Pengembangan Metode Pembelajaran
Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi Dengan Menggunakan Metode Group Field Tour
Oleh Arisul Ulumuddin
Jumat, 22 Oktober 2010
09:48
Belajar bahasa adalah
belajar berkomunikasi, sedangkan belajar sastra adalah belajar menghargai
manusia dan kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia baik secara lisan maupun tulis serta menimbulkan penghargaan terhadap
hasil cipta manusia Indonesia.
Aspek bersastra
memiliki kedudukan yang sama penting dengan aspek berbahasa, bahkan keduanya
tidak dapat dipisahkan karena bahasa adalah media pengucapan karya sastra.
Keterampilan bersastra diperkaya oleh fungsi utama sastra untuk penghalusan
budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi
budaya dan penyaluran gagasan, imaginasi, dan ekspresi secara kreatif dan
konstruktif, baik secara lisan maupun tulis.
Pentingnya pembelajaran
sastra di sekolah, termasuk pembelajaran menulis kreatif puisi, guru harus
berusaha untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kreatif puisi dengan
berbagai upaya dan metode yang diajarkan, karena pembelajaran sastra khususnya
puisi sampai saat ini masih menghadapi berbagai masalah. Masalah yang dihadapi
antara lain jumlah dan mutu pengajar, jumlah dan mutu buku teks yang
dipergunakan, proses pembelajaran yang cenderung monoton dan hasil belajar
siswa yang kurang memuaskan, hal ini menimbulkan kurang minatnya siswa terhadap
pembelajaran sastra tersebut, sehingga hasil karya puisi siswa tidak mengandung
unsur keindahan.
Keindahan puisi yang
bersifat etis adalah keindahan yang berupa nilai-nilai yang ingin disampaikan
penyair dalam puisinya. Nilai tersebut diperoleh di luar karya sastra atau
unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik puisi yaitu nilai didaktis atau pendidikan
nilai sosial, nilai kebangsaan dan nilai ketuhanan. Keindahan puisi yang
bersifat estetis adalah keindahan puisi yang bersumber dari unsur pembangun
yang berasal dari dalam puisi atau unsur instrinsik. Unsur instrinsik puisi
yaitu tema, imajinasi, diksi, majas, rima, irama, dan suasana. Nilai ekstrinsik
dan intrinsik pada puisi dapat menjadikan siswa arif dan bijaksana dalam
menyikapi kehidupan.
Dalam pembelajaran
menulis kreatif puisi, guru sebagai fasilitator mempunyai kontribusi yang cukup
berarti. Kontribusi guru ini dapat berwujud pemberian rangsangan, dorongan, dan
kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan ketrampilan menulis kreatif puisi.
Puisi
Keterampilan menulis puisi
adalah keterampilan berekspresi yang menonjolkan penekanan pada ekspresi diri
secara pribadi, diantaranya yaitu penekanan pengekspresian emosi, gagasan, atau
ide. Perlu diperhatikan dalam menulis karya sastra (puisi) harus lebih
mengutamakan prinsip litentia poetica yaitu kebebasan penyair dalam menggunakan
bahasa. Bahasa dalam puisi tidak harus mengikuti kaidah-kaidah kebahasaan yang
berlaku, tetapi penulis diberi kesempatan untuk melanggar atau menyeleweng
ketika mereka menulis puisi (Depdiknas 2006:17). Menurut Keraf (1980:93),
sasaran yang akan dicapai oleh penulis deskripsi adalah memugkinkan terciptanya
daya khayal atau imajinasi kepada para pembaca, seolah-olah mereka melihat
sendiri secara keseluruhan yang dialami secara fisik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa keterampilan menulis puisi adalah kegiatan mengungkapkan
pikiran dan perasaan secara apresiatif dalam bentuk puisi sebagai sesuatu yang
bermakna dengan memanfaatkan berbagai pengalaman dalam kehidupan nyata.
Keterampilan menulis puisi termasuk jenis tulisan deskripsi yang melukiskan
atau mengemukakan tentang sifat, tingkah laku seseorang dan suasana suatu
tempat seperti apa adanya.
Unsur-unsur Puisi
Unsur-unsur puisi
tidaklah berdiri sendiri, tetapi merupakan sebuah struktur. Seluruh unsur
merupakan kesatuan, unsur yang satu dengan unsur yang lainnya menunjukkan
hubungan keterjalinan satu dengan yang lainnya. Puisi terdiri atas dua struktur
yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur puisi terdiri atas diksi,
pengimajian, kata kongret, bahasa figuratif (majas), versifikasi, dan tata
wajah (tipografi), sedangkan struktur batin puisi meliputi tema, perasaan,
nada, dan suasana, serta amanat atau pesan yang terkandung dalam puisi.
Penerapan metode Group
Field Tour
Group Field Tour adalah
metode baru yang memberikan siswa kebebasan kepada siswa untuk melakukan
penjelajahan di luar kelas, sebagai upaya menggairahkan dan menggugah inspirasi
siswa untuk berbicara yang di ubahnya menjadi bentuk tulisan (puisi). Karena
pengajaran yang baik harus memperhatikan lingkungan tempat belajar. Hal ini
seperti yang dinyatakan Jeannette Vos (Gordon Dryden 2001: 303) yang menyatakan
ada enam kiat pengajaran yang efektif salah satunya penciptaan kondisi belajar
yang terbaik bagi siswa. Dr. Nurhadi dalam pembelajaranyya menyatakan bahwa
belajar akan berjalan efektif jika dimulai dari lingkungan belajar yang
berpusat pada siswa. Dari guru akting didepan kelas, siswa menonton ke siswa
akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan (Nurhadi 2003: 18)
Pembelajaran berkembang
cepat dan mudah melalui penjelajahan dan kesenangan. Kondisi kelas yang baik
adalah kondisi suasana pembelajaran siswa merasa senang dan bergairah untuk
belajar secara maksimal (Gordon Dryden 2001: 303). Lingkungan luar kelas
merupakan tempat belajar yang efektif karena siswa merasa bebas dan senang
untuk mencari pengalaman yang akan diceritakan untuk melatih keterampilan
menulis kreatif puisi, sehingga siswa dapat melihat langsung ke obyek yang akan
ditulis menjadi puisi. Ketika seseorang banyak berinteraksi dengan lingkungan,
maka semakin mahir pula ia mengatasi situasi-situasi yang menantang dan semakin
mudah mendapat informasi baru.
Field Tour ini
merupakan sebuah metode pembelajaran yang berpijak pada keinginan untuk
menghidupkan kelas. Kelas yang hidup adalah kelas yang memberdayakan siswa
dengan segala aktivitas belajarnya untuk mencapai kompetensi yang diinginkan
(Nurhadi 2003: 100). Pembelajaran ini bermula dari filsafat progressive John
Dewey. Pembelajaran ini menyatakan bahwa cara belajar terbaik adalah siswa
mengontruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
Dalam kelas, guru
disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar.
Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Yang pandai
mengajari yang lemah, yang tahu memberitahu yang belum tahu, yang cepat
menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi
usul, dan sebagainya. Kelompok belajar siswa bisa sangat bervariasi bentuknya,
baik anggotanya maupun jumlahnya.
Dalam pembelajaran
learning community siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif
mereka sendiri. Learning community memberikan siswa pengalaman belajar yang
nyata dan aktif. Siswa diharapkan dapat mengambil inisiatif. Mereka dilatih
memecahkan masalah, membuat keputusan, dan memperoleh keterampilan. Dalam
pembelajaran, setiap siswa harus memainkan dan memfungsikan talentanya
masing-masing.
Pengelompokan ini
merupakan pembelajaran kooperatif yang mempunyai banyak keunggulan seperti
memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial, mengembangkan kegembiraan yang
sejati, memungkinkan siswa untuk saling belajar mengenai sikap, pengalaman,
informasi dan dapat menjadi acuan bagi perkembangan kepribadian yang sehat
(Nurhadi 2003:62).
Dari uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa learning community merupakan salah satu prinsip
pembelajaran grouping yang membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil
belajar. Dalam pembelajaran siswa dituntut untuk dapat memecahkan masalah yang
dihadapi melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dan kerjasama dengan anggota
kelompok. Dengan keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran dapat memberikan
pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa.
Group Field Tour adalah
metode pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan cara melakukan perjalanan
atau penjelajahan di lingkungan luar kelas secara berkelompok, dalam perjalanan
tersebut siswa menemukan sesuatu yang menarik kemudian satu persatu anggota
kelompok berdiskusi, dalam diskusi tersebut melalui perasaan sehingga muncul
kata-kata yang akan dituliskan menjadi sebuah puisi, sesuai dengan aspek yang
telah ditentukan guru sebelumnya mengenai unsur pembangun puisi yaitu: diksi,
pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, versifikasi, tipografi, sarana
retorika, tema, perasaan, nada, suasana, amanat yang hendak disampaikan.
Setelah mengikuti
pembelajaran, siswa diharapkan mengalami perubahan perilaku ke arah positif.
Tujuan dari metode Group Field Tour adalah pembentukan manusia, dengan
pembelajaran ini diharapkan dapat menghasilkan output (siswa) yang menguasai
kompetensi-kompetensi tertentu yang dibutuhkan dalam kehidupannya sebagai
anggota keluarga atau anggota masyarakat.
Pembelajaran pada
metode ini siswa tidak menghafal materi tetapi langsung mempraktekan materi
tersebut, sehingga siswa mengalami sendiri secara langsung. Pusat pembelajaran
kontekstual pada kegiatan belajar, siswa diarahkan untuk aktif, sedangkan guru
mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatannya. Pembelajaran ini dapat
dikatakan sebagai proses pendidikan bukan pengajaran.
Metode pembelajaran
yang digunakan juga berusaha memecahkan masalah kesulitan belajar yang dialami
siswa. Siswa diarahkan untuk mampu menemukan pemecahan masalahnya sendiri.
Dalam penilaian hasil belajar siswa tidak hanya diukur dengan tes, tetapi juga
performan atau penampilan siswa.
Pembelajaran dengan
metode Group Field Tour memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran
yang menggunakan dengan metode lain. Dalam pembelajaran ada kerja sama antar
siswa, antara siswa dengan guru sebagai fasilitator dan motifator.
Karakteristik yang kedua yaitu saling menunjang dalam kegiatan pembelajaran,
menyenangkan dan tidak membosankan sehingga siswa lebih bergairah dalam
belajar.
Siswa saat di dalam
kelas aktif dan senantiasa sharing atau diskusi dengan teman mengenai materi
yang sedang mereka pelajari. Siswa juga kritis terhadap pelajaran yang sedang
dipelajari. Guru hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa, meskipun
demikian guru juga harus kreatif dalam mengelola kelas agar kelas tersebut
tidak membosankan dan dapat membangkitkan gairah belajar siswa.
No comments:
Post a Comment