MEMBACA
Pengertian Membaca
Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk
menentukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti
membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca. Oleh
sebab itu, membaca bukan hanya sekedar melihat kumpulan huruf yang telah
membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana saja, tetapi lebih
dari itu bahwa membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan
lambang/ tanda/ tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis
dapat diterima oleh pembaca.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata/bahasa tulis. Membaca dapat juga diartikan sebagai suatu metode yang
kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan kita sendiri dan kadang-kadang
dengan orang lain yaitu yang mengkomunikasikan makna yang terkandung atau
tersirat pada lambing-lambang tertulis.
Berbeda dengan pendapat di atas, Andensor (1972:209-210) menjelaskan, bahwa
membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording
and decoding process). Istilah penyandian kembali (recording) karena mula-mula
lambang tertulis diubah menjadi bunyi, baru kemudian sandi itu dibaca,
sedangkan pembacaan sandi (decoding process) merupakan suatu penafsiran atau
interpretasi terhadap ujaran dalam bentuk tulisan. Jadi, membaca itu merupakan
proses membaca sandi berupa tulisan yang harus diinterpretasikan maksudnya
sehingga apa yang ingin disampaikan oleh penulisnya dapat dipahami dengan baik.
Berdasarkan beberapa definisi tentang membaca yang telah disampaikan di
atas, dapat disimpulakan bahwa membaca adalah proses perubahan bentuk lambang/
tanda/ tulisan menjadi wujud bunyi yang bermakna. Oleh sebab itu, kegiatan
membaca ini sangat ditentukan oleh kegiatan fisik dan mental yang menuntut
seseorang untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan
kritis sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri, agar pembaca dapat
menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dari segi
linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali (a recording) dan
pembacaan sandi (decoding proses).
Pembelajaran Membaca
Membaca itu bersifat reseptif. Artinya, si pembaca menerima pesan atau
informasi yang disampaikan oleh penulis dalam sebuah teks bacaan. Pesan yang
disampaikan itu merupakan informasi fokus yang dibutuhkan. Dalam hal ini, si
pembaca harus mampu memahami makna lambang/ tanda/ tulisan dalam teks berupa
kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, ataupun wacana yang utuh. Jadi, membaca
merupakan proses mengubah lambang/ tanda/ tulisan menjadi wujud makna.
Di sekolah, pembelajaran perlu difokuskan pada aspek kemampuan memahami isi
bacaan. Oleh sebab itu, siswa perlu dilatih secara intensif untuk memahami
sebuah teks bacaan. Hal ini berarti siswa bukan menghafal isi bacaan tersebut,
melainkan memahami isi bacaan. Dalam hal ini, peran guru sangat besar
pengaruhnya terhadap kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan.
Guru Bahasa
Indonesia sebaiknya mengajarkan kepada siswa tentang strategi, metode, atau
teknik membaca yang baik sehingga siswa mampu memahami isi bacaan yang baik
sehingga siswa mampu memahami isi bacaan dengan baik pula.
Begitu juga halnya dengan ujian keterampilan membaca, sebaiknya ujian
tersebut lebih ditekankan pada kemampuan memahami isi bacaan, yaitu berupa
kemampuan:
a.
memahami makna kata-kata
yang dibaca;
b. memahami makna istilah-istilah di dalam konteks kalimat;
c. memahami inti sebuah kalimat yang dibaca;
d. memahami ide, pokok pikiran, atau tema dari suatu paragraf yang dibaca;
e. menangkap dan memahami beberapa pokok pikiran dari suatu wacana yang dibaca,
dan menarik kesimpulan dari suatu wacana yang dibaca;
f. membuat rangkuman isi bacaan secara tertulis dengan menggunakan bahasa
sendiri;
g.
menyampaikan hasil
pemahaman isi bacaan dengan menggunakan bahasa sendiri di depan kelas (baca
juga: Suhendar & Supinah, 1997).
Tujuan Membaca
Tujuan membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup
isi, memahami makna bacaan. Berikut ini adalah hal yang perlu kita perhatikan
saat membaca, antara lain sebagai berikut.
a.
Membaca untuk memperoleh
perincian-perincian atau fakta-fakta
b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
c. Mambaca untuk mengetahui urutan atau susunan oraganisai cerita.
d. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi.
e. Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan
f. Membaca untuk menilai dan mengevalusi
g.
Membaca untuk
memperbandingkan serta mempertahankan.
Membaca sebagai Suatu Keterampilan
Sebagai suatu keterampilan membaca mencakup tiga komponen:
a.
Pengenalan terhadap
aksara serat tanda-tanda baca.
b. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistic yang
formal.
c.
Hubungan yang lebih
lanjut dari 1 dan 2 dengan makna atau meaning.
Aspek-Aspek Membaca
Secara garis besar terdapat dua aspek yang penting dalam membaca yaitu:
a.
Keterampilan yang
bersifat mekanis.
1) Pengenalan bentuk huruf
2) Pengenalan unsur-unsur linguistic
3) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi.
4) Kecepatan membaca bertaraf lambat.
b. Keterampilan yang bersifat pemahaman.
1) Memahami pengertian sederhana
2) Memahami signifikan atau makna
3) Evaluasi atau penilaian
4) Kecepatan membaca yang fleksibel
c. Membaca dalam hati
1) Membaca ekstesif : membaca survei, membaca sekilas, membaca dangkal.
2) Membaca intensif : membaca telaah ini, membaca telaah bahasa.
d.
Mengembangkan
keterampilan membaca.
Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan membaca antara
lain:
1) Guru dapat menolong para pelajar memperkaya kosa kata.
2) Guru dapat membantu para pelajar untuk memahami makna struktur-struktur
kata.
3) Menjelaskan kawasan atau pengertian kiasan.
4) Guru dapat menjamin serta memastikan pemahaman pada pelajar.
5) Guru dapat meningkatkan kecepatan kecepatan membaca para pelajar.
e.
Tahap-tahap perkembangan
membaca.
1) Para pelajar disuruh membaca bahan yang telah mereka pelajari
mengucapkannya dengan baik atau bahan yang mungkin telah mereka ingat.
2) Guru menyusun kata-kata yang telah diketahui menjadi bahan dialog atau
paragraf yang beraneka ragam.
3) Para pelajar mulai membaca bahan yang berisi sejumlah kata atau struktur
yang masih asing atau belum biasa bagi mereka.
4) Beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan penggunaan teks-teks
sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai bahan bacaan pada
tahap ini.
5) Bahan bacaan tidak dibatasi. Seluruh dunia buku terbuka pagi para pelajar
Teknik Membaca
Pada dasarnya, membaca bertujuan mendapat informasi. Efisiensi membaca akan
lebih baik, jika informasi yang dibutuhkan sudah diteruskan lebih dahulu.
Informasi yang dibutuhkan disebut informasi fokus. Jadi, informasi fokus adalah
informasi terpenting atau hal-hal terpenting yang terdapat dalam teks bacaan.
Dalam sebuah bacaan, informasi yang kita butuhkan itu adalah informasi fokus.
Beberapa jenis
teknik membaca, sebagai berikut
a.
Membaca ektensif
b. Membaca intensif
c. Membaca survey
d. Membaca scanning
e. Membaca skimming
f. Membaca pemahaman
g. Membaca teliti
h. Membaca ide
i. Membaca kritis
j. Membaca nyaring
k. Membaca senyap (dalam hati)
l. Membaca KWLH
m. Membaca SQ3R
n. Membaca SQ4R
o. Membaca POINT
p. Membaca OK4R
q. Membaca PQRST
r. Membaca RSVT
s. Membaca EARTH
t. Membaca OARWET
u. Membaca PANORAMA
v. Membaca dangkal
w. Membaca literal
x. Membaca interpretative
y. Membaca Kreatif
z. Membaca dengan teknik lihat dan baca
aa. Membaca dengan teknik menyusun kalimat
bb. Membaca dengan teknik menyempurnakan paragraph
cc. Membaca dengan teknik mencari kalimat topic
dd. Membaca dengan teknik mencertakan kembali
ee. Membaca dengan teknik paraphrase
ff. Membaca dengan teknik melanjutkan cerita
gg. Membaca dengan teknik mempraktekkan petunjuk
hh.Membaca dengan teknik baca dan terka
ii. Membaca dengan teknik individual Instruction
jj.
Dll
DAFTAR
PUSTAKA
Basiran, Mokh. 1999. Apakah
yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum 1994.Yogyakarta: Depdikbud.
Darjowidjojo, Soenjono. 1994. Butir-butir Renungan Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing.
Makalah disajikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa Asing. Salatiga: Univeristas Kristen Satya Wacana.
Degeng, I.N.S. 1997. Strategi
Pembelajaran Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang: IKIP dan
IPTDI.
Depdikbud. 1995. Pedoman
Proses Belajar Mengajar di SD. Jakarta: Proyek Pembinaan Sekolah Dasar.
Hamalik,
O. 1994. Media Pendidikan. Bandung:
Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.
Heinich,
R., Molenda, M., & Russel, J.D. 1993. Instructional
Media and the New Technologies of Instruction, 4th ed. New York: Macmillan
Publishing Company.
Machfudz, Imam. 2000. Metode
Pengajaran Bahasa Indonesia Komunikatif. Jurnal Bahasa dan Sastra UM.
Moeleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya.
Saksomo, Dwi. 1983. Strategi
Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang.
No comments:
Post a Comment