Sunday, June 12, 2016

Patologi Bahasa dan Pragmatik

http://image.slidesharecdn.com/9-140413214855-phpapp01/95/patologi-bahasa-dan-pragmatik-3-638.jpg?cb=1397425818



Patologi Bahasa dan Pragmatik

            Kesalahan pragmatic bisa menjangkit pada penggunaan bahasa pada anak-anak mupun orang dewasa. gangguan ini akan berimbas pada proses produksi bahasa, penggunaan bahasa mapun interpretasi bahasa. Gangguan-gangguan ini, bisa berbentuk autism, ketidakmampuan belajar, kerusakan otak kiri, gangguan perkembangan bahasa, cidera kepala tertutup,dan schizophrenia.
Namun sebelu kita menginjak pada gangguan-gangguan pragmatic, terlebih dahulu. Ada persoalan yang pelik sebagai konsekuensi dari kajian prakmatik sebagi kajian muntidisipliner. Salah satu perkembangannya adalah pragmatic telah mengarah pada kajian klinis. Hal ini mengakibatkan para ahli klinis menggunakan istilah-istilah pragmatic  dengan cara-cara semakin canggih. Hal yang menjadin persoalan berikutnya setelah penggunaan istilah pragmatic yang semakin canggih, adalah masalah definisi. Sehubungan dengan masalah definisi, ada beberapa istilah yang berkaitan dengan dengan pragmatic, antara lain 1) tindak tutur, 2) konteks 3) 3) pengetahuan pendengar, 4) maksim-maksim dan implikatur percakapan, 5) inferensi, 6) pengetahuan, 7) makna bukan harfiah, 8) analisis percakapan dan analisis wacana.
Tidak tutur merupakan fenomena pragmatic penyelidikan linguistic klinis yang sangat menonjol. Ganguan pada tindak tutur merupakan indikator penting bagi fungsi pragmatic. gejalanya bisa berbagai macam jenis, diantarnya adalah 1) ada individu yang mungkin bisa memproduksi ujaran namun gagal dalam menerapakan pertimbangan-pertimbangan tindak tutur. 2) ada juga individu yang tidak dapat memproduksi ujaran  sehingga tidak bisa menyampaikan maksud penutur. Hal ini berkaitan dengan implikatur percakapan. Tindak tutur merupakan katagori yang kaya akan fenomena pragmatic untuk dikaji oleh para ahli linguistic klinis.
Gangguan para kemampuan penalaran konteks pada seseorang bisa dilihat dari konteks linguistic dan ekstra linguistic. Dalam kajian istilah konteks ditafsirkan secara sempit, konteks adalah konteks lingusitik yang terdiri atas pertanyaan tunggal segera sebelum masing-masing permintaan yang taksa dan kalimat pasif atau aktif yang dapat dibalik susunannya. Gelaja ganguan konteks, misalnya seseorang yang tidak bisa memahami pejelsan atau uraian  tentang gambaran dari sebuah ujaran atau tuturan.
   Pengetahuan pendengar, jika tindak tutur disebut juga dengan penutur yang mana masih bisa mengalami gangguan. Demikian juga dengan pendengar. Dalam hal ini mengarah kepada pengetahuan pedengar, yang dimana, si pendengar merasa kesulitan untuk  memaknai akan sebuah ujaran serta implikasi yang menyertainya.
Maksim-maksim dan implikatur percakapan. Kebutuhan informasi dalam tindak tuturan antara penutur dan mitra tutur, tergantung pada maksim tentang cara bagaimana informasi itu dikeluarkan. Gangguan pada maksim dan implikatur  misanya diantarnya adalah gangguan Schizofrenia, ganguan akibat cedera kepala tertutup.


No comments:

Post a Comment