Wednesday, June 1, 2016

Faktor Menyimak dan Menjadi Penyimak yang Baik



FAKTOR-FAKTOR PENENTU MENYIMAK

 http://www.90gens.com/wp-content/uploads/2015/11/mendengarkan-musik-620x264.jpg



            Kegiatan menyimak khususnya menyimak pembicaraan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan beberapa unsur. Penyimak selalu berusaha agar penyimakannya dapat efektif dan mendapatkan hasil yang maksimal (Khundaru, 2014: 32). Beberapa usnur yang mempengaruhi keefektifan menyimak yaitu (a) pembicara, (b) pembicaraan, (c) situasi, dan (d) penyimak. Unsur-unsur tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Pembicara
            Pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak). Sebagai pembicara ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.
1)      Penguasaan materi: pembicara yang baik hendaknya menguasa, memahami dan mendalami benar-benar materi yang akan disampaikan kepada pendengar.
2)      Berbahasa baik dan benar: penggunaan bahasa yang baik, dekat dan sesuai dengen kemampuan penyimak akan mendorong penyimak untuk pengikuti pembicaraan dengan seksama dan bergairah.
3)      Percaya diri: pembicara yang baik selalu percaya kemampuan dirinya, menguasai dan dapat menyampaikan materi pembicaraan dengan terampil dan mantap.
4)      Berbicara yang sistematis: bahan yang disampaikan oleh pembicara hendaknya disusun secara sistematis dan logis sehingga mudah diikuti oleh penyimak.
5)      Gaya yang menarik: pembicara hendaknya tampil dengan gaya menarik dan simpatik.
6)      Kontak dengan penyimak: pembicara hendaknya berusaha menyesuaikan diri, menghargai, menghormati serta menguasai pendengarnya.

Pembicaraan
            Pembicaraan adalah materi, isi, pesan atau informasi yang disampaikan oleh pembicara kepada penyimak. Pembicaraan yang baik dan menarik akan memenuhi hal hal sebagai berikut
1)      Aktual: pembicaraan hendaknya mengenai masalah yang menarik, baru, hangat dan diminati pendengar.
2)      Berguna: pembicaraan mestilah sesuatu yang berguna, bermanfaat bagi pendengar.
3)      Dalam pusat minat penyimak: tentu saja penyimak akan memusatkan perhatiannya pada materi yang menarik apalagi materi yang masih baru akan meningkatkan antusias penyimak.
4)      Sistematis: pembicaraan yang teratur, runtut, tidak tumpang tindih akan memudahkan pendengar untuk mengikuti pembicaraan.
5)      Seimbang: taraf materi yang disampaikan hendaknya sama dengan taraf kemampuan dan pengalaman pendengar. Materi yang mudah atau terlalu sulit akan menjenuhkan pendengar, yang baik adalah materi yang tepat dengan kemampuan pendengar.

Situasi
            Situasi menyimak diartikan sesuatu yang menyertai keegiatan menyimak di luar pembicara, pembicaraan dan penyimak. Situasi yang baik akan menentukan keefektifan menyimak. Beberapa hal yang berkaitan dengan situasi.
1)      Ruangan: tempat berlangsungnya menyimak haruslah menunjang persyaratan akustik, ventilasi, penerangan, pengaturan tempat duduk pendengar, luas ruangan dan sebagainya.
2)      Waktu: berlangsungnya peristiwa menyimak hendaknya diperhatikan dan diperhitungkan dengan tepat.
3)      Suasana: lingkungan terjadinya peristiwa penyimak hendaknya disesuaikan dengan baik, tenang, jauh dari kebisingan, gadung, pemandangan yang mengganggu konsentrasi dan sebagainya.
4)      Peralatan: peralatan yang digunakan haruslah bermanfaat, fungsional dan tidak mengganggu.

Penyimak
            Penyimak adalah orang yang mendengarkan dan memahami isi bahan simakan yang disampaikan oleh pembicara dalam suatu peristiwa menyimak berlangsung. Beberapa hal yang terkait dengan penyimak sebagai berikut.
1)      Kondisi: fisik dan mental penyimak dalam keadaan baik dan stabil. Penyimakan tidak akan efektif jika mental dan fisik terganggu.
2)      Konsentrasi: penyimak harus memusatkan perhatiannya kepada bahan simakan dengan menyingkirkan hal yang dapat mengganggu konsentrasinya.
3)      Bertujuan. Penyimak  hendaknya mempunyai tujuan yang jelas dalam kegiatan menyimak. Jika malah sebaliknya maka tidak akan efektif proses penyimak.
4)      Berminat: minat merupakan dasar aktifitas seseorang. Oleh karena itu penyimak hendaknya mempunyai minat yang kuat terhadap bahan yank simakan.
5)      Berkemampun linguistik: kemampuan linguistik dan non-linguistik sangatlah bermanfaat sebagai sarana memahami dan mengintepretasi serta menilai bahan simakan.
6)      Berpengalaman dan berpengetahuan yang luas: penyimak yang memiliki keduannya akan mudah dalam mencerna dan memahami serta mereaksi bahan simakan.                                                                          

 http://www.satujam.com/satujam/wp-content/uploads/2016/01/anak-tak-mau-mendengarkan.jpg

UPAYA PENINGKATAN DAYA SIMAK

            Kegiatan menyimak sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, daya simak perlu ditingkatkan demi keefektifannya. Menurut Khundaru (2014: 35) ada beberapa teknik untuk meningkatkan kemampuan menyimak sebagai berikut.
1)      Simak ulang ucap: teknik dilakukan dengan siswa didik disuruh mengulang ucapan dari guru. Teknik ini sering dilakukan kepada peserta didik pada taraf rendah, pada siswa yang masih berlajar bahasa tahap awal.
2)      Indentifkasi kata kunci: siswa mendengarkan kalimat panjang yang diucapkan guru, kemudian anak disuruh menentukan beberapa kata kunci yang dapat mewakili pengertian kalimat.
3)      Parafrasa: teknik ini dilakukan dengan guru mempersiapkan puisi dan dibacakan kepada siswa, kemudian siswa disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri
4)      Merangkum: guru memberikan materi kepada siswa dengan lisa, kemudia siswa disuruh merangkum isi bahan simakan tersebut. Paang rangkuman sesuai dengan kemampuan siswa.
5)      Menjawab pertanyaan: guru menyajikan bahan simakan kepada siswa selanjutnya siswa disuruh menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan.

Untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam  menyimak dengan mudah, kita perlu meningkatkan Daya Simak, adapun kegiatan yang dapat meningkatkan daya simak seseorang diantaranya sebagai berikut.

1)      Menyimak secara Konservatif
Untuk memperbaiki serta meningkatkan kegiatan menyimak, kegiatan konservatif dapat kita lakukan yaitu,
a.      Menyiagakan, menyuruh anak-anak untuk bersiap-siap keperluan perbaikan serta peningkatan dengan jalan mendiskusikan tanda-tanda atau ciri-ciri kurangnya perhatian para penyimak yang telah diperhatikan oleh para siswa pembicara dari waktu ke waktu.
b.      Mengadakan norma atau standar bagi menyimak yang sopan santun yang pandai dan lincah bercakap atau berbicara dengan menarik terutama dalam diskusi.
c.      Membuat rekaman percakapan kelas serta menerapkan norma-norma yang telah ditetapkan itu.
d.     Membuat suatu daftar norma-norma bagi penyimak sopan santun yang tumbuh secara berangsur-angsur
e.      Mengevaluasi percakapan kelas berdasarkan norma menyimak sopan santun
f.       Mendorong para siswa untuk mengevaluasi diri sendiri dengan mempergunakan daftar norma di atas.
g.      Kemudian, memberi kesempatan kepada wakil-wakil kelas untuk mengadakan evaluasi atas kegiatan menyimak berdasarkan norma yang telah ditetapkan. Dan menerapkan kepada anak-anak agar terlibat dalam menyimak kritis untuk meningkatkan kebiasaan menyimak mereka.

2)      Menyimak Apresiatif
Menyimak apresiatif sangat berkaitan dengan aspek keresponsifan misalnya membaca nyaring atau membaca bersuara sering yang merupakan latar belakang bagi menyimak apresiatif dalam menyimak responsive apabila para penyimak:
a.      Membuat sketsa tokoh sesuai dengan situasi yang dilukiskan dalam suatu cerita
b.      Memainkan wayang secara spontan sebagai suatu respon terhadap cerita yang baru disimaknya.
c.      Menceritakan atau menulis suatu kesimpulan terhadap suatu cerita
d.     Membuat  latar belakang suara/bunyian dengan ritme instrument cerita yang melukiskan berbagai jenis suara atau kecepatan gerak, misalnya pada saat tokoh sedang berjalan cepat, melompat, atau gerakan lainnya.

Pada saat seorang guru bercerita dan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menyimak secara apresiatif dan kreatif, misalnya pada saat mereka:
a.      Menceritakan kisah bersambung sehingga setiap peserta harus menyambungnya mulai dari awal sampai akhir.
b.      Menyaksikan adegan pertama suatu lakon, lalu secara spontan menyusun dan mempersiapkan adegan berikutnya.
c.      nMenyimak petunjuk cerita, yang menimbulkan serta menyarankan cerita-cerita spontan pada pihak para penyimak.
d.     Lalu, siswa memperhatikan dan mencatat ide-ide yang telah di sajikan oleh guru atau teman sekolah.

3)      Menyimak Ekploratif
Kegiatan dalam menyimak eksploratif yaitu sebagai baerikut:
a.      Untuk memperluas dan mendalami makna kata, para siswa di haruskan untuk memahami kata-kata dengan memahami makna dan memperhatikan pemakaian kata-kata tersebut.
b.      Setelah menyimak, para siswa harus mengadakan suatu eksperimen sederhana yaitu melaksanakan beberapa usaha dalam keahlian atau konstruksi.
c.      Setelah menyimak, para siswa menuliskan petunjuk-petunjuk, misalnya bagi penyelamatan diri di pantai atau bagi permainan sepak bola.
d.     Atau, mereka menyimak informasi baru, Mengenai suatu topik yang sebagian telah di pelajari.

Cara paling baik untuk membantu siswa menyimak informasi adalah melihat apakah mereka menyimak dengan suatu pertanyaan. Sehingga guru dapat mengajukan berbagai pertanyaan secara diskusi kelas. Sehingga dari sini guru dapat memikirkan serta merencanakan berbagai latihan khusus, misalnya.
a.      Membuat ujaran yang berisi tentang pernyataan yang bertentangan atau tidak masuk akal, kemudian menyuruh para siswa untuk menyimak secara khusus terhadap pernyataan tersebut.
b.     Pernyataan yang bertentangan dan tidak masuk akal tersebut seperti: “Ani pergi ke kebun mmetik mawar yang telah layu dan indah warnanya buat di taruh di dalam pot bunga yang telah pecah di kamar tamu”.
c.      Para siswa harus menyimak suatu penjelasan untuk mempelajari fakta-fakta dan memperbaiki ide-ide yang keliru.
d.     Seluruh siswa dapat menonton serta menyimak suatu film dengan tujuan untuk memikirkaan masalah-masalah yang dapat membimbing diskusi kelompok.

4)      Menyimak Konsentratif
menyimak konsentratif menuntut para siswa untuk memperhatikan ide-ide sebagai berikut :
a.            Permainan sederhana mengikutsertakan anak-anak mengulangi apa yang telah di katakan dalam pernyataan kumulatif para siswa terdahulu, contoh :
Ani      : “Saya membeli jeruk.”
Ana     : “Saya membeli jeruk dan pisang.”
Ina       : “Saya membeli jeruk, pisang, dan mangga.”
Ida       : “Saya membeli jeruk, pisang, mangga, dan durian.”
Permainan ini berlangsung terus selama daftar kumulatif lengkap dan dalam susunan yang benar.
b.            Tulisan kedua yang menarik adalah memantomimkan suatu cerita (yang terdiri dari atas tiga tau empat adegan) yang telah di sajikan secara lisan.
c.            Penceritaan kembali cerita tersebut dalam urutan yang wajar.
d.           Membuat gambar-gambar yang sesuai dengan adegan cerita tersebut.



MENJADI PENYIMAK YANG EFEKTIF


http://www.ipeka.org/wp-content/uploads/2015/04/back-to-school-tips-2.jpg

Penyimak yang baik, perlu mengetahui syarat menyimak efektif. Adapun syarat tersebut ialah: (1) menyimak dengan berkonsentrasi, (2) menelaah materi simakan, (3) menyimak dengan kritis, dan (4) membuat catatan. Berikut ini uraian dari masing-masing aspek.
1)      Menyimak dengan Berkonsentrasi
Menyimak berkonsentrasi ialah memusatkan pikiran perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari dirinya sendiri ataupun yang berasal dari luar. Faktor dari luar sebagai berikut.
a.       Orang yang Datang Terlambat
Pada prinsipnya orang yang datang terlambat ke tempat ceramah akan mengganggu penyimak yang sedang berkonsentrasi terhadap bahan simakan.
b.      Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan Penyimak
Jika terjadi ketidakselarasan antara pembicara dan penyimak, akan terjadi gangguan pada diri penyimak.
c.       Metode Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi Komunikasi
Metode yang tidak tepat, akan berakibat gagalnya alur komunikasi pembicaradan penyimak.
d.      Pakaian Pembicara
Pembicara yang memakai pakaian yang berlebihan akan mengganggu konsentrasi penyimak.
e.       Pembicara yang tidak menarik

2)      Menelaah Materi Simakan
Untuk menelaah materi simakan, penyimak dapat melakukan hal-hal berikut ini: (a) mencari arah dan tujuan pembicaraan, (b) mencoba membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir, (c) menemukan tema sentral (pokok pembicaraan, (d) mengamati dan memahami alat peraga (media) sebagai penegas materi simakan. (e) memperhatikan rangkuman (jika pembicara membuat rangkuman) yang disampaikan pembicara.
3)      Menyimak Kritis
Menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada dasarnya penyimak kritis memiliki ciri-ciri: (a) dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan pengetahuan dan pengalamannya, (b) dapat menyusun bahan yang telah disimak dengan baik (reproduksi), (c) dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah disampaikan pembicara. dan (d) dapat melakukan evaluasi terhadap bahan yang telah disimak.
4)      Membuat Catatan
Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal. yang dianggap penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah awal dalam memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui penyimak dalam mencatat ialah: (a) catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat informal. (b) bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas. (c) catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan menimbulkan keraguan, (d) catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah penyimak membaca ulang, (e) catatan perlu direviu secara periodik.



DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 1989. Metodologi Pengajaran Bahasa: Suatu Penelitian Kepustakaan. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.

Tarigan. Djago. Drs. dkk. 2006. Materi Pokok Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:Universitas Terbuka.

Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan    Komunikatif – Interakif. Bandung: Refika Aditama

Tarigan dan Djago. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
 

No comments:

Post a Comment