Friday, June 3, 2016

Konsep Kepemimpinan

KEPEMIMPINAN



Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan diterjemahkan dari bahasa Inggris leadership. Dapat diartikan juga hubungan yang erat antara seorang dan kelompok manusia, karena ada kepentingan yang sama. Hubungan tersebut ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari pemimpin dan yang dipimpin.
            Akan terjadi kepemimpinan apabila di dalam situasi tertentu seorang lebih menonjol dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perseorangan atau kelompok sehingga dengan penuh kesadaran orang-orang dapat mengikuti apa yang diingnkan pemimpin dalam mencapai tujuan.
            Kepemimpinan pendidikan adalah suatu proses mempengaruhi, mengkoordinasi, dan menggerakan perilaku orang lain serta melakukan suatu perubahan ke arah yang lebih positif dalam mengupayakan keberhasilan pendidikan.
            Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan  Kepemimipinan yang baik dicirikan oleh sifat-sifat: (1) manusiawi; (2) memandang jauh ke dpan visioner; (3) inspiratif (kaya akan gagasan); dan (4) percaya diri.
            Tiga prinsip kepemimipinan ynag saling berbeda, yaitu (a) otocratic leadership, kepemimpinan gaya otokrasi, (b) parcitipative or democratic leadership, kepemimpinan gaya parsitipatif atau demokrasi, dan (c) the lazes-faire leadership,  kepemimpinan gaya bebas atau liberal.
            Ciri-ciri tertentu sebagai pemimpin memang harus dimiliki, karena: (1) seorang menejer yang tidak memiliki perhatian tentang produksi akan mengalami kesulitan untuk memimpin bagaimana memproduksi, dan (2) menejer yang tidak memiliki perhatian terhadap hubungan kemanusiaan akan mengalamikesulitan untuk memimipin dengan penuh kesuksesan. Kepemimipinan ynag efektif biasanya ditopang oleh ciri-ciri kepemimpinan yang lengkap.
            Fungsi pemimpin adalah memudahkan pencapaian tujuan secara koperatif diantara para pengikut dan pada saat yang sama menyediakan kesempatan bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadi mereka.

 

Keterampilan Kepemimpinan
Davis,1981:127 mengidentifikasikan tiga keterampilan kepemimpinan yaitu:
a.       Technical skills; diperlukan pemimpin agar ia mampu mengawasi dan menilai pekerjaan sesuai dengan keahlian yang digelutinya. Contohnya pemimpin pendidikan perlu menguasai cara-cara membuat silabus,menguasai teknis penilaian,dan sebagainya.
b.      Human Skils; kemampuan dalam membangun relasi dan dapat bekerja sama dengan orang lain mimpin baik adalah kualifikasi yang dipersyaratkan seorang pemimpin  yang lebih baik harus dikembangakan sikap resfek dan saling menghargai satu sama lain.
c.       Conceptual Skills; pemimpin yang disegani adalah pemimpin yang mampu member solusi yang tepat yang timbul dari pemikirannya yang cerdas tentang suatu persoalan.




Pendekatan Kepemimpinan
a.       Pendekatan Teory Sifat Pemimpin (Traits Theory)
Pemimpin yang memiliki ciiri kepemimpinan adalah seorang yang memiliki  kualitas diri yang baik tercermin dari sifat-sifat atau watak. Biasanya sifat yang diharapkan anggota dari pemimpin adalah cerdas, bijal,s emangat, tanggung jawab,dan dapat dipercaya. Ordway Tead berpendapat bahwa peranan pemimpin akan berhasil apabila memililki 10 sifat kepemimpinan sebagai berikut.
1)        Energi  jasmaniah dan mental. Ia memiliki kekuatan fisik yang tangguh dari mentalis baja yang tak pernah menyerah dalam menjalankan kepemimpinannya.
2)        Kesadaran akan tujuan dan arah. Ia menyadari betul memelihara tujuan dan mengupayakan keberhasilan.
3)        Antusiasme. Ia memiliki keyakinan dalam usahanya sehingga bekerja dengan optimisme yang tinggi.
4)        Keramahan dan kecintaan. Sikap ramah yang menguntungkan adalah keramahan yang tulus diikuti dengan kasih saying kepada sesame.
5)        Integritas. Pemimpin yang memiliki integritas adalah seseorang yang memiliki kepribadian utuh yang dapat dijadikan teladan.
6)        Penguasaan teknis. Penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian dalam bidangnya membuat bawahan percaya dan ini menimbulkan kewibawaan.
7)        Ketegasan dalam mengambil keputusan. Saat mengambil keputusan. Pemimipin tidak diombang-ambing oleh situasi, tidak juga dapat dipermainkan dan diperalat bawahan. Ia harus tegas dalam memutuskan persoalan dengan didasari prosedur  yang benar dan pelaksanaan yang konsisten.
8)        Kecerdasan. Pemimpin yang cerdas adalah pemimpin yang mampu berfikir rasional dan menggunakan hati dalam melaksanakan kepemimpinannya.
9)        Keterampilan mengajar. Ia harus mampu mendidik, melatih, dan membimbing anggota secara emphatic.
10)   Kepercayaan (faith). Pemimpin yang dipercaya akan disenangi dan dengan penuh kerelaan anggota akan mengikuti semua perinta.





b.      Pendekatan Perilaku Pemimpin (Behavior Teory)
Mintorogo (1996) menjelaskan bahwa perilaku kepemimpinan merupakan tindakan-tindakan spcsifik seseorang pemimpin dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan kerja anggota kelompok. Sehingga kita dapat mempelajarinya sebagaimana dikatakan Hoy dan Miskel (1982) bahwa perilaku kepemimpinan dapat dipelajari. Oleh karena itu dapat terjadi bahwa individu yang dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang memadai akan mampu memimpin secara lebih efektif. Menelaah perilaku kepemimpinan dapat diidentifikasi dari dua aspek yaitu fungsi kepemimpinan yang dijalankan dari gaya yang ditunjukkan pemimpin.

1)      Fungsi Kepemimpinan
Organisasi berisi sekelompok orang yang satu diantaranya dibutuhkan untuk menggerakkan  mereka agar bekerja dengan efektif. Kepemimpinan akan terjadi secara efektif apabila pemimpin dapat menjalankan dua fungsi utama yaitu (1) yang berkaitan dengan tugas (task-related) atau fungsi pemecahan masalah, dan (2) berkaitan dengan pembinaan kelompok atau fungsi social (group maintenance).
Fungsi tugas memudahkan dan mengkoordinasikan usah kelompok dan memilih, mendifinisikan dan memecahkan masalah bersama. Funsi sosial  membantu kelompok berjalan lebih lancar, menengahi perbedaan pendapat, meredam konflik, dan dapat memancarkan perasaan hangat dan empathic kepada anggota.
2)      Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan norma atau dapat juga diartikan sebagai pola perilaku dalam meragakan kepemimpinannya. Terdapat dua gaya kepemimpinan yaitu gaya dengan orientasi tugas (task oriented), dan gaya dengan gaya orientasi pada anggota (employee-oriented).
Gaya kepemimpinan yang berorientasi tugas ingin pekerjaan selesai dengan memuaskan, tepat waktu, dan sempurna sehingga ia betul-betul mengendalikan pegawai agar konsisten dan serius dalam pekerjaannya, kadang-kadang pemimpin tidak mau tahu dengan urusan-urusan pribadi karyawannya.
Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai/anggota organisasi melaksanakan kepemimpinannya dengan berupaya memberikan dorongan semangat, membimbing dan mengarahkan secara empatik dan memberikan kepercayaan kepada anggota untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan karyanya sendiri.
c.       Pendekatan Kontigensi
Studi kepemimpinan yang disebut pendekatan kontigensi, yaitu suatu studi kepemimpinan yang hakekatnya berusaha untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan What makes the leader effective. Bahwa yang membuat kepemimpinan itu efektif bukan hanya karena keberadaan pemimpinnya itu sendiri tetapi ada variable lain yang turut menentukan. Menurut Blanchar (1995) terdapat factor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan yaitu: (1) kepribadian pengalaman masa lampau dan harapan pemimpin, (2) harapan dan perilaku atasan, (3) tuntutan tugas yang diberikan, (4) harapan dan perilaku rekan, (5) karakteristik, harapan, dan perilaku bawahan, (6) kultur dan kebijakan organisasi.
d.      Perubahan Sosial dan Gaya Kepemimpinan
Perubahan sosial sebagaimana sifatnya yang abadi, akan selalu terjadi dan pasti terjadi. Demikian pula halnya pada organisasi sebagai organisasi sebagai organisasi terbuka yang memiliki cirri kumpulan orang-orang yang bekerja secara sinergi untuk mencapai tujuan bersama, mengalami teori perubahan organisasi mulai dari orientasi, teknologi, struktur, dan manajemennya. Terdapat tiga jenis kepemimpinan yang dipandang representative dengan tuntutan era disentralisasi.
1)      Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan traksional adalah kepemimpinan yang menekankan kepada tugas yang diemban bawahan. Pemimpin adalah seseorang yang mendesain pekerjaan beserta mekanismenya dan staf adalah seseorang yang melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan keahlian
2)      Kepemimpinan Transformasional
Burn (1978) menjelaskan kepemimpinan transformasional sebagai suatu proses yang pada dasarnya “ Para pemimpin dan pengikut saling menaikan diri ketingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi”. Para pemimpin adalah seseorang yang sadar akan prinsip perkembangan organisasi dan kinerja manusia, sehinnga ia berupaya mengembangkan segi kepemimpinannya secara utuh melalui pemotivasian terhadap staf dan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan, bukan didasarkan atas emosi, seperti misalnya keserakahan, kecemburuan atau kebencian.
3)      Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengkomunikasikan/ mentransformasikan dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personil.




DAFTAR PUSTAKA

Burhanudin, Yusak. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Daryanto. 2001. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta,

_______. 1998. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta,

Engkoswara, dan Komariah, Aan. 2011. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta,

Gunawan, Ary. 1996. Administrasi Sekolah:administrasi Pendidikan mikro. Jakarta:Rineka cipta.

Maulida,fella. 2012. Menejemen Sekolah. (diakses tanggal 28/11). http://manajemensekolah24.blogspot.com/2012/10/manajemen-peserta-didik.

Nawawi, Hadari. 1997. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung

Ngalim, Purwanto, M. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Putra, Eka. 2012. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. online: www.belbuk.com/pengambilan-keputusan-dan-sistem-informasi-p-154.html  (diakses pada tanggal 15 November 2013 pukul 12.00 WIB).

Rahman,Fandi. 2013. Bahaya Narkoba Bagi Remaja. (diakses tanggal 28/22). http://www.tugasku4u.com/2013/05/makalah-bahaya-narkoba-bagi-remaja.

Riswanda. 2012. Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan. online: sweetmanggo.blogspot.com/2008/12/sistem-informasi-dan-pengambilan.html (diakses pada tanggal 15 November 2013 pukul 12.00 WIB).

Sagala, Syaiful, 2005. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta

Siagian Sondang, P. 1992 Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Rineka



















No comments:

Post a Comment