Friday, June 10, 2016

INSTRUMEN, UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN

INSTRUMEN, UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqiQaXwaN5icoif8m-n9gdtINX-ahr0AYC-3-TbOemYQAIRIJBsmEjHHlcPe2sSmgquRShB5KannmuqjR5DGPemm2lcB_BiinfJI9inFMTtzid6-IzmXSEBDrStTZfNfOkKCXNj5Ne1PU/s1600/Instrumen+Penelitian.JPG




1.        INSTRUMEN PENELITIAN
  Sebagian besar langkah-langkah dalam suatu proses penelitian dilakukan dengan mengumpulkan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Mekanisme pengumpulan informasi penelitian dilakukan secara langsung dengan berbagai cara yang antara lain melakukan teknik wawacara , survey, pengamatan, maupun angket.
1.1  Kegunaan instrument penelitian antara lain :
a. Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden.
b. Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara.
c. Sebagai alat evaluasi performa pekerjaan staf peneliti.
1.2   Menentukan Instumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengelola, dan menginteprasikan informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Instrumen penelitian di rancang untuk satu tujuan dan tidak bias digunakan pada penelitian yang lain. Kekhasan setiap objek penelitian menyebabkan seorang peneliti harus merancang sendiri instrument yang digunakan. Susunan instrument untuk setiap penelitian tidak selalu sama dengan penelitian lain. Hal ini mengingat  tujuan dan mekanisme kerja dalam setiap teknik penelitian juga berbeda-beda.
Beberapa jenis instrument dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut:
1.      Tes.
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengukuran, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
2.       Angket atau kuesioner.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atu hal-hal yang ia ketahui.
3.       Interviu (interview).
Interviu digunakan oleh peneliti unyuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
4.       Observasi.
Didalam artian penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung, abservasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
5.       Skala bertingkat (ratings).
Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subyaktif yang dibuat bersekala. Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini depat dengan mudah menberikan gambaran penampilan, terutama panampilan didalam orang menjalankan tugas, yang menjukan frekuensi munculnya sifat-sifat. Didalm menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menentukan variabel skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati responden.
6.      Dokumentasi.
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMrp7NuxiswUHrqoQGxDQW1v157E-J5mDr1e6xZCqeyqFMgHTR6TozirNlMYX301urlIshBQMovWO451o0_UpRKN2KPpssp5lArsOr21paaFSl3eSxPvoARgpG4BQc0KleXO4Butg0Le0/s1600/remote_image_1326874079.jpg
Penyusunan Instrumen Penelitian
Dalam setiap penelitian yang bersifat empiric selalu dibutuhkan instrument penelitian yang terdiri dari daftar kuesioner(pertanyaan), formulir tabulasi, dan formulir analisis. Ketiga macam instrument penelitian tersebut harus dirancang dalam satu kesatuan sehingga dalam proses penelitian dapat bekerja dalam satu arah terpadu. Diantara ketiga penelitian tersebut, perancangan daftar kuesioner membutuhkan perhatian yang lebih besardibanding jenis instrument lainnya. Mutu daftar kuesioner sangat menentukan keberhasilan penelitian yang sedang di lakukan. Jenis instrument lain, perancangan menyesuaikan dengan struktur daftar pertanyaan. Keterpaduan semua aspek instrument penelitian diharapkan diharapkan dapat menghasilkan suatu instrument yang baik dan memenuhi tujuan penelitian tersebut.
Daftar kuesioner adalah serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada responden guna mengumpulkan informasi dari responden mengenai objek yang sedang diteliti, baik berupa pendapat, tanggapan, ataupun dirinya sendiri. Sebagai suatu instrument penelitian, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak boleh menyimpang dari arah yang akan dicapaioleh usulan proyek penelitian, yang tercermin dalam rumusan hipotesis. Dengan demikian daftar pertanyaan yang harus diajukan dengan taktis dan stategik sehingga mampu menyaring informasi yang dibutuhkan oleh responden.
Pertanyaan yang diajukan ileh responden harus jelas rumusannya, sehingga peneliti akan menerima informasi dengan tepat dari responden. Sebab responden dan pewawancara dapat menginterpretasi makna suatu kalimat yang berbeda dengan maksud peneliti, sehingga isi pertanyaan justru tidak dapat dijawab. Disamping itu harus pula diperhatikan kemana arah yang dicapai, mengingat tanpa arah yang jelas tidak mungkin dapat disusun suatu daftar pertanyaan yang memadai.
Seorang peneliti dalam menyusun daftar pertanyaan hendaknya memepertimbangkan hal-hal berikut :
1.      Apakah anda menggunakan tipe pertanyaan terbuka atau tertutup atau gabungan keduanya.
2.      Dalam mengajukan pertanyaan hendaknya jangan langsung pada masalah inti/pokok dalam penelitian anda. Buatlah pertanyaan yang setahap demi setahap, sehingga mampumengorek informasi yang dibutuhkan.
3.      Pertanyaan hendaknya disusun dengan menggunakan bahasa Nasional atau setempat agar mudah dipahami oleh responden.
4.      Apabila menggunakan pertanyaan tertutup, hendaknya setiap pertanyaan maupun jawaban diidentifikasi dan diberi kode guna memudahkan dalam pengolahan informasi.
5.      Dalam membuat daftar pertanyaan, hendaknya diingat bahwa anda bukanlah seorang introgator, tetapi pihak yang membutuhkan informasi dari pihak lain.


 http://image.slidesharecdn.com/materi7instrumenpenelitian-141010105105-conversion-gate01/95/materi-7-instrumen-penelitian-9-638.jpg?cb=1412938355

Proses Perancangan Daftar Pertanyaan
Menyususun suatu rancangan daftar pertanyaan sebetulnya merupakan kerja kolektif seluruh anggota team peneliti. Keterlibatan semua  anggota team peneliti akan memberikan konstribusu penyempurnaan kontruksi instrument penelitian.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun daftar pertanyaan:
1.      Penentuan Informasi yang dibutuhkan
2.      Penentuan proses pengumpulan data
3.      Penyusunan instrument penelitian
4.      Pengujian instrument penelitian

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-xAtbAZfayGUwbC7KkA6ag0F7QEpjUplYwAwi8pfOhAhJSmrpvb-7nQ228aROupvATIYGvvfAPn4K0tEXslopni1HQnsme-XGGrV7zbMnfOk-yvTTv1YTs2VXOUYuWnV7IEEiMO2Xd1k/s1600/62517472.png


II. VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN
          Sebelum aksi penelitian dilakukan, mahasiswa perlu membedakan kriteria tentang validitas dan reliabilitas hasil penelitian dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel, Sugiono, 2005, merupakan hasil penelitian yang memiliki kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Misalnya saja warna dalam objek yang berwarna merah, akan tetapi data yang terkumpul memberikan data berwarna lain, maka hasil penelitiannya tidak valid. Sedangkan hasil penelitian yang reliabel, diperoleh bila terdapat kesamaan data yang terkumpul dalam kurun waktu yang berbeda, ataupun pengukuran yang dilakukan secara berulang. Misalnya warna dalam obyek beberapa waktu lalu berwarna merah, maka pada saat ini dan besok tetap berwarna merah. Jika kita memperoleh data tentang jumlah mahasiswa Fakultas Ekonomi dua hari yang lalu adalah 50 mahasiswa, maka jumlah mahasiswa pada hari ini dan besok adalah sebanyak 50 mahasiswa, demikian seterusnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixncfsvWe61N8qUEL66vwRmuJARJ6OqMqdvCOlFrXglK3UeoUi1DIm3pMlYLb6u7FpgVjDnp0REssybGvpujR4z2hwSK967aVEni0U7TtAuehK3y_x3kGEdZG-Nw_CK1nuaKctE0QWjaZc/s1600/01b_validity-reliability.gif
1.  Reliabilitas Instrumen
          Pengertian Reliabilitas, Sugiono 2005, adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Kondisi itu ditengarai dengan konsistensi hasil dari penggunaan alat ukur yang sama yang dilakukan secara berulang dan memberikan hasil yang relatif sama dan tidak melanggar kelaziman. Untuk pengukuran subjektif, penilaian yang dilakukan oleh minimal dua orang bisa memberikan hasil yang relatif sama (reliabilitas antar penilai). Pengertian Reliabilitas tidak sama dengan pengertian validitas. Artinya pengukuran yang memiliki reliabilitas dapat mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
2.  Pengukuran Reliabilitas
Sifat reliabilitas dari sebuah instrumen berhubungan dengan sejauh mana kemampuan alat ukur itu memberikan hasil yang konsisten dari satu even percobaan ke even percobaan lainnya. Jika konsistensi pengukuran itu tidak kita peroleh dalam setiap pengukuran, dapat dibayangkan bila pengukuran yang dilakukan dengan instrumen itu memberikan hasil yang berbeda dari pengukuran satu ke pengukuran berikutnya. Saat ini kita memperoleh hasil pengukuran berat badan seseorang adalah 70 kg. Beberapa saat kemudian, meskipun dengan alat ukur yang sama kita memperoleh hasil 73 kg. Demikian seterusnya, hasilnya tidak pernah konsisten. Data yang kita peroleh tidak pernah konsisten dari waktu ke waktu. Pertanyaan yanag akan muncul dari benak kita adalah hasil pengukuran mana yang kita gunakan?
          Dalam kajian teoritis, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu uji coba yang dilakukan tetap memiliki hasil yang sama meskipun dilakukan secara berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Instrumen alat ukur dianggap bisa diandalkan apabila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama dan tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang itu memberikan hasil yang relatif tidak sama. Pengujian reliabilitas instrumen untuk memperoleh hasil yang reliabel bisa dilakukan dengan berbagai metode statistik.
          Contoh lain adalah misalnya saja dalam sebuah kesempatan kita ingin mengukur panjang dan lebar tiga (3) buah lapangan bola volley. Alat yang digunakan dalam pengukuran itu adalah meteran dan jangkauan langkah. Setelah dilakukan pengukuran, bisa dipastikan bahwa pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan meteran memperoleh hasil panjang dan lebar yang relatif sama terhadap ketiga lapangan bola volley itu. Sedangkan pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan jangkauan langkah terhadap ketiga lapangan bola volley itu, menghasilkan satuan ukur, yakni panjang dan lebar yang berbeda.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_LidZQKfUc1CccUxF71Hak-R6pLZiJooSFH2UoC3_HrK-9BK9xDyPxjRiF0gTuGFKewersbIEbdX4FKsgldKXj_VzJm5ANuPd56KFAl_UUHVT2CaAzR75ygLoyYw7q6Pv-73qkeyVhQdq/s1600/validitas_melesset.png
3.  Validitas Instrumen
          Fenomena kedua setelah mahasiswa menguji reliabilitas alat ukur, pekerjaan berikutnya adalah bagaimana memperoleh instrumen yang memiliki validitas, agar data yang diperoleh dari penyebaran instrumen itu benar-benar valid. Dikatakan memiliki validitas adalah bila instrumen atau alat ukur yang dibuat bisa dengan tepat mengukur objek yang akan diukur. Misalnya saja untuk mengukur, panjang dan lebar lapangan bola volley agar sama dengan luas standar lapangan internasional, maka sebaiknya kita menggunakan meteran. Karena meteran adalah merupakan alat ukur yang valid dan sudah memiliki validitas. Selain meteran, alat ukur untuk mengukur panjang dan lebar benda tidak lazim digunakan. Dalam teori ada bermacam-macam validitas.
          Menurut Ebel, dalam Moh. Nazir, 2003, Validitas dibagi menjadi concurrent validity (validitas concuren), construct validity (validitas konstruk), face validity (validitas rupa), factorial validity (validitas faktorial), empirical validity (validitas empiris), intrinsic validity (validitas intrinsik), dan predictive validity (validitas prediksi).
          Sementara itu, Anastasi, 1973 dan Nunnally, 1979, dalam Masri 2006, validitas alat pengumpul data dapat digolongkan dalam beberapa jenis, yakni validitas konstruk (construct validity), validitas isi (content valitity), validitas prediktif (predictive validity), validitas eksternal (external validity), dan validitas rupa (face validity). Selain itu ada beberapa jenis validitas lain yang tidak dibicarakan, tetapi relatif penting dilakukan bagi penelitian di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang besar dan memiliki aneka ragam budaya. Validitas tersebut adalah validitas budaya (cross-cultural validity).
          Sedangkan menurut Suharsimi, 2003, berdasarkan cara pengujiannya, terdapat dua validitas, yakni validitas ekternal dan validitas internal, selain itu validitas dikelompokkan menjadi beberapa kriteria, yakni, validitas konstruk, validitas isi, dan validitas prediksi.
Pengertian concurrent validity adalah validitas yang berkaitan dengan hubungan (korelasi) antara skor dalam item instrumen dengan kinerja, atau objek penelitian yang lain.
          Construct validity atau validitas konstruk, adalah bila kita mendefinisikan validitas sebagai kualitas psikologi apa yang diukur oleh sebuah pengujian, serta menilainya dengan memperlihatkan bahwa konstrak tertentu yang bisa diterangkan, dapat menyebabkan penampilan baik buruknya (performance) dalam pengujian. Face validity atau validitas rupa yang berhubungan apa yang kelihatan dalam mengukur sesuatu, tetapi bukan terhadap apa yang seharusnya akan diukur.
          Factorial validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan faktor-faktor yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya. Validitas ini biasanya diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.
          Empirical validity adalah validitas empiris yang berkaitan dengan hubungan antara skor dengan suatu kriteria, dimana kriteria itu adalah merupakan ukuran yang bebas dan langsung berhubungan dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.
          Intrinsic validity adalah validitas yang berkaitan dengan penggunaan teknik uji coba untuk memperoleh fakta kuantitatif dan objektif untuk. Teknik uji coba itu yang dilakukan untuk mendukung bahwa instrumen yang digunakan sebagai alat ukur adalah benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
          Predictive validity adalah validitas perkiraan yang berkenaan dengan hubungan antara skor suatu alat ukur dengan kinerja atau seseorang di masa mendatang berdasarkan pengukuran awal. Validitas prediksi adalah validitas instrumen yang diharapkan bisa memiliki hubungan dengan hasil yang diharapkan dari instrumen yang dibuat. Misalnya instrumen yang ditujukan terhadap mahasiswa baru. Bila jawaban responden (mahasiswa baru) memiliki hubungan dengan prestasi belajar mahasiswa ketika mengikuti kuliah mulai dari semester awal sampai semester akhir, berarti instrumen itu memiliki validitas prediksi yang tinggi. Sebaliknya jika instrumen yang dibuat dan ditujukan terhadap mahasiswa baru itu tidak memilii bubungan dengan prestasi belajar mahasiswa mulai dari semester awal hingga semester akhir, berarti instrumen itu meiliki validitas prediksi yang rendah.

http://www.kwikku.com/images/article/ArenaStatistics20150605084525.jpg
          Content validity adalah validitas yang berkaitan dengan baik atau buruknya sampel yang diambil dari populasi.
          Curricular validity adalah validitas yang ditentukan oleh bagaimana cara peneliti menilik isi dari pengukuran dan menilai seberapa jauh pengukuran yang dilakukan ituadalah merupakan alat ukur yang benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional. Masri, 2006, validitas terbagi dalam beberapa kriteria antara lain, validitas konstruk, validitas isi, dan validitas prediksi.
          Validitas isi adalah validitas instrumen yang memiliki kandungan isi butir-butir item pertanyaan yang dibuat sesuai dengan topik penelitian dan bisa menggali jawaban responden sesuai dengan permasalahan yang sudah dirumuskan oleh peneliti.
          Validitas konstruk adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas dalam aspek psikologis tentang apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu itu bisa menyebabkan kinerja dan hasil yang baik dalam pengukuran. Validitas prediksi adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor suatu alat ukur yang sudah dilakukan pada periode awal terhadap seseorang dengan kinerja seseorang pada waktu yang akan datang. Validitas ini biasanya dilakuklan ketika adavrekruitmen siswa atau pegawai lembaga tertentu.

No comments:

Post a Comment