PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA
Ada beberapa
kajian untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang strategi
pembelajaran Bahasa Indonesia dan efektivitasnya terhadap pencapaian tujuan
belajar. Maka ada beberapa fokus kajian dalam pembelajaran bahasa Indonesia
antara lain: (1) pembelajaran bahasa, (2) strategi pembelajaran Bahasa Indonesia,
meliputi metode dan teknik pembelajaran Bahasa Indonesia, dan (3) hasil
pembelajaran.
Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Kegiatan pengupayaan ini
akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan
efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan
karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi
pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian
pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan
prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus
memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran
yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian
tujuan belajar dapat terpenuhi.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar dalam
berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan
dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam
empat subaspek, yaitu menyimak, berbicara membaca dan menulis.
Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah
keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang
dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan
mengekspresikan diri dengan berbahasa. Semuanya itu dikelompokkan menjadi
kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Sementara itu, dalam kurikulum 2004
untuk SMA dan MA, disebutkan bahwa tujuan pemelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia secara umum meliputi (1) siswa menghargai dan membanggakan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara, (2) siswa
memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi,serta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan,
dan keadaan, (3) siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,dan kematangan sosial,
(4) siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan
menulis), (5) siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) siswa menghargai dan membanggakan
sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan di atas, pembelajaran bahasa harus mengetahui
prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan
pembelajarannya, serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam
kegiatan pembelajarannya. Prinsip-prinsip belajar bahasa dapat disarikan sebagai
berikut. Pebelajar akan belajar bahasa dengan baik bila (1) diperlakukan sebagai individu yang memiliki
kebutuhan dan minat, (2) diberi kesempatan berapstisipasi dalam penggunaan
bahasa secara komunikatif dalam berbagai macam aktivitas, (3) bila ia secara
sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada bentuk, keterampilan, dan strategi
untuk mendukung proses pemerolehan bahasa, (4) ia disebarkan dalam data
sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budaya menjadi bagian dari bahasa
sasaran, (5) jika menyadari akan peran dan hakikat bahasa dan budaya, (6) jika
diberi umpan balik yang tepat menyangkut kemajuan mereka, dan (7) jika diberi
kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri (Aminuddin, 1994).
Strategi Pembejaran Bahasa Indonesia
Pembicaraaan
mengenai strategi pembelajaran bahasa tidak terlepas dari pembicaraan mengenai
pendekatan, metode, dan teknik mengajar.
Machfudz (2002) mengutip penjelasan Edward M. Anthony (dalam H. Allen
and Robert, 1972) menjelaskan sebagai berikut.
a. Pendekatan pembelajaran
Istilah
pendekatan dalam pembelajaran bahasa mengacu pada teori-teori tentang hakekat
bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai sumber landasan/prinsip
pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat bahasa mengemukakan asumsi-asumsi dan
tesisi-tesis tentang hakikat bahasa, karakteristik bahasa, unsur-unsur bahasa,
serta fungsi dan pemakaiannya sebagai media komunikasi dalam suatu masyarakat
bahasa. Teori belajar bahasa mengemukakan proses psikologis dalam belajar
bahasa sebagaimana dikemukakan dalam psikolinguis. Pendekatan pembelajaran
lebih bersifat aksiomatis dalam definisi bahwa kebenaran teori-teori linguistik
dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Dari
pendekatan ini diturunkan metode pembelajaran bahasa. Misalnya dari pendekatan
berdasarkan teori ilmu bahasa struktural yang mengemukakan tesis-tesis
linguistik menurut pandangan kaum strukturalis dan pendekatan teori belajar
bahasa menganut aliran behavioerisme diturunkan metode pembelajaran bahasa yang
disebut Metode Tata Bahasa (Grammar Method).
b. Metode Pembelajaran
Istilah metode
berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran bahasa
secara teratur. Istilah ini bersifat prosedural dalam arti penerapan suatu
metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan dengan melalui langkah-langkah yang
teratur dan secara bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran,
penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.
Dalam strategi
pembelajaran, terdapat variabel metode pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi tiga jenis, yaitu (a) strategi pengorganisasian isi pembelajaran, (b)
strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) startegi pengelolaan pembelajaran
(Degeng, 1989). Hal ini akan dijelaskan sebagai berikut.
c. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang
berurusan dengan bagaimana interaksi antara pebelajar dengan variabel-variabel
metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan
keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian tertentu
yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling sedikit ada empat klasifikasi
variabel strategi pengelolaan pembelajaran yang meliputi (1) penjadwalan
penggunaan strategi pembelajaran, (2) pembuatan catatan kemajuan belajar siswa,
dan (3) pengelolaan motivasional, dan (4) kontrol belajar.
Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran atau komponen suatu strategi
baik untuk strategi pengorganissian pembelajaran maupun strategi penyampaian
pembelajaran merupakan bagian yang penting dalam pengelolaan pembelajaran.
Penjadwalan penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran biasanya mencakup
pertanyaan “kapan dan berapa lama siswa menggunakan setiap komponen strategi
pengorganisasian”. Sedangkan penjadwalan penggunaan strategi penyampaian
melibatkan keputusan, misalnya “kapan dan untuk berapa lama seorang siswa
menggunakan suatu jenis media”.
Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa penting sekali bagi keperluan
pengambilan keputusan-keputusan yang terkait dengan strategi pengelolaan. Hal
ini berarti keputusan apapun yang dimabil haruslah didasarkan pad ainformasi
yang lengkap mengenai kemajuan belajar siswa tentang suatu konsep, prosedur
atau prinsip? Bila menggunakan pengorganisasian dengan hierarki belajar,
keputusna yang tepat mengenai unsur-unsur mana saja yang ada dalam hierarki
yang diajarkan perlu diambil. Semua ini dilakukan hanya apabila ada catatan
yang lengkap mengenai kemajuan belajar siswa.
Pengelolaan motivasional merupakan bagian yang amat penting dari
pengelolaan inetraksi siswa dengan pembelajaran. Gunanya untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa. Sebagian besar bidang kajian studi sebenarnya memiliki
daya tarik untuk dipelajari, namun pembelajaran gagal menggunakannya sebagai
alat motivasional. Akibatnya, bidang studi kehilangan daya tariknya dan yang
tinggal hanya kumpulan fakta dan konsep, prosedur atau prinsip yang tidak
bermakna.
Saksomo (1984) menjelaskan bahwa metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
antara lain (1) metode gramatika-alih bahasa, (2) metode mimikri-memorisasi,
(3) metode langsung, metode oral, dan metode alami, (4) metode TPR dalam
pengajaran menyimak dan berbicara, (5) metode diagnostik dalam pembelajaran
membaca, (6) metode SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman, (7) metode APS
dan metode WP2S dalam pembelajaran membaca permulaan, (8) metode eklektik dalam
pembelajaran membaca, dan (9) metode SAS dalam pembelajaran membaca dan menulis
permulaan.
METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Setelah para guru memahami pendekatan-pendekatan dalam program pengajaran
bahasa, selanjutnya guru menentukan metode-metode apa yang akan diterapkannya
dalam proses pembelajaran. Metode adalah rencana penyajian bahan secara
menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan atau approach
tertentu dalam Tatat Hartati dkk. (2006).
Menurut Tarigan dkk. (2006) perbedaan pandangan mengenai teori belajar juga
mewarnai perbedaan metode. Teori belajar merupakan landasan suatu metode yang berorientasi
dua hal. Pertama, proses kognitif yakni proses yang terjadi dalam belajar suatu
bahasa. Kedua, kondisi belajar yakni kondisi-kondisi yang mendukung
berlangsungnya proses belajar bahasa berjalan baik. Metode pembentukan
kebiasaan (habit formation) adalah metode yang berorientasi pada proses. Metode
alamiah (natural method) berorientasi pada situasi di mana belajar itu terjadi
dan kondisi belajar. Metode berfungsi sebagai jembatan penghubung antara teori
dan praktik, antara pendekatan dan teknik.
William Francis Macky mengajukan lima belas ragam metode pengajaran bahasa
sebagai berikut:
a.
Metode langsung
b. Metode Alami
c. Metode Psikologi
d. Metode Fonetik
e. Metode Membaca
f. Metode Tata Bahasa
g. Metode Terjemahan
h. Metode Terjemahan Tata Bahasa
i. Metode Ekletik
j. Metode Kontrol Bahasa
k. Metode Mimikri-Memorasi
l. Metode Teori Praktik
m. Metode Unit
n. Metode Kognate
o.
Metode Dwi Bahasa
Tarigan dkk (1989)
Lain halnya
dengan GBPP 1984 yang memuat empat belas metode pengajaran bahasa.
Metode-metode sebagai berikut ini:
a.
Metode Penugasan
b. Metode Eksperimen
c. Metode Proyek
d. Metode Diskusi
e. Metode Widyawisata
f. Metode Bermain Peran
g. Metode Demontrasi
h. Metode Sosiodrama
i. Metode Pemecahan Masalah
j. Metode Tanya-Jawab
k. Metode Latihan
l. Metode Ceramah
m. Metode Bercerita
n.
Metode Pameran Tarigan
dkk (1989)
Sedangkan untuk sekarang metode lebih meliputi, pemilihan bahan, penentuan
urutan bahan, pengembangan bahan, rancangan evaluasi dan remedial. Berikut ini
adalah metode yang digunakan dalam Kurikulum 2004 maka langkah dilakukan
setelah guru menetapkan kompetensi dasar beserta indikato-indikatornya.
Beberapa metode ini digunakan secara terpisah maupun digabungkan dengan metode
lain atau beberapa metode dalam pelaksanaannya.
a.
Metode Langsung
Metode ini menerapkan secara langsung semua aspek dalam bahasa yang
diajarkan. Misalnya, dalam suatu pembelajaran pelajaran bahasa Indonesia di
daerah bahasa pengantar di kelas adalah bahasa Indonesia tanpa diselingi bahasa
daerah/bahasa ibu.
b. Metode Alamiah
Metode ini berprinsip bahwa mengajar bahasa baru (seperti bahasa kedua) harus
sesuia dengan kebiasaan belajar bahasa yang sesungguhnya seperti yang dilalui
anak-anak ketika belajar bahasa ibunya.proses alamiah sangat berpengaruh pada
metode ini.
c. Metode Tatabahasa
Metode ini memusatkan pada pembelajaran vokabulerr (kosakata), kelebihan
metode ini terletak pada kesederhanaannya dan sangat mudah dalam
pelaksanaannya.
d. Metode Terjemahan
Metode terjemahan (the translation method) adalah metode yang lazim
digunakan dalam pengajaran bahasa asing, termasuk alam pengajaran bahasa
Indonesia yang umumnya merupakan bahasa kedua setelah bahasa penggunaan bahasa
ibu/daerah.
e. Metode Pembatasan Bahasa
Metode ini menekankan pada pembatasan dan penggradasian kosakata dan
struktur bahasa yang akan diajarkan, kata-kata dan pola kalimat yang tinggi
pemakaiannya dimasyarakat diambil sebagai sumber bacaan dan latihan penggunaan
bahasa.
f. Metode Linguistik
Prinsip metode ini adalah pendekatan ilmiah karena yang menjadi landasan
pembelajaran adalah hasil dari penelitian para linguis (ahli bahasa). Urutan
penyajian bahan pembelajaran disusun sesuai tahap-tahap kesukaran yang mungkin
dialami siswa. Dengan demikian pada metode ini tidak dilarang menggunakan
bahasa ibu murid, karena bahasa ibu murid akan memperkuat pemahaman bahasa
tersebut.
g. Metode SAS
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) bersumber pada ilmu jiwa yang
berpandangan bahwa pengamatan dan penglihatan pertama manusia adalah global
atau bersifat menyeluruh. Dengan demikian segala sesuatu yang diperkenalkan
pada murid haruslah mulai ditunjukan dan diperkenalkan struktur totalitasnya
atau secara global.
h. Metode Bibahasa
Metode ini hampir sama dengan metode linguistik, bahasa ibu murid digunakan
untuk menerangkan perbedaan–perbedaan fonetik, kosakata, struktur kalimat dan
tata bahasa kedua bahasa itu.
i.
Metode Unit
Metode ini
berdasarkan pada 5 tahap, yaitu:
1) mempersiapkan murid untuk menerima pengajaran
2) penyajian bahan
3) bimbingan melalui proses induksi
4) generalisai dan penggunaannya di sekolah dasar
Perencanaan atau disebut desain yang disusun di depan kelas. Ada tiga
tahapan kegiatan teknik di depan kelas. Pertama, kegiatan penyajian dan
penjelasan bahan pembelajaran. Kedua, kegiatan latihan yang dilaksanakan oleh
siswa dalam rangka memahami bahan pembelajaran. Ketiga, kegiatan umpan balik
untuk menentukan arah kegiatan belajar berikutnya sekaligus merupakan
pengulangan atau lanjutan kegiatan belajar berikutnya.
Setelah memahami metode pembelajaran bahasa guru juga harus mengetahui
teknik-teknik atau strategi pengajaran yang lazim digunakan. Teknik bersifat prosedural.
Teknik yang baik dijabarkan metode dan serasi dengan pendekatan. Berikut
sejumlah teknik pengajaran bahasa Indonesia yang biasa dipraktikan guru bahasa
Indonesia.
a.
Teknik Ceramah
Pelaksanaan teknik ceramah dikelas rendah dapat berbentuk cerita kenyataan,
dongeng atau informasi tentang ilmu pengetahuan.
b. Teknik Tanya Jawab
Teknik tanya jawab dapat diterapkan pada latihan keterampialn menyimak,
membaca, berbicara dan menulis. Selain guru bertanya pada murid, murid juga
dapat bertanya pada guru.
c. Teknik Diskusi Kelompok
Teknik ini dapat dilakukan di kelas rendah dengan bimbingan guru. Peran
guru terutama dalam pemilihan bahan diskusi, pemilihan ketua kelompok dan
memotivasi siswa lainnya agar mau berbicara atau bertanya.
d. Teknik Pemberian Tugas
Teknik ini bertujuan agar siswa lebih aktif dalam mendalami pelajaran dan
memiliki keterampilan tertentu, untuk siswa kelas rendah tugas individual
seperti membuat catatan kegiatan harian atau disuruh menghapal puisi atau lagu.
e. Teknik Bermain Peran
Teknik ini bertujuan agar siswa menghayati kejadian atau peran seseorang
dalam hubungan sosialnya. Dalam bermain peran siswa dapat mencoba menempatkan
diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu, misal: sebagai guru, sopir, dokter,
pedagang, hewan, dan tumbuhan. Setelah itu diharapkan siswa dapat menghargai
jasa dan peranan orang lain, alam dalam kehidupannya.
f. Teknik Karya Wisata
Teknik ini dilaksanakan dengan cara membawa langsung siswa kepada obyek
yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Misalkan : museum, kebun binatang,
tempat pameran atau tempat karya wisata lainnya.
g. Teknik Sinektik
Strategi pengajaran sinektik merupakan suatu strategi untuk menjadikan
suatu masyarakat intelektual yang menyediakan berbagai siswa untuk bertindak
kreatif dan menjelajahi gagasan-gagasan baru dalam bidang-bidang ilmu
pengetahuan alam, teknologi, bahasa dan seni.
Kelebihan teknik
ini antara lain:
a.
Strategi ini bermanfaaat
untuk mengembangkan pengertian baru pada diri siswa tenang sesuatu masalah
sehingga dia sadar bagaimana bertingkah laku dalam situasi tertentu.
b. Strategi ini bermanfaat karena dapat mengembangkan kejelasan pengertian dan
internalisasi pada diri siswa tentang materi baru.
c. Strategi ini dapat mengmbangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa
maupun pada guru.
d. Strategi ini dilaksanakan dalam suasana kebebasan intelektual dan kesamaan
martabat antara siswa.
e.
Strategi ini membantu
siswa menemukan cara berpikir baru dalam memecahkan suatu masalah.
DAFTAR
PUSTAKA
Basiran, Mokh. 1999. Apakah
yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum 1994.Yogyakarta: Depdikbud.
Darjowidjojo, Soenjono. 1994. Butir-butir Renungan Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing.
Makalah disajikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa Asing. Salatiga: Univeristas Kristen Satya Wacana.
Degeng, I.N.S. 1997. Strategi
Pembelajaran Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang: IKIP dan
IPTDI.
Depdikbud. 1995. Pedoman
Proses Belajar Mengajar di SD. Jakarta: Proyek Pembinaan Sekolah Dasar.
Hamalik,
O. 1994. Media Pendidikan. Bandung:
Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.
Heinich,
R., Molenda, M., & Russel, J.D. 1993. Instructional
Media and the New Technologies of Instruction, 4th ed. New York: Macmillan
Publishing Company.
Machfudz, Imam. 2000. Metode
Pengajaran Bahasa Indonesia Komunikatif. Jurnal Bahasa dan Sastra UM.
Moeleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya.
Saksomo, Dwi. 1983. Strategi
Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang.
Sholhah, Anik. 2000. Pertanyaan
Tutor dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing di UM.
Skripsi. Tidak diterbitkan.
Sadiman,
A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito. 1990. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1.
Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Subyakto, Sri Utari. 1988. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Sudjana,
N. & Rivai, A. 1992. Media Pengajaran.
Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Badung.
No comments:
Post a Comment