Pendekatan-Pendekatan terhadap Kajian Makna
Suatu teori tentunya merupakan
kumpulan dari berbagai makna-makna. Telah banyak ilmu yang mengungkap
pendekatan akan arti sebuah makna. Misalnya, filsafat, psikologi, semiotic, dan
linnguistik. Lebih-lebih ilmu yang pada dasarnya mempelajari dari sebuah makna,
yaitu semantic dan pragamatik. Pendekatan akan komplesksitas dari sebuah makna
akan mempersempit makna itu dipilah-pilah dengan benar. Terutama pada ilmu
pragmatic. konsep tentang makna, merupakan konsep yang multidisipliner.
Dari teori psikolinguistik atau
mentalistik makna, makna dapat tercapai bukan dalam kaitan symbol-simbol
linguistic dengan berbagai entitas di dunia luar, melainkan dalam representasi
mental yang ada dalam pikiran kita ketika kita memproduksi dan memahami
symbol-simbol ujaran. Makna dalam pikiran
disebut juga dengan makna. Dan pendekatan referensial makna membentuk
landasan koseptual sematik kondisi kebenaran.
Makna : sebuah pendekatan 3 bagian
Makna itu sendiri terdiri 3
pendekatan, yang pertama adalah makna dalam dunia, makna ini ada kaitannya
dengan konsep panca indra manusia yang sebenarnya apa yang dilihat dengan mata,
merupakan langkah untuk menentukan maknanya, digabungkan dengan representasi
mental dari penutur atau mitra tutur. Sehingga makna tidak hanya dicapai dengan
mengaitkan symbol-simbol linguistic dengan berbagai entitas didunia luar
melainkan dalam representasi mental yang kita miliki ketika memproduksi dan
memahami symbol-simbol linguistic. Jenis
pendekatan makna yang kedua adalah makna dalam pikiran, pendekatan ini masih
berhubungan dengan pendekatan makna yang awak tadi, yakni pendekatan
referensial makna yang menbentuk landasan konseptual semantic kondisi
kebenaran. Akan tetapi, jenis pendekatan yang kedua ini, lebih menekankan dapa
makna intuisi, atau makna yang tersembunyi selain makna yang tersurat. Jenis
pendekatan makna yang ketiga adalah, makna dalam tindakan. Pendekatan ini
berorientasi pada aktivitas yang pada dasarnya masih berkaitan dengan dua
pendekatan yang awal tadi.
Pendekatan Referensial Makna
Pendekatan ini berkenaan dengan
kapasitas kalimat untuk mendeskripsikan berbagai keadaan di dunia. Apa yang
tertulis atau ujaran yang dihasilkan dimaknai dengan apa adanya tanpa
memikirkan makna yang tersembunyi atau maksud lain dari symbol linguistic
tersebut. Pemahaman seperti ini disebut juga dengan teori kebenaran makna. Suatu kondisi kebenaran dapat diwujudkan
dengan menggunakan huruf besar misalnya pada nama orang, dan pada huruf kecil
untuk kata di luar pemahaman ini. Salah satu ilmu kajian lain yang masih dalam
kajian makna adalah intelejensi artificial. Ilmu ini menggambarkan keadaan yang
tumpang tindih antara pendekatan psikologis dan pendekatan referensial, yang
sebanarnya merupakan bentuk representasi yang mengkaji masalah referensi pada
dunia luar. Asumsi dasar pada pendekatan ini adalah pikiran dan bahasa dalam
hal-hal yang sangat penting adalah serupa. Fungsi dari makna referensial
memainkan peranan penting dalam pemerolehan bahasa kedua pada anak-anak.
Seorang anak bisa membuat kalimat atau ujaran dengan menggabungkan denga
situasi-situasi tertentu, ini merupakan salah satu fungsi dari referensi makna.
Pendekatan Psikologis terhadap Makna
Meskipun makna psikologis sulit untuk dijelaskan
namun kegunaannya sangat penting mengungkapkan makna dari istilah-istilah
linguistic. Salah satu ilmuan yang setuju dengan kajian makna psikologis adalah
Noam Chomsky, menurut beliau, tata bahasa dipelajari sebagai bagian dari domain
kognitif yang lebih luas. Dan tata bahasa dianggap tercapai dalam pengetahuan
mental dan penutur tentang bahasanya, yang juga disebut dengan kompetensi
linguistic. Pendekatan psikologi mengatakan bahwa tata bahasa yang diperoleh
anak-anak dengan sendirinya dan tidak dapat dijelaskan dengan data-data
linguitik yang selalu diberikan kepada mereka-mereka. Akan tetapi anak-anak
secara rutin memperoleh kaidah-kaidah linguistic yang tidak pernah dicontohkan
oleh data-data lingkungan bahasa mereka.
Pendekatan Sosial Makna
Percakapan sangat memegang peranan
penting untuk memberikan kontribusi bagi pemahaman pragmatic. di dalam kegiatan
percakapan antara penutur dan mitra tutur terdapat deiksis, praanggapan,
implikatur, asumsi, dan konteks. Begitu banyaknya bagian dari percakapan namun
demikian yang kurang begitu jelas adalah bagaimana pragmatic harus memulai
menganalisis kontribusi tersebut. Maka perlu dilakukan analisis wacana untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Analisis wacana hendaknya tidak menggunakan
deskripsi dari analis wacana yang cuma didasarkan pada intuisi analis. Tapi
hendaknya mengalisis wacana berdasarkan induksi. Di lain pihak analisis
percakapan sangat penting untuk mengadakan analisis percakapan transposisi
konsep-konsep teoritis linguistic.
No comments:
Post a Comment