Wednesday, June 1, 2016

Hakikat Membaca



MEMBACA



 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ7oU_S9yDrCQthb2V9UhAzO5tS3xOgteZNNWyawryj1UPvdaffdpGgz6VrfW8jgPagXKAW0AhH5DxMqWFyd5ifiWjG2c_EpE4cZ3v45KLe3vcz1XwtBwobL5LN2GxDV28l_CGlpSYqMI/s1600/Karakter+Membaca+dengan+Intensif.png




Pengertian Membaca
Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menentukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca. Oleh sebab itu, membaca bukan hanya sekedar melihat kumpulan huruf yang telah membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana saja, tetapi lebih dari itu bahwa membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan lambang/ tanda/ tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Membaca dapat juga diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu yang mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambing-lambang tertulis.
Berbeda dengan pendapat di atas, Andensor (1972:209-210) menjelaskan, bahwa membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process). Istilah penyandian kembali (recording) karena mula-mula lambang tertulis diubah menjadi bunyi, baru kemudian sandi itu dibaca, sedangkan pembacaan sandi (decoding process) merupakan suatu penafsiran atau interpretasi terhadap ujaran dalam bentuk tulisan. Jadi, membaca itu merupakan proses membaca sandi berupa tulisan yang harus diinterpretasikan maksudnya sehingga apa yang ingin disampaikan oleh penulisnya dapat dipahami dengan baik.
Berdasarkan beberapa definisi tentang membaca yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulakan bahwa membaca adalah proses perubahan bentuk lambang/ tanda/ tulisan menjadi wujud bunyi yang bermakna. Oleh sebab itu, kegiatan membaca ini sangat ditentukan oleh kegiatan fisik dan mental yang menuntut seseorang untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri, agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali (a recording) dan pembacaan sandi (decoding proses).



https://perpustakaansdndaon3.files.wordpress.com/2012/11/perssd3.jpg



Pembelajaran Membaca
Membaca itu bersifat reseptif. Artinya, si pembaca menerima pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis dalam sebuah teks bacaan. Pesan yang disampaikan itu merupakan informasi fokus yang dibutuhkan. Dalam hal ini, si pembaca harus mampu memahami makna lambang/ tanda/ tulisan dalam teks berupa kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, ataupun wacana yang utuh. Jadi, membaca merupakan proses mengubah lambang/ tanda/ tulisan menjadi wujud makna.
Di sekolah, pembelajaran perlu difokuskan pada aspek kemampuan memahami isi bacaan. Oleh sebab itu, siswa perlu dilatih secara intensif untuk memahami sebuah teks bacaan. Hal ini berarti siswa bukan menghafal isi bacaan tersebut, melainkan memahami isi bacaan. Dalam hal ini, peran guru sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan.
Guru Bahasa Indonesia sebaiknya mengajarkan kepada siswa tentang strategi, metode, atau teknik membaca yang baik sehingga siswa mampu memahami isi bacaan yang baik sehingga siswa mampu memahami isi bacaan dengan baik pula.
Begitu juga halnya dengan ujian keterampilan membaca, sebaiknya ujian tersebut lebih ditekankan pada kemampuan memahami isi bacaan, yaitu berupa kemampuan:
a.    memahami makna kata-kata yang dibaca;
b.    memahami makna istilah-istilah di dalam konteks kalimat;
c.    memahami inti sebuah kalimat yang dibaca;
d.    memahami ide, pokok pikiran, atau tema dari suatu paragraf yang dibaca;
e.    menangkap dan memahami beberapa pokok pikiran dari suatu wacana yang dibaca, dan menarik kesimpulan dari suatu wacana yang dibaca;
f.     membuat rangkuman isi bacaan secara tertulis dengan menggunakan bahasa sendiri;
g.    menyampaikan hasil pemahaman isi bacaan dengan menggunakan bahasa sendiri di depan kelas (baca juga: Suhendar & Supinah, 1997).

Tujuan Membaca
Tujuan membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Berikut ini adalah hal yang perlu kita perhatikan saat membaca, antara lain sebagai berikut.

a.    Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta
b.    Membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
c.    Mambaca untuk mengetahui urutan atau susunan oraganisai cerita.
d.    Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi.
e.    Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan
f.     Membaca untuk menilai dan mengevalusi
g.    Membaca untuk memperbandingkan serta mempertahankan.


https://klosetide.files.wordpress.com/2011/07/membaca-memperkaya-imajinasi.jpg



Membaca sebagai Suatu Keterampilan
Sebagai suatu keterampilan membaca mencakup tiga komponen:
a.    Pengenalan terhadap aksara serat tanda-tanda baca.
b.    Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistic yang formal.
c.    Hubungan yang lebih lanjut dari 1 dan 2 dengan makna atau meaning.

Aspek-Aspek Membaca
Secara garis besar terdapat dua aspek yang penting dalam membaca yaitu:
a.    Keterampilan yang bersifat mekanis.
1)    Pengenalan bentuk huruf
2)    Pengenalan unsur-unsur linguistic
3)    Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi.
4)    Kecepatan membaca bertaraf lambat.
b.    Keterampilan yang bersifat pemahaman.
1)    Memahami pengertian sederhana
2)    Memahami signifikan atau makna
3)    Evaluasi atau penilaian
4)    Kecepatan membaca yang fleksibel
c.    Membaca dalam hati
1)    Membaca ekstesif : membaca survei, membaca sekilas, membaca dangkal.
2)    Membaca intensif : membaca telaah ini, membaca telaah bahasa.

d.    Mengembangkan keterampilan membaca.
Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan membaca antara lain:
1)    Guru dapat menolong para pelajar memperkaya kosa kata.
2)    Guru dapat membantu para pelajar untuk memahami makna struktur-struktur kata.
3)    Menjelaskan kawasan atau pengertian kiasan.
4)    Guru dapat menjamin serta memastikan pemahaman pada pelajar.
5)    Guru dapat meningkatkan kecepatan kecepatan membaca para pelajar.

e.    Tahap-tahap perkembangan membaca.
1)    Para pelajar disuruh membaca bahan yang telah mereka pelajari mengucapkannya dengan baik atau bahan yang mungkin telah mereka ingat.
2)    Guru menyusun kata-kata yang telah diketahui menjadi bahan dialog atau paragraf yang beraneka ragam.
3)    Para pelajar mulai membaca bahan yang berisi sejumlah kata atau struktur yang masih asing atau belum biasa bagi mereka.
4)    Beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan penggunaan teks-teks sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai bahan bacaan pada tahap ini.
5)    Bahan bacaan tidak dibatasi. Seluruh dunia buku terbuka pagi para pelajar



http://www.lintasnews.com/wp-content/uploads/2016/05/19.jpg


Teknik Membaca
Pada dasarnya, membaca bertujuan mendapat informasi. Efisiensi membaca akan lebih baik, jika informasi yang dibutuhkan sudah diteruskan lebih dahulu. Informasi yang dibutuhkan disebut informasi fokus. Jadi, informasi fokus adalah informasi terpenting atau hal-hal terpenting yang terdapat dalam teks bacaan. Dalam sebuah bacaan, informasi yang kita butuhkan itu adalah informasi fokus.
Beberapa jenis teknik membaca, sebagai berikut
a.    Membaca ektensif
b.    Membaca intensif
c.    Membaca survey
d.    Membaca scanning
e.    Membaca skimming
f.     Membaca pemahaman
g.    Membaca teliti
h.    Membaca ide
i.      Membaca kritis
j.      Membaca nyaring
k.    Membaca senyap (dalam hati)
l.      Membaca KWLH
m.   Membaca SQ3R
n.    Membaca SQ4R
o.    Membaca POINT
p.    Membaca OK4R
q.    Membaca PQRST
r.     Membaca RSVT
s.    Membaca EARTH
t.      Membaca OARWET
u.    Membaca PANORAMA
v.    Membaca dangkal
w.   Membaca literal
x.    Membaca interpretative
y.    Membaca Kreatif
z.    Membaca dengan teknik lihat dan baca
aa. Membaca dengan teknik menyusun kalimat
bb. Membaca dengan teknik menyempurnakan paragraph
cc.  Membaca dengan teknik mencari kalimat topic
dd. Membaca dengan teknik mencertakan kembali
ee. Membaca dengan teknik paraphrase
ff.    Membaca dengan teknik melanjutkan cerita
gg. Membaca dengan teknik mempraktekkan petunjuk
hh.Membaca dengan teknik baca dan terka
ii.    Membaca dengan teknik individual Instruction
jj.     Dll


DAFTAR PUSTAKA

Basiran, Mokh. 1999. Apakah yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum 1994.Yogyakarta: Depdikbud.

Darjowidjojo, Soenjono. 1994. Butir-butir Renungan Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing. Makalah disajikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing. Salatiga: Univeristas Kristen Satya Wacana.

Degeng, I.N.S. 1997. Strategi Pembelajaran Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang: IKIP dan IPTDI.

Depdikbud. 1995. Pedoman Proses Belajar Mengajar di SD. Jakarta: Proyek Pembinaan Sekolah Dasar.

Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.

Heinich, R., Molenda, M., & Russel, J.D. 1993. Instructional Media and the New Technologies of Instruction, 4th ed. New York: Macmillan Publishing Company.

Machfudz, Imam. 2000. Metode Pengajaran Bahasa Indonesia Komunikatif. Jurnal Bahasa dan Sastra UM.

Moeleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya.

Saksomo, Dwi. 1983. Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang.

Sholhah, Anik. 2000. Pertanyaan Tutor dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing di UM. Skripsi. Tidak diterbitkan.

No comments:

Post a Comment