Sunday, June 12, 2016

Hakikat Multidisipliner dalam Pragmatik



Hakikat Multidisipliner dalam Pragmatik

Dahulunya ilmu pragmatic adalah salah satu ilmu yang dipandang sebelah mata, dan terkadang ilmu ini hanya berkembang dengan cara berkembang dengan disiplin ilmu yang lain, seperti semantic dan ilmu kognitif yang lain. Sehingga keberadaan ilmu pragmatic kurang berkembang. Terlepas dari kelemahan pragmatic tersebut, ternyata ilmu ini sangat sering kita singgung, sering kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak menutup kemungkinan ilmu ini bisa berkembang secara mandiri. Para ilmuan seperti Georgia Green, dan dascal serta ilmuan yang bernama Louise Cumming, dengan tekun mengembangkan ilmu ini. Keberdaan ilmu pragmatic sekarang sudah berkembang, dan tanpa kita sadari ternyata ilmu ini sering kita pakai. Ada dua ciri yang menandainya, yaitu a) bahwa ilmu pragmatic banyak dibicarakan oleh sejumlah disiplin akademik, serta disiplin ilmu yang baru ternyata juga memberikan kajian pragmatic, b) kapasitas ilmu ini dapat mempengaruhi perkembangan koseptual disiplin-disiplin ilmu yang lain.
Definisi pragmatic itu sendiri dapat di simpulkan suatu ilmu yang dianggap berurusan dengan aspek-aspek informasi yang disampaikan melalui bahasa yang tidak dikodekan oleh konversi yang diterima secara umum dalam bentuk-bentuk linguistic yang digunakan namun yang juga mencul secara alamiah dari dan ketergantungan pada makna-makna yang dikodekan secara konvensional dengan konteks tempat penggunaan bentuk-bentuk tersebut. Dari definisi tersebut ada beberapa yang perlu di perjelas, yaitu a) Informasi: dalam kajian pragmatic informasi yang dimaksud adalah dimasukkannya fenomena-fenomena b) encoding: merupakan aktifitas psikolinguistik yang bertujuan untuk mengkodekan ujaran yang dihubungkan pada konteks yang lebih luas sehingga tak hanya ujaran serta makna yang dapat ditangkap oleh penerima, akan tetapi makna yang lebih luas bisa ditangkap, c) konvensi: sebuah ujaran menghasilkan makna yang bersifat konfensional, d) konteks: jika kita menyelidiki pragmatic, kita akan mengalami kesulitan, jika konteks tidak disebutkan. Konteks ujaran bisa beberapa syarat, yaitu siapa, apa yang dibicarakan, kapan, dimana, dengan apa ujaran itu dilakukan. Jika kita telah paham akan konteks, maka kita akan segera dapat menyimpulkan nilai pragmatic pada setiap ujaran.
Ada beberapa teori dan konsep yang dipakai dalam ilmu pragmatic. adalah sebagai berikut, a) teori tindak tutur, salah satu kelebihan bahasa adalah bahasa bisa digunakan untuk melakukan tindakan ujaran. Bisa dalam ujaran konstatif, atau ujaran performatif. Beberapa ilmuan memilah tindak tutur menjadi lokusi, perlokusi, ilokusi, b) teori implikatur, pada teori ini ternyata ujaran seseorang tidak hanya memiliki maksud untuk menyebabkan reasi atau efek dari pendengar atau penerima saja, akan tetapi efek itu sendiri mempunyai maksud tersendiri yang hanya bisa dipahamai oleh para penerima yang mampu menangkap efek dari ujaran. Ada beberapa ungkapan yang sering dipakai dalam tindak tutur, yaitu ungkapan kualitas, kuantitas, relevansi dan cara, c) teori relevansi, teori agaknya mempersempit supaya lebih mudah di kaji dari pada teori implikatur beserta maksim-maksimnya. Ada beberapa cirri relevansi, 1) teori ini daya terapannya tidak hanya pada komunikasi, tetapi juga pada bidang kognisi pada umumnua, 2) teori ini bersifat ekonomis, dalam hal mengkaji peristiwa kognisi yang terjadi, 3) teori ini juga memiliki kapasitas dalam bentuk ujaran-ujaran dari penutur dalam komunikasi dalam mempengaruhi bagaimana pendengar ujaran-ujaran tersebut memulai memproses ujaran yang diterima, d) deiksis. Pada teori ini seringkali menghubungkan bahasa dengan konteks untuk menjelaskannya. Dalam hal ini bisa berupa, 1) deiksis orang: bisa kata ganti orang, kata ganti milik, dan biasa dihubungkan dengan deiksis social, 2) deiksis waktu, seperti kata-kata yang bertujuan untuk membentuk keterangan waktu, 3) deiksis tempat, yang berupa kata yang mempunyai keterangan tempat, dan 4) deiksis wacana. Dalam ilmu pragmatic ini juga mengenal kajian praanggpan yang bisa didefinisikan sebagai berbagai cara namun secara umum adalah asumsi-asumsi yang tersirat salam ungkapan linguistic tertentu.

No comments:

Post a Comment