Sunday, June 12, 2016

Hakikat sastra dan sastra anak


https://www.belbuk.com/images/products/novel--sastra/sastra/Sastra%20Anakm.JPG


Hakikat sastra dan sastra anak

Menurut Burhan (2005: 2), sastra berbicara tentang hidup dan kehidupan, tentang persoalan kehidupan yang diungkapkan dengan bahasa yang khas. Dalam sastra terkandung unsur dan tujuan keindahan. Bahasanya bernuasa keindahan, hal tersebut termasuk dalam sastra anak. Sastra memberi kesenangan dan pemahaman tentang kehidupan.
Kesenangan: pertama sastra hadir kepada kita memberikan kesenangan, hiburan, mengajak pembaca untuk memanjakan fantasi, membaca pembaca ke suatu alur kehidupan yang penuh daya suspense, daya yang menarik hati pembaca untuk ingin tahu dan merasa terikat oleh nya.
Pemahaman: karena sastra selaku berbicara tentang kehidupan sastra sekaligus juga memberikan pemahaman yang baik tentang kehidupan itu. Pemahaman itu datang dari ekslorasi dari berbagai bentuk kehidupan, rahasia kehidupan, penemuan, dan pengungkapan berbagai macam karakter manusia dan lain-lain informasi  yang dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman pembaca.
Siapakah yang disebut dengan anak.  Orang yang disebut dengan anak adalah orang yang berusia 0 sampai dengan sekitar 12 tahun. Jadi anak yang dimaksudkan dngan anak adalah orang yang berumur antara 0 sampai dengan 12 atau 13 tahun atau anak yang sudah masuk dalam masa awal remaja.
Siapakah penulis sastra anak itu. Sebenarnya siapa yang menulis sastra itu tidak penting, yang penting adalah dia sadar dengan apa yang ditulis adalah ditujukan untuk konsumsi anak-anak. Oleh karena itu para penulis anak haruslah memiliki bekal pengetahuan perihal ke anak an. Misalnya hal yang berkaitan dengan tingkat perkembangan emosional, intelektual, bahasa dan lain-lain.
Genre sastra anak
Genre adalah suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki kerakteristik umum. Sastra anak mempunyai beberapa genre. Ada beberapa alasan mengapa di permasalahkan atau perlunya pembicaraan masalah genre sastra anak: 1) memberikan kesadaran kepada kita bahwa pada kenyataannya banyak terdapat gene sastra anak selain cerita, lagu bocah yang telah di senangi dan diakrabi, 2) elemen struktur sastra dala setiap genre sastra berbeda. 3) memperkaya wawasan terhadap adanya berbagai jenis karya sastra yang bervariasi yang kemudian dapat dimanfatkan untuk memilihnya bagi anak.

Bentuk-bentuk sastra anak, menurut Lukens, antara lain:
a.       Fiksi
Bisa juga disebut dengan prosa. Cerita diwujudkan dengan kalimat yang panjang cerita yang panjang. Yang termasuk dalam fiksi adalah
     cerita fantasi
     fiksi formula
     cerita realisme
     fiksi sejarah
     novel biasa
     cerpen

b.      Non Fiksi
Non fiksi adalah karangan yang menunjukkan apada kebenaran faktual sejarah atau sesuatu yang lain yang memiliki kerangka acuan pasti atau memiliki bukti-buukti empiris. Namun tidak semua fiksi termasuk dalam sastra anak. Non fiksi adalah juga prosa namun buka cerita imajinatif. Contoh:
     realisme binatang
     relisme historis
     realisme olahraga
     informasi
     biografi
c.       Puisi
d.      Satra tradisonal
Sastra rakyat yang tidak jelas kapan pencitaaanya dan tidak pernah diketahui pengarangnya yang diwariskan secara turun temurun terutama lewat lisan atau dalam tulisan tangan. Macam-macamnya:
     fable
     dongeng
     mitos
     legenda
     epos
e.       Komik.

Pendekatan Psikoanalitik
            Pendekatan ini berasal oleh Bapak Spikoanalisis Sigmund Freud. Menurut beliau, pada umumnya manusia bertindak didorong oleh kekuatan psikologis yang tidak dipahaminya. Hal tersebut senada dengan pendapat Sarumpaet, (2010; 45) jika mengkaji karya sastra secara psikoanalitik, maka kita perlu menyelidiki ketidaksadaran para tokoh dalam karya sastra, memerhatikan tindak, perilaku atau perkataan yang merujuk pada sesuatu yang justru ditutupinya.
            Bila kita berbicara mengenai psikoanaisis, kita mau tidak mau menyinggung pula pendekatan arketip. Pendekatan ini di gaungkan oleh carl Gustav Jung. Menurut beliau manusia memiliki kesadaran kolektif yang tersembunyi, pengalaman dan pengetahuan yang dirasakan  siapa pun didunia. Kejadian-kejadian dalam sastra, khususnya sastra anak, bisa jadi berisi cerminan kehidupan manusia sebenarnya, meskipun tidak selalu dilakonkan oleh manusia. Hal tersebut bisa dilakonkan oleh tumbuhan atau binatang atau hal yang lain. Dan dalam sastra anak, akan dikemas dengan lugas, dan sederhana, supaya mudah dipahami. Keadaan seperti ini akan memudahkan anak menikmati sastra anak dan mendapat informasi yang bermakna bagi kehidupannya. Menurut Sarumpaet, (2010; 46), pola dan alur cerita pada sastra, anak berulang pada hidup dan kehidupan manusia, sehingga kita mengenal arketip penciptaan, kematian, kelahiran, pahlawan, penjahat, dll. Yang kesemuanya itu memiliki pesan sosial juga. Hal tersebut juga termasuk dalam sastra anak. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip6SCfHGTBpWSEpr8HdKVMSIOVJnuiBGWQZ2Vc2hN8E03gBJwIQ8rsNrF2DrK_y8f7U2Ez1xtJRkMj3J9kt8LsXR7zt7rD5CjtIPDQDHpiEWoKUWgaKUPAqfQKwFZTxeD8ToPWOYjF-Lg/s1600/kritik+sastra+anak.jpg

Kajian Sosiologi Sastra
            Menurut Kurniawan (2009: 103), sosiologi adalah ilmu yang mengenai masyarakat, yaitu hubungan antara manusia dengan manusia yang lainnya yang kemudian membentuk masyarakat. Disisi lain karya seni adalah media untuk mengekpresikan dari seorang manusia, yang di dalamnya menggambarkan fiksionalitas kehidupan. Karya sastra mempunyai makna yang sangat berguna untuk para penikmat sastra. Ada tiga aspek yang tak terlepas dari kajian sosioalogi dan sastra itu sendiri, antara lain:
a.       Pengarang, sebagai individu yang menciptakan sastra adalah manusia yang hidup ditengah masyarakat, oleh karena itu corak sastra yang dibuatnya, sangat terpengaruhi oleh latar belakang sosial dimasyarakat.
b.      Karya sastra, adalah kehidupan yang didalamnya melibatkan hubungan antar tokoh dalam setting tempar dan waktu tertentu.
c.       Pembaca, adalah individu adalah manusia yang dihidup di masyarakat, sehingga penafsiran dan pemaknaannya atas karya sastra yang dibaca dipengaruhi oleh system nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat.
Wellek dan Warren memilah ada 3 pendekatan, yang terdapat dalam sosiologi sastra, yaitu sosiologi pengarang, sosiologi karya sastra, dan sosiologi pembaca.
a.    Sosiologi Pengarang: inti dari analisis sosiologi pengarang ini adalah memaknai pengarang sebagai bagian dari masyarakat yang telah menciptakan karya sastra. Sehingga pemahaman terhadap pengarang menjadi kunci utama dalam memahami relasi sosial karya sastra dengan masyarakat.
b.       Sosiologi karya sastra: artinya analisis  terhadap aspek sosial dalam karya sastra dilakukan dalam rangka untuk memami dan memaknai hubungnya dengan keadaan sosial masyarakat di luarnya. Dalam sastra anak, sosiologi sasatra anak dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisis struktur karya sastra. Dalam hal ini tokoh, latar dan alur.
c.       Sosiologi pembaca, kajian ini mengarah pada dua hal, yaitu kajian pada sosiologi terhadap pembaca yang memaknai karya sastra dan kajian pada pengaruh sosial yang diciptakan karya sastra bagi pembaca.

No comments:

Post a Comment