Sunday, June 12, 2016

Berbagai pendekatan dalam Makna



 https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRljreL2poBNaIeFFIWW6VZU-55TSz7rnAWtWO2BGRP4vo9woFbUg
Pendekatan-Pendekatan terhadap Kajian Makna
            Suatu teori tentunya merupakan kumpulan dari berbagai makna-makna. Telah banyak ilmu yang mengungkap pendekatan akan arti sebuah makna. Misalnya, filsafat, psikologi, semiotic, dan linnguistik. Lebih-lebih ilmu yang pada dasarnya mempelajari dari sebuah makna, yaitu semantic dan pragamatik. Pendekatan akan komplesksitas dari sebuah makna akan mempersempit makna itu dipilah-pilah dengan benar. Terutama pada ilmu pragmatic. konsep tentang makna, merupakan konsep yang multidisipliner.
            Dari teori psikolinguistik atau mentalistik makna, makna dapat tercapai bukan dalam kaitan symbol-simbol linguistic dengan berbagai entitas di dunia luar, melainkan dalam representasi mental yang ada dalam pikiran kita ketika kita memproduksi dan memahami symbol-simbol ujaran. Makna dalam pikiran  disebut juga dengan makna. Dan pendekatan referensial makna membentuk landasan koseptual sematik kondisi kebenaran.
Makna : sebuah pendekatan 3 bagian
            Makna itu sendiri terdiri 3 pendekatan, yang pertama adalah makna dalam dunia, makna ini ada kaitannya dengan konsep panca indra manusia yang sebenarnya apa yang dilihat dengan mata, merupakan langkah untuk menentukan maknanya, digabungkan dengan representasi mental dari penutur atau mitra tutur. Sehingga makna tidak hanya dicapai dengan mengaitkan symbol-simbol linguistic dengan berbagai entitas didunia luar melainkan dalam representasi mental yang kita miliki ketika memproduksi dan memahami  symbol-simbol linguistic. Jenis pendekatan makna yang kedua adalah makna dalam pikiran, pendekatan ini masih berhubungan dengan pendekatan makna yang awak tadi, yakni pendekatan referensial makna yang menbentuk landasan konseptual semantic kondisi kebenaran. Akan tetapi, jenis pendekatan yang kedua ini, lebih menekankan dapa makna intuisi, atau makna yang tersembunyi selain makna yang tersurat. Jenis pendekatan makna yang ketiga adalah, makna dalam tindakan. Pendekatan ini berorientasi pada aktivitas yang pada dasarnya masih berkaitan dengan dua pendekatan yang awal tadi.
Pendekatan Referensial Makna
            Pendekatan ini berkenaan dengan kapasitas kalimat untuk mendeskripsikan berbagai keadaan di dunia. Apa yang tertulis atau ujaran yang dihasilkan dimaknai dengan apa adanya tanpa memikirkan makna yang tersembunyi atau maksud lain dari symbol linguistic tersebut. Pemahaman seperti ini disebut juga dengan teori kebenaran makna.  Suatu kondisi kebenaran dapat diwujudkan dengan menggunakan huruf besar misalnya pada nama orang, dan pada huruf kecil untuk kata di luar pemahaman ini. Salah satu ilmu kajian lain yang masih dalam kajian makna adalah intelejensi artificial. Ilmu ini menggambarkan keadaan yang tumpang tindih antara pendekatan psikologis dan pendekatan referensial, yang sebanarnya merupakan bentuk representasi yang mengkaji masalah referensi pada dunia luar. Asumsi dasar pada pendekatan ini adalah pikiran dan bahasa dalam hal-hal yang sangat penting adalah serupa. Fungsi dari makna referensial memainkan peranan penting dalam pemerolehan bahasa kedua pada anak-anak. Seorang anak bisa membuat kalimat atau ujaran dengan menggabungkan denga situasi-situasi tertentu, ini merupakan salah satu fungsi dari referensi makna.
Pendekatan Psikologis terhadap Makna
            Meskipun makna psikologis sulit untuk dijelaskan namun kegunaannya sangat penting mengungkapkan makna dari istilah-istilah linguistic. Salah satu ilmuan yang setuju dengan kajian makna psikologis adalah Noam Chomsky, menurut beliau, tata bahasa dipelajari sebagai bagian dari domain kognitif yang lebih luas. Dan tata bahasa dianggap tercapai dalam pengetahuan mental dan penutur tentang bahasanya, yang juga disebut dengan kompetensi linguistic. Pendekatan psikologi mengatakan bahwa tata bahasa yang diperoleh anak-anak dengan sendirinya dan tidak dapat dijelaskan dengan data-data linguitik yang selalu diberikan kepada mereka-mereka. Akan tetapi anak-anak secara rutin memperoleh kaidah-kaidah linguistic yang tidak pernah dicontohkan oleh data-data lingkungan bahasa mereka.

Pendekatan Sosial Makna
            Percakapan sangat memegang peranan penting untuk memberikan kontribusi bagi pemahaman pragmatic. di dalam kegiatan percakapan antara penutur dan mitra tutur terdapat deiksis, praanggapan, implikatur, asumsi, dan konteks. Begitu banyaknya bagian dari percakapan namun demikian yang kurang begitu jelas adalah bagaimana pragmatic harus memulai menganalisis kontribusi tersebut. Maka perlu dilakukan analisis wacana untuk menjawab pertanyaan tersebut. Analisis wacana hendaknya tidak menggunakan deskripsi dari analis wacana yang cuma didasarkan pada intuisi analis. Tapi hendaknya mengalisis wacana berdasarkan induksi. Di lain pihak analisis percakapan sangat penting untuk mengadakan analisis percakapan transposisi konsep-konsep teoritis linguistic.

No comments:

Post a Comment