasaan kepada orang lain
atau pendengar. Kegiatan berbicara dapat efektif apabila pembicara dan
pendengar sama-sama menguasai pengetahuan yang akan disampaikan atau didengar,
disamping itu terdapat juga pemanfaatan faktor fisik dan psikologis dalam
berbicara sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima oleh pendengar.
Tujuan Berbicara
Tujuan utama dari berbicara adalah untuk
berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan informasi secara efektif, sebaiknya
pembicara harus menguasai dan memahami isi pembicaraan, disamping itu harus
dapat mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengar. Bukan hanya apa yang
akan dibicarakan, namun bagaimana mengemukakannya.
Menurut Keraf (dalam
Shaddono, 2014: 58) menyatakan bahwa, tujuan berbicara yaitu:
1) Mendorong,
pembicara untuk memberi semangat, membangkitkan kegairahan, serta menunjukkan
rasa hormat, dan pengabdian.
2) Meyakinkan,
pembicara berusaha memengaruhi keyakinan atau sikap mental/intelektual kepada
para pendengarnya.
3) Berbuat/bertindak,
pembicara menghendaki tindakan atau reaksi fisik dari para pendengar dengan
terbangkitnya emosi.
4) Memberitahukan,
pembicara berusaha menguraikan atau menyampaikan sesuatu kepada pendengar,
dengan harapan agar pendengar mengetahui tentang suatu hal, pengetahuan dan
sebagainya.
5) Menyenangkan,
pembicara bermaksud membuat pendengar terhibur agar terlepas dari aktivitas
yang dialami oleh pendengar.
Pendapat senada juga
dikemukakan oleh Tarigan (dalam Saddhono, 2014: 59) menyatakan bahwa tujuan
berbicara meliputi (1) menghibur, (2) menginformasikan, (3) menstimulus, (4)
meyakinkan, dan (5) menggerakkan.
Tujuan berbicara untuk
mendorong untuk memberikan dukungan atau dorongan, memberikan semangat.
Berbicara untuk meyakinkan yaitu untuk memberikan keyakinan, berusaha untuk memengaruhi
pendengar agar yakin dalam sesuatu hal. Berbicara untuk berbuat atau bertindak
menghendaki pendengar untuk berbuat dan reaksi terhadap apa yang disampaikan
oleh pembicara. Berbicara untuk memberitahukan untuk memberikan informasi dan
memberikan sesuatu yang belum pernah diketahui oleh pendengar sedangkan
berbicara untuk menyenangkan yaitu bersifat menghibur pendengar.
Dalam berbicara tidak
hanya menginformasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pembicara, namun
juga bertujuan untuk menghibur, meyakinkan, melaporkan, dan merundingkan
sesuatu hal yang ingin disampaikan oleh pembicara kepada pendengar.
Faktor Penunjang Keefektifan Berbicara
Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, seorang
pembicara selain harus memberikan kesan bahwa dia dapat menguasai masalah yang
dibicarakan, pembicara juga harus memperlihatkan keberanian dalam menyampaikan
pesan. Selain itu pembicara harus berbicara dengan jelas dan sesuai dengan apa
yang ingin disampaikan. Pengetahuan dalam hal berbicara sangat bermanfaat untuk
meningkatkan keterampilan berbicara, dan dapat menghilangkan
kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik yang mungkin dilakukan secara tidak sadar.
Bagi pembicara yang sudah baik pun pengetahuan tersebut akan bermanfaat sebagai
landasan mempertahankan, menyempurnakan, dan mengingatkan keterampilan
berbicara yang sudah dimiliki.
Oleh karena itu faktor
penunjang dalam keterampilan berbicara sangat penting bagi pembicara. Menurut
Arsjad dan mukti (dalam Pratiwi, 2012: 17)berikut sejumlah faktor menurut penunjang
keterampilan berbicara sebagai berikut.
1) Faktor
Verbal
a) Ketepatan
ucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan
bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang
tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar. Hal ini akan mengganggu
keefektifan berbicara. pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang menarik atau
setidaknya dapat mengalihkan perhatian pendengar. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa
dianggap cacat kalau menyimpang terlalu jauh dari ragam bahasa lisan biasa,
sehingga terlalu menarik perhatian, mengganggu komunikasi atau pemakaiannya
(pembicara) dianggap aneh.
b) Penempatan
tekanan, nada, sendi, dan durasi
Kesesuaian tekanan,
nada, sendi, dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara, bahkan
kadang-kadang merupakan faktor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan
kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai
akan menyebabkan masalahnya menjadi menarik. Sebaliknya, jika penyampaiannya
datar saja, hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan dan keefektifan
tentu berkurang. Penempatan tekanan pada kata atau suku kata yang kurang sesuai
akan mengakibatkan kejanggalan. Kejanggalan ini akan mengakibatkan perhatian
pendengar akan beralih pada cara berbicara pembicara, sehingga pokok
pembicaraan atau poko pesan yang disampaikan kurang diperhatikan. Akibatnya,
keefektifan komunikasi akan terganggu.
c) Pilihan kata
(Diksi)
Pilihan kata hendaknya
tepat, jelas, dan bervariasi. Dalam setiap pembicaraan pemakaian kata-kata populer tentu akan lebih
efektif daripada kata-kata yang muluk-muluk. Kata-kata yang belum dikenal
memang mengakibatkan rasa ingin tahu, namun akan menghambat kelancaran
komunikasi.
d) Ketepatan
sasaran pembicara
Hal ini menyangkut
pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan memudahkan
pendengar menangkap pembicaraannya. Seorang pembicara harus mampu menyusun
kalimat efektif, kalimat yang mengenai sasaran, sehingga mampu menimbulkan
pengaruh, meninggalkan kesan atau menimbulkan akibat.
2)
Faktor Nonverbal
a)
Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku
Pembicaraan yang tidak
tenang, lesu, dan kaku tentulah akan memberikan kesan pertama yang kurang
menarik. Dari sikap yang wajar saja sebenarnya pembicara sudah dapat
menunjukkan otoritas dan integritas dirinya. Sikap ini tergantung pada
penguasaan materi, jika materi yang ingin disampaikan dapat dikuasai sebelumnya
maka sikap yang dilakukan pembicara akan biasa dan akan timbul sikap tenang dan
wajar.
b)
Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara
Pandangan pembicara
hendaknya diarahkan kepada semua pendengar. Pandangan yang hanya tertuju pada
satu arah akan menyebabkan pendengar merasa kurang diperhatikan. Banyak
pembicara ketika berbicara tidak memperhatikan pendengar. Akibatnya perhatian
pendengar berkurang. Hendaknya diusahakan supaya pendengar merasa terlibat dan
diperhatikan.
c)
Kesediaan menghargai pendapat orang lain
Dalam menyampaikan isi
pembicaraan, seseorang pembicara hendaknya memiliki sikap terbuka, dalam arti
dapat menerima pendapat pihak lain, bersedia menerima kritik, bersedia mengubah
pendapatnya kalu ternyata memang keliru. Dalam hal ini pembicara tidak langsung
mengikuti pendapat orang lain. Pembicara harus mampu mengambil jalan tengah
sebagai solusi yang diambil dalam keputusan.
d)
Gerak-gerik dan mimik yang tepat
Gerak-gerik dan mimik
yang tepat dapat pula menunjang keefektifan berbicara. hal-hal penting selain
mendapatkan tekanan, biasanya juga dibantu dengan gerak tangan atau mimik.
Karena hal ini dapat mengalihkan perhatian pendengar untuk tetap tertuju pada
pembicara.
e)
Kenyaringan suara
Tingkat kenyaringan
suara tentu disesuaikan dengan situasi, tempat, dan jumlah pendengar.
Mengetahui situasi dan tempat adalah tugas pembicara sebelum berbicara, dengan
demikian pembicara dapat mengatur suara yang ingin diucapkan kepada pendengar.
f) Kelancaran
Seorang pembicara yang
lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraan.
Kelancaran dalam berbicara akan memengaruhi pembicaraan, pendengar akan
terganggu apabila pembicara tidak lancar dalam berbicara, misalnya banyak
menyelipkan bunyi ee, oo, aa, dan sebagainya.
g) Relevansi atau
penalaran
Gagasan demi gagasan haruslah
berhubungan dengan logis. Proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan
haruslah logis. Hal ini berarti hubungan bagian-bagian dalam kalimat, hubungan
kalimat dengan kalimat harus logis dan berhubungan dengan pokok pembicaraan.
h) Penguasaan
topik
Pembicaraan formal
selalu menuntut persiapan. Tujuannya tidak lain supaya topik yang dipilih
betul-betul dikuasai. Penguasaan topik yang baik akan menimbulkan keberanian
dan kelancaran. Jadi, penguasaan topik ini sangat penting, bahkan merupakan
faktor utama dalam berbicara.
Merupakan suatu
kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan berbicara secara verbal
dan nonverbal merupakan suatu unsur yang penting bagi keberhasilan seseorang
dalam berbagai aspek berbicara. Dapat diketahui bahwa faktor penunjang dalam
keterampilan berbicara sangat penting bagi pembicara dalam menyampaikan ide,
gagasan, dan informasi yang ingin disampaikan kepada pendengar, serta dengan
adanya penguasaan pada semua faktor penunjang pemateri dapat dengan mudah
menyampaikan atau menguraikan pembicaraan.
Faktor Penghambat Keefektifan Berbicara
Proses komunikasi ada kalanya mengalami gangguan
yang mengakibatkan pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh pembicara. Menurut Abdul Aziz (2014: 6) Terdapat tiga
faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu sebagai berikut.
1) Faktor fisik,
yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari luar
partisipan.
2) Faktor media,
yaitu faktor linguistik dan faktor non linguistik, misalnya lagu, irama,
tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam
keadaan marah, menangis, dan sakit.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, Muhammad dan Mohammad Asrori. 2015. Psikologi
Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Al-Tabani, Trianto Ibnu Badar. 2015. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual.
Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama.
Barkley, Elizabert E. dan Patricia Cross
dkk.2014. CollaborativeLearningTechniques. Bandung: Nusa Media.
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik
Kajian Teoretik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Djiwandono, M.Soenardi. 2008. Tes
Bahasa-Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indek.
Nurgiyantoro,
Burhan. 2010. Penilaian
Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Pratiwi,
Ida Ayu Ekayudha. 2012. Peningkatan
Keterampilan Berbicara Dengan Metode Debat Plus dalam Proses Pembelajaran
Bahasa Inggris pada Siswa Kelas XI IPA SMA Pariwisata Kertha Wisata Denpasar.
Denpasar. Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Saddhono,
Kundharu. 2014. Pembelajaran
Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sutantri,
Dwi. 2010. Pembelajaran Kooperatif Dengan
Teknik Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Ketuntasan hasil Belajar Biologi
Pokok Bahasan Ekosistem Siswa Kelas VII B Semester Genap SMPN 1 Ledokombo Tahun
Ajaran 2009/2010. Jember. Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Jember.
Suyadi.
2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Diva Press.Tampubolon, Saur.
2014. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga.
Wiyatmi. 2011. Psikologi
Sastra
Teori dan
Aplikasinya.
Yogyakarta: Kanwa Publisher.
*Tenda Roder / Tenda Hanggar / Tenda Dome dengan bahan Tiang alumunium, Dinding dan Atap PVC (PVC atap 850gr Blackout, Pvc dinding 550gr Blackout).
ReplyDeleteTenda Roder senidiri biasa di gunakan sebagai:
-Tenda vaksinasi
-Tenda semi permanen
-Tenda gudang pabrik
-Tenda darurat Rumah sakit
-Posko Pengungsian
-Tenda Peresmian
-Tenda Pameran
-Tenda Gudang, dan masihbanyak fungsi lainnya
Tenda Roder sendiri memiliki beberapa bentangan yaitu bentangan 10, 15, dan 20. untuk panjangnya sendiri terhitung dari kelipatan 5 (cth: 5, 10, 15, 20 dst)
*Tenda Transparan
Tenda transparan itu memiliki kesan yang elegan karena bisa menampilkan suasana luar tenda dan sinar matahari atau pun binar binar luar tenda di malam hari, Tenda Transparan biasanya digunakan untuk:
-Acara Wedding
-Acara birthday party
-Acara pesta malam
-Event food frestival
-Mini konser
-Private Party dan masih banyak lagi kegunaannya.
*Tenda Kerucut / Tenda Sarnafil
Tenda ini biasanya digunakan untuk:
-Event outdor / pameran
-Tenda promosi
-Tenda jualan
-Tenda pameran
-Tenda event / frestival
-Posko pengamanan covid
-Posko Polisi sementara
-Posko darurat Rumah Sakit
-Ruangan darurat rumah Sakit dan masih banyak kegunaan lainnya.
Tenda kerucut dapat menutup sempurna untuk menghindari panas matahari langsung ataupun air hujan, untuk ukuran tenda yang biasa di gunakan beberapa macam yaitu 3x3m, 5x5m, dan 10x10m.
*Tenda Membrane
Tenda Membran sendiri memiliki kesan yang Elegan dan kokoh, makannya tenda ini sangat cocok sekali untuk di gunakan sebagai:
-Atap Cafe
-Atap Restoran
-Atap Loby Hotel
-Atap Lapangan Sepak bola
-Atap Hall
-Atap JPO
-Atap stadion
-Atap aula dan masih banyak lagi fungsi lainnya
untuk Jasa penyewaan sendiri kami dapat melayani untuk daerah JABODETABEK dan sekitarnya
untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi kami di:
No.wa : 081977000899 / 081112300319 / 081112520816
Alamat: Taman Ubud Cendana 1 No.19 Lippo Village, Tangerang Banten
TENDA RODER, TENDA TRANSPARAN, TENDA KERUCUT, TENDA SARNAFIL, TENDA VAKSINASI, TENDA MEMBRAN, TENDA CAFE, TENDA HOTEL, TENDA LAPANGAN BOLA, TENDA DARURAT RUMAH SAKIT, POSKO PENGUNGSIAN, BILIK DESINFEKTAN, PISKO PENGANAMANAN COVID, RUANGAN DARURAT RUMAH SAKIT.
#TENDAVAKSINASI #TENDAEVENT #TENDAWEDDING #TENDABAZAR #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #POSKOPENGAMANAN #TENDAKERUCUT #TENDASARNAVIL#POSKOPENGUNGSIAN #BILIKDESINFEKTAN #TENDAPAMERAN #TENDAEXPO #FRESTIFALMUSIK #KONSERMUSIK #KONSER #JAKARTA #BANDUNG #KARAWANG #JAWATIMUR #JAWABARAT #JAWA TENGAH #SURABAYA #KALIMANTAN #PISKOPENGANAMANANCOVID #RUANGANDARURATRUMAH SAKIT
#TENDAVAKSINASI #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #POSKOPENGAMANAN #TENDAKERUCUT #TENDASARNAVIL #TENDASERBAGUNA #TENDADRIVETHRU #TENDAVAKSIN #TENDAPEMAKAMAN #TENDA MEMBRAN #TENDA CAFE #OODFRESRIFAL #KONSERMUSIK #FRESTIFALSENI #EVENTORGENAIZER #ACARAMUSIK #KONSERSENI #BOOTHPAMERAN #STANDPAMERAN #EVENTPAMERAN #TENDAPAMERAN #TENDAEVENT #TENDAKONSER #TENDABESAR #SEWATENDA #SEWATENDAKERUCUT #SEWATENDASARNAFIL #SEWATENDARODER #SEWATENDATRANSPARAN #SEWATENDAWEDDING #SEWATENDAUPACARA #SEWATENDAFOODFRESTIVAL #TENDAMURAH #TENDATERLENGJAP #VENDORTERPERCAYA #VENDORTERMURAH #TENDAMURAH #TENDAPAMERAN #TENDAEXPO #TENDARUMAHSAKIT #TENDASERBAGUNA #TENDASEMIPERMANEN #TENDAEVENT #TENDAPAMERAN #TENDAKECIL #TENDASIRCUIT #TENDAARENABALAP #SEWATENDASIRCUIT #SEWATENDAAREABALAP #SEWATENDAUNTUKMOTORGP #SEWATENDAEVENT #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #TENDAKERUCUT #TENDA SARNAFIL #TENDATERLARIS #TENDATERMURAH #TENDAMURAH #TENDALARIS #TEND3X3M #TENDASARNAFIL3X3M #TENDAKERUCUT3X3M #TENDASARNAFIL5X5M #TENDASARNAFIL4X4M #TENDASARNAFILMURAH #PRODUSENTENDA #PRODUSENTENDASARNAFIL #JUALRANGKATENDA
https://www.tendaroderindonesia.com/
https://shopee.co.id/pasaronlinetangerang
https://shopee.co.id/dewi.melansari
https://www.tokopedia.com/meylans
https://www.facebook.com/profile.php?id=100055894358161
https://www.instagram.com/juragantendaofficial/
https://wordpress.com/home/juragantendaofficial.wordpress.com
https://twitter.com/IndonesiaRoder