Sunday, June 12, 2016

Alat Penilaian Pembelajaran




Alat Penilaian Kemahiran Berbahasa dan Bersastra
Tes dan Nontes

 

Sesuai karakteristik assesmen yang sekaligus menjadi pembeda dengan evaluasi, bahwa di dalam assesmen tidak hanya pengukuran dilakukan melalui tes, tetapi juga dengan menggunakan nontes. Di bawah ini akan dibicarakan tentang tes dan nontes secara terperinci.
A.    Tes
1.      Pengertian
Alat penilaian sangat dibutuhkan dalam pembelajaran untuk memperoleh informasi atau gambaran tentang seberapa banyak  dan seberapa mendalam kemampuan yang dimiliki seorang siswa dalam bidang pengajaran tertentu. Penilaian pada umumnya dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat yang disusun secara khusus, dan digunakan menurut prosedur tertentu, agar dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan, dan dapat dipercaya. Alat utama yang digunakan untuk maksud itu adalah tes, termasuk penilaian tes bahasa dalam penilaian hasil pengajaran bahasa (Djiwandono, 1996).
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang diterapkan (Nurkancana & Sunartana, 1983).
Tes dapat dikatakan baik apabila memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:               (1) kesesuaian dengan kemampuan yang akan diukur, dan dikenal sebagai validitas dengan berbagai cara pembuktiannya dan (2) kemampuannya melakukan pengukuran dengan tingkat keajegan tertentu, yang dapat dikaji menurut beberapa metode (Djiwandono, 1996:90).
2.      Macam-macam Tes
Tes dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu (a) tes berdasarkan cara mengerjakan, (b) tes berdasarkan jumlah peserta, (c) tes berdasarkan bentuk jawaban, (d) tes berdasarkan cara penialiaan, (e) tas berdasarkan kreteria waktu penyelenggaraan, dan (f) tes berdasarkan tujuan penyeranggaraan. Tiga macam ter tersebut akan diurakan sebagai berikut.
a.       Tes Berdasarkan Cara Mengerjakan
Bila dilihat dari cara mengerjakan, tes dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1)      Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang pertanyaan maupun jawaban dilakukan secara lisan (Djiwandono, 1996:22). Tujuan dilaksanakannya tes ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kemampuan menggunakan bahasa secara lesan. Tes ini digunakan sebagai alternatif bagi tes tertulis. Tes lisan berupa pertanyaan lisan yang digunakan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap masalah yang berkaitan dengan kognitif. Ranah kognitif berkaitan dengan intelegensi, kemampuan berpikir, ketrampilan memecahkan masalah. Sejalan dengan itu Joesmani (1988) membedakan komponen kognitif dengan enam kategori (1) pengetahuan (knowledge), (2) pemahaman (comprehension): menjelaskan, membedakan, meringkas, mendiskusikan, (3) aplikasi (aplication): ubahlah , hitung, hubungkan, praktekkan, (4) analisis (analysis): buatlah pemecahan, identifikasikan, tunjukkan hubungan, bandingkan,          (5) sintesis (synthesis): kategorikan, buatlah kerangka, ringkaskan, (6) evaluasi (evaluation): memberikan penilaian terhadap suatu seperti novel, lapoarn penelitian, untuk suatu tujuan tertentu.
Ranah kognitif juga dapat diukur menggunakan portfoloio. Portfolio adalah kumpulan tugas/pekerjaan seseorang. Dalam bidang pendidikan, portfolio diartikan sebagai kumpulan dari tugas-tugas siswa. Hal yang penting pada penilaian yang didasarkan pada portfolio adalah mampu mengukur kemampuan membaca dan menulis yang lebih luas, siswa menilai kemajuannya sendiri, mewakili sejumlah karya siswa.
2)      Tes Tertulis
Berbeda dengan tes silan, pada tes tertulis baik soal maupun jawaban pada dasarnya dilakukan secara tertulis. Tes tertulis dilakukan untuk mengungkap penguasaan siswa dalam aspek/ranah kognitif mulai dari jenjang pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, sampai evaluasi. Bentuknya dapat berupa isian singkat, menjodohkan, pilihan ganda, pilihan berganda, uarian objektif, uarian non-objektif hubungan sebab akibat, hubungan konteks, klasifikasi, atau kombinasinya. 

 

b.      Tes Berdasarkan Jumlah Peserta
Bila dilihat dari jumlah peserta, tes dapat dibagi menjadi dua, yaitu:


(1)   Tes Individual
Pada penyelenggaraan tes secara peseorangan, setiap peserta tes menerima tugas atau pertanyaan tes sendiri, tidak bersamaan dengan peserta tes yang lain, dan langsung menjawab atau mengerjakannya sendiri, seperti tes keterampilan berbicara yang pengukuran tingkat penguasaannya memerlukan pengamatan secara seksama. Melalui tes perseorangan dapat diperoleh sebuah informasi yang lebih lengkap dan akurat.
(2)   Tes Kelompok
Berbeda dengan tes secara individu, tes kelompok diselenggarakan untuk sekelompok peserta tes sekaligus. Sesuai sistem penyelenggaraan tersebut, tes kelompok lebih efesien dalam hal waktu dan tenaga karena diselenggarakan untuk sejumlah peserta secara sekaligus. Selain itu, interaksi yang terjadi dalam tes kelompok tidak terbatas antara peserta dengan penguju, melainkan antara peserta tes.
c.       Tes Berdasarkan Bentuk Jawaban
Berdasarkan kategori ini, tes dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
1)      Tes Esai
Tes esai adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau suatu suruhan yang menghendaki jawaban berupa uraian yang relatif panjang. Terdapat kelebihan dan kekurang pada bentuk tes ini.
a)      Kelebihan
(1)   Bentuk tes ini cocok untuk menilai hasil daripada proses yang kompleks.
(2)   Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan jalan pikirannya.
b)      Kelemahan
(1)   Pemberian skor kurang reliabel.
(2)   Menghendaki jawaban yang relatif panjang.
(3)   Membutuhkan waktu yang lama dan energi yang benyak untukl mengoreksi.



2)      Tes Jawaban Pendek
Bentuk jawaban pada tes ini bukan berbentuk esai, melainkan dalam bentuk jawaban pendek. Jawab pendek dapat berupa kata-kata pendek, kata-kata lepas, atau sekadar huruf dan angka.
3)      Tes Pilihan
Berbeda dengan kedua tes terdahulu, pada tes pilihan jawaban dinyatakan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Pilihan tersebut dapat dipilih dengan memberi tanda sialng, lingkaran kecil, atau cawang. Pada tes pilihan yang baik, alternatif jawaban yang harus dipilih dirumuskan dengan beik. Dari beberapa alternatif yang disediakan terdapat satu jawaban yang paling tepat. Jawaban ini disebut jawaban kunci. Sedangkan alternatif yang kurang tepat disebut jawaban pengecoh. Jawaban pengecoh ini diberikan dengan tujuan untuk membuat peserta tes berpikir secara bersungguh-sungguh sebelum menentukan pilihannya.
d.      Tes Berdasarkan Cara Penialiaan
Tes berdasarkan cara penilaian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1)      Tes Subjektif
Suatu tes dikategorikan sebagai tes subjektif, apabiala penilaian terhadap jawabannya dipengaruhi oleh dan bahkan tergantung pada kesan dan pendapat pribadi si penialai. Jawaban terhadap tes subjektif biasanya berupa ungkapan-ungkapan bebas dalam bentuk kalimat, paragraf, atau uraiaan lengkap termasuk karangan atau esai. Oleh karena itu, tes ini sering disebut tes asai.
2)      Tes Objektif
Tes obyektif terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif yang benar dari sejumlah alternatif yang tersedia, atau dengan mengisi jawaban yang benar dengan beberapa perkataan atau simbol.
1)      Kelebihan
a.       dapat dijawab dengan cepat karena terdiri dari item yang dapat dijawab dengan memilih alternatif yang telah tersedia atau mengisi beberapa perkataan.
b.      Reliabilitas skor yang diberikan terhadap pekerjaan dijamin sepenuhnya.
c.       Jawaban-jawaban tes obyektif dapat dikoreksi dengan mudah dan cepat.
2)      Kelemahan
a.       pilihan dilakukan dengan menerka karena ada kemungkinan siswa tidak mengetahui pilihan yang tepat.
b.      Tes obyektif terdiri dari item yang cukup banyak karena itu memerlukan biaya yang cukup untuk keperluan penggandaan bahan.
3)      Tipe-tipe tes obyektif; a) true-false (benar-salah), b) multiple choice   (melengkapi), c) matching (menjodohkan), d) completion (melengkapi).
e.       Tes Berdasarkan Kreteria Penyenggaraan
Berdasarkan jenis ini, tes dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
1)      Tes Masuk
Tes masuk adalah tes yang diselenggarakan sebelum dan menjelang suatu program pengajaran dimulai. Adapun tujuan penyelenggaraan tes ini adalah untuk menentukan apakah seorang calon dapat diterima sebagai peserta atau tidak. Tes masuk juga digunakan sebagai alat seleksi.
2)      Tes Formatif
Tes formatif adalah tes yang bertujuan untuk menginformasikan tentang pelaksanaan sebagian dari penyelenggaraan kegiatan yang direncanakan. Sasarannya adalah tingkat dan mutu pencapaian peserta pembelajaran terhadap tujuan pembelajaran yang telah terselengarakan hingga tahap pelaksanaan suatu tes formatif tertentu. Selain itu tes formatif juga memberikan informasi tentang bagian-bagian mana dari bahan pembelajaran sampai suatu tahap tertentu yang telah tersampaikan dan terkuasai dengan baik oleh pembelajar dan bagian-bagian lain yang belum mencapai tingkat penguasaan yang diharapkan. Penyelenggaraan tes formatif dapat dilakukan beberapa kali selama penyelengaraan pembelajaran, misalnya setiap setengah bulan atau setiap bulan dengan cakupan bahan yang berbeda sesuai dengan bahan ajar yang telah diselesaikan sampai pelaksanaan tes formatif bersangkutan.
Sebenarnya tes formatif tidak hanya sebagai umpan balik tentang tingkat pencapaian pembelajaran, tetapi secara tidak langsung memberikan umpan balik bagi unsur pembelajaran lainnya, seperti metode yang digunakan oleh pembelajar, mutu dan kelengkapan buku teks, kecukupan dan mutu latihan, dll. (Djiwandono, 2008:91-92).


3)      Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes yang diselengarakan menjelang atau pada akhir penyelenggaraan program pembelajaran, misalnya catur wulan, satu semester, atau satu tahun. Salah satu tujuannya adalah sebagai evaluasi menyeluruh terhadap keberhasilan seluruh program pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selain itu tes sumatif juga dapat dipergunan untuk memperoleh informasi tentang kurikulum, bahan ajar, metode mengajar, berbagai latihan, dan pengayaan.
4)      Prates
Yaitu tes yang diselenggarakan menjelang atau pada awal penyelenggaraan suatu program pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan awal peserta tes pada awal pembelajaran untuk dibandingkan dengan kemampuan yang telah dicapai setelah mengikuti atau pada akhir pembelajaran.
5)      Postes
Yaitu tes yang dilaksanakan menjelang atau ada akhir pembelajaran. Tujuannya untuk mengukur tingkat kemampuan pembelajaran dalam bidang pembelajaran pada akhir program, baik secara keseluruhan ataupun perseorangan. Untuk melilahat apakah terdapat peningkatan, hasil postes dibandingkan dengan pretes.
f.       Tes Berdasarkan Tujuan Penyeranggaraan
a.       Tes Seleksi
Tes seleksi adalah tes yang diselenggarakan untuk memilih peserta yang memenuhi persyaratan guna diikutsertakan dalam suatu kegiatan yang menuntut kemampuan berbahasa tertentu.
b.      Tes Penempatan
Tes penempatan pada umumnya diselenggarakan menjelang dimulainya suatu program dengan maksud untuk menempatkan seseorang pada kelomok yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya.
c.       Tes Hasil Belajar
Tes ini diselenggarakan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh suatu bentuk pangajaran.
d.      Tes Diagnostik
Hasil tes diagnostik yang mengandung kesalahan-kesalahan yang menunjukan adanya kesulitan belajar. Tes ini dapat digunakan sebagai dasar penyelenggaraan pengajaran yang lebih sesuai dengan kemampuan siswa sebenranya, termasuk kesulitan-kesulitan belajarnya.
e.       Tes Uji Coba
Adalah tes yang diselenggarakan untuk mengetahui apakah suatu perangkat tes memiliki ciri-ciri yang baik. Melalui tes ini diharapkan dapat diperoleh sejumlah informasi, tidak hanya ciri-ciri tes yang penting, seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan dan tingkat pembeda, melainkan segi-segi lain, seperti kesesuaian waktu, kejelasan tulisan, dan kejelasan petunjuk.
B.     Nontes
1.      Pengertian
Nontes adalah alat eveluasi yang biasanya digunakan unutk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan evalusi.
2.      Macam-macam Nontes
a.       Observasi
Observesi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada suatu situasi tertentu. Jenis tes ini dibedakan menjadi dua, yaitu observasi partisipatif dan non-partisipatif. Pedoman observasi misalnya ceklist, anekdot, skala penilaian.
b.      Wawancara
Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewawancarai dan yang diwawancarai. Dilihat dari sifatnya, ada dua jenis wawancara yaitu wawancara langsung dan tidak langsung.
c.       Penilaian Produk
Adalah bentuk penialaian yang digunakan untuk melihat kemampuan siswa dalam menghasilkan suatu karya tertentu. Penilaian produk dilakukan, mulai dari tahapan mrencenalan ide-ide untuk membuat suatu produk, tahapan pelaksanaan, misalnya bagaimana siswa memilih dan  menggunakan alat yang dibutuhkan untuk menghasilkan sesuatu , dan penilaian tahapan hasil.
d.      Penilaian Portofolio
Adalah penilaian terhadap karya-karya siswa selama proses pembelajaran yang tersusun secara sistematis adan terorganisasi yang dikumpulkan selama periode tertentu dan digunakan untuk memantau perkembangan siswa baik mengenai pengetahuan, keterampilan maupun sikap terhadap mata pelajaran yang bersangkutan (Sanjaya, 2008:190-194).

DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas.2002.  Kurikulum Berbasis Kompetensi:Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Depdiknas.
Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB.
_____. 2008. Tes Bahasa: Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT Indeks.
Haryati, Mimin. 2007. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.
Joesmani. 1988. Pengukuran dan Evaluasi dalam Pengajaran. Jakarta: Depdikbud.
Nurkancana, Wayan & Sumartana. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Surapranata, Sumarna. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis: Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Rosda.
Weir, Cyrill. 1990. Communicative Language Testing. New York: Printice Hall.


No comments:

Post a Comment