Hakikat Multidisipliner dalam
Pragmatik
Dahulunya
ilmu pragmatic adalah salah satu ilmu yang dipandang sebelah mata, dan
terkadang ilmu ini hanya berkembang dengan cara berkembang dengan disiplin ilmu
yang lain, seperti semantic dan ilmu kognitif yang lain. Sehingga keberadaan
ilmu pragmatic kurang berkembang. Terlepas dari kelemahan pragmatic tersebut,
ternyata ilmu ini sangat sering kita singgung, sering kita pakai dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak menutup kemungkinan ilmu ini bisa berkembang
secara mandiri. Para ilmuan seperti Georgia Green, dan dascal serta ilmuan yang
bernama Louise Cumming, dengan tekun mengembangkan ilmu ini. Keberdaan ilmu
pragmatic sekarang sudah berkembang, dan tanpa kita sadari ternyata ilmu ini
sering kita pakai. Ada dua ciri yang menandainya, yaitu a) bahwa ilmu pragmatic banyak dibicarakan oleh sejumlah disiplin
akademik, serta disiplin ilmu yang baru ternyata juga memberikan kajian
pragmatic, b) kapasitas ilmu ini dapat mempengaruhi perkembangan koseptual
disiplin-disiplin ilmu yang lain.
Definisi
pragmatic itu sendiri dapat di simpulkan suatu
ilmu yang dianggap berurusan dengan aspek-aspek informasi yang disampaikan
melalui bahasa yang tidak dikodekan oleh konversi yang diterima secara umum
dalam bentuk-bentuk linguistic yang digunakan namun yang juga mencul secara
alamiah dari dan ketergantungan pada makna-makna yang dikodekan secara
konvensional dengan konteks tempat penggunaan bentuk-bentuk tersebut. Dari
definisi tersebut ada beberapa yang perlu di perjelas, yaitu a) Informasi: dalam kajian pragmatic
informasi yang dimaksud adalah dimasukkannya fenomena-fenomena b) encoding: merupakan aktifitas
psikolinguistik yang bertujuan untuk mengkodekan ujaran yang dihubungkan pada
konteks yang lebih luas sehingga tak hanya ujaran serta makna yang dapat
ditangkap oleh penerima, akan tetapi makna yang lebih luas bisa ditangkap, c) konvensi: sebuah ujaran menghasilkan
makna yang bersifat konfensional, d) konteks:
jika kita menyelidiki pragmatic, kita akan mengalami kesulitan, jika konteks
tidak disebutkan. Konteks ujaran bisa beberapa syarat, yaitu siapa, apa yang
dibicarakan, kapan, dimana, dengan apa ujaran itu dilakukan. Jika kita telah
paham akan konteks, maka kita akan segera dapat menyimpulkan nilai pragmatic
pada setiap ujaran.
Ada
beberapa teori dan konsep yang dipakai dalam ilmu pragmatic. adalah sebagai
berikut, a) teori tindak tutur, salah
satu kelebihan bahasa adalah bahasa bisa digunakan untuk melakukan tindakan
ujaran. Bisa dalam ujaran konstatif, atau ujaran performatif. Beberapa ilmuan
memilah tindak tutur menjadi lokusi, perlokusi, ilokusi, b) teori implikatur, pada teori ini ternyata
ujaran seseorang tidak hanya memiliki maksud untuk menyebabkan reasi atau efek
dari pendengar atau penerima saja, akan tetapi efek itu sendiri mempunyai
maksud tersendiri yang hanya bisa dipahamai oleh para penerima yang mampu
menangkap efek dari ujaran. Ada beberapa ungkapan yang sering dipakai dalam
tindak tutur, yaitu ungkapan kualitas, kuantitas, relevansi dan cara, c) teori relevansi, teori agaknya
mempersempit supaya lebih mudah di kaji dari pada teori implikatur beserta
maksim-maksimnya. Ada beberapa cirri relevansi, 1) teori ini daya terapannya
tidak hanya pada komunikasi, tetapi juga pada bidang kognisi pada umumnua, 2) teori
ini bersifat ekonomis, dalam hal mengkaji peristiwa kognisi yang terjadi, 3)
teori ini juga memiliki kapasitas dalam bentuk ujaran-ujaran dari penutur dalam
komunikasi dalam mempengaruhi bagaimana pendengar ujaran-ujaran tersebut
memulai memproses ujaran yang diterima, d) deiksis.
Pada teori ini seringkali menghubungkan bahasa dengan konteks untuk
menjelaskannya. Dalam hal ini bisa berupa, 1) deiksis orang: bisa kata ganti
orang, kata ganti milik, dan biasa dihubungkan dengan deiksis social, 2) deiksis
waktu, seperti kata-kata yang bertujuan untuk membentuk keterangan waktu, 3)
deiksis tempat, yang berupa kata yang mempunyai keterangan tempat, dan 4)
deiksis wacana. Dalam ilmu pragmatic ini juga mengenal kajian praanggpan yang
bisa didefinisikan sebagai berbagai cara namun secara umum adalah asumsi-asumsi
yang tersirat salam ungkapan linguistic tertentu.
No comments:
Post a Comment