Thursday, July 28, 2016

Keterampilan Berbicara


Keterampilan Berbicara



             Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan suatu interaksi antara manusia, sumber daya, dan lingkungan. Proses belajar mengajar merupakan proses yang tersusun secara teratur, yang dapat mengubah kemampuan peserta didik dari suatu tingkatan ke tingkatan yang lain yang lebih baik. Hasil proses belajar mengajar dapat dicapai secara maksimal apabila komponen-komponen yang berinteraksi dapat berfungsi secara optimal sehingga perlu senantiasa diupayakan terciptanya situasi kelas yang memungkinkan berlakunya hal tersebut (Saddhono, 2014: 1-2).
Terciptanya situasi kelas yang kondusif merupakan cara masing-masing guru dalam mengelola kelas, oleh karena itu guru harus dapat mengelola kelas dengan cara dan pendekatan yang dilakukan, bahkan dalam pembelajaran harus terus menerus ada inovasi dari guru dalam menciptakan kelas yang menarik dan memotivasi siswa dalam belajar. Menurut Brown (dalam Saddhono, 2014: 2) mengatakan bahwa “pengajar hendaknya mampu menciptakan lingkungan belajar yang dapat memberikan rangsangan atau tantangan sehingga pelajar tertarik untuk belajar secara aktif”. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru yang aktif adalah guru yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan baik secara mental dan fisik, guru juga harus kreatif, inovatif, dan menciptakan suatu kelas menyenangkan, agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dengan demikian siswa juga akan termotivasi untuk belajar aktif.
Dalam hal ini jelas bahwa dalam suatu pembelajaran di kelas guru dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa dalam aspek keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa Indonesia diberikan kepada guru, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa guru dan siswa.Menurut Saddhono (2014: 5) “keterampilan berbahasa Indonesia mencakup: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca”. Penyajian materi ini dilatar belakangi oleh suatu kenyataan bahwa keterampilan berbahasa sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Komunikasi memerlukan adanya interaksi dari pembicara maupun pendengar, dalam suatu kelas pembelajaran terjadi suatu komunikasi antara guru dan siswa maka peneliti mengkaji dalam aspek keterampilan berbicara, karena peneliti ingin meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa yang masih belum dapat menguasai keterampilan berbicara, oleh karena itu penelitian ini terfokus pada aspek keterampilan berbicara.

Hakikat Keterampilan Berbicara
            Menurut Tarigan (dalam Saddhono, 2014: 54)“keterampilan berbicara mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk  mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan”. Dengan demikian berbicara bukan hanya sekedar mampu mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata, melainkan berbicara merupakan keterampilan menyampaikan pikiran, gagasan, ide, dan perasaan melalui bahasa lisan kepada orang lain atau pendengar. Berbicara merupakan ekspresi diri, apabila pembicara memiliki pengetahuan dan pengalaman yang kaya, maka dengan mudah pembicara dengan mudah menguraikan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
            Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan yang dikombinasikan (Saddhono, 2014: 55). Berbicara memerlukan beberapa faktor dalam proses terjadinya berbicara salah satunya yaitu memanfaatkan faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik. Pada saat terjadi komunikasi faktor tersebut dimanfaatkan oleh seseorang untuk mengungkapkan gagasan yang ingin disampaikan kepada pendengar, faktor-faktor tersebut harus berjalan dengan baik agar komunikasi atau pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
            Kegiatan berbicara merupakan kegiatan berbahasa lisan yang bersifat produktif. Oleh karena itu, dalam peristiwa berbicara, pembicara merupakan faktor utama dalam menciptakan kegiatan yang komunikatif. Pesan dalam berbicara hendaknya dapat diterima oleh penyimak atau pendengar, sehingga terjadi komunikasi yang baik antara pembicara dan pendengar.
            Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa  berbicara merupakan suatu keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang memanfaatkan organ tubuh manusia sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, ide, pikiran dan perasaan kepada orang lain atau pendengar. Kegiatan berbicara dapat efektif apabila pembicara dan pendengar sama-sama menguasai pengetahuan yang akan disampaikan atau didengar, disamping itu terdapat juga pemanfaatan faktor fisik dan psikologis dalam berbicara sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima oleh pendengar.

Tujuan Berbicara
            Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan informasi secara efektif, sebaiknya pembicara harus menguasai dan memahami isi pembicaraan, disamping itu harus dapat mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengar. Bukan hanya apa yang akan dibicarakan, namun bagaimana mengemukakannya.
            Menurut Keraf (dalam Shaddono, 2014: 58) menyatakan bahwa, tujuan berbicara yaitu:
1)   Mendorong, pembicara untuk memberi semangat, membangkitkan kegairahan, serta menunjukkan rasa hormat, dan pengabdian.
2)   Meyakinkan, pembicara berusaha memengaruhi keyakinan atau sikap mental/intelektual kepada para pendengarnya.
3)   Berbuat/bertindak, pembicara menghendaki tindakan atau reaksi fisik dari para pendengar dengan terbangkitnya emosi.
4)   Memberitahukan, pembicara berusaha menguraikan atau menyampaikan sesuatu kepada pendengar, dengan harapan agar pendengar mengetahui tentang suatu hal, pengetahuan dan sebagainya.
5)   Menyenangkan, pembicara bermaksud membuat pendengar terhibur agar terlepas dari aktivitas yang dialami oleh pendengar.
            Pendapat senada juga dikemukakan oleh Tarigan (dalam Saddhono, 2014: 59) menyatakan bahwa tujuan berbicara meliputi (1) menghibur, (2) menginformasikan, (3) menstimulus, (4) meyakinkan, dan (5) menggerakkan.
            Tujuan berbicara untuk mendorong untuk memberikan dukungan atau dorongan, memberikan semangat. Berbicara untuk meyakinkan yaitu untuk memberikan keyakinan, berusaha untuk memengaruhi pendengar agar yakin dalam sesuatu hal. Berbicara untuk berbuat atau bertindak menghendaki pendengar untuk berbuat dan reaksi terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara. Berbicara untuk memberitahukan untuk memberikan informasi dan memberikan sesuatu yang belum pernah diketahui oleh pendengar sedangkan berbicara untuk menyenangkan yaitu bersifat menghibur pendengar.
            Dalam berbicara tidak hanya menginformasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pembicara, namun juga bertujuan untuk menghibur, meyakinkan, melaporkan, dan merundingkan sesuatu hal yang ingin disampaikan oleh pembicara kepada pendengar.


 Faktor Penunjang Keefektifan Berbicara
            Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara selain harus memberikan kesan bahwa dia dapat menguasai masalah yang dibicarakan, pembicara juga harus memperlihatkan keberanian dalam menyampaikan pesan. Selain itu pembicara harus berbicara dengan jelas dan sesuai dengan apa yang ingin disampaikan. Pengetahuan dalam hal berbicara sangat bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan berbicara, dan dapat menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik yang mungkin dilakukan secara tidak sadar. Bagi pembicara yang sudah baik pun pengetahuan tersebut akan bermanfaat sebagai landasan mempertahankan, menyempurnakan, dan mengingatkan keterampilan berbicara yang sudah dimiliki.
            Oleh karena itu faktor penunjang dalam keterampilan berbicara sangat penting bagi pembicara. Menurut Arsjad dan mukti (dalam Pratiwi, 2012: 17)berikut sejumlah faktor menurut penunjang keterampilan berbicara sebagai berikut.
1)   Faktor Verbal
a)    Ketepatan ucapan
            Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar. Hal ini akan mengganggu keefektifan berbicara. pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang menarik atau setidaknya dapat mengalihkan perhatian pendengar. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa dianggap cacat kalau menyimpang terlalu jauh dari ragam bahasa lisan biasa, sehingga terlalu menarik perhatian, mengganggu komunikasi atau pemakaiannya (pembicara) dianggap aneh.
b)   Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi
            Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara, bahkan kadang-kadang merupakan faktor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai akan menyebabkan masalahnya menjadi menarik. Sebaliknya, jika penyampaiannya datar saja, hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan dan keefektifan tentu berkurang. Penempatan tekanan pada kata atau suku kata yang kurang sesuai akan mengakibatkan kejanggalan. Kejanggalan ini akan mengakibatkan perhatian pendengar akan beralih pada cara berbicara pembicara, sehingga pokok pembicaraan atau poko pesan yang disampaikan kurang diperhatikan. Akibatnya, keefektifan komunikasi akan terganggu.
c)    Pilihan kata (Diksi)
            Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Dalam setiap pembicaraan  pemakaian kata-kata populer tentu akan lebih efektif daripada kata-kata yang muluk-muluk. Kata-kata yang belum dikenal memang mengakibatkan rasa ingin tahu, namun akan menghambat kelancaran komunikasi.
d)   Ketepatan sasaran pembicara
            Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraannya. Seorang pembicara harus mampu menyusun kalimat efektif, kalimat yang mengenai sasaran, sehingga mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan atau menimbulkan akibat.

2)   Faktor Nonverbal
a)    Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku
            Pembicaraan yang tidak tenang, lesu, dan kaku tentulah akan memberikan kesan pertama yang kurang menarik. Dari sikap yang wajar saja sebenarnya pembicara sudah dapat menunjukkan otoritas dan integritas dirinya. Sikap ini tergantung pada penguasaan materi, jika materi yang ingin disampaikan dapat dikuasai sebelumnya maka sikap yang dilakukan pembicara akan biasa dan akan timbul sikap tenang dan wajar.
b)   Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara
            Pandangan pembicara hendaknya diarahkan kepada semua pendengar. Pandangan yang hanya tertuju pada satu arah akan menyebabkan pendengar merasa kurang diperhatikan. Banyak pembicara ketika berbicara tidak memperhatikan pendengar. Akibatnya perhatian pendengar berkurang. Hendaknya diusahakan supaya pendengar merasa terlibat dan diperhatikan.
c)    Kesediaan menghargai pendapat orang lain
            Dalam menyampaikan isi pembicaraan, seseorang pembicara hendaknya memiliki sikap terbuka, dalam arti dapat menerima pendapat pihak lain, bersedia menerima kritik, bersedia mengubah pendapatnya kalu ternyata memang keliru. Dalam hal ini pembicara tidak langsung mengikuti pendapat orang lain. Pembicara harus mampu mengambil jalan tengah sebagai solusi yang diambil dalam keputusan.
d)   Gerak-gerik dan mimik yang tepat
            Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat pula menunjang keefektifan berbicara. hal-hal penting selain mendapatkan tekanan, biasanya juga dibantu dengan gerak tangan atau mimik. Karena hal ini dapat mengalihkan perhatian pendengar untuk tetap tertuju pada pembicara.
e)    Kenyaringan suara
            Tingkat kenyaringan suara tentu disesuaikan dengan situasi, tempat, dan jumlah pendengar. Mengetahui situasi dan tempat adalah tugas pembicara sebelum berbicara, dengan demikian pembicara dapat mengatur suara yang ingin diucapkan kepada pendengar.
f)    Kelancaran
            Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraan. Kelancaran dalam berbicara akan memengaruhi pembicaraan, pendengar akan terganggu apabila pembicara tidak lancar dalam berbicara, misalnya banyak menyelipkan bunyi ee, oo, aa, dan sebagainya.
g)   Relevansi atau penalaran
            Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis. Proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan haruslah logis. Hal ini berarti hubungan bagian-bagian dalam kalimat, hubungan kalimat dengan kalimat harus logis dan berhubungan dengan pokok pembicaraan.
h)   Penguasaan topik
            Pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Tujuannya tidak lain supaya topik yang dipilih betul-betul dikuasai. Penguasaan topik yang baik akan menimbulkan keberanian dan kelancaran. Jadi, penguasaan topik ini sangat penting, bahkan merupakan faktor utama dalam berbicara.
            Merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan berbicara secara verbal dan nonverbal merupakan suatu unsur yang penting bagi keberhasilan seseorang dalam berbagai aspek berbicara. Dapat diketahui bahwa faktor penunjang dalam keterampilan berbicara sangat penting bagi pembicara dalam menyampaikan ide, gagasan, dan informasi yang ingin disampaikan kepada pendengar, serta dengan adanya penguasaan pada semua faktor penunjang pemateri dapat dengan mudah menyampaikan atau menguraikan pembicaraan.

Faktor Penghambat Keefektifan Berbicara
            Proses komunikasi ada kalanya mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Menurut Abdul Aziz (2014: 6) Terdapat tiga faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu sebagai berikut.
1)   Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari luar partisipan.
2)   Faktor media, yaitu faktor linguistik dan faktor non linguistik, misalnya lagu, irama, tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam keadaan marah, menangis, dan sakit.




DAFTAR RUJUKAN
Ali, Muhammad dan Mohammad Asrori. 2015. Psikologi
Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Al-Tabani, Trianto Ibnu Badar. 2015. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama.
Barkley, Elizabert E. dan Patricia Cross dkk.2014. CollaborativeLearningTechniques. Bandung: Nusa Media.
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik
Kajian Teoretik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Djiwandono, M.Soenardi. 2008. Tes Bahasa-Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indek.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.           
Pratiwi, Ida Ayu Ekayudha. 2012. Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Metode Debat Plus dalam Proses Pembelajaran Bahasa Inggris pada Siswa Kelas XI IPA SMA Pariwisata Kertha Wisata Denpasar. Denpasar. Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Saddhono, Kundharu. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sutantri, Dwi. 2010. Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Ketuntasan hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem Siswa Kelas VII B Semester Genap SMPN 1 Ledokombo Tahun Ajaran 2009/2010. Jember. Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Jember.
Suyadi. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga.
Wiyatmi. 2011. Psikologi Sastra
Teori dan Aplikasinya.
Yogyakarta: Kanwa Publisher.
 

1 comment:

  1. *Tenda Roder / Tenda Hanggar / Tenda Dome dengan bahan Tiang alumunium, Dinding dan Atap PVC (PVC atap 850gr Blackout, Pvc dinding 550gr Blackout).


    Tenda Roder senidiri biasa di gunakan sebagai:
    -Tenda vaksinasi
    -Tenda semi permanen
    -Tenda gudang pabrik
    -Tenda darurat Rumah sakit
    -Posko Pengungsian
    -Tenda Peresmian
    -Tenda Pameran
    -Tenda Gudang, dan masihbanyak fungsi lainnya


    Tenda Roder sendiri memiliki beberapa bentangan yaitu bentangan 10, 15, dan 20. untuk panjangnya sendiri terhitung dari kelipatan 5 (cth: 5, 10, 15, 20 dst)


    *Tenda Transparan
    Tenda transparan itu memiliki kesan yang elegan karena bisa menampilkan suasana luar tenda dan sinar matahari atau pun binar binar luar tenda di malam hari, Tenda Transparan biasanya digunakan untuk:
    -Acara Wedding
    -Acara birthday party
    -Acara pesta malam
    -Event food frestival
    -Mini konser
    -Private Party dan masih banyak lagi kegunaannya.


    *Tenda Kerucut / Tenda Sarnafil
    Tenda ini biasanya digunakan untuk:

    -Event outdor / pameran
    -Tenda promosi
    -Tenda jualan
    -Tenda pameran
    -Tenda event / frestival
    -Posko pengamanan covid
    -Posko Polisi sementara
    -Posko darurat Rumah Sakit
    -Ruangan darurat rumah Sakit dan masih banyak kegunaan lainnya.

    Tenda kerucut dapat menutup sempurna untuk menghindari panas matahari langsung ataupun air hujan, untuk ukuran tenda yang biasa di gunakan beberapa macam yaitu 3x3m, 5x5m, dan 10x10m.

    *Tenda Membrane
    Tenda Membran sendiri memiliki kesan yang Elegan dan kokoh, makannya tenda ini sangat cocok sekali untuk di gunakan sebagai:
    -Atap Cafe
    -Atap Restoran
    -Atap Loby Hotel
    -Atap Lapangan Sepak bola
    -Atap Hall
    -Atap JPO
    -Atap stadion
    -Atap aula dan masih banyak lagi fungsi lainnya




    untuk Jasa penyewaan sendiri kami dapat melayani untuk daerah JABODETABEK dan sekitarnya


    untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi kami di:

    No.wa : 081977000899 / 081112300319 / 081112520816

    Alamat: Taman Ubud Cendana 1 No.19 Lippo Village, Tangerang Banten


    TENDA RODER, TENDA TRANSPARAN, TENDA KERUCUT, TENDA SARNAFIL, TENDA VAKSINASI, TENDA MEMBRAN, TENDA CAFE, TENDA HOTEL, TENDA LAPANGAN BOLA, TENDA DARURAT RUMAH SAKIT, POSKO PENGUNGSIAN, BILIK DESINFEKTAN, PISKO PENGANAMANAN COVID, RUANGAN DARURAT RUMAH SAKIT.


    #TENDAVAKSINASI #TENDAEVENT #TENDAWEDDING #TENDABAZAR #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #POSKOPENGAMANAN #TENDAKERUCUT #TENDASARNAVIL#POSKOPENGUNGSIAN #BILIKDESINFEKTAN #TENDAPAMERAN #TENDAEXPO #FRESTIFALMUSIK #KONSERMUSIK #KONSER #JAKARTA #BANDUNG #KARAWANG #JAWATIMUR #JAWABARAT #JAWA TENGAH #SURABAYA #KALIMANTAN #PISKOPENGANAMANANCOVID #RUANGANDARURATRUMAH SAKIT
    #TENDAVAKSINASI #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #POSKOPENGAMANAN #TENDAKERUCUT #TENDASARNAVIL #TENDASERBAGUNA #TENDADRIVETHRU #TENDAVAKSIN #TENDAPEMAKAMAN #TENDA MEMBRAN #TENDA CAFE #OODFRESRIFAL #KONSERMUSIK #FRESTIFALSENI #EVENTORGENAIZER #ACARAMUSIK #KONSERSENI #BOOTHPAMERAN #STANDPAMERAN #EVENTPAMERAN #TENDAPAMERAN #TENDAEVENT #TENDAKONSER #TENDABESAR #SEWATENDA #SEWATENDAKERUCUT #SEWATENDASARNAFIL #SEWATENDARODER #SEWATENDATRANSPARAN #SEWATENDAWEDDING #SEWATENDAUPACARA #SEWATENDAFOODFRESTIVAL #TENDAMURAH #TENDATERLENGJAP #VENDORTERPERCAYA #VENDORTERMURAH #TENDAMURAH #TENDAPAMERAN #TENDAEXPO #TENDARUMAHSAKIT #TENDASERBAGUNA #TENDASEMIPERMANEN #TENDAEVENT #TENDAPAMERAN #TENDAKECIL #TENDASIRCUIT #TENDAARENABALAP #SEWATENDASIRCUIT #SEWATENDAAREABALAP #SEWATENDAUNTUKMOTORGP #SEWATENDAEVENT #TENDARODER #TENDATRANSPARAN #TENDAKERUCUT #TENDA SARNAFIL #TENDATERLARIS #TENDATERMURAH #TENDAMURAH #TENDALARIS #TEND3X3M #TENDASARNAFIL3X3M #TENDAKERUCUT3X3M #TENDASARNAFIL5X5M #TENDASARNAFIL4X4M #TENDASARNAFILMURAH #PRODUSENTENDA #PRODUSENTENDASARNAFIL #JUALRANGKATENDA


    https://www.tendaroderindonesia.com/

    https://shopee.co.id/pasaronlinetangerang

    https://shopee.co.id/dewi.melansari

    https://www.tokopedia.com/meylans

    https://www.facebook.com/profile.php?id=100055894358161

    https://www.instagram.com/juragantendaofficial/

    https://wordpress.com/home/juragantendaofficial.wordpress.com

    https://twitter.com/IndonesiaRoder

    ReplyDelete