Friday, June 10, 2016

SUMBER BELAJAR dan PROBLEMATIKANYA

SUMBER BELAJAR dan PROBLEMATIKANYA

https://enyongbelajar.files.wordpress.com/2012/07/slidersumberbelajar.jpg



Pendidikan merupakan salah satu jalan yang dipakai manusia untuk mengangkat harkat, martabat dan derajatnya di mata manusia yang lainnya. Pendidikan itu berlangsung di sekolah, instansi pendidikan, lingkungan social, lingkungan pelajar dan sampai pergururan tinggi. Manusia melewati beberapa tahap dalam menempuh pendidikan tersebut. Dengan awal TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/STm sampai perguruan tinggi.
Berbagai lingkungan pendidikan tersebut memeliki berbagai warga sekolah, dari kepala sekolah, para guru/pendidik, komite sekolah, pegawai TU, siswa/perserta didik, sampai tukang kebun. Semua itu mempengaruhi satu sama lain. Jika salah satu tidak seimbang dalam kinerjanya, maka bagian yang lain merasakan dampak yang sebenarnya tidak diinginkan.

https://sumberbelajarsmkn10.files.wordpress.com/2012/10/sumber-belajar.jpg

2. Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai temapat dimana bahan pengejaran bias didapat (Fathurrohman, 2009:16). Menurut Akhmad (2010), sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data, orng adan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga memudahkan peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan peserta didik baik secara terpisah atau terkombinasi sehingga memudahkan dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
2 Fungsi Sumber Belajar
Sumber belajar memiliki fungsi menuru Depdiknas, antara lain:
  1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: 1) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara kebih baik dan 2) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
  2. Memberikan kemungkinan pelajaran yang bersifat individual dengan cara: 1) mengurangi control guru yang kaku dan tradisional, dan 2) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
  3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terdapat pembelajaran dengan cara: 1) perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis, dan 2) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
  4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: 1) meningkatkan kemampuan sumber belajar, dan 2) penyajian informasi dan bahan secara lebih konkrit.
  5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu 1) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas, 2) memberikan pengetahuan yang bersifat langsung.
  6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografi.
 
 http://farm8.staticflickr.com/7280/6946413266_9ee02b9704.jpg
3 Jenis Sumber Belajar
Menurut Fathurohhmad (2009:16) mengungkapkan beberapa jenis sumber belajar antar lain:
  1.  Manusia
  2. Bahan ajar, pesan atau informasi
  3. Lingkungan
  4. Alat dan perlengkapan
  5. Aktifitas
Secara garis besar jenis sumber belajar dapat dibedakan antara lain:
a.       Sumber belajar yang diracang, yakni sumber belajar belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen system instruksional untuk memberikan fasilitas yang terarah dan bersifat formal.
b.      Sumber belajar yang dimanfaatkan, yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
4 Kriteria Memilih Sumber Belajar
Telah dijelaskan bahwa terdapat beragam jenis sumber belajar seperti di atas namun apakah setiap guru atau pendidik bisa memilih sumber belajar yang sesuai dengan komptensi yang diajarkan. Adapun criteria yang disebutkan oleh Depdiknas (2004), antara lain:
  1. Ekonomis, tidak harus terpatok pada harga yang mahal
  2. Praktis, tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka
  3. Mudah, dekat dan tersedia di sekitar kita
  4. Fleksibel, dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan
  5. Sesuai dengan tujuan, mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

 http://ilmu-pendidikan.net/wp-content/uploads/2014/09/Macam-Sumber-Belajar.jpg
5  Problematika dalam penggunaan sumber belajar di pembelajaran mata  pelajaran bahasa Indonesia.
Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang amat penting, salah satu mata pelajaran yang di-UAN-kan, pelajaran ini ada disetiap jenjang pendidikan.
            Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki stadar kompetensi dan KD yang lengkap dan kompleks. Selain itu pelajaran ini mempunyai beberapa keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa, misalnya menulis, mendengarkan, membaca, dan berbicara. Setiap kemampuan atau KD dalam pelajaran ini merupakan tugas guru untuk membelajarkan kepada setiap siswa. Dalam proses pembejaran di sekolah, guru  membutuhkan alat, media, sumber belajar, kelas, dan peserta didik yang kondusif agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan dan kompetensi dasar dapat dikuasai siswa.
            Namun ada beberapa problematikan yang menarik dan perlu diluruskan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan perlu dicari solusinya, antara lain:
  1. Terlalu banyak SK yang terdapat  dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, membuat guru bingung dengan sumber belajar apa yang digunakan yang sesuai dengan SK saat pembelajaran di kelas, akhirnya guru menggunakan sumber belajar yang minim, misalnya buku teks dan atau LKS saja.
Contoh yang lebih khusus:
1.      Pada aspek mendengarkan
SK: menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan seorang tokoh atau narasumber yang disampaikan dalalm wawancara.
Masalah/Problematika
·         Guru terlalu monoton dan hanya mengandalkan buku teks, yang berisi hasil wawanara yang seharusnya menggunakan narasumber.
·         Terkadang guru sangat terbatas dalam hal waktu sehingga proses wawancara tidak terlaksana dan hanya biasanya menggunakan hasil wawancara yang sudah dicetak.
·         Guru enggan memakai/ mendatangkan tokoh atau narasumber untuk proses wawancara sehingga dapat menuntaskan SK yang terkait.
Kelemahan
·         Materi cepat selesai padahal SK belum tercapai atau dikuasi siswa
·         Siswa tidak mendapat pengalaman untuk bisa berwawancara dengan tokoh atau narasumber
       Yang Seharusnya dilakukan
·         Guru hendaknya tedak terlalu tergantung pada buku teks atau open book dan mendatangkan tokoh atau narasumber untuk menjadi objek yang diwawancarai. Misalnya: kepala sekolah, pegawai TU, tukang kebun, orang kantin, tokoh masyarakat terdekat dengan ajakan untuk bisa kerja sama. Atau bisa juga dengan siswa memilih peran untuk menjadi orang dengan profesi tertentu dan siswa yang lain bertugas mewawancarai dan bergantian
·         Siswa harus terlibat aktif dalam proses wawancara secara bergantian dalam kegiatan individu atau kelompok.
·         Dengan waktu yang telah disediakan guru harus menggunakannya dengan seefesian mungkin untuk mencapai KD yang dibelajakan.
2.      Pada Aspek Berbicara
SK: Bertelepon dengan kalimat yang efektif dan bahasa yang santun
Masalah atau problematikan
·         Guru hanya memaparkan teori-teori atau cara bertelepon yang santun tanpa ada praktek untuk siswanya.
·         Secara monoton guru hanya menggunakan buku teks, dan membacakan cara bertelepon tanpa ada contoh dari gurunya.
·         Guru kurang menggunakan sumber belajar yang bervariasi
·         Keterampilan berbicara kurang dikuasi oleh siswa karena guru hanya menggunakan teori saja.
Kelemahan
·         Siswa hanya mendapat teori namun prakteknya kurang
·         Variasi belajar kurang
·         Kecapakan dalam hal bersantun saat bertelepon kurang dikuasai oleh siswa
Yang Seharusnya dilakukan
·         Guru tak hanya menyampaikan teori tentang kesopanan saat bertelepon namus seharusnya dibarengi dengan praktek dari gurunya dan dapat juga dikuasai oleh siswanya.
·         Guru berpraktek bertelepon dengan santun dengan menggunakan telepon dan siswanya bisa juga mempraktekkan dan  mengaplikasikann teori yang didapat.
·         Guru hendaknya menyiapkan pesawat telepon atau bisa menggunakan hp milik siswa masing-masing dalam praktek bersantun dalam bertelepon.  Atau bisa menggunakan pesawat telepon buatan sendiri dari bekas gelas minuman.
3.      Pada  Aspek Membaca
SK: Mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara efektif.
Masalah/problematika
·         Guru hanya menggunakan contoh biografi yang terdapat dalam buku teks
·         Guru kurang memanfaatkan sumber belajar yang lain.
·         Keanekaragaman pemahaman siswa pada tokoh yang didapat kurang


Yang seharusnya dilakukan
·         Guru tidak hanya menggunakan satu jenis biografi dari seorang tokoh.
·         Guru hendaknya menyiapakn berbagai jenis biografi dari tokoh-tokoh penting dangan mencari di perpus atau internet atau mengajak siswa ke perpustakaan dan siswa disuruh mencari biografi dari tokoh yang disukainya.
·         Atau  siswa diberi tugas  mencari biografi dari seorang tokoh yang disukai lewat majalah, surat kabar, atau internet.
4.      Pada Aspek Menulis
SK: Menulis kreatif berkenaan dengan keindahan alam
Masalah/problematika
·         Guru cuma menyampaikan teori tentang membuat puisi berdasarkan pemahaman dari buku teks.
·         Guru tidak menggunakan unsure lingkungan secara penuh dalam pembuatan puisi yang berkenaan dengan keindahan alam.
·         Guru hanya menyuruh membuat puisi di dalam kelas dan harus cepat diselesaikan.
·         Siswa hanya bisa mengira-ngira unrus keindahan alam dari imajinasi atau pengalamannya
Yang Seharusnya dilakukan
·         Guru tidak hanya menggunakan teori tentang puisi namun mengajak siswa secara aktif dalam pembuatan puisi.
·         Guru hendaknya memanfatkan lingkungan sekitar sekolah dengan mengajak siswanya keluar kelas misalnya ke taman, lapangan, kebun sekolah, dan kemudian siswa menentukan sendiri keindahan alam yang telah diamati dan kemudian ditungkan ke dalam bentuk puisi.
  1. Tugas guru yang kompleks, mulai dari membuat silabus, RPP, melaksanakan proses pembelajaran, sampai evaluasi, terkadang membuat guru tidak sempat memberikan kepada siswanya sumber belajar yang inovatif.
Akibatnya
·         Guru kurang bisa membuat perangkat belajar yang tepat dan efisien.
·         Guru akan mengajar dengan asal-asalan dengan mengesampingkan SK yang dikuasi siswa.
·         Siswa lambat laun akan bosan dengan sendirinya atas sumber belajar yang itu-itu saja.
  1. Banyak orang yang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut adanya biaya tinggi adan sulit untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang pada ujungnya akan membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar.
Akibatnya
·         Kurang beragamnya sumber belajar untuk siswa dan guru.
·         Biaya sekolah seakan-akan dinilai semakin tinggi.
·         Kecenderungan menggunakan sumber belajar yang minim.
  1. Belakangan ini di sekolah-sekolah mulai berkembang bentuk pembelajaran dengan menggunakan internet, sehingga siswa dipaksa untuk menyewa internet yang memang bukan ukuran Indonesia pada umumnya, masih relative mahal.
Akibatnya:
·         Biaya pendidikan semakin tinggi.
·         Ketercapaian SK siswa kurang optimal
·         Siswa kurang kreatif dan terpaku pada guru dan buku teks
  1. Antara kompetensi dasar menulis, berbicara, mendengarkan, membaca mempunyai SK yang beragam dan membutuhkan sumber belajar yang sesuai. Meskipun sumber belajar telah tersedia, namun terkadang guru kurang atau salah menggunakan sumber belajar yang sesuai dengan SK sehingga tujuan kompetensi untuk siswa pun tidak atau belum tercapai.
Akibatnya:
·         Pencapaian SK kurang optimal, atau sama sekali belum
·         Kurangnya variasi-variasi sumber belajar
·         Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghCJfcwfmuYa20zhznNYMmiA4V4u2BpFPAUrChJNltA5GVAKoS-IGSa1dYpAZZIvffdutb9wuY7noBggDH1h6ssL0EZpDDM0bettIqpSdIVjQ_Ogd86m4Bh1sF55XYoYUWBy3JwVFeKDg/s1600/21h.jpg
6 Solusi yang Ditawarkan
Berdasarkan probelamatika yang telah disajikan maka dengan alasan untuk meluruskan dan memberikan solusi atas masalah tersebut, maka ada beberapa solusi yang dapat penulis tawarkan, antara lain:
  1. Guru hendaknya dengan cermat memahami kurikulum yang ada pada pelajaran bahasa Indonesia, pintar menemtukan sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, selesktif dalam  menentukan sumber belajar yang sesuai dengan SK.
  2. Hendaknya guru mengembangkan sumber belajar yang inovatif untuk siswanya, agar kompetensi dapat tercapai, khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia.
  3. Untuk sekolah atau instansi pendidikan, hendaknya memfasilitasi jaringan intenet di sekolahnya. Mungkin dengan cara difasilitasi internet oleh sekolah, akan jauh lebih hemat dan efisien, disbanding dengan menyewa di rental internet. Bukankah sekarang ini  sudah tersedia paket-paket hemat untuk berinternet dengan harga yang murah dari para provider.
  4. Banyak orang yang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut biaya yang  tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang ujung-ujungnya akan membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana yang lebih tinggi lagi. Padahal dengan kreatifitas dari guru, akan tercipta sumber belajar yang murah dan sederhana. Misalnya, guru dan siswa bisa menggunakan barang bekas atau yang sudah tidak terpakai untuk dibuat menjadi sumber belajar. Misalnya: kertas, mainan, kotak pembungkus, dan bekas kemasan yang lain sering luput dari perhatian kita. Dengan sentuhan kreatifitas, barang-barang tersebut dapat dimodifikasi untuk menjadi sumber belajar yang sangat berguna.

No comments:

Post a Comment