KATA HUBUNG (KONJUNGSI)
Pengertian Konjungsi
Pembentukan sebuah paragraf tidak akan lepas dari unsur-unsur pengait
paragraf. Salah satu unsur pengait itu berupa konjungsi. Menurut Chaer
(2009:81) juga berpendapat bahwa konjungsi adalah kategori yang menghubungkan
kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat, bisa juga
antara paragraf dengan paragraf.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kata
penghubung atau konjungsi adalah suatu kata yang bertugas untuk menghubungkan
ide atau pikiran baik dituangkan dalam bentuk kata, klausa, kalimat, maupun
paragraf agar menjadi suatu kesatuan ide atau pikiran yang utuh.
Jenis kata penghubung dapat dipergunakan sebagai unsur pengait dalam
sebuah karangan yang di dalam
pembentukan sebuah karangan juga tidak lepas dari kalimat. Di dalam kalimat pun juga tedapat kata penghubung,
seperti halnya pada kalimat majemuk. Dengan demikian, dapat
disimpulakan bahwa kalimat majemuk tidak lepas dari konjungsi atau kata
penghubung. Perhatikan contoh berikut.
Raja sakit, permaisuri meninggal.
Karena kalimat itu tidak ada konjungsinya, maka hubungannya bisa
ditafsirkan ambigu, yaitu
bisa sebagai hubungan penjumlahan, hubungan sebab akibat,atau hubungan waktu, seperti:
Raja sakit dan
permaisuri meninggal.
Raja sakit karena
permaisuri meninggal.
Raja sakit ketika (sebelum,
sesudah) permaisuri
meninggal.
Ditinjau
dari kedudukan konstituen yang dihubungkan dibedakan adanya konjungsi
koordinatif dan konjungsi subordinatif.
Jenis Konjungsi
A. Konjungsi
Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah
konstituen yang kedudukannya sederajat. Konjungsi ini dibedakan pula atas
konjungsi yang menghubungkan menyatakan.
a. Penjumlahan, yaitu konjungsi dan,
dengan, dan serta.
b. Pemilihan, yaitu konjungsi atau.
c. Pertentangan, yaitu konjungsi tetapi,
namun, sedangkan, dan sebaliknya.
d. Pembetulan, yaitu konjungsi melainkan,
dan hanya.
e. Penegasan, yaitu konjungsi bahkan,
malah (malahan), lagipula, apalagi, dan jangankan.
f. Pembatasan, yaitu konjungsi kecuali,
dan hanya.
g. Pengurutan, yaitu konjungsi lalu,
kemudian, dan selanjutnya.
h. Penyamaan, yaitu konjungsi yaitu,
yakni, bahwa, adalah, dan ialah.
i.
Penyimpulan, yaitu konjungsi jadi, karena itu, oleh sebab itu, maka, maka itu, dengan demikian, dan
dengan begitu.
Contoh penerapan konjungsi
dalam kalimat.
1) Puluhan ribu anggota TNI dan
POLRI dikerahkan guna mengamankan Pilkada DKI.
2) Tidak hanya kehilangan rumah, tetapi
ia juga kehilangan seluruh anggota keluarganya.
3) Pemerintah mengajukan dua opsi yaitu
menaikkan harga BBM atau menambah
jumlah subsidi energi.
Konjungsi
Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah
konstituen yang kedudukannya tidak sederajat. Ada konstituen atasan dan ada
konstituen bawahan. Konjungsi subordinatif ini dibedakan lagi atas konjungsi
yang menyatakan.
a. Penyebaban, yaitu konjungsi sebab, karena,
oleh karena. dan akibat.
b. Persyaratan, yaitu konjungsi kalau,
jika, jikalau, bila, apabila, bilamana, dan asal.
c. Tujuan, yaitu konjungsi agar, biar dan supaya.
d. Penyungguhan (perlawanan), yaitu konjungsi meskipun, biarpun, walaupun,
sungguhpun, dan sekalipun.
e. Kesewaktuan, yaitu konjungsi sesudah,
setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, hingga, sampai.
f. Pengakibatan, yaitu konjungsi sampai,
hingga, dan sehingga.
g. Perbandingan, yaitu konjungsi
seperti, sebagai, dan laksana.
h. Pengandaian, yaitu konjungsi andaikan,
seandainya, andaikata, umpamanya, sekiranya.
i.
Pemiripan yaitu konjugsi, seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana,
seperti, sebagai, laksana.
j.
Menyatakan sebab yaitu
konjungsi sebab, karena, dan oleh karena.
k. Menyatakan Penjelasan, yaitu konjungsi bahwa.
Contoh penerapan konjungsi dalam kalimat.
1) Kakaknya belajar demikian tekun, sehingga
ia dapat peringkat pertama.
2) Peraturan tersebut dibuat, supaya
tidak ada siswa yang membolos.
3) Budaya kita akan diklaim oleh bangsa lain, jika kita tidak menjaga dan melestarikannya.
4) Karena ia sedang sakit, maka
hari ini ia tidak masuk sekolah.
5) Meskipun hari ini hujan deras, Rooney tetap berangkat ke sekolah.
6) Pemerintah seolah-olah mengabaikan suara rakyat dengan rencana menaikkan harga BBM.
7) Seandainya Pepe mau mengoper bola ke Pedro, maka itu akan menghasilkan gol bagi Chelsea.
8) Semua orang berdoa sebelum
mengawali aktivitas mereka masing-masing.
9) Pemerintah menyatakan bahwa
harga BBM bersubsidi tidak akan naik pada tanggal 1 April 2012.
Konjungsi
Korelatif
Kata penghubung korelatif adalah kata penghubung yang menghubungkan dua
kata, frasa, atau klausa, dan hubungan kedua unsur itu memiliki derajat yang
sama. Kata penghubung ini biasanya berupa tidak hanya…tetapi juga,
tidak hanya…, bukannya…,
melainkan…, makin…, jangankan…, pun…, baik…,
maupun…, demikian…, sehingga, apa(kah)… atau,
entah… entahlah….
Konjungsi
Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat menghubungkan antara kalimat satu
dengan kalimat lain. Oleh karena itu , konjungsi ini selalu memulai kalimat
baru. Berikut ini contoh konjungsi antarkalimat beserta fungsinya dalam
kalimat.
a.
Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan yang
dinyatakan pada kalimat sebelumnya, seperti: biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian, walaupun demikian, dan
meskipun demikian.
b.
Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau
keadaan pada kalimat sebelumnya, sepert:i sesudah
itu, setelah itu, dan selanjutnya.
c.
Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa, atau
keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya, seperti: tambahan pula, lagi pula, dan selain itu.
d.
Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan
sebelumnya , seperti: sebaliknya.
Contoh : Kita jangan terus menebang pohon – pohon di hutan ini. Sebaliknya ,
kita harus menanam bibit – bibit pohon baru .
e.
Konjunsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya,
seperti: sesunguhnya dan bahwasanya.
Contoh : Kita dilanda banjir besar tahun ini.
Sesunguhnya, bencana ini telah kita ramalkan tahun kemarin .
f.
Konjungsi yang menguatkan keadaan yang dinyatakan
sebelumnya , seperti: malahan dan bahkan. Contoh: Rumah–rumah di
Kalimantan kebanyakan didirikan di tepi sungai. Bahkan, ada kampung di tengah
laut yang dangkal.
g.
Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan
sebelumnya , seperti: namun dan akan tetapi. Contoh: keadaannya memang
sudah aman. Akan tetapi, kita harus
waspada.
h.
Konjungsi yang menyatakan kosekuensi, seperti: dengan demikian. Contoh: Kamu telah
setuju dengan persyaratan ini. Dengan demikian , kamu pun harus menanggung
semua resikonya.
i.
Konjungsi yang menyatakan akibat, seperti: oleh karena itu dan oleh sebab itu. Contoh: Kami sudah melarang mereka berburu di
hutan, tetapi mereka tetap nekat. Oleh
karena itu , biar merka rasakan sendiri akibatnya.
b.
Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal
yang di nyatakan sebelumnya, seperti sebelum
itu. Contoh: Polisi hutan menangkap dua pemburu liar. Sebelum itu, mereka menagkap lima orang pemburu liar.
Konjungsi
Antarparagraf
Konjungsi
antarparagraf adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungan paragraf.
Konjungsi antar paragraf pada umumnya terletak pada awal paragraf.
Macam-macamnya.
a.
Adapun.
b.
Akan hal.
c.
Mengenal.
d.
Dalam pada itu.
Selain keempat konjungsi antar paragraf tersebut terdapat
juga konjungsi antar paragraf berikut.
a.
alkisah
b.
arkian
c.
sebermula
d.
syahdan
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Zaenal
dan Amran Tasai. 1985. Berbahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Mediyatama sarana Perkasa.
Artati, Budi.
2009. Baku dan Tidak Baku.
Klaten: Intan Pariwara.
Chaer, Abdul.
2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta:
Rinneka Cipta.
Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Keraf,
Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia:
Sekolah Menengah Tingkat Atas. Jakarta: Nusa Indah.
Hikmat,
Ade dan Nani Solihati. 2013. Bahasa
Indonesia. Jakarta: Kompas Gramedia.
Nazar,
A. Noerzihri. 2006. Bahasa Indonesia
dalam Karangan Ilmiah. Bandung: Humaniora.
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1993. Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Gramedia Widia
Sarana Indonesia.
Yunohudiyono,
dkk. 2007. Bahasa Indonesia Keilmuan.
Surabaya: UNESA University Press
No comments:
Post a Comment