Saturday, June 4, 2016

Penggunaan Huruf Kapital dan Miring




PENULISAN HURUF KAPITAL DAN MIRING

Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi masyarakat Indonesia. Dalam bidang  pendidikan  sejak SD, SMP, SMA hingga kuliah bahasa  Indonesia merupakan  mata  pelajaran  pokok.  Pelajaran  bahasa  Indonesia  diajarkan kepada  siswa dan mahasiswa  agar mampu dan terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Keterampilan berbahasa tidak meliputi satu aspek, tetapi di dalamnya termasuk kemampuan membaca, menulis, mendengarkan (menyimak), dan berbicara.  Dalam  proses  pemerolehan  dan  penggunaannya,  keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan.
Bahasa  tulis  mencakup  sejumlah  unsur-unsur  bahasa,  salah  satunya adalah mengenai ejaan yang mencakup macam-macam huruf, penulisan huruf, pemakaian huruf, dan aneka tanda baca. Ada  beberapa  hal  yang  perlu  dikemukakan,  khususnya  berbagai persoalan yang akan dibahas dalam bab ini. Hal-hal yang dimaksud adalah penulisan huruf dan pemakaian huruf.
Penulisan Huruf Besar/Huruf Kapital dan Huruf Miring dalam Bahasa Indonesia merupakan hal yang sangat penting dan sering terjadi kesalahan. Hal ini akan sangat penting ketika kita menulis karya tulis atau karya ilmiah yang bersifat resmi. Terlepas dari itu, semua penulisan huruf kapital ataupun huruf miring selayaknya memang harus tepat dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, penulisan huruf menyangkut dua masalah, yaitu (1) Penulisan Huruf Besar dan (2) Penulisan Huruf Miring. Penulisan Huruf yang benar sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)  sebagai berikut.

Huruf Kapital
A.     Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
Misalnya:
Kemana dia pergi?
Rumah itu hancur diterjang banjir.

B.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada petikan/kutipan langsung.
Misalnya:
”Apa yang kamu bawa?” tanya Ayah.
Eni berkata, ”Beristirahatlah dulu di sini!”

C.     Huruf kapital ditempatkan huruf pertama dalam ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya.
Misalnya:
Allah                                      Islam
Yang Mahakuasa                 Kristen
Yang Maha Esa                    Weda
Alkitab
Weda
Qur’an
Hindu
Islam
Tuhan selalu mengasihi semua umat-Nya

D.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada gelar (kehormatan, keturunan, dan keagamaan) dan nama jabatan serta pangkat yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Haji Agus Salim                               Presiden Soekarno
Sultan Ageng Tirtayasa                  Profesor Yoyo Mulyana
Nabi Muhammad                            Gubernur Joko Widodo
Jenderal Timur Pradopo                Laksamana Husein

Huruf kapital tidak digunakan pada gelar (kehormatan, keturunan, dan keagamaan) dan nama jabatan serta pangkat yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Tahun ini dia akan pergi haji
Dia anak seorang jenderal

E.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Presiden Soeharto
Gubernur Wahono
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo

F.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang .
Misalnya:
Wage Rudolf Supratman                          
Taufik Ismail                                              
Susilo Bambang Yudhoyono      

G.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bahasa, semua unsur nama negara, dan lembaga pemerintahan serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
Bangsa Melayu                     Republik Indonesia
Suku Batak                            Majelis Permusyawaratan Rakyat
Bahasa Sunda                       Keputusan Presiden Republik Indonesia ...

H.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada nama hari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
bulan Januari                        hari Natal
bulan Muharam                    tahun Hijriah
hari Jumat                             Proklamasi  Kemerdekaan Indonesia
hari raya Idul Fitri                Perang Uhud

I.        Huruf besar / huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi
Misalnya:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Dewan Perwakilan Rakyat
Kerajaan Sriwijaya
Piagam Jakarta
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa

J.       Huruf besar / huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata untuk nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel seperti : di, ke, dari, untuk, dan yang, yang mana tidak terletak pada posisi awal
Misalnya:
Azab dan Sengsara
Buana Minggu
Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas
Dari Ave Mari ke Jalan Lain ke Roma

K.      Huruf besar / huruf kapital dipakai dalam singkatan nama, gelar dan sapaan
Misalnya:
Ir.               Insinyur
Ny.             Nyonya
Nn.             Nona
Sdr.            Saudara
Prof.           Profesor
S.E.            Sarjana Ekonomi
S.H.            Sarjana Hukum
M.A.            Master of Arts.
dr.               Dokter

L.      Huruf besar / huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti : bapak, ibu, adik, saudara, kakak, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Misalnnya:
Kapan Ayah datang?
Itu siapa, Bu?
Besok Adik dan Paman akan datang.
Mereka semua pergi kerumah Pak Camat.
Kakak dan Adik berkunjung kerumah Ibu Sumarni

Huruf besar / huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Contoh :
Semua karyawan mengikuti upacara.
Semua lurah dan camat hadir di kecamatan.
Kita wajib menghormati bapak dan ibu kita.

M.    Huruf  kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia Tenggara                        Jakarta
Serang                                    Terusan Suez
Gunung Semeru                     Danau Toba

Huruf Miring
A.     Huruf miring/cetak miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan (karangan).
Misalnya:
Pendapatnya dituliskan dalam surat kabar Kompas hari Minggu kemarin.
buku Negarakertagama karangan Parapanca.
surat kabar Buana Minggu
Sutasoma karangan Mpu Tantular
Majalah Olahraga dan Kesehatan

B.     Huruf miring/cetak miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan kata, bagian kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Buatlah dua buah aktif kalimat dengan kata memakai!
Cara meramu obat ini tidak sembarangan karena butuh ketelitian dan kesabaran.
Pasal itu tidak memuat ketentuan hukum
Buatlah kalimat dengan berjalan cepat
Huruf pertama kata makan adalah m

C.     Huruf miring/cetak miring dipakai untuk menuliskan kata ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis adalah Gracinia Mangostana.
Penggunaan kata training centre sebaiknya diganti dengan pemusatan latihan
Zea n.ays nama latin dari tanaman jagung
Ora Et Labora artinya bekerja sambil berdoa.




DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 1985. Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Mediyatama sarana Perkasa.

Artati, Budi. 2009. Baku dan Tidak Baku. Klaten: Intan Pariwara.

Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rinneka Cipta.

Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia: Sekolah Menengah Tingkat Atas. Jakarta: Nusa Indah.

Hikmat, Ade dan Nani Solihati. 2013. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kompas Gramedia.

Nazar, A. Noerzihri. 2006. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. Bandung: Humaniora.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1993. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Yunohudiyono, dkk. 2007. Bahasa Indonesia Keilmuan. Surabaya: UNESA University Press


No comments:

Post a Comment