FAKTOR-FAKTOR
PENENTU MENYIMAK
Kegiatan
menyimak khususnya menyimak pembicaraan merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan beberapa unsur. Penyimak selalu berusaha agar penyimakannya dapat
efektif dan mendapatkan hasil yang maksimal (Khundaru, 2014: 32). Beberapa
usnur yang mempengaruhi keefektifan menyimak yaitu (a) pembicara, (b)
pembicaraan, (c) situasi, dan (d) penyimak. Unsur-unsur tersebut dijelaskan
sebagai berikut.
Pembicara
Pembicara ialah orang yang
menyampaikan pesan yang berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam
komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara
ialah orang yang menerima pesan (penyimak). Sebagai pembicara ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan.
1)
Penguasaan materi: pembicara yang baik hendaknya
menguasa, memahami dan mendalami benar-benar materi yang akan disampaikan
kepada pendengar.
2)
Berbahasa baik dan benar: penggunaan bahasa yang baik,
dekat dan sesuai dengen kemampuan penyimak akan mendorong penyimak untuk
pengikuti pembicaraan dengan seksama dan bergairah.
3)
Percaya diri: pembicara yang baik selalu percaya
kemampuan dirinya, menguasai dan dapat menyampaikan materi pembicaraan dengan
terampil dan mantap.
4)
Berbicara yang sistematis: bahan yang disampaikan oleh
pembicara hendaknya disusun secara sistematis dan logis sehingga mudah diikuti
oleh penyimak.
5)
Gaya yang menarik: pembicara hendaknya tampil dengan gaya
menarik dan simpatik.
6)
Kontak dengan penyimak: pembicara hendaknya berusaha
menyesuaikan diri, menghargai, menghormati serta menguasai pendengarnya.
Pembicaraan
Pembicaraan adalah materi,
isi, pesan atau informasi yang disampaikan oleh pembicara kepada penyimak.
Pembicaraan yang baik dan menarik akan memenuhi hal hal sebagai berikut
1)
Aktual: pembicaraan hendaknya mengenai masalah yang
menarik, baru, hangat dan diminati pendengar.
2)
Berguna: pembicaraan mestilah sesuatu yang berguna,
bermanfaat bagi pendengar.
3)
Dalam pusat minat penyimak: tentu saja penyimak akan
memusatkan perhatiannya pada materi yang menarik apalagi materi yang masih baru
akan meningkatkan antusias penyimak.
4)
Sistematis: pembicaraan yang teratur, runtut, tidak
tumpang tindih akan memudahkan pendengar untuk mengikuti pembicaraan.
5)
Seimbang: taraf materi yang disampaikan hendaknya sama
dengan taraf kemampuan dan pengalaman pendengar. Materi yang mudah atau terlalu
sulit akan menjenuhkan pendengar, yang baik adalah materi yang tepat dengan
kemampuan pendengar.
Situasi
Situasi menyimak diartikan
sesuatu yang menyertai keegiatan menyimak di luar pembicara, pembicaraan dan
penyimak. Situasi yang baik akan menentukan keefektifan menyimak. Beberapa hal
yang berkaitan dengan situasi.
1)
Ruangan: tempat berlangsungnya menyimak haruslah
menunjang persyaratan akustik, ventilasi, penerangan, pengaturan tempat duduk
pendengar, luas ruangan dan sebagainya.
2)
Waktu: berlangsungnya peristiwa menyimak hendaknya
diperhatikan dan diperhitungkan dengan tepat.
3)
Suasana: lingkungan terjadinya peristiwa penyimak
hendaknya disesuaikan dengan baik, tenang, jauh dari kebisingan, gadung,
pemandangan yang mengganggu konsentrasi dan sebagainya.
4)
Peralatan: peralatan yang digunakan haruslah bermanfaat,
fungsional dan tidak mengganggu.
Penyimak
Penyimak adalah orang yang
mendengarkan dan memahami isi bahan simakan yang disampaikan oleh pembicara
dalam suatu peristiwa menyimak berlangsung. Beberapa hal yang terkait dengan
penyimak sebagai berikut.
1)
Kondisi: fisik dan mental penyimak dalam keadaan baik dan
stabil. Penyimakan tidak akan efektif jika mental dan fisik terganggu.
2)
Konsentrasi: penyimak harus memusatkan perhatiannya
kepada bahan simakan dengan menyingkirkan hal yang dapat mengganggu
konsentrasinya.
3)
Bertujuan. Penyimak hendaknya mempunyai tujuan yang jelas dalam
kegiatan menyimak. Jika malah sebaliknya maka tidak akan efektif proses
penyimak.
4)
Berminat: minat merupakan dasar aktifitas seseorang. Oleh
karena itu penyimak hendaknya mempunyai minat yang kuat terhadap bahan yank
simakan.
5)
Berkemampun linguistik: kemampuan linguistik dan
non-linguistik sangatlah bermanfaat sebagai sarana memahami dan mengintepretasi
serta menilai bahan simakan.
6)
Berpengalaman dan berpengetahuan yang luas: penyimak yang
memiliki keduannya akan mudah dalam mencerna dan memahami serta mereaksi bahan
simakan.
UPAYA
PENINGKATAN DAYA SIMAK
Kegiatan
menyimak sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, daya
simak perlu ditingkatkan demi keefektifannya. Menurut Khundaru (2014: 35) ada
beberapa teknik untuk meningkatkan kemampuan menyimak sebagai berikut.
1)
Simak ulang ucap: teknik dilakukan dengan siswa didik
disuruh mengulang ucapan dari guru. Teknik ini sering dilakukan kepada peserta
didik pada taraf rendah, pada siswa yang masih berlajar bahasa tahap awal.
2)
Indentifkasi kata kunci: siswa mendengarkan kalimat
panjang yang diucapkan guru, kemudian anak disuruh menentukan beberapa kata
kunci yang dapat mewakili pengertian kalimat.
3)
Parafrasa: teknik ini dilakukan dengan guru mempersiapkan
puisi dan dibacakan kepada siswa, kemudian siswa disuruh menyatakan kembali
dengan kata-kata sendiri
4)
Merangkum: guru memberikan materi kepada siswa dengan
lisa, kemudia siswa disuruh merangkum isi bahan simakan tersebut. Paang
rangkuman sesuai dengan kemampuan siswa.
5)
Menjawab pertanyaan: guru menyajikan bahan simakan kepada
siswa selanjutnya siswa disuruh menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan.
Untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam menyimak dengan mudah, kita perlu
meningkatkan Daya Simak, adapun kegiatan yang dapat meningkatkan daya simak
seseorang diantaranya sebagai berikut.
1)
Menyimak secara Konservatif
Untuk memperbaiki serta meningkatkan kegiatan menyimak,
kegiatan konservatif dapat kita lakukan yaitu,
a.
Menyiagakan, menyuruh anak-anak untuk bersiap-siap
keperluan perbaikan serta peningkatan dengan jalan mendiskusikan tanda-tanda
atau ciri-ciri kurangnya perhatian para penyimak yang telah diperhatikan oleh
para siswa pembicara dari waktu ke waktu.
b.
Mengadakan norma atau standar bagi menyimak yang sopan
santun yang pandai dan lincah bercakap atau berbicara dengan menarik terutama
dalam diskusi.
c.
Membuat rekaman percakapan kelas serta menerapkan
norma-norma yang telah ditetapkan itu.
d.
Membuat suatu daftar norma-norma bagi penyimak sopan
santun yang tumbuh secara berangsur-angsur
e.
Mengevaluasi percakapan kelas berdasarkan norma menyimak
sopan santun
f.
Mendorong para siswa untuk mengevaluasi diri sendiri
dengan mempergunakan daftar norma di atas.
g.
Kemudian, memberi kesempatan kepada wakil-wakil kelas
untuk mengadakan evaluasi atas kegiatan menyimak berdasarkan norma yang telah
ditetapkan. Dan menerapkan kepada anak-anak agar terlibat dalam menyimak kritis
untuk meningkatkan kebiasaan menyimak mereka.
2)
Menyimak Apresiatif
Menyimak apresiatif sangat berkaitan dengan aspek
keresponsifan misalnya membaca nyaring atau membaca bersuara sering yang
merupakan latar belakang bagi menyimak apresiatif dalam menyimak responsive
apabila para penyimak:
a.
Membuat sketsa tokoh sesuai dengan situasi yang
dilukiskan dalam suatu cerita
b.
Memainkan wayang secara spontan sebagai suatu respon
terhadap cerita yang baru disimaknya.
c.
Menceritakan atau menulis suatu kesimpulan terhadap suatu
cerita
d.
Membuat latar
belakang suara/bunyian dengan ritme instrument cerita yang melukiskan berbagai
jenis suara atau kecepatan gerak, misalnya pada saat tokoh sedang berjalan
cepat, melompat, atau gerakan lainnya.
Pada saat seorang guru bercerita dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk belajar menyimak secara apresiatif dan kreatif, misalnya
pada saat mereka:
a.
Menceritakan kisah bersambung sehingga setiap peserta
harus menyambungnya mulai dari awal sampai akhir.
b.
Menyaksikan adegan pertama suatu lakon, lalu secara
spontan menyusun dan mempersiapkan adegan berikutnya.
c.
nMenyimak petunjuk cerita, yang menimbulkan serta
menyarankan cerita-cerita spontan pada pihak para penyimak.
d.
Lalu, siswa memperhatikan dan mencatat ide-ide yang telah
di sajikan oleh guru atau teman sekolah.
3)
Menyimak Ekploratif
Kegiatan dalam menyimak eksploratif yaitu sebagai
baerikut:
a.
Untuk memperluas dan mendalami makna kata, para siswa di
haruskan untuk memahami kata-kata dengan memahami makna dan memperhatikan pemakaian
kata-kata tersebut.
b.
Setelah menyimak, para siswa harus mengadakan suatu
eksperimen sederhana yaitu melaksanakan beberapa usaha dalam keahlian atau
konstruksi.
c.
Setelah menyimak, para siswa menuliskan
petunjuk-petunjuk, misalnya bagi penyelamatan diri di pantai atau bagi
permainan sepak bola.
d.
Atau, mereka menyimak informasi baru, Mengenai suatu
topik yang sebagian telah di pelajari.
Cara paling baik untuk membantu siswa menyimak informasi
adalah melihat apakah mereka menyimak dengan suatu pertanyaan. Sehingga guru
dapat mengajukan berbagai pertanyaan secara diskusi kelas. Sehingga dari sini
guru dapat memikirkan serta merencanakan berbagai latihan khusus, misalnya.
a.
Membuat ujaran yang berisi tentang pernyataan yang
bertentangan atau tidak masuk akal, kemudian menyuruh para siswa untuk menyimak
secara khusus terhadap pernyataan tersebut.
b.
Pernyataan yang bertentangan dan tidak masuk akal
tersebut seperti: “Ani pergi ke kebun mmetik mawar yang telah layu dan indah
warnanya buat di taruh di dalam pot bunga yang telah pecah di kamar tamu”.
c.
Para siswa harus menyimak suatu penjelasan untuk
mempelajari fakta-fakta dan memperbaiki ide-ide yang keliru.
d.
Seluruh siswa dapat menonton serta menyimak suatu film
dengan tujuan untuk memikirkaan masalah-masalah yang dapat membimbing diskusi
kelompok.
4)
Menyimak Konsentratif
menyimak konsentratif menuntut para siswa untuk
memperhatikan ide-ide sebagai berikut :
a.
Permainan sederhana mengikutsertakan anak-anak mengulangi
apa yang telah di katakan dalam pernyataan kumulatif para siswa terdahulu,
contoh :
Ani : “Saya
membeli jeruk.”
Ana : “Saya
membeli jeruk dan pisang.”
Ina : “Saya
membeli jeruk, pisang, dan mangga.”
Ida : “Saya
membeli jeruk, pisang, mangga, dan durian.”
Permainan ini berlangsung terus selama daftar kumulatif
lengkap dan dalam susunan yang benar.
b.
Tulisan kedua yang menarik adalah memantomimkan suatu
cerita (yang terdiri dari atas tiga tau empat adegan) yang telah di sajikan
secara lisan.
c.
Penceritaan kembali cerita tersebut dalam urutan yang wajar.
d.
Membuat gambar-gambar yang sesuai dengan adegan cerita
tersebut.
MENJADI
PENYIMAK YANG EFEKTIF
Penyimak yang baik, perlu mengetahui syarat menyimak
efektif. Adapun syarat tersebut ialah: (1) menyimak dengan berkonsentrasi, (2)
menelaah materi simakan, (3) menyimak dengan kritis, dan (4) membuat catatan.
Berikut ini uraian dari masing-masing aspek.
1)
Menyimak dengan Berkonsentrasi
Menyimak berkonsentrasi ialah memusatkan pikiran
perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara.
Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan
pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik
yang berasal dari dirinya sendiri ataupun yang berasal dari luar. Faktor dari
luar sebagai berikut.
a.
Orang yang Datang Terlambat
Pada prinsipnya orang yang datang terlambat ke tempat
ceramah akan mengganggu penyimak yang sedang berkonsentrasi terhadap bahan
simakan.
b.
Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan
Penyimak
Jika terjadi ketidakselarasan antara pembicara dan
penyimak, akan terjadi gangguan pada diri penyimak.
c.
Metode Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi
Komunikasi
Metode yang tidak tepat, akan berakibat gagalnya alur
komunikasi pembicaradan penyimak.
d.
Pakaian Pembicara
Pembicara yang memakai pakaian yang berlebihan akan
mengganggu konsentrasi penyimak.
e.
Pembicara yang tidak menarik
2)
Menelaah Materi Simakan
Untuk menelaah materi simakan, penyimak dapat melakukan
hal-hal berikut ini: (a) mencari arah dan tujuan pembicaraan, (b) mencoba
membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir, (c) menemukan tema
sentral (pokok pembicaraan, (d) mengamati dan memahami alat peraga (media)
sebagai penegas materi simakan. (e) memperhatikan rangkuman (jika pembicara
membuat rangkuman) yang disampaikan pembicara.
3)
Menyimak Kritis
Menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para
penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara
sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada dasarnya penyimak kritis
memiliki ciri-ciri: (a) dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan
pengetahuan dan pengalamannya, (b) dapat menyusun bahan yang telah disimak
dengan baik (reproduksi), (c) dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang
telah disampaikan pembicara. dan (d) dapat melakukan evaluasi terhadap bahan
yang telah disimak.
4)
Membuat Catatan
Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang
diikuti dengan kegiatan mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah
hal-hal. yang dianggap penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah
awal dalam memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui
penyimak dalam mencatat ialah: (a) catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang
bersifat informal. (b) bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan
jelas. (c) catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak
akan menimbulkan keraguan, (d) catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan
mempermudah penyimak membaca ulang, (e) catatan perlu direviu secara periodik.
DAFTAR
PUSTAKA
Tarigan, Henry
Guntur. 1989. Metodologi Pengajaran
Bahasa: Suatu Penelitian Kepustakaan. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Tarigan. Djago.
Drs. dkk. 2006. Materi Pokok Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:Universitas Terbuka.
Ghazali, Syukur.
2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
dengan Pendekatan Komunikatif –
Interakif. Bandung: Refika Aditama
Tarigan dan
Djago. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tarigan, Henry
Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
No comments:
Post a Comment