Hakikat sastra dan sastra anak
Menurut Burhan (2005: 2),
sastra berbicara tentang hidup dan kehidupan, tentang persoalan kehidupan yang
diungkapkan dengan bahasa yang khas. Dalam sastra terkandung unsur dan tujuan
keindahan. Bahasanya bernuasa keindahan, hal tersebut termasuk dalam sastra
anak. Sastra memberi kesenangan dan pemahaman tentang kehidupan.
Kesenangan: pertama
sastra hadir kepada kita
memberikan kesenangan, hiburan, mengajak pembaca untuk memanjakan fantasi,
membaca pembaca ke suatu alur kehidupan yang penuh daya suspense, daya yang
menarik hati pembaca untuk ingin tahu dan merasa terikat oleh nya.
Pemahaman: karena
sastra selaku berbicara
tentang kehidupan sastra sekaligus juga memberikan pemahaman yang baik tentang
kehidupan itu. Pemahaman itu datang dari ekslorasi dari berbagai bentuk
kehidupan, rahasia kehidupan, penemuan, dan pengungkapan berbagai macam
karakter manusia dan lain-lain informasi
yang dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman pembaca.
Siapakah yang disebut dengan anak. Orang yang
disebut dengan anak adalah orang yang berusia 0 sampai dengan sekitar 12 tahun.
Jadi anak yang dimaksudkan dngan anak adalah orang yang berumur antara 0 sampai dengan 12 atau 13 tahun atau anak yang sudah masuk dalam
masa awal remaja.
Siapakah penulis sastra anak itu. Sebenarnya siapa yang menulis sastra itu tidak
penting, yang penting adalah dia sadar dengan apa yang ditulis adalah ditujukan
untuk konsumsi anak-anak. Oleh karena itu para penulis anak haruslah memiliki
bekal pengetahuan perihal ke
anak an. Misalnya hal yang berkaitan dengan tingkat perkembangan emosional,
intelektual, bahasa dan lain-lain.
Genre sastra anak
Genre adalah suatu macam atau
tipe kesastraan yang memiliki kerakteristik umum. Sastra anak mempunyai
beberapa genre. Ada beberapa alasan mengapa di permasalahkan atau perlunya pembicaraan masalah genre sastra
anak: 1) memberikan kesadaran kepada kita bahwa pada kenyataannya banyak terdapat gene sastra anak selain
cerita, lagu bocah yang telah di senangi dan diakrabi, 2) elemen struktur sastra dala setiap genre sastra berbeda. 3) memperkaya wawasan terhadap adanya
berbagai jenis karya sastra yang bervariasi yang kemudian dapat dimanfatkan untuk memilihnya bagi
anak.
Bentuk-bentuk sastra anak,
menurut Lukens, antara lain:
a. Fiksi
Bisa juga disebut dengan
prosa. Cerita diwujudkan dengan kalimat yang panjang cerita yang panjang. Yang
termasuk dalam fiksi adalah
• cerita fantasi
• fiksi formula
• cerita realisme
• fiksi sejarah
• novel biasa
• cerpen
b. Non Fiksi
Non fiksi adalah karangan yang
menunjukkan apada kebenaran
faktual sejarah atau sesuatu
yang lain yang memiliki kerangka acuan pasti atau memiliki bukti-buukti empiris. Namun tidak semua fiksi termasuk
dalam sastra anak. Non fiksi adalah juga prosa namun buka cerita imajinatif.
Contoh:
• realisme binatang
• relisme historis
• realisme olahraga
• informasi
• biografi
c. Puisi
d. Satra tradisonal
Sastra rakyat yang tidak jelas
kapan pencitaaanya dan tidak pernah diketahui pengarangnya yang diwariskan
secara turun temurun terutama lewat lisan atau dalam tulisan tangan.
Macam-macamnya:
• fable
• dongeng
• mitos
• legenda
• epos
e. Komik.
Pendekatan Psikoanalitik
Pendekatan
ini berasal oleh Bapak Spikoanalisis Sigmund Freud. Menurut beliau, pada
umumnya manusia bertindak didorong oleh kekuatan psikologis yang tidak
dipahaminya. Hal tersebut senada dengan pendapat Sarumpaet, (2010; 45) jika
mengkaji karya sastra secara psikoanalitik, maka kita perlu menyelidiki ketidaksadaran para tokoh dalam karya
sastra, memerhatikan tindak, perilaku atau perkataan yang merujuk pada sesuatu
yang justru ditutupinya.
Bila
kita berbicara mengenai psikoanaisis, kita mau tidak mau menyinggung pula
pendekatan arketip. Pendekatan ini di gaungkan oleh carl Gustav Jung. Menurut beliau manusia memiliki
kesadaran kolektif yang tersembunyi, pengalaman dan pengetahuan yang
dirasakan siapa pun didunia. Kejadian-kejadian
dalam sastra, khususnya sastra anak, bisa jadi berisi cerminan kehidupan
manusia sebenarnya, meskipun tidak selalu dilakonkan oleh manusia. Hal tersebut bisa dilakonkan oleh
tumbuhan atau binatang atau hal yang lain. Dan dalam sastra anak, akan dikemas
dengan lugas, dan sederhana, supaya mudah dipahami. Keadaan seperti ini akan
memudahkan anak menikmati sastra anak dan mendapat informasi yang bermakna bagi
kehidupannya. Menurut Sarumpaet, (2010; 46), pola dan alur cerita pada sastra,
anak berulang pada hidup dan kehidupan manusia, sehingga kita mengenal arketip penciptaan, kematian,
kelahiran, pahlawan, penjahat, dll. Yang kesemuanya itu memiliki pesan sosial
juga. Hal tersebut juga termasuk dalam sastra anak.
Kajian Sosiologi Sastra
Menurut
Kurniawan (2009: 103), sosiologi adalah ilmu yang mengenai masyarakat, yaitu
hubungan antara manusia dengan manusia yang lainnya yang kemudian membentuk
masyarakat. Disisi lain karya seni adalah media untuk mengekpresikan dari
seorang manusia, yang di dalamnya menggambarkan fiksionalitas kehidupan. Karya
sastra mempunyai makna yang sangat berguna untuk para penikmat sastra. Ada tiga
aspek yang tak terlepas dari kajian sosioalogi dan sastra itu sendiri, antara
lain:
a. Pengarang, sebagai individu yang
menciptakan sastra adalah manusia yang hidup ditengah masyarakat, oleh karena
itu corak sastra yang dibuatnya, sangat terpengaruhi oleh latar belakang sosial
dimasyarakat.
b. Karya sastra, adalah kehidupan yang
didalamnya melibatkan hubungan antar tokoh dalam setting tempar dan waktu
tertentu.
c. Pembaca, adalah individu adalah manusia
yang dihidup di masyarakat, sehingga penafsiran dan pemaknaannya atas karya
sastra yang dibaca dipengaruhi oleh system nilai-nilai yang berkembang dalam
masyarakat.
Wellek dan Warren memilah ada
3 pendekatan, yang terdapat dalam sosiologi sastra, yaitu sosiologi pengarang,
sosiologi karya sastra, dan sosiologi pembaca.
a. Sosiologi Pengarang: inti dari analisis
sosiologi pengarang ini adalah memaknai pengarang sebagai bagian dari
masyarakat yang telah menciptakan karya sastra. Sehingga pemahaman terhadap
pengarang menjadi kunci utama dalam memahami relasi sosial karya sastra dengan
masyarakat.
b. Sosiologi
karya sastra: artinya analisis terhadap
aspek sosial dalam karya sastra dilakukan dalam rangka untuk memami dan
memaknai hubungnya dengan keadaan sosial masyarakat di luarnya. Dalam sastra
anak, sosiologi sasatra anak dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisis
struktur karya sastra. Dalam hal ini tokoh, latar dan alur.
c. Sosiologi pembaca, kajian ini mengarah
pada dua hal, yaitu kajian pada sosiologi terhadap pembaca yang memaknai karya
sastra dan kajian pada pengaruh sosial yang diciptakan karya sastra bagi
pembaca.
No comments:
Post a Comment