Tuesday, June 14, 2016

Jenis-Jenis Membaca



BAB 1. TINJAUAN UMUM

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhHRP92tOTYA9ayE5WCUQE4Wa3pgRu4mg-ra3AtYR4r_B1ACz4YEQRufw2bSPLv2cTqZQpBe88_zBIQqDowHY4aGK4fSgplcBInnTbiZcUQI59ZOoMQbwIQla9yMHnTVNetMWhICtEO2E/s320/Tips+Membaca+Cepat+dan+Mudah+Paham.png

1.1  Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa (atau language art, language skills) dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu:
a.       Keterampilan menyimak
b.      Keterampilan berbicara
c.       Keterampilan keterampilan membaca
d.      Keterampilan menulis
Setiap keterampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka rona.
1)      Hubungan antara berbicara dan menyimak
ü  Ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru.
ü  Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
ü  Bunyi atau suara merupakan suatu factor penting dalam peningkatan cara pemakain kata-kata sang anak.
2)      Hubungan antara menyimak dan membaca
ü  Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh sang guru melalui bahasa lisan.
ü  Menyimak merupakan cara atau mode utama bagi penalaran lisan.
3)      Hubungan antara bebicara dan membaca
ü  Performasi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan bahasa lisan.
ü  Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung.
4)      Hungan antara ekspresi lisan dan ekspresi tulis
ü  Sang anak belajar berbicara jauh sebelum dia dapa menulis.
ü  Sang anak yang telah dapat menulis dengan lancer biasanya dapat pula menuliskan pengalaman-pengalaman pertamanya serta tepat tanpa diskusi lisan terlebih dahulu.
ü  Membuat catatan yang akan disampaikan pada suatu pembicaraan akan menolong murid untuk mengutarakan ide-ide tersebut kepada para pendengar.
1.2  Keterampilan Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Membaca dapat juga diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu yang mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambing-lambang tertulis.
a)      Tujuan membaca
Tujuan membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Berikut ini adalah hal yang perlu kita perhatikan saat membaca:
1.      Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta
2.      Membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
3.      Mambaca untuk mengetahui urutan atau susunan oraganisai cerita.
4.      Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi.
5.      Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan
6.      Membaca untuk menilai dan mengevalusi
7.      Membaca untuk memperbandingkan serta mempertahankan.

b)      Membaa sebagai suatu keterampilan
Sebagai suatu keterampilan membaca mencakup tiga komponen:
1.      Pengenalan terhadap aksara serat tanda-tanda baca.
2.      Korelasi aksaraa beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistic yang formal.
3.      Hubungan yang lebih lanjut dari 1 dan 2 dengan makna atau meaning.

c)      Aspek-aspek membaca
Secara garis besar terdapat dua aspek yang penting dalam membaca yaitu:
1.      Keterampilan yang bersifat mekanis.
ü  Pengenalan bentuk huruf
ü  Pengenalan unsur-unsur linguistic
ü  Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi.
ü  Kecepatan membaca bertaraf lambat.
2.      Keterampilan yang bersifat pemahaman.
ü  Memahami pengertian sederhana
ü  Memahami signifikan atau makna
ü  Evaluasi atau penilaian
ü  Kecepatan membaca yang fleksibel
3.      Membaca dalam hati
ü  Membaca ekstesif : membaca survei, membaca sekilas, membaca dangkal.
ü  Membaca intensif : membaca telaah ini, membaca telaah bahasa.

d)      Mengembangkan keterampilan membaca.
Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan membaca antara lain:
1.      Guru dapat menolong para pelajar memperkaya kosa kata.
2.      Guru dapat membantu para pelajar untuk memahami makna struktur-struktur kata.
3.      Menjelaskan kawasan atau pengertian kiasan.
4.      Guru dapat menjamin serta memastikan pemahaman pada pelajar.
5.      Guru dapat meningkatkan kecepatan kecepatan membaca para pelajar.

e)      Tahap-tahap perkembangan membaca.
1.      Para pelajar disuruh membaca bahan yang telah mereka pelajari mengucapkannya dengan baik atau bahan yang mungkin telah mereka ingat.
2.      Guru menyusun kata-kata yang telah diketahui menjadi bahan dialog atau paragraf yang beraneka ragam.
3.      Para pelajar mulai membaca bahan yang berisi sejumlah kata atau struktur yang masih asing atau belum biasa bagi mereka.
4.      Beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan penggunaan teks-teks sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai bahan bacaan pada tahap ini.
5.      Bahan bacaan tidak dibatasi. Seluruh dunia buku terbuka pagi para pelajar.


http://assets-a2.kompasiana.com/statics/crawl/5528245e6ea834984a8b4567.jpeg?t=o&v=760



BAB 2. MEMBACA NYARING

2.1    Pengertian
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, atau pembaca bersama-sama orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang. Kegiatan lisan ini memang sangat bermanfaat bagi anak-anak kalau maksud serta tujuan membaca nyaring itu diarahkan benar-benar serta berguna bagi mereka.

2.2    Keterampian yang Dituntut dalam Membaca Nyaring
Daftar keterampilan berikut ini sangat menolong bagi para guru dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam membaca nyaring.
Kelas I
1.    Mempergunakan ucapan yang tepat.
2.    Mempergunakan frase yang tepat.
3.    Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami.
4.    Memiliki perawakan dan sikap yang baik serta merawat buku dengan baik.
5.    Menguasai tanda-tanda baca sederhana.
Kelas II
1.    Membaca dengan terang dan jelas.
2.    Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi.
3.    Membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata.
Kelas III
1.    Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi.
2.    Mengerti serta memahami bahan bacaan
Kelas IV
1.    Memahami bahan bacaan pada tingkat dasar.
2.    Kecepatan mata dan suara.

Kelas V
1.    Membaca dengan pemahaman dan perasaan.
2.    Aneka kecepatan membaca nyaring tergantung pada bahan bacaan.
3.    Dapat membaca tanpa terus menerus melihat pada bahan bacaan.
Kelas VI
1.    Membaca nyaring dengan penuh perasaan atau ekspresi.
2.    Membaca dengan penuh kepercayaan dan menggunakan frase / susunan kata yang tepat.
(Barbe & Abbot 1975: 156-167; Dawson [et al] 1963:216).

2.3    Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring
Seorang pembaca nyaring yang baik biasanya berhasrat sekali menyampaikan sesuatu yang penting kepada para pendengarnya. Sesuatu yang penting tersebut dapat berupa informasi yang baru, sesuatu pengalaman yang berharga, uraian yang jelas, karakter yang menarik hati, sekelumit, humor yang segar, atau sebait puisi. Keterampiln-keterampilan membaca nyaring akan berkembang secara wajar, secara alamiah dalam membaca drama.







 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH31KVzD60hyVXXKZ1oXCZXUrgRMJK4Eu-xkt7tFLnuDukPwb77ltN8wRnZWhejfxB3QDG7pt_ht20ZqmH7yCT4a5WvYcdDllOWqbA0QtPjRI9OIyALD8Dr5MfgGE8LRIkSCXTqDaq8pQ-/s1600/baca.jpg








BAB. 3 MEMBACA DALAM HATI

3.1    Pengantar
Membaca dalam hati bertujuan untuk memperoleh informasi. Membaca dalam hati ini jauh lebih ekonomis, karena dapat dilakukan di segala tempat.  Kita sering melihat orang membaca dengan asyiknya dalam bus, kereta api, di kafetaria, di tempat tidur, dan seterusnya tanpa mengganggu orang lain. Dalam garis besarnya membaca dalam hati dapat dibagi menjadi: a) membaca ekstensif dan b) membaca intensif.

3.2    Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca esktensif ini meliputi a) membaca survei, b) membaca sekilas, c) membaca dangkal.
a.       Membaca survey
Saat kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari, yang akan kita telaah, dengan jalan:
a)      Memeriksa daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku.
b)      Melihat-lihat judul-judul yang terdapat dalam buku-buku yang bersangkutan.
c)      Meriksa outlet buku yang bersangkutan.
b.      Membaca sekilas.
Membaca sekilas atau skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan infromasi, penerangan.
Ada tiga tujuan utama dalam membaca sekilas ini, yaitu:
a)      Untuk memperoleh suatu kelas umum dari suatu buku atau artikel, tulisa singkat.
b)      Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan.
c)      Untuk menemukan/menempatkan dari suatu bahan yang diperlukan dalam perpustakaan.
c.       Membaca dangkal
Mambaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman dari suatu bahan bacaaan.
3.3    Membaca Intensif
Yang dimaksud dengan membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman tiap hari. Yang termasuk ke dalam kelompok membaca intensif ini ialah: a) membaca telaah isi, b) membaca telah bahasa.
Tujuan utama adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terkadang argument-argumen yang logis, urutan-urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolis; nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan social, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang dan juga sarana-sarana linguistic yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.






















BAB IV. MEMBACA TELAAH ISI

4.1 Pendahuluan
            Membaca dengan teknik telaah isi dibagi menjadi:
a)      Membaca teliti
b)      Membaca pemahaman
c)      Membaca kritis
d)      Membaca ide

4.2 Membaca Teliti
            Sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka seringkali kita perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang kita sukai. Membaca teliti membutuhkan sejumlah keterampilan antara lain:
a)      Survei yang cepat.
b)      Membaca secara seksama dan membaca ulang
c)      Penemuan hubungan setiap paragraf.
Perlu diketahui bahwa terdapat sejumlah cara untuk mengembangkan pikiran pokok sesuatu paragraf, antara lain:
a)      Dengan mengemukakan alasan-alasan.
b)      Dengan mengutarakan perincian-perincian.
c)      Dengan mengetengahkan satu atau lebih contoh.
d)      Dengan membandingkan atau mempertentangkan dua hal.
Kemampuan untuk menghubung-hubungkan paragraf-paragraf tunggal dan kelompok-kelompok paragraf dengan penggalan keseluruhan tulisan adalah sangat penting dalam membaca teliti. Dalam pembuatan catatan ada manfaat yang kita peroleh:
a)      Menolong kita untuk memahami apa yang kit abaca atau kita dengar.
b)      Membuat kita terus menerus mencari fakta-fakta dan ide-ide yang penting
c)      Membantu ingatan kita
Catatan-catatan dapat kita buat mengenai bacaan kita dan dapat kita lakukan di dalam kelas waktu guru mengajarkan sesuatu mata pelajaran. Agar paa siswa dapat menyelesaikan atau menelaah tugas itu dengan baik, maka seyognyalah mereka telah dibiasakan dengan cara studi SQ3R [survey (penelitian pendahuluan),question (tanya), read (baca), recite (critakanlah kembali dengan kata-kata sendiri), review (tinjau kembali) ].

4.3 Membaca Pemahaman
            Membaca pemahaman yang dimaksudkan di sini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami:
a)      Standar-standar atau norma-norma kesastraan.
b)      Resensi sastra.
c)      Drama tulis.
d)      Pola-pola diksi.
Kesusastraan dapat diklasifiksikan dalam berbagai cara, antara lain:
a)      Puisi atau prosa
b)      Fakta atau puisi
c)      Klasik atau modern
d)      Subjektif atau objektif
e)      Eksposisi atau normative
Membaca resensi-resensi yang kritis akan turut membantu kita untuk mempelajari secara cepat standar-standar karya sastra yang bermutu tinggi. Cerita non fiksi bersifat aktualitas. Aktualitas adalah apa-apa yang benar yang benar-benar terjadi sedangkan realitas adalah apa-apa yang dapat terjadi.
Unsur-unsur cerita pendek, antara lain:
a)      Tema
b)      Plot
c)      Pelukisan watak
d)      Ketegangan dan pembayangan
e)      Kesegaran dan suasana
f)        Pont of view
g)      Focus terbatas dan kesatuan



Jenis-jenis fiksi, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a)      Berdasarkan bentuk: 1) Novel, 2) Novelette, 3) Short Story, 4) Short short story, 5) vignette
b)      Bendasarkan isi: 1) Impresionisme, 2) Romantic, 3) Realism, 4) Sosio-relisme, 5) Realism sebenarnya, 6) Naturalism, 7) Ekspresionisme, 8) simbolisme.
c)      Berdasarkan kritik sastra
1.      Novel yang menuntut kritik sastra yang serius (novel-novel yang baik dan novel-novel yang mungkin saja baik).
2.      Novel-novel yang berada di bawah kritik sastra yang serius (taraf sedang dan taraf rendah).

4.4 Membaca Kritis
            Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluative, serta analitis dan bukan hanya mencari kesalahan. Pada umumnya membaca kritis umumnya menuntut para pembaca agar mereka:
a)      Memahami maksud penulis
b)      Memahami organisasi dasar tulisan
c)      Dapat menilai penyajian penulis atau pengarang
d)      Dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari
e)      Meningkatkan, minat baca, kemampuan baca dan berfikir kritis
f)        Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan
g)      Membaca majalah atau publikasi-publikasi periodic yang serius.

4.5 Membaca Ide
            Membaca ide adalah sejenis membaca yang mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. Berikut ini adalah criteria pembaca yang baik.
a)      Tahu mengapa dia baca
b)      Memahami apa yang dibacanya
c)      Mampu menguasai kecepatan membaca
d)      Mengenal media cetak.

BAB V. MEMBACA TELAAH BAHASA

5.1    Membaca Bahasa
Tujuan utama pada membaca bahasa ini adalah
a)      Memperbesar daya kata
Ada beberapa hal yang harus diketahui, antara lain:
1.      Ragam bahasa
2.      Mempelajari makna kata dari konteks
3.      Bagian-bagian kata
4.      Penggunaan kamus
5.      Makna-makna varian
6.      Idiom
7.      Sinomin dan antonym
8.      Konotasi dan denotasi
9.      derivasi
b)      Mengembangkan kosa kata
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui, antara lain:
1.      Bahasa kritik sastra
2.      Memetik makna dari konteks
3.      Petunjuk-petunjuk konteks

5.2    Membaca sastra
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membaca sastra, yaitu:
a)      Bahasa ilmiah dan  bahasa sastra
Memperbincangkan perbedaan penggunaan bahasa dalam karya ilmiah dan karya sastra, pada dasarnya kita memperbincangkan masalah konotasi dan denotasi dalam kegiatan menulis. Bahasa ilmiah umumnya bersifat denotative dan bahasa sastra pada umumnya bersifat konotatif.
b)      Gaya Bahasa
Pembicaraan mengenai gaya bahasa ini dibatasi pada hal-hal yang umum saja, antara lain:
1.      Perbandingan yang mencakup metafora, kesamaan, dan analogi.
2.      Hubungan yang mencakup metafora dan sinekdoke.
3.      Taraf pernyataan yang mencakup hiperbola, litotes, dan ironi.
c)      Perbandingan
1.      Metofora
Metafora adalah sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat,pada dan tersusun rapi.
2.      Kesamaan
Gaya bahasa kesamaan atau persamaan menyatakan serta biasa mempergunakan kata-kata seperti atau sebagai dan sejenisnya.
3.      Analogi
Analogi yang segestif seringkali menekankan suatu ide.
d)      Hubungan
1.      Sinekdoke
Sinekdohe member nama suatu bagian apabila yang dimaksudkan adalah keseluruhan atau sebaliknya: keseluruhan pengganti sebagian.
2.      Metonomia
Metonomia adalah penggunaan satu kata bagi yang lainnya.
e)      Pernyataan
Dari segi tarafnya maka pernyataan ini terbagi tiga jenis yaitu.
1.      Hiperbola
Hiperbola adalah jenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan, dengan maksud member penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk  memperkuat, memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
2.      Litotes
Litotes, kebalikan dari hiperbola, adalah jenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, misalnya merendahkan diri.
3.      Ironi
Ironi adalah jenis gaya bahasa yang mengimplikasikan sesuatu yang berbeda, bahkan ada kalanya bertentangan dari apa yang sebenarnya dikatakan tadi.

No comments:

Post a Comment