Wednesday, June 1, 2016

Hakikat Menulis



MENULIS

 https://caksol.files.wordpress.com/2011/08/cover-menulis.jpg



Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representasi bagian dan kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara lukisan dan tulisan, antara melukis dan menulis.
Melukis gambar bukanlah menulis. Dengan perkataan lain menggambar huruf-huruf bukanlah menulis. Seorang pelukis dapat saja melukis huruf-huruf Cina, tetapi dia dia tidak dapat dikatakan menulis, kalau dia tidak memahami bahasa cina beserta huruf-hurufnya. Dengan kriteria yang seperti itu, dapatlah dikatakan bahwa menyalin atau mengkopi huruf-huruf ataupun menyusun suatu naskah dalam huruf naskah dalam huruf-huruf tertentu untuk dicetak bukanlah menulis kalau orang-orang tersebut tidak memahami bahasa tersebut beserta representasinya (Lado,1979:143).
Pada prinsipnya fungsi dan tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, dapat menolong kita berpikir secara kritis, dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu tugas terpenting sang penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting di antara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berpikir dalam/dengan cara tertentu (Angelo, 1980:5). Pengertian Menulis

Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat. Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu sebagai berikut.
a.    Maksud dan tujuan sang penulis (perubahan yang diharapkannya akan terjadi pada diri pembaca).
b.    Pembaca atau pemirsa (apakah pembaca itu orang tua, kenalan, atau teman sang penulis).
c.    Waktu atau kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkan  berlangsungnya suatu kejadian tertentu, waktu, tempat, dan situasi yang menuntut perhatian langsung, masalah yang memerlukan pemecahan, pertanyaan yang menuntut jawaba, dan sebagainya) (Angelo, 1980:20).



Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis itu sendiri. Setiap keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan yang lainnya. Oleh karena itu, keterampilan menulis sudah tentu berhubungan dengan menyimak, berbicara, dan membaca.
Trianto (2002:2) menyebutkan bahwa tulisan kreatif merupakan tulisan yang bersifat apresiatif dan ekspresif. Apresiatif maksudnya melalui kegiatan menulis kreatif orang dapat mengenali, menyenangi, menikmati, dan mungkin menciptakan kembali secara kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks kreatif karya orang lain dengan caranya sendiri dan memanfaatkan berbagai hal tersebut ke dalam kehidupan nyata.
Ekspresif dalam arti bahwa kita dimungkinkan mengekspresikan atau mengungkapkan berbagai pengalaman atau berbagai hal yang menggejala dalam diri kita, untuk dikomunikasikan kepada orang lain melalui tulisan kreatif sebagai sesuatu yang bermakna. Salah satu teks yang bersifat kreatif adalah teks drama. Menulis keratif pada hakikatnya adalah menafsirkan kehidupan. Melalui karyanya penulis ingin mengkomunikasikan sesuatu kepada pembaca. Karya kreatif merupakan interpretasi evaluatif yang dilakukan penulis terhadap kehidupan, yang kemudian direfleksikan melalui medium bahasa pilihan masing-masing. Jadi, sumber penciptaan karya kreatif tidak lain adalah kehidupan kita dalam keseluruhannya.



 https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSQ2xdwJFr_W9JiF67wqRlzJQZgc7yyV6EAwzBvW0CJkqbN1-xU


Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Dari perbincangan di muka dapatlah kita simpulkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah trampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.


 http://www.rosediana.net/wp-content/uploads/2015/03/menulis-sebagai-terapi.jpg


Hubungan antara Menulis dan Membaca
Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita menulis sesuatu, maka pada prinsipnya kita ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain; paling sedikit dapat kita baca sendiri saat ini. Demikianlah, hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya adalah hubungan antara penulis dan pembaca.
Perlu dipahami benar-benar bahwa sekalipun misalnya kita telah menentukan maksud dan tujuan yang baik sebelum dan sewaktu menulis, namun seringkali kita mengahadapi kesulitan dalam hal mengikuti tujuan utama yang telah ditetapkan dalam hati kita. Suatu cara yang baik untuk menghindarkan hal itu ialah dengan jalan merumuskan sebuah kalimat tujuan atau purpose sentence. Ini merupakan sebuah kalimat yang secara eksplisit menyatakan tujuan kita yang ada kaitannya dengan pokok pembicaraan dan pembaca.

Agar maksud dan tujuan sang penulis tercapai yaitu agar sang pembaca memberikan responsi yang diinginkan oleh sang penulis terhadap tulisannya, maka mau tak mau dia harus menyajikan tulisan yang baik. Adapun ciri-ciri tulisan yang baik itu antara lain:
a.    tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis mempergunakan nada yang serasi;
b.    tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh;
c.    tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis dengan jelas dan tidak samar-samar;
d.    tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis secara meyakinkan;
e.    tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya;
f.     tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan sang penulis dalam naskah atau manuskrib (Adelstein & Pival, 1976:xxi).

Secara singkat dapatlah dikemukakan bahwa:
a.    tulisan dapat untuk dibaca;
b.    tulisan didasarkan pada pengalaman;
c.    tulisan ditingkatkan melalui latihan terpimpin;
d.    dalam tulisan makna menggantikan bentuk;
e.    kegiatan-kegiatan bahasa lisan hendaklah mendahului kegiatan menulis (Logan [et al], 1972:297).

 https://img.okezone.com/content/2014/09/24/373/1043828/tvmBsHlcJb.jpg



Menulis sebagai Suatu Cara Berkomunikasi
Secara luas dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu bila manusia atau binatang-binatang ingin berkenalan dan berhubungan satu sama lain. Seperti hewan-hewan lainnya, maka manusia berkomunikasi melalui gerak-gerik refleks yang sederhana dan bunyi-bunyi yang tidak berupa bahasa. Tetapi hanya manusia sajalah yang telah mengembangkan bahasa (Webb, 1975:26).
Setiap penulis atau pengarang mempunyai pikiran atau gagasan yang ingin disampaikan atau dituturkan kepada orang lain. Dalam hal ini dia harus menerjemahkan ide-idenya itu ke dalam sandi-sandi lisan yang selanjutnya diubah menjadi sandi-sandi tulis. Sang pengarang memanfaatkan sejumlah sarana mekanis untuk merekam sandi tulis tersebut. Setelah selesai perekaman itu maka dapatlah diteruskan atau disebarkan kepada orang lain (dalam hal ini para pembaca) melintasi waktu dan ruang.
Pikiran atau gagasan sang penulispun sampailah ke pihak pembaca. Pembaca melihat tulisan tersebut. Dia menerjemahkan sandi tulis itu ke dalam sandi lisan kembali dan mendapatkan serta menemui kembali pikiran atau gagasan sang penulis. Akhirnya sang pembaca memahami pikiran atau gagasan tersebut.


 http://www.annida-online.com/foto_berita/31menulis-untuk-menjadi-pintar-dan-kaya-ilmu-part-1.jpg




Batasan, Fungsi dan Tujuan Menulis
            Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat memahami lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekrepresi bahasa. Hal ini merupakan perbedaan lukisan dan tulisan. Dengan kata lain menggambar huruf bukanlah menulis. Seorang pelukis bisa saja melukis bisa huruf cina, tetapi dia tidak dapat dikatakan menulis, kalau tidak memahami bahasa cina beserta huruf-hurufnya.
            Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Menulis dapat menjadi penting di pendidikan karena memudahkan para pelajar berfikir dan dapat menolong kita berfikir kritis. Tulisan dapat menjelaskan pikiran-pikiran kita. Setiap penulis tidak hanya diharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan serasi, tetapi juga harus menentukan siapa pembaca karyanya itu dan apa maksud dan tujuannya.
            Menulis tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh penulisnya, antara lain:
a.    tujuan penugasan
b.    tujuan altruistic
c.    tujuan persuarif
d.    tujuan informasional
e.    tujuan pernyataan diri
f.     tujuan kreatif
g.    tujuan pemecahan masalah


http://menuliskreatif.com/wp-content/uploads/2013/07/writing-diary.jpg



Teknik Menulis
            Menurut Adelstein dan Pival (dalam Tarigan, 1986) membagi enak jenis karya tulis sebagai berikut.
a.         Tulisan dengan naga akrab
Tulisan pribadi secara jelas bersifat subjektif, keakuan. Tulisan ini merupakan suatu pernyataan dari gagasan-gagasan serta perasaan kita mengenai pengalaman kita sendiri atau kerabat sendiri. Tulisan pribadi mempunyai cirri-ciri yakni (a) hidup, besemangat, (b) lincah, cemelang, (c) menatik, memikat, memukau, dan (d) menyegarkan.
1)         Buku harian
2)         Catatan harian (jurnal)
3)         Cerita tidak resmi
4)         Puisi
5)         Surat
6)         Otobiografi
7)         Cerpen, novel dlll

b.         Tulisa bernada penerangan
1)         Deskripsi
2)         Narasi
3)         Eksposisi
4)         Argumentasi
5)         persuasi

c.         Tulisan bernada informatif
1)         Pengumuman
2)         Artikel
3)         Opini
4)         Berita
5)         Features
6)         Resensi buku
d.         Tulisan bernada argumentasi
1)         Sinopsis
2)         Opini
3)         Biografi

e.         Tulisan bernada kritik
1)         Esai
2)         Kritik

Secara umum karya tulis dapat dibagi bermacam-macam, antara lain:
a.    Menulis surat pribadi
b.    Menulis surat dinas
c.    Menulis Buku harian
d.    Menulis biografi
e.    Menulis otobiografi
f.     Menulis berita
g.    Menulis puisi
h.    Menulis pantun
i.      Menulis cerpen
j.      Menulis P desripsi
k.    Menulis P Narasi
l.      Menulis P argumentasi
m.   Menulis P pesuasi
n.    Menenuli P Eksposisi
o.    Menulis Pengumuman
p.    Menulis artikel
q.    Menulis resensi buku
r.     Menulis synopsis cerpen
s.    Menulis opini
t.      Menulis esai
u.    Menulis kritik
v.    Menulis pidato
w.   Menulis daftar pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Basiran, Mokh. 1999. Apakah yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum 1994.Yogyakarta: Depdikbud.

Darjowidjojo, Soenjono. 1994. Butir-butir Renungan Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing. Makalah disajikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing. Salatiga: Univeristas Kristen Satya Wacana.

Degeng, I.N.S. 1997. Strategi Pembelajaran Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang: IKIP dan IPTDI.

Depdikbud. 1995. Pedoman Proses Belajar Mengajar di SD. Jakarta: Proyek Pembinaan Sekolah Dasar.

Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.

Heinich, R., Molenda, M., & Russel, J.D. 1993. Instructional Media and the New Technologies of Instruction, 4th ed. New York: Macmillan Publishing Company.

Machfudz, Imam. 2000. Metode Pengajaran Bahasa Indonesia Komunikatif. Jurnal Bahasa dan Sastra UM.

Moeleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya.

Saksomo, Dwi. 1983. Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang.

Sholhah, Anik. 2000. Pertanyaan Tutor dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing di UM. Skripsi. Tidak diterbitkan.

No comments:

Post a Comment