A.
Latar
Belakang
Masalah penelitian
merupakan titik awal sebuah proses penelitian. Tidak ada proses penelitian
tanpa adanya masalah yang diidentifikasi dan dirumuskan dengan jelas, dengan
dukungan alasan yang aktual dan masuk
akal. Tanpa identifikasi dan perumusan masalah yang jelas sebuah penelitian
akan kehilangan makna dan landasan ontologis, sebagai kerangka kajian yang akan
dilakukan. Masalah adalah sesuatu yang memerlukan jawaban, penjelasan dan
pemecahan. Dalam bahasa yang lebih formal masalah sering dirumuskan sebagai
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kerap kali masalah penelitian lahir
semata-mata karena keingintahuan bukan karena tak terpenuhinya suatu harapan.
Dari
berbagai kemungkinan yang muncul peneliti harus mampu memilih yang paling
tinggi nilai dan bobotnya sebagai masalah penelitian. Sebagaimana telah
dikemukakan di atas, penanda terpenting dari masalah penelitian adalah adanya
keresahan yang mungkin timbul sebagai akibat belum terjawabnya suatu masalah
penelitian. Keresahan yang dimaksud disini dapat berupa dorongan rasa ingin tahu dalam diri peneliti, ketidak
lancaran suatu proses atau rendahnya kinerja dan hasil kerja karena masih ada
hal-hal yang belum terjelaskan dengan baik atau adanya elemen yang belum
memenuhi tuntutan standar mutu proses yang bersangkutan.
Sumber
masalah penelitian yang sejati sebenarnya adalah alam semesta dengan segala isi
semua fenomena yang ada di dalamnya. Seorang peneliti dianjurkan mengarahkan
perhatiannya dan menggunakan segala kemampuannya untuk mengindentifikasi
masalah-masalah dari keberadaan dan dinamika semesta tersebut. Tetapi disadari
bahwa mengangkat permasalahan langsung dari pengalaman empirik bukanlah sesuatu
yang mudah. Hanya pengamatan yang terlatih dan berwawasan luas yang mampu
mengidentifikasi kesenjangan-kesenjangan yang ada dan mengangkat menjadi
permasalah penelitian yang berbobot. Kekurang mampuan peneliti dalam hal ini
sering hanya akan menghasilkan masalah-masalah penelitian yang dangkal.
Sebagaian karena
kesulitan mengangkat permasalahan langsung dari alam semesta tersebut dan
karena alasan praktis banyak peneliti yang mencari jalan lain untuk menemukan
masalah penelitian. Cara tersebut adalah dengan menggunakan sumber-sumber
skunder, yaitu kepustakaan. Ini adalah praktik
yang umum dikerjakan. Bahan-bahan pustaka seperti laporan penelitian,
tesis, makalah, jurnal ilmiah, buku ajar dan sebagainya adalah sumber informasi
masalah penelitian yang lazim digunakan. Sudah barang tentu nilai berbagai
jenis bahan pustaka tersebut sebagai rujukan untuk menemukan masalah penelitian
tidak sama. Salah satu ukuran yang dipakai untuk menemukan nilai bahan pustaka
sebagai sumber masalah adalah aktualitas dan kekinian isi sumber-sumber
tersebut. Tetapi darimanapun asal setiap masalah penelitian harus melewati
tahap evaluasi yang seksama sebelum benar-benar diangkat sebagai suatu fokus
kajian.
Setelah memilih masalah
yang akan diteliti, peneliti harus merumuskan masalahnya dalam suatu rumusan
yang jelas. Perumusan ini hendaknya sedemikian rupa sehingga dengan membaca
rumusan ini orang akan tahu apa yang akan diteliti dan sekaligus memiliki
gambaran tentang berbagai aspek penelitian tersebut. Perumusan masalah yang
baik harus memenuhi dua syarat: (1) menyebutkan dengan jelas apa yang akan
dicari jawabannya dan (2) jelas ruang lingkupnya. Ditinjau dari cakupan aspek
yang terkait, rumusan masalah dibedakan menjadi dua tingkatan rumusan masalah
umum yang menunjukkan keseluruhan permaslahan penelitian secarah utuh, dan
rumusan masalah khusus yang berfokus pada aspek-aspek tertentu dari
permasalahan yang dikaji. Dengan merumuskan masalah dalam dua tingkatan tersebut,
disatu pihak peneliti dapat memfokuskan perhatiannya pada aspek-aspek penting
dari permasalahan penelitiannya, dan dipihak lain dia dapat tetap
mempertahankan kajiannya dalam lingkup yang jelas batas-batasnya.
Tipe alasan mengapa
dipermasalahkan, yaitu:
1) Keperluan
menditeksi penyebab terjadinya suatu fenomena yang merugikan atau menguntungkan
agar gejala dan akibat lanjutannya dapat diatasi atau dipacu.
2) Keperluan
memperbaiki kesalahan kebijaksanaan perubahaan (pemerintah) yang tengah
berjalan agar kelemahan-kelemahan yang ada dapat diatasi.
3) Keperluan
meramalkan akibat positif dan negatif dari suatu kebijaksanaan baru, langkah
dini dapat diarahkan untuk menaikkan yang positif dan menihilkan yang negatif.
4) Keperluan
mengkuantitatifkan strategi kebijakan yang masih konsepsional sehingga dapat
menjadi operasional.
5) Keperluan
membuat pendekatan baru atau alternatif guna meningkatkan ketelitian pengukuran
mengenai cara pengukuran yang telah dirumuskan oleh teori lain atau peneliti
sebelumnya
B. Ciri
Masalah yang Baik
Dalam memilih rumusan
masalah penelitian yang akan dijadikan awal penelitian, maka perlu diperhatikan
ketentuan sebagai berikut.
1) Masalah yang dipilih harus mempunyai
nilai penelitian, artinya:
a. Masalah harus mempunyai keaslian
b. Masalah harus menyatakan suatu hubungan
c. Masalah harus merupakan hal yang penting
d. Masalah harus dapat di uji
e. Masalah harus mencerminkan suatu pertanyaan
2) Masalah
yang dipilih dengan bijak, artinya:
a. Data
serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia
b. Biaya
untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan
c. Waktu
memecahkan masalah harus wajar
d. Biaya
dan hasil harus seimbang
e. Administrasi
dan sponsor harus kuat
f. Tidak
bertentangan dengan hukum dan adat
3) Masalah
dipilih dengan kualifikasi peneliti
a. Menarik bagi peneliti
b. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi
peneliti
C. Sumber
untuk Mamperoleh Masalah
Sumber-sumber di mana
masalah diperoleh antara lain:
a) Pengamatan terhadap kegiatan manusia.
b) Bacaan.
c) Analisis bidang pengetahuan.
d) Ulangan serta perluasan penelitian.
e) Cabang studi yang sedang dikerjakan.
f) Pengalaman dan catatan pribadi.
g) Praktik serta keinginan masyarakat.
h) Bidang spesialisasi.
i) Pelajaran dan mata ajaran yang sedang diikuti.
j) Pengamatan terhadap alam sekeliling.
k) Diskusi-diskusi ilmiah.
l) Perasaan intuisi.
D. Cara Merumuskan Masalah
Adapun cara merumuskan
masalah dalam sebuah penelitian sebagai berikut:
a) Masalah
biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
b) Rumusan
hendaklah jelas dan padat.
c) Rumusan
masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
d) Rumusan
masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.
e) Masalah
harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
E. Penutup
Berdasarkan uraian
singkat tentang bagaimana merumuskan masalah dalam sebuah penelitian,
diharapkan para peneliti tidak takut dan alergi lagi terhadap (calon)
penelitian. Banyaknya kesenjangan yang sering ditemukan antara apa yang telah
diajarkan dengan apa yang diterapkan di berbagai bidang keilmuan merupakan
sumber masalah penelitian yang bagus.
F. Daftar
Pustaka
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Terimakasih infonya jangan lupa kunjungi website kami di ppns.ac.id dan azrielhnovaldi.worpress.com
ReplyDeleteTerimakasih infonya jangan lupa kunjungi website kami di ppns.ac.id dan azrielhnovaldi.worpress.com
ReplyDelete