Siapa yang Pertama Menguasai Dwi
Bahasa
Orang
yang dimaksud dengan orang yang menguasai dwi bahasa adalah orang yang
mempunyai penguasaan bahasa dengan jumlah lebih dari satu bahasa. Pengertian
ini juga diarahan pada bahasa pertama dan bahasa kedua. Bahasa pertama disebut
juga bahasa ibu, bahasa ini adalah jenis bahasa yang pertama yang dikuasai
seseorang untuk pertama kalinya. Hal ini identik dengan bahasa yang dikuasai
oleh ibunya, dan secara otomatis sejak masih dalam asuhan ibunya, si anak akan
belajar bahasa yang pertama, yaitu dari bahasa ibu kandung. Sedangkan bahasa
kedua, adalah jenis bahasa yang dapat dikuasai seseorang setelah bahasa
pertama. hal ini tidak tergantung pada jumlahnya. Semua bahasa yang dapat
dikuasi seseorang berapapun jumlahnya, baik itu 2,3 atau lebih yang dapat
dikuasai oleh seseorang, itu masih dalam definisi bahasa kedua.
Pemahaman dwibahasa terkait dengan
penggunaan bahasa dialek, bahasa vernacular, bahasa stnadar, bahasa rendah dan
bahasa tinggi. Pemahaman seperti ini juga terpakai diseluruh belahan dunia.
Perkembangan bahasa pada anak
Seorang anak yang belum
masuk sekolah memperoleh atau
mangambil bahasa secara informal sebagian dengan ditunjukkan
“ di jalan” dan di rumah, sebaliknya anak yang lebih tua atau orang dewasa mempelajari bahasa melalui usaha sadar
dan sering menggunakan metode formal. Orang dewasa atau anak lebih tua belajar
bahasa pikir usaha yang sungguh-sungguh dan sering juga menggunakan metoda
formal. Kita menyebutkan untuk pemerolehan pada anak yang belum berumur 6
tahun, sebagai perkembangan awal dua
bahasa.
Kemahiran bersama pada dua atau
lebih bahasa
Kemahiran seseorang dalam
memeroleh bahasa yang lebih dari dua, bisa terjadi secara serempak. Beberapa
bahasa yang bisa dikuasi oleh seseorang dapat dilihat dari dari 2 sumber: 1) sekeharian
bersama keluarga, orang tua. 2) pengamatan psikolog pada anak. Sebuah
bahasa yang diproleh pada awal masa kanak-kanak bahkan ketika dilupakan
beberapa tahun karena tidak digunakan, mungkin meniggalkan beberapa sisa dalam pikiran
, pembelajaran selanjutnya bahkan dibentuk dari bahasa yang sama yang mudah
bahkan sebuah bahasa berpikir menjadi lengkap dilupakan mungkin dimunculkan
kembali dibawah keadaan yang khusus seperti hipnose.
Keuntungan Kemahiran awal bahasa
ke 2
Bahasa
Nampak diperoleh secara tidak formal dan dikuasai untuk kemahiran asli pada
awal tahun, sebelum kira-kira umur 6 tahun, sebaliknya mereka menampakkan
dipelajari dengan usaha sadar dan dikuasai kemahiran yang tidak penutur asli
setelah kira-kira umur 14 tahun. Enam tahun pertama atau juga mungkin
dipertimbangkan sebuah priode kritis pada perolehan bahas, khususnya Phonology,
(Scovel 1988) dan sintak dasar. Secara ilmu tentang kegaiban, fungsi otak pada
anak muda lebih elastic daripada mereka orang tua. Secara sosial psikologi,
anak muda menikmati semua kondisi yang menyenangkan untuk perolehan bahasa,
sebaliknya orang tua hanya menikmati sebagian.
Waktu
yang dimiliki anak-anak ini disebut dengan periode kritis untuk kemahiran
berbahasa. Ada beberapa kondisi yang dapat diterapkan, yaitu
1.Anak-anak
perlu dipaksa untuk berkomunikasi
2. Bahasa yan mereka peroleh adalah
ide utamanya dalam berkomunikasi.
3. Anak-anak ditampilkan untuk
berbicara banyak pada waktu mereka bangun.
4. Anak-anak dengan mudah mengidentifikasi
model ucapan mereka.
5. Anak-anak mempunyai dorongan
untuk meniru.
6. Ana-anak tidak dihalangi dalam
mencoba ucapan yang tidak tepat.
7.
Anggota keluarga bertoleransi, bahkan bergembira, kesalahan manis pada
anak-anak.”
8. orang dewasa mencocokkan ucapan
pada tingkat anak-anak.
9. Ucapan digunakan dalam cara yang
konkrit,pada konteks disini dan sekaran.
10.
Aktivitas utama anak-anak pada kehidupan memperoleh bahasa dan pengetahuan yang
diperoleh tentang dunia.
Dwibahasa yang Diperoleh di Sekolah
Beberapa anak-anak
mempunyai kesempatan memperoleh bahasa kedua di sekolah. Anak-anak dalam sebuah
program tambahan tidak menyukai dwibahasa pada awalnya , dalam hal itu bahasa
pertama mereka dibentuk; mereka menyukai dwibahasa pada awalnya karena mereka
memperoleh sebuah bahasa kedua pokoknya dengan pembukaan. Anak-anak dalam
program tambahan telah belajar banyak secara sistematis daripada dwibahasa pada
permulaannya. Apakah ilmu bahasa mereka dan perkembangan kognitif dirusak, atau
ditolong dengan dwibahasa yang diajarkan di sekolah.
Pembelajaran Bahasa di Masa
Remaja dan Dewasa
Kebanyakan
orang menyia-nyiakan masa emasnya yaitu masa kanak-kanak untuk memperoleh dua
bahasa atau lebih. Dan baru memperolehnya saat remaja atau dewasa. belajar
bahasa hendaknya saat masih anak-anak. Dengan kondisi otak yang masih baru,
memory yang masih kosong dan rasa ingin tahu yang besar adalah masa yang tepat
untuk belajar bahasa. Jika pada saat dewasa atau sudah tua baru belajar bahasa,
maka ada kecenderugan mempelajari bahasa dengan cara formal dan biasanya butuh
usaha yang lebih keras dari pada anak-anak. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kecepatan oang dewasa dalam mempelajari bahasa:
1. Kemampuan
2.
Motivasi
3.
Strategi
belajar
4. Metode pembelaran.
a.
Prediksi
Pretasi dalam Bahasa Kedua
Salah
satu prediksi yang dapat dipercaya untuk mengetahui prestasi seseorang dalam
mempelajari bahasa adalah dengan melihat lama atau tidaknya mereka menempuh
pendidikan formal. Semakin lama seseorang bersekolah, maka bisa dilihat bahwa
kemampuan belajar bahasa dari orang tersebu dikatakan prestasinya kurang dalam
belajar bahasa kedua. Dalam satu kelas yang terdapat di sekolah terdapat siswa
yang memperoleh pretasi yang tinggi dan ada siswa yang tidak. Prediksi ini bisa
di dapat dengan menggunakan tes. Tes yang diberikan dapat di kaji dari beberapa
aspek, yaitu:
1.
Kemampuan
pengucapan
2.
Penbendaharaan
kosa kata
3.
Sintaksis
Ada tes yang dapat dipercaya dan
pasti benar, yang ditemukan oleh carol dan sapon, yaitu dengan teknik MLAT
(Modern Language Aptitude Test). Ada beberapa jenis kemampuan yang bisa di tes
kan untuk mengetahui prestasi dalam belajar bahasa kedua, yaitu:
1. Tes belajar menghafal angka diluar kepala
dengan menyebut kembali nomer dinyatakan dalam bahasa tiruan. Contohnya :
menulis angka bilangan dalam bentuk kata bahasa baru.
2. Tes kemampuan penulisan fonetik untuk
menghubungkan bunyi dengan simbol tertulis. Contohnya : garis bawahi kata yang
kamu dengar – tik,tiyk,tis,tyis.
3. Tes kemampuan petunjuk ejaan dalam
penggunaan ejaan. Contohnya : pilih kata mana yang mempunyai arti sama
kata-kata yang lafalnya seperti ini – luv: carry, exist, affection, wash, spy.
4. Tes kepekaan sintaksis kata dalam kalimat.
Contohnya: a. huruf mana yang dicetak miring dalam kalimat? (b) cocokkan secara
sintaksis bagian kalimat yang dicetak miring.
a. John sold DICK his bicycle
b. If their work is up to standart, I will
guarantee them a bonus at the end of the week
5. Tes pasangan kata sejenis menampakkan
ingatan diluar kepala untuk orang Kurdish (dibicarakan di bagian kosa kata
Iran)
Akan tetapi teknik MLAT mempunyai
sedikit kelemahan yaitu mereka tidak mengedalakn tes pelafalan bunyi dan
penggunaan morfem dalam tata bahasa, maupun mengadakan tes seperti faktor
linguistic dalam pergaulan.
b.
Alasan
Mengapa Oranga Belajar bahasa Asing
Ada
banyak alasan yang dapat dikemukakan mengapa orang belajar bahasa asing. Yang jelas untuk menjadi pembelajar yang baik
siswa harus mempunyai alasan yang bagus untuk mempelajari bahasa. Karena
Mempelajari bahasa butuh waktu yang lama, sulirt dan terdakang memerlukan biaya
yang tinggi. Ada beberapa alasan mengapa orang mempelajari bahasa, yaitu:
1.
Tujuan
diplomat
2.
Untuk
berdagang
3.
Penceramah
4.
Menambah
kecerdasan personal
5.
Ahli
antropolgi
6.
Berkunjung
ke negara orang lain
7.
Faktor
pekerjaan.
8.
Migrasi
9.
Tuntutan
pekerjaan
Bahasa asing yang sering maksud
adalah bahasa Inggris. Bahasa ini merupakan bahasa yang sangat ingin dipelajari
oleh mereka yang bahasa keduanya bukan bahasa inggris. Bahasa ini juga
disebut-sebut dengan bahasa internasional , bahasa pemersatu bangsa. Ada fakta
yang merangkan bahwa orang yang aslinya berbahasa inggris terkenal malas dalam
mempelajari bahasa, sedangkan orang yang berasal daerah yang tidak berbahasa
inggris akan lebih gemar mempelajari bahasa.
Ada bebeberapa bahasa yang wajib dipelajari, yaitu:
1.
Bahasa
Inggris
2.
Bahasa
jepang
3.
Bahasa
Jerman
4.
Bahasa
Perancis
c.
Metode
Pengajaran Bahasa Asing
Metode
yang bagus untuk untuk mempelajari bahasa asing adalah metode yang sesuai
dengan tujuan pelajar dan gaya pembelajaran. Ada beberapa jenis metode
pembelajaran yang dipakai, yaitu:
1.
Metode
Penerjemahan
Dalam
metode ini, siswa mempelajari terutama
bahasa target dengan menerjemahkan ke dalam bahasa asli mereka. Guru memberikan
panduan penggunaan tata bahasa siswa. Guru tidak harus banyak bicara dalam
bahasa yang ditargetkan, jarang berbicara menggunakan bahasa tersebut atau
membiarkan siswa yang bicara. Metode tersebut mengajarkan siswa membaca dalam
L2 tapi tidak berbicara dalam komunikasi.
2.
Metode
Langsung
Metode
ini merupakan kebalikan dari metode secara tidak langsung, metode penerjemahan
hanya mempunyai satu tujuan, dinamakan pengajaran cepat bahasa lisan. Hal
tersebut dipraktekan dalam bahasa iklan sekolah seperti Beriitz. Seorang guru
yang pembicara asli bahasa yang ditargetkan melarang siswa menggunakan bahasa
lain selain bahasa yang ditargetkan sejak awal. Dia menghindari menjelaskan
tata bahasa dan materi menulis. Dia melatih dalam kemampuan lisan, menggunakan
bantuan audio-visual, gerak isyarat, dan pertunjukan.
3.
Metode
Audilingual
Metode
ini mengutamakan kemampuan bicara dan mendengarkan sebelum membaca dan menulis
menggunakan dialog dan latihan (terbentuk karena kebiasaan dalam L2) dan
menciptakan analisis berbeda dalam L1 dan L2 (penggunaan bahasa).
d.
Cara
Richard Burton dalam mempelajari bahasa
1.
Pertama
dia membeli buku tatabahasa dan kosa kata secara sederhana, kemudian menggaris
bawahi kata-kata dan aturan yang rasanya perlu di ingat.
2.
Meletakkan
buku tersebut di sakunya, dia mempelajarinya di setiap waktu luang, tidak pernah
bekerja lebih dari lima belas menit setiap waktu. Dengan menggunakan metode
ini, dia mampu mempelajari 300 kata dalam seminggu.
3.
Ketika
dia memperoleh kosa kata dasar, dia memilih buku cerita sederhana dan
membacanya, memberi tanda dengan pensil setiap kata-kata baru untuk diingat dan
terus melakukannya sedikitnya sekali dalam sehari. Kemudian dia melanjutkan
dengan buku yang lebih sulit, di waktu yang bersamaan juga mempelajari
poin-poin tata bahasa.
4.
Ketika
dia menemukan bunyi kata asing yang belum dia ketahui, dia melatih lidahnya
dengan mengulang kata ratusan kali setiap hari… Jika tersedia guru asli yang
menguasai bahasa tersebut,dia mengaku selalu belajar ‘kata janji’ yang pertama
lalu mengatakan sambil tertawa setelah berusaha dengan cukup keras, semuanya
menjadi mudah.
e.
Pergantian
Bahasa
Pergantian
bahasa atau pergantian simbol ditujukan kepada kecenderungan dwibahasa
(bilingual) untuk mengubah satu bahasa ke bahasa yang lainnya saat berbicara.
Bahasa berganti dalam ungkapan-ungkapan atau sesi percakapan,bahasa tersebut
sepertinya bercampur, padahal sebenarnya tidak. Proses pergantian ini
dihadapkan pada masalah linguistik-kognitif. Bagaimana dia menjaga dua bahasa
secara terpisah dan menggantinya? Bagaimana dia mengatur kata dari dua bahasa
dalam menyusun kalimat.
Ada beberapa hasil penelitian
yang menghasilkan kenyataan yang sebenarnya terjadi pad proses belajar bahasa:
1.
Seorang
bilingual tidak dapat mematikan satu bahasa ketika menggunakan bahasa yang
lainnya.
2.
pergantian
bahasa tidak menyita banyak waktu.
3.
Pergantian
tidak perlu dikacaukan.
f.
Pengaruh
Hubungan Antara bahasa pertama dengan bahasa kedua.
Hal
yang selalu terjadi adalah bahasa pertama
memaksa dalam bahasa kedua, tetapi adakalanya malah berbalik. Tipe-tipe
gangguan kmungkinan diprediksi dalam beberapa tingkat dengan memerikasa
persamaan dan perbedaan dua bahasa. Contoh gangguan selanjutnya sebenarnya
telah diteliti, tapi kemungkinan mereka telah memprediksi dengan membandingkan
sistem dua bahasa. System pada dua bahasa yang sering menjadi acuan adalah tipe
fonem, suku kata, struktur dan ilmu persajakan serta pola fonetik.
Beberapa
contoh kejadian adanya pengaruh hubungan bahasa pertama dengan bahasa ke dua:
1.
Bahasa
jepang kekurangan fonem /T,l/, sekelompok konsonan inisial, dan konsonan akhir,
konsekuensinya orang yang berbicara bahasa jepang akan membuat sensai seperti
“suriru” yang mana /s/ diganti /T/, /r/ diganti /r/, dan CVCVCV diganti CCVC.
2.
Kelompok
1 mengadopsi SVO strategi urutan kata dalam bahasa inggris, sebaik seperti
perjanjian S-V dan strategi animacy dari spanyol. Hasil campuran menggunakan
jalan yang sama untuk dua bahasa tersebut. Berbeda dengan kelompok 2 mengadopsi
strategi yang sama untuk satu bahasa italia.
3.
Pengaruh
L1 dapat juga dilihat dari penampilan aksi berbicara, orang yang tinggal hanya
dengan satu kebudayaan atau satu bahasa mungkin meminta maaf, memberikan
pujian, memohon, dan lain sebagainya lebih sering, lebih dalam, atau sopan
daripada orang yang kebudayaan dan bahasanya lain. Dalam memesan, orang jerman
cenderung memilih kata-kata langsung daripada orang berbahasa inggris, dan
orang yang berbicara bahasa jerman, mempelajari bahasa inggris dianggap kurang
sopan oleh orang yang berbicara bahasa inggris.
4.
Dalam
memesan, siswa dari cina yang tinggal di kanada sangat sopan dalam berbicara
bahasa inggris dan cina(I Taylor 1989, chap 2). Tetapi ada beberapa tanggapan
aneh dari siswa cina: Siswa berasal dari cina cenderung mulai pesan makanan
dengan panggilan atau seruan “comrades”, “Friend”, “Master”, ”profesor” dan lain-lain,
kemungkinan mencerminkan pentingnya hubungan sosial yang ada dalam masyarakat
china.
5.
Irania
mengucapkan salam dan merespon salam lebih puitis daripada orang yang asli
berbahasa inggris, dan untuk menambah gaya L1 menjadi L2.
No comments:
Post a Comment