SUMBER BELAJAR dan PROBLEMATIKANYA
Pendidikan merupakan salah satu jalan yang dipakai
manusia untuk mengangkat harkat, martabat dan derajatnya di mata manusia yang
lainnya. Pendidikan itu berlangsung di sekolah, instansi pendidikan, lingkungan
social, lingkungan pelajar dan sampai pergururan tinggi. Manusia melewati
beberapa tahap dalam menempuh pendidikan tersebut. Dengan awal TK, SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/STm sampai perguruan tinggi.
Berbagai lingkungan pendidikan tersebut memeliki berbagai
warga sekolah, dari kepala sekolah, para guru/pendidik, komite sekolah, pegawai
TU, siswa/perserta didik, sampai tukang kebun. Semua itu mempengaruhi satu sama
lain. Jika salah satu tidak seimbang dalam kinerjanya, maka bagian yang lain
merasakan dampak yang sebenarnya tidak diinginkan.
2. Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai temapat dimana bahan
pengejaran bias didapat (Fathurrohman, 2009:16). Menurut Akhmad (2010), sumber
belajar adalah semua sumber baik berupa data, orng adan wujud tertentu yang
dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun
secara terkombinasi sehingga memudahkan peserta didik dalam mencapai kompetensi
tertentu.
Dari
penjelasan di atas maka dapat disimpulkan, sumber
belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan peserta didik baik
secara terpisah atau terkombinasi sehingga memudahkan dalam mencapai tujuan
belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
2
Fungsi Sumber Belajar
Sumber belajar
memiliki fungsi menuru Depdiknas, antara lain:
- Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: 1) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara kebih baik dan 2) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
- Memberikan kemungkinan pelajaran yang bersifat individual dengan cara: 1) mengurangi control guru yang kaku dan tradisional, dan 2) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
- Memberikan dasar yang lebih ilmiah terdapat pembelajaran dengan cara: 1) perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis, dan 2) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
- Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: 1) meningkatkan kemampuan sumber belajar, dan 2) penyajian informasi dan bahan secara lebih konkrit.
- Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu 1) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas, 2) memberikan pengetahuan yang bersifat langsung.
- Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografi.
3
Jenis Sumber Belajar
Menurut
Fathurohhmad (2009:16) mengungkapkan beberapa jenis sumber belajar antar lain:
- Manusia
- Bahan ajar, pesan atau informasi
- Lingkungan
- Alat dan perlengkapan
- Aktifitas
Secara garis besar jenis sumber belajar dapat dibedakan
antara lain:
a.
Sumber
belajar yang diracang, yakni sumber belajar belajar yang secara khusus
dirancang atau dikembangkan sebagai komponen system instruksional untuk
memberikan fasilitas yang terarah dan bersifat formal.
b.
Sumber belajar yang dimanfaatkan, yaitu
sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan
keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
4 Kriteria Memilih Sumber Belajar
Telah dijelaskan bahwa
terdapat beragam jenis sumber belajar seperti di atas namun apakah setiap guru
atau pendidik bisa memilih sumber belajar yang sesuai dengan komptensi yang
diajarkan. Adapun criteria yang disebutkan oleh Depdiknas (2004), antara lain:
- Ekonomis, tidak harus terpatok pada harga yang mahal
- Praktis, tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka
- Mudah, dekat dan tersedia di sekitar kita
- Fleksibel, dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan
- Sesuai dengan tujuan, mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.
5
Problematika dalam penggunaan sumber
belajar di pembelajaran mata pelajaran
bahasa Indonesia.
Mata pelajaran bahasa
Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang amat penting, salah satu
mata pelajaran yang di-UAN-kan, pelajaran ini ada disetiap jenjang pendidikan.
Mata
pelajaran bahasa Indonesia memiliki stadar kompetensi dan KD yang lengkap dan
kompleks. Selain itu pelajaran ini mempunyai beberapa keterampilan dasar yang
harus dimiliki oleh setiap siswa, misalnya menulis, mendengarkan, membaca, dan
berbicara. Setiap kemampuan atau KD dalam pelajaran ini merupakan tugas guru
untuk membelajarkan kepada setiap siswa. Dalam proses pembejaran di sekolah,
guru membutuhkan alat, media, sumber
belajar, kelas, dan peserta didik yang kondusif agar proses pembelajaran dapat
berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan dan kompetensi dasar dapat dikuasai
siswa.
Namun
ada beberapa problematikan yang menarik dan perlu diluruskan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia dan perlu dicari solusinya, antara lain:
- Terlalu banyak SK yang terdapat dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, membuat guru bingung dengan sumber belajar apa yang digunakan yang sesuai dengan SK saat pembelajaran di kelas, akhirnya guru menggunakan sumber belajar yang minim, misalnya buku teks dan atau LKS saja.
Contoh
yang lebih khusus:
1.
Pada
aspek mendengarkan
SK:
menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan seorang tokoh atau narasumber yang
disampaikan dalalm wawancara.
Masalah/Problematika
·
Guru terlalu monoton dan hanya
mengandalkan buku teks, yang berisi hasil wawanara yang seharusnya menggunakan
narasumber.
·
Terkadang guru sangat terbatas dalam hal
waktu sehingga proses wawancara tidak terlaksana dan hanya biasanya menggunakan
hasil wawancara yang sudah dicetak.
·
Guru enggan memakai/ mendatangkan tokoh
atau narasumber untuk proses wawancara sehingga dapat menuntaskan SK yang
terkait.
Kelemahan
·
Materi cepat selesai padahal SK belum
tercapai atau dikuasi siswa
·
Siswa tidak mendapat pengalaman untuk
bisa berwawancara dengan tokoh atau narasumber
Yang Seharusnya dilakukan
·
Guru hendaknya tedak terlalu tergantung
pada buku teks atau open book dan
mendatangkan tokoh atau narasumber untuk menjadi objek yang diwawancarai.
Misalnya: kepala sekolah, pegawai TU, tukang kebun, orang kantin, tokoh
masyarakat terdekat dengan ajakan untuk bisa kerja sama. Atau bisa juga dengan
siswa memilih peran untuk menjadi orang dengan profesi tertentu dan siswa yang
lain bertugas mewawancarai dan bergantian
·
Siswa harus terlibat aktif dalam proses
wawancara secara bergantian dalam kegiatan individu atau kelompok.
·
Dengan waktu yang telah disediakan guru
harus menggunakannya dengan seefesian mungkin untuk mencapai KD yang
dibelajakan.
2.
Pada
Aspek Berbicara
SK:
Bertelepon dengan kalimat yang efektif dan bahasa yang santun
Masalah atau
problematikan
·
Guru hanya memaparkan teori-teori atau
cara bertelepon yang santun tanpa ada praktek untuk siswanya.
·
Secara monoton guru hanya menggunakan
buku teks, dan membacakan cara bertelepon tanpa ada contoh dari gurunya.
·
Guru kurang menggunakan sumber belajar
yang bervariasi
·
Keterampilan berbicara kurang dikuasi
oleh siswa karena guru hanya menggunakan teori saja.
Kelemahan
·
Siswa hanya mendapat teori namun
prakteknya kurang
·
Variasi belajar kurang
·
Kecapakan dalam hal bersantun saat
bertelepon kurang dikuasai oleh siswa
Yang Seharusnya
dilakukan
·
Guru tak hanya menyampaikan teori
tentang kesopanan saat bertelepon namus seharusnya dibarengi dengan praktek
dari gurunya dan dapat juga dikuasai oleh siswanya.
·
Guru berpraktek bertelepon dengan santun
dengan menggunakan telepon dan siswanya bisa juga mempraktekkan dan mengaplikasikann teori yang didapat.
·
Guru hendaknya menyiapkan pesawat
telepon atau bisa menggunakan hp milik siswa masing-masing dalam praktek
bersantun dalam bertelepon. Atau bisa
menggunakan pesawat telepon buatan sendiri dari bekas gelas minuman.
3.
Pada Aspek Membaca
SK:
Mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca
secara efektif.
Masalah/problematika
·
Guru hanya menggunakan contoh biografi
yang terdapat dalam buku teks
·
Guru kurang memanfaatkan sumber belajar
yang lain.
·
Keanekaragaman pemahaman siswa pada
tokoh yang didapat kurang
Yang seharusnya dilakukan
·
Guru tidak hanya menggunakan satu jenis
biografi dari seorang tokoh.
·
Guru hendaknya menyiapakn berbagai jenis
biografi dari tokoh-tokoh penting dangan mencari di perpus atau internet atau
mengajak siswa ke perpustakaan dan siswa disuruh mencari biografi dari tokoh
yang disukainya.
·
Atau
siswa diberi tugas mencari
biografi dari seorang tokoh yang disukai lewat majalah, surat kabar, atau
internet.
4.
Pada
Aspek Menulis
SK:
Menulis kreatif berkenaan dengan keindahan alam
Masalah/problematika
·
Guru cuma menyampaikan teori tentang
membuat puisi berdasarkan pemahaman dari buku teks.
·
Guru tidak menggunakan unsure lingkungan
secara penuh dalam pembuatan puisi yang berkenaan dengan keindahan alam.
·
Guru hanya menyuruh membuat puisi di
dalam kelas dan harus cepat diselesaikan.
·
Siswa hanya bisa mengira-ngira unrus
keindahan alam dari imajinasi atau pengalamannya
Yang Seharusnya
dilakukan
·
Guru tidak hanya menggunakan teori
tentang puisi namun mengajak siswa secara aktif dalam pembuatan puisi.
·
Guru hendaknya memanfatkan lingkungan
sekitar sekolah dengan mengajak siswanya keluar kelas misalnya ke taman,
lapangan, kebun sekolah, dan kemudian siswa menentukan sendiri keindahan alam
yang telah diamati dan kemudian ditungkan ke dalam bentuk puisi.
- Tugas guru yang kompleks, mulai dari membuat silabus, RPP, melaksanakan proses pembelajaran, sampai evaluasi, terkadang membuat guru tidak sempat memberikan kepada siswanya sumber belajar yang inovatif.
Akibatnya
·
Guru kurang bisa membuat perangkat
belajar yang tepat dan efisien.
·
Guru akan mengajar dengan asal-asalan
dengan mengesampingkan SK yang dikuasi siswa.
·
Siswa lambat laun akan bosan dengan
sendirinya atas sumber belajar yang itu-itu saja.
- Banyak orang yang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut adanya biaya tinggi adan sulit untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang pada ujungnya akan membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar.
Akibatnya
·
Kurang beragamnya sumber belajar untuk
siswa dan guru.
·
Biaya sekolah seakan-akan dinilai
semakin tinggi.
·
Kecenderungan menggunakan sumber belajar
yang minim.
- Belakangan ini di sekolah-sekolah mulai berkembang bentuk pembelajaran dengan menggunakan internet, sehingga siswa dipaksa untuk menyewa internet yang memang bukan ukuran Indonesia pada umumnya, masih relative mahal.
Akibatnya:
·
Biaya pendidikan semakin tinggi.
·
Ketercapaian SK siswa kurang optimal
·
Siswa kurang kreatif dan terpaku pada
guru dan buku teks
- Antara kompetensi dasar menulis, berbicara, mendengarkan, membaca mempunyai SK yang beragam dan membutuhkan sumber belajar yang sesuai. Meskipun sumber belajar telah tersedia, namun terkadang guru kurang atau salah menggunakan sumber belajar yang sesuai dengan SK sehingga tujuan kompetensi untuk siswa pun tidak atau belum tercapai.
Akibatnya:
·
Pencapaian SK kurang optimal, atau sama
sekali belum
·
Kurangnya variasi-variasi sumber belajar
·
Kurangnya pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan.
6 Solusi yang Ditawarkan
Berdasarkan
probelamatika yang telah disajikan maka dengan alasan untuk meluruskan dan
memberikan solusi atas masalah tersebut, maka ada beberapa solusi yang dapat
penulis tawarkan, antara lain:
- Guru hendaknya dengan cermat memahami kurikulum yang ada pada pelajaran bahasa Indonesia, pintar menemtukan sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, selesktif dalam menentukan sumber belajar yang sesuai dengan SK.
- Hendaknya guru mengembangkan sumber belajar yang inovatif untuk siswanya, agar kompetensi dapat tercapai, khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia.
- Untuk sekolah atau instansi pendidikan, hendaknya memfasilitasi jaringan intenet di sekolahnya. Mungkin dengan cara difasilitasi internet oleh sekolah, akan jauh lebih hemat dan efisien, disbanding dengan menyewa di rental internet. Bukankah sekarang ini sudah tersedia paket-paket hemat untuk berinternet dengan harga yang murah dari para provider.
- Banyak orang yang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut biaya yang tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang ujung-ujungnya akan membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana yang lebih tinggi lagi. Padahal dengan kreatifitas dari guru, akan tercipta sumber belajar yang murah dan sederhana. Misalnya, guru dan siswa bisa menggunakan barang bekas atau yang sudah tidak terpakai untuk dibuat menjadi sumber belajar. Misalnya: kertas, mainan, kotak pembungkus, dan bekas kemasan yang lain sering luput dari perhatian kita. Dengan sentuhan kreatifitas, barang-barang tersebut dapat dimodifikasi untuk menjadi sumber belajar yang sangat berguna.
No comments:
Post a Comment