Alat Penilaian Kemahiran Berbahasa dan Bersastra
Tes dan Nontes
Sesuai karakteristik assesmen
yang sekaligus menjadi pembeda dengan evaluasi, bahwa di dalam assesmen tidak
hanya pengukuran dilakukan melalui tes, tetapi juga dengan menggunakan nontes.
Di bawah ini akan dibicarakan tentang tes dan nontes secara terperinci.
A. Tes
1. Pengertian
Alat
penilaian sangat dibutuhkan dalam pembelajaran untuk memperoleh informasi atau
gambaran tentang seberapa banyak dan
seberapa mendalam kemampuan yang dimiliki seorang siswa dalam bidang pengajaran
tertentu. Penilaian pada umumnya dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat
yang disusun secara khusus, dan digunakan menurut prosedur tertentu, agar dapat
memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan, dan dapat dipercaya. Alat
utama yang digunakan untuk maksud itu adalah tes, termasuk penilaian tes bahasa
dalam penilaian hasil pengajaran bahasa (Djiwandono, 1996).
Tes
adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang
dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan
nilai standar yang diterapkan (Nurkancana & Sunartana, 1983).
Tes
dapat dikatakan baik apabila memenuhi ciri-ciri sebagai berikut: (1) kesesuaian dengan kemampuan yang akan
diukur, dan dikenal sebagai validitas dengan berbagai cara pembuktiannya dan
(2) kemampuannya melakukan pengukuran dengan tingkat keajegan tertentu, yang
dapat dikaji menurut beberapa metode (Djiwandono, 1996:90).
2. Macam-macam
Tes
Tes dapat
dibedakan menjadi lima macam, yaitu (a) tes berdasarkan cara mengerjakan, (b)
tes berdasarkan jumlah peserta, (c) tes berdasarkan bentuk jawaban, (d) tes
berdasarkan cara penialiaan, (e) tas berdasarkan kreteria waktu penyelenggaraan,
dan (f) tes berdasarkan tujuan penyeranggaraan. Tiga macam ter tersebut akan
diurakan sebagai berikut.
a. Tes
Berdasarkan Cara Mengerjakan
Bila dilihat dari cara mengerjakan,
tes dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Tes
Lisan
Tes
lisan adalah tes yang pertanyaan maupun jawaban dilakukan secara lisan
(Djiwandono, 1996:22). Tujuan dilaksanakannya tes ini adalah untuk memperoleh
informasi tentang kemampuan menggunakan bahasa secara lesan. Tes ini digunakan
sebagai alternatif bagi tes tertulis. Tes lisan berupa pertanyaan lisan yang
digunakan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap masalah yang berkaitan
dengan kognitif. Ranah kognitif berkaitan dengan intelegensi, kemampuan
berpikir, ketrampilan memecahkan masalah. Sejalan dengan itu Joesmani (1988)
membedakan komponen kognitif dengan enam kategori (1) pengetahuan (knowledge), (2) pemahaman (comprehension): menjelaskan, membedakan,
meringkas, mendiskusikan, (3) aplikasi (aplication):
ubahlah , hitung, hubungkan, praktekkan, (4) analisis (analysis): buatlah pemecahan, identifikasikan, tunjukkan hubungan,
bandingkan, (5) sintesis (synthesis): kategorikan, buatlah kerangka, ringkaskan, (6) evaluasi
(evaluation): memberikan penilaian
terhadap suatu seperti novel, lapoarn penelitian, untuk suatu tujuan tertentu.
Ranah
kognitif juga dapat diukur menggunakan portfoloio. Portfolio adalah kumpulan
tugas/pekerjaan seseorang. Dalam bidang pendidikan, portfolio diartikan sebagai
kumpulan dari tugas-tugas siswa. Hal yang penting pada penilaian yang
didasarkan pada portfolio adalah mampu mengukur kemampuan membaca dan menulis
yang lebih luas, siswa menilai kemajuannya sendiri, mewakili sejumlah karya
siswa.
2) Tes
Tertulis
Berbeda
dengan tes silan, pada tes tertulis baik soal maupun jawaban pada dasarnya
dilakukan secara tertulis. Tes tertulis dilakukan untuk mengungkap penguasaan
siswa dalam aspek/ranah kognitif mulai dari jenjang pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, sampai evaluasi. Bentuknya dapat berupa isian
singkat, menjodohkan, pilihan ganda, pilihan berganda, uarian objektif, uarian
non-objektif hubungan sebab akibat, hubungan konteks, klasifikasi, atau
kombinasinya.
b. Tes
Berdasarkan Jumlah Peserta
Bila dilihat dari jumlah peserta,
tes dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
(1) Tes
Individual
Pada
penyelenggaraan tes secara peseorangan, setiap peserta tes menerima tugas atau
pertanyaan tes sendiri, tidak bersamaan dengan peserta tes yang lain, dan
langsung menjawab atau mengerjakannya sendiri, seperti tes keterampilan
berbicara yang pengukuran tingkat penguasaannya memerlukan pengamatan secara
seksama. Melalui tes perseorangan dapat diperoleh sebuah informasi yang lebih
lengkap dan akurat.
(2) Tes
Kelompok
Berbeda dengan
tes secara individu, tes kelompok diselenggarakan untuk sekelompok peserta tes
sekaligus. Sesuai sistem penyelenggaraan tersebut, tes kelompok lebih efesien
dalam hal waktu dan tenaga karena diselenggarakan untuk sejumlah peserta secara
sekaligus. Selain itu, interaksi yang terjadi dalam tes kelompok tidak terbatas
antara peserta dengan penguju, melainkan antara peserta tes.
c. Tes
Berdasarkan Bentuk Jawaban
Berdasarkan kategori ini, tes dapat
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Tes
Esai
Tes esai adalah suatu bentuk tes yang
terdiri dari suatu pertanyaan atau suatu suruhan yang menghendaki jawaban
berupa uraian yang relatif panjang. Terdapat kelebihan dan kekurang pada bentuk
tes ini.
a) Kelebihan
(1)
Bentuk tes ini cocok untuk menilai hasil
daripada proses yang kompleks.
(2)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan jalan pikirannya.
b) Kelemahan
(1)
Pemberian skor kurang reliabel.
(2)
Menghendaki jawaban yang relatif panjang.
(3)
Membutuhkan waktu yang lama dan energi
yang benyak untukl mengoreksi.
2) Tes
Jawaban Pendek
Bentuk
jawaban pada tes ini bukan berbentuk esai, melainkan dalam bentuk jawaban
pendek. Jawab pendek dapat berupa kata-kata pendek, kata-kata lepas, atau
sekadar huruf dan angka.
3) Tes
Pilihan
Berbeda
dengan kedua tes terdahulu, pada tes pilihan jawaban dinyatakan dengan memilih
salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Pilihan tersebut dapat
dipilih dengan memberi tanda sialng, lingkaran kecil, atau cawang. Pada tes
pilihan yang baik, alternatif jawaban yang harus dipilih dirumuskan dengan
beik. Dari beberapa alternatif yang disediakan terdapat satu jawaban yang
paling tepat. Jawaban ini disebut jawaban kunci. Sedangkan alternatif yang
kurang tepat disebut jawaban pengecoh. Jawaban pengecoh ini diberikan dengan
tujuan untuk membuat peserta tes berpikir secara bersungguh-sungguh sebelum
menentukan pilihannya.
d. Tes
Berdasarkan Cara Penialiaan
Tes berdasarkan cara penilaian
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Tes
Subjektif
Suatu tes dikategorikan sebagai tes
subjektif, apabiala penilaian terhadap jawabannya dipengaruhi oleh dan bahkan
tergantung pada kesan dan pendapat pribadi si penialai. Jawaban terhadap tes
subjektif biasanya berupa ungkapan-ungkapan bebas dalam bentuk kalimat,
paragraf, atau uraiaan lengkap termasuk karangan atau esai. Oleh karena itu,
tes ini sering disebut tes asai.
2) Tes
Objektif
Tes
obyektif terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah
satu alternatif yang benar dari sejumlah alternatif yang tersedia, atau dengan
mengisi jawaban yang benar dengan beberapa perkataan atau simbol.
1) Kelebihan
a. dapat
dijawab dengan cepat karena terdiri dari item yang dapat dijawab dengan memilih
alternatif yang telah tersedia atau mengisi beberapa perkataan.
b. Reliabilitas
skor yang diberikan terhadap pekerjaan dijamin sepenuhnya.
c.
Jawaban-jawaban tes obyektif dapat dikoreksi
dengan mudah dan cepat.
2) Kelemahan
a. pilihan
dilakukan dengan menerka karena ada kemungkinan siswa tidak mengetahui pilihan
yang tepat.
b. Tes
obyektif terdiri dari item yang cukup banyak karena itu memerlukan biaya yang
cukup untuk keperluan penggandaan bahan.
3)
Tipe-tipe tes obyektif; a) true-false
(benar-salah), b) multiple choice
(melengkapi), c) matching (menjodohkan), d) completion (melengkapi).
e. Tes
Berdasarkan Kreteria Penyenggaraan
Berdasarkan jenis ini, tes dapat
dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
1) Tes
Masuk
Tes masuk adalah
tes yang diselenggarakan sebelum dan menjelang suatu program pengajaran
dimulai. Adapun tujuan penyelenggaraan tes ini adalah untuk menentukan apakah
seorang calon dapat diterima sebagai peserta atau tidak. Tes masuk juga digunakan
sebagai alat seleksi.
2) Tes
Formatif
Tes formatif
adalah tes yang bertujuan untuk menginformasikan tentang pelaksanaan sebagian
dari penyelenggaraan kegiatan yang direncanakan. Sasarannya adalah tingkat dan
mutu pencapaian peserta pembelajaran terhadap tujuan pembelajaran yang telah
terselengarakan hingga tahap pelaksanaan suatu tes formatif tertentu. Selain
itu tes formatif juga memberikan informasi tentang bagian-bagian mana dari
bahan pembelajaran sampai suatu tahap tertentu yang telah tersampaikan dan
terkuasai dengan baik oleh pembelajar dan bagian-bagian lain yang belum
mencapai tingkat penguasaan yang diharapkan. Penyelenggaraan tes formatif dapat
dilakukan beberapa kali selama penyelengaraan pembelajaran, misalnya setiap
setengah bulan atau setiap bulan dengan cakupan bahan yang berbeda sesuai
dengan bahan ajar yang telah diselesaikan sampai pelaksanaan tes formatif
bersangkutan.
Sebenarnya tes
formatif tidak hanya sebagai umpan balik tentang tingkat pencapaian
pembelajaran, tetapi secara tidak langsung memberikan umpan balik bagi unsur
pembelajaran lainnya, seperti metode yang digunakan oleh pembelajar, mutu dan
kelengkapan buku teks, kecukupan dan mutu latihan, dll. (Djiwandono,
2008:91-92).
3) Tes
Sumatif
Tes sumatif adalah tes yang diselengarakan
menjelang atau pada akhir penyelenggaraan program pembelajaran, misalnya catur
wulan, satu semester, atau satu tahun. Salah satu tujuannya adalah sebagai
evaluasi menyeluruh terhadap keberhasilan seluruh program pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Selain itu tes sumatif juga dapat dipergunan untuk
memperoleh informasi tentang kurikulum, bahan ajar, metode mengajar, berbagai
latihan, dan pengayaan.
4) Prates
Yaitu tes yang diselenggarakan
menjelang atau pada awal penyelenggaraan suatu program pembelajaran. Tujuannya
adalah untuk mengukur kemampuan awal peserta tes pada awal pembelajaran untuk
dibandingkan dengan kemampuan yang telah dicapai setelah mengikuti atau pada
akhir pembelajaran.
5) Postes
Yaitu tes yang dilaksanakan
menjelang atau ada akhir pembelajaran. Tujuannya untuk mengukur tingkat
kemampuan pembelajaran dalam bidang pembelajaran pada akhir program, baik
secara keseluruhan ataupun perseorangan. Untuk melilahat apakah terdapat
peningkatan, hasil postes dibandingkan dengan pretes.
f. Tes
Berdasarkan Tujuan Penyeranggaraan
a. Tes
Seleksi
Tes seleksi adalah tes yang
diselenggarakan untuk memilih peserta yang memenuhi persyaratan guna
diikutsertakan dalam suatu kegiatan yang menuntut kemampuan berbahasa tertentu.
b. Tes
Penempatan
Tes penempatan pada umumnya
diselenggarakan menjelang dimulainya suatu program dengan maksud untuk
menempatkan seseorang pada kelomok yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang
dimilikinya.
c. Tes
Hasil Belajar
Tes ini diselenggarakan untuk
mengetahui hasil yang telah dicapai oleh suatu bentuk pangajaran.
d. Tes
Diagnostik
Hasil tes diagnostik yang
mengandung kesalahan-kesalahan yang menunjukan adanya kesulitan belajar. Tes
ini dapat digunakan sebagai dasar penyelenggaraan pengajaran yang lebih sesuai
dengan kemampuan siswa sebenranya, termasuk kesulitan-kesulitan belajarnya.
e. Tes
Uji Coba
Adalah tes yang diselenggarakan
untuk mengetahui apakah suatu perangkat tes memiliki ciri-ciri yang baik.
Melalui tes ini diharapkan dapat diperoleh sejumlah informasi, tidak hanya
ciri-ciri tes yang penting, seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan
dan tingkat pembeda, melainkan segi-segi lain, seperti kesesuaian waktu,
kejelasan tulisan, dan kejelasan petunjuk.
B. Nontes
1. Pengertian
Nontes adalah alat eveluasi yang
biasanya digunakan unutk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan
evalusi.
2. Macam-macam
Nontes
a. Observasi
Observesi
adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada suatu situasi
tertentu. Jenis tes ini dibedakan menjadi dua, yaitu observasi partisipatif dan
non-partisipatif. Pedoman observasi misalnya ceklist, anekdot, skala penilaian.
b. Wawancara
Wawancara
adalah komunikasi langsung antara yang mewawancarai dan yang diwawancarai.
Dilihat dari sifatnya, ada dua jenis wawancara yaitu wawancara langsung dan
tidak langsung.
c. Penilaian
Produk
Adalah
bentuk penialaian yang digunakan untuk melihat kemampuan siswa dalam
menghasilkan suatu karya tertentu. Penilaian produk dilakukan, mulai dari
tahapan mrencenalan ide-ide untuk membuat suatu produk, tahapan pelaksanaan,
misalnya bagaimana siswa memilih dan
menggunakan alat yang dibutuhkan untuk menghasilkan sesuatu , dan
penilaian tahapan hasil.
d. Penilaian
Portofolio
Adalah
penilaian terhadap karya-karya siswa selama proses pembelajaran yang tersusun
secara sistematis adan terorganisasi yang dikumpulkan selama periode tertentu
dan digunakan untuk memantau perkembangan siswa baik mengenai pengetahuan,
keterampilan maupun sikap terhadap mata pelajaran yang bersangkutan (Sanjaya,
2008:190-194).
DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas.2002. Kurikulum Berbasis
Kompetensi:Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Depdiknas.
Djiwandono,
M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam
Pengajaran. Bandung: ITB.
_____.
2008. Tes Bahasa: Pegangan bagi Pengajar
Bahasa. Jakarta: PT Indeks.
Haryati, Mimin. 2007. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat
Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.
Joesmani. 1988. Pengukuran dan Evaluasi dalam Pengajaran. Jakarta: Depdikbud.
Nurkancana, Wayan & Sumartana. 1983.
Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Surapranata, Sumarna. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis: Implementasi
Kurikulum 2004. Bandung: Rosda.
Weir, Cyrill. 1990. Communicative Language Testing. New York: Printice Hall.
No comments:
Post a Comment