PENULISAN HURUF KAPITAL DAN MIRING
Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi
masyarakat Indonesia. Dalam bidang pendidikan sejak SD, SMP, SMA
hingga kuliah bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran
pokok. Pelajaran bahasa Indonesia diajarkan
kepada siswa dan mahasiswa agar mampu dan terampil berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Keterampilan berbahasa tidak meliputi satu aspek, tetapi
di dalamnya termasuk kemampuan membaca, menulis, mendengarkan (menyimak), dan
berbicara. Dalam proses pemerolehan dan
penggunaannya, keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan.
Bahasa tulis mencakup sejumlah unsur-unsur
bahasa, salah satunya adalah mengenai ejaan yang mencakup macam-macam huruf, penulisan huruf,
pemakaian huruf, dan aneka tanda baca. Ada
beberapa hal yang perlu dikemukakan,
khususnya berbagai persoalan yang akan dibahas dalam bab ini. Hal-hal
yang dimaksud adalah penulisan huruf dan pemakaian huruf.
Penulisan
Huruf Besar/Huruf Kapital dan Huruf Miring dalam Bahasa Indonesia merupakan hal
yang sangat penting dan sering terjadi kesalahan. Hal ini akan sangat penting
ketika kita menulis karya tulis atau karya ilmiah yang bersifat resmi. Terlepas
dari itu, semua penulisan huruf kapital ataupun huruf miring selayaknya memang
harus tepat dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, penulisan huruf menyangkut dua masalah, yaitu (1)
Penulisan Huruf Besar dan (2) Penulisan Huruf Miring. Penulisan Huruf yang
benar sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) sebagai berikut.
Huruf Kapital
A.
Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf
pertama pada awal kalimat.
Misalnya:
Kemana dia
pergi?
Rumah itu
hancur diterjang banjir.
B.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada
petikan/kutipan langsung.
Misalnya:
”Apa yang
kamu bawa?” tanya Ayah.
Eni berkata,
”Beristirahatlah dulu di sini!”
C.
Huruf kapital ditempatkan huruf pertama dalam
ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama
Tuhan termasuk kata gantinya.
Misalnya:
Allah Islam
Yang
Mahakuasa Kristen
Yang Maha
Esa Weda
Alkitab
Weda
Qur’an
Hindu
Islam
Tuhan selalu
mengasihi semua umat-Nya
D.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada gelar
(kehormatan, keturunan, dan keagamaan) dan nama jabatan serta pangkat yang
diikuti nama orang.
Misalnya:
Haji Agus
Salim
Presiden Soekarno
Sultan Ageng
Tirtayasa Profesor Yoyo
Mulyana
Nabi
Muhammad
Gubernur Joko Widodo
Jenderal
Timur Pradopo Laksamana
Husein
Huruf
kapital tidak digunakan pada gelar (kehormatan, keturunan, dan keagamaan) dan
nama jabatan serta pangkat yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Tahun ini
dia akan pergi haji
Dia anak
seorang jenderal
E.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Presiden
Soeharto
Gubernur
Wahono
Perdana
Menteri Nehru
Profesor
Supomo
F.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur
nama orang .
Misalnya:
Wage Rudolf
Supratman
Taufik
Ismail
Susilo
Bambang Yudhoyono
G.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bahasa, semua unsur nama negara, dan lembaga pemerintahan serta nama
dokumen resmi.
Misalnya:
Bangsa Melayu Republik Indonesia
Suku Batak Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Bahasa Sunda Keputusan Presiden
Republik Indonesia ...
H.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada nama
hari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
bulan
Januari hari Natal
bulan
Muharam tahun Hijriah
hari
Jumat
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
hari raya
Idul Fitri Perang Uhud
I.
Huruf besar / huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama resmi badan, lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen
resmi
Misalnya:
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Dewan
Perwakilan Rakyat
Kerajaan
Sriwijaya
Piagam
Jakarta
Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa
J.
Huruf besar / huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
semua kata untuk nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali
kata partikel seperti : di, ke, dari, untuk, dan yang, yang mana tidak terletak
pada posisi awal
Misalnya:
Azab dan
Sengsara
Buana Minggu
Pelajaran
Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas
Dari Ave
Mari ke Jalan Lain ke Roma
K.
Huruf besar /
huruf kapital dipakai dalam singkatan nama, gelar dan sapaan
Misalnya:
Ir. Insinyur
Ny.
Nyonya
Nn.
Nona
Sdr.
Saudara
Prof.
Profesor
S.E.
Sarjana Ekonomi
S.H.
Sarjana Hukum
M.A.
Master of Arts.
dr.
Dokter
L.
Huruf besar / huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti : bapak, ibu, adik, saudara, kakak,
dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Misalnnya:
Kapan Ayah
datang?
Itu siapa,
Bu?
Besok Adik
dan Paman akan datang.
Mereka semua
pergi kerumah Pak Camat.
Kakak dan
Adik berkunjung kerumah Ibu Sumarni
Huruf besar / huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata
ganti atau sapaan.
Contoh :
Semua
karyawan mengikuti upacara.
Semua lurah
dan camat hadir di kecamatan.
Kita wajib
menghormati bapak dan ibu kita.
M.
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia
Tenggara Jakarta
Serang Terusan Suez
Gunung
Semeru Danau
Toba
Huruf Miring
A.
Huruf miring/cetak miring dipakai untuk menuliskan nama
buku, majalah dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan (karangan).
Misalnya:
Pendapatnya
dituliskan dalam surat kabar Kompas hari Minggu kemarin.
buku Negarakertagama karangan Parapanca.
surat kabar Buana Minggu
Sutasoma karangan Mpu Tantular
Majalah Olahraga dan Kesehatan
B.
Huruf miring/cetak miring dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan kata, bagian kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Buatlah dua
buah aktif kalimat dengan kata memakai!
Cara meramu
obat ini tidak sembarangan karena
butuh ketelitian dan kesabaran.
Pasal itu tidak memuat ketentuan hukum
Buatlah kalimat dengan berjalan cepat
Huruf pertama kata makan adalah m
C.
Huruf miring/cetak miring dipakai untuk menuliskan kata
ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah
buah manggis adalah Gracinia Mangostana.
Penggunaan
kata training centre sebaiknya
diganti dengan pemusatan latihan
Zea n.ays nama latin dari tanaman jagung
Ora Et
Labora artinya bekerja sambil
berdoa.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Zaenal
dan Amran Tasai. 1985. Berbahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Mediyatama sarana Perkasa.
Artati, Budi.
2009. Baku dan Tidak Baku.
Klaten: Intan Pariwara.
Chaer, Abdul.
2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta:
Rinneka Cipta.
Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Keraf,
Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia:
Sekolah Menengah Tingkat Atas. Jakarta: Nusa Indah.
Hikmat,
Ade dan Nani Solihati. 2013. Bahasa
Indonesia. Jakarta: Kompas Gramedia.
Nazar,
A. Noerzihri. 2006. Bahasa Indonesia
dalam Karangan Ilmiah. Bandung: Humaniora.
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1993. Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Gramedia Widia
Sarana Indonesia.
Yunohudiyono,
dkk. 2007. Bahasa Indonesia Keilmuan.
Surabaya: UNESA University Press
No comments:
Post a Comment