Sunday, June 12, 2016

LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN



LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN


Oleh:
Alfyananda Kurnia Putra, Mega Karunia Gumelar
Pendidikan Geografi – Pascasarjana Universitas Negeri Malang


A.    LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makluk hidup yang dikaruniakan oleh tuhan berbagai kelebihan dan potensi yang melekat pada dirinya. Dalam upaya mengoptimalkan potesi yang ada dalam diri manusia harus ada sesuatu yang membimbingnya dan mengarahkannya, agar semua dapat berjalan dan berkembang serta terarah dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.
Potensi yang dimiliki oleh manusia sangat besar, maka harus dibekali dengan pendidikan yang cukup sejak dini sehingga potensi ini dapat menguntungkan bagi dirinya. Secara faktual, kegiatan pendidikan merupakan bagian penting dalam kehdupan manusia, karena pendidikan diberikan dan diselenggrakan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi manusia kearah yang positif. Pendidikan merupakan dasar dariproses komunikasi yang di dalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan yang berlangsung sepanjang hayat (Life Long Process). 
Pendidikan dapat membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik. Namun, apa jadinya jika pendidikan hanya mementingkan  intelektual semata tanpa membangun karakter peserta didiknya.Pembangunan karakter dapat dilakukan oleh seorang tenaga pendidik terhadap muridnya, maka dalam proses ini interaksi berlangsung. Proses interaksi ini dapat dikatakan sebagai proses Sosiologis dalam pendidikan. Secara Sosiologis, pendidikan adalah warisan budaya dari generasi ke generasi, agar kehiduoan masyarakat berkelanjutan dan identias masyarakat tetap terpelihara. Proses pendidikan dalam kehidupan tidak akan lepas dari sosial budaya, hal ini dikarenakan sosial budaya merupaka bagian terdekat dari sesorang. Budaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan, hal ini akibat dari pergeseran paradigma pendidikan khususnya secara Sosiologis, mengubah cara hidup, berkomunikasi, berfikir dan bagaimana mencapai suatu kesejahteraan.

B.    LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN
Manusia sebagai makluk sosial memiliki hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok dalam tatanan masyarakat. Hidup dalam masyarakat merupakan manifestasi bagi perkembangan seorang anak, hal ini dikarenakan aspek sosial akan melekat pada diri anak tersebut yang akan dikembangkan dalam perjalanan hidupnya, untuk mencap kehidupan yang hakiki. Di samping itu semua, Pendidikan juga membantu mengembangkan aspek sosial pada diri peserta didik, aspek sosial berperan membantu peserta didik mengembangkan dirinya dengan cara mendidik, membimbing agar kelak dapat hidup serasi dengan masyarakat dimana mereka tinggal.
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat. Perhatian Sosiologi pada pendidikan semakin intensif. Dengan meningkatnya perhatian Sosiologi pada kegiatan pendidikan tersebut maka lahirlah cabang Sosiologi pendidikan. Ciri-ciri Sosiologis pendidikan :
1.        Empiris adalah adalah ciri utama Sosiologi sebagai ilmu, Sebab bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
2.        Teoritis adalah peningkatan fase penciptaan yang menjadi salah satu bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
3.        Komulatif adalah sebagai akibat dari penciptaan terus – menerus sebagai konsekuensi dari terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori – teori itu akan berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
4.        Nonetis adalah karena teori ini menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu – individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.

Dalam kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga macam norma yang dianut oleh pengikutnya, yakni (1) Paham individualisme, (2)Paham kolektivisme, dan (3) Paham integralistik. Paham individualisme dilandasi teori bahwa manusia itu lahir merdeka dan hidup merdeka.Masing-masing boleh berbuat apa saja menurut keinginannya, asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain. 
Dampak individualisme menimbulkan cara pandang yang lebih mengutamakan kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat. Dalam masyarakat seperti ini, usaha untuk mencapai pengembangan diri,  antara anggota masyarakat satu dengan yang lain saling berkompetisi sehingga menimbulkan dampak yang kuat.
Paham kolektivisme memberikan kedudukan yang berlebihan kepada masyarakat dan kedudukan anggota masyarakat secara perseorangan hanyalah sebagai alat bagi masyarakatnya. Sedangkan paham integralistik dilandasi pemahaman bahwa masing-masing anggota masyarakat saling berhubungan erat satu sama lain secara organis merupakan masyarakat.
Landasan Sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat, yaitu; (1)Kekeluargaan dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah untuk mufakat, (2) Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat (3)Negara melindungi warga anegaranya, (4) Selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban.Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas manusia perindividu melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya.
Sifat sebagai makhluk sosial sudah dimiliki sejak bayi, dan tampaknya merupakan potensi yang dibawa sejak lahir. Bahwa manusia merupakan makhluk sosial karena beberapa faktor berikut: (1) Sifat ketergantungan manusia dengan manusia lainnya, (2)Sifat adaptability dan intelegensi. Manusia sebagai makhluk sosial, menjadikan Sosiologi sebagai landasan bagi proses dan pelaksanaan pendidikan, karena memang karakteristik dasar manusia sebagai makhluk sosial akan berkembang dengan baik dan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan yang bernilai serta peradaban tinggi melalui pendidikan.

C.     SEJARAH LAHIRNYA SOSIOLOGIS PENDIDIKAN

Sosiologi mempelajari berbagai tindakan sosial yang menjelma dalam realita sosial. Mengingat banyaknya realitas sosial, maka lahirlah berbagai cabang sosiologi, salah satinya sosiologi pendidikan. Nama sosiologi untuk pertama kali digunakan oleh Agust Comte (1798-1857), sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang masyarakat.
 
D.      RUANG LINGKUP LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN
Ruang lingkup yang landasan Sosiologis pendidikan meliputi empat bidang, yaitu;
1.      Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat, yang meliputi;
a.       Fungsi pendidikan dalam kebudayaan.
b.      Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial serta sistem kekuasaan.
c.       Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan.
d.      Hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status sosial.
e.       Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan atau kelompok.
2.      Hubungan kemanusiaan di sekolah, meliputi;
a.       Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di luar.
b.      Pola interaksi sosial dan struktur masyarakat di sekolah
3.      Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, meliputi;
a.       Peranan sosial guru
b.      Sifat kepribadian guru.
c.       Perilaku kepribadian guru terhadap tingkahlaku siswa.
d.      Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak.


Landasan Sosiologi pendidikan dituntun melakukan tiga fungsi pokok, yaitu;
1.      Fungsi eksplanasi, menjelaskan dan  memberikan pemahaman tentang fenomena yang termasuk dalam ruang lingkup pembahasannya. Penjelasan ini dapat menggunakan berbagai media komunikasi.
2.      Fungsi prediksi, meramalkan kondisi dan permasalahan pendidika yang diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan itu tututan masyarakat akan berubah dan berkembang akibat faktor-faktor intenal dan eksternal yang masuk ke dalam masyarakat itu sendiri melalui berbagai media komunikasi. Fungsi prediksi ini sangat dipelukan dalam perencanaan pengembangan pendidikan guna mengantisipasi kondisi dan tantangan baru.
3.      Fungsi utilisasi, menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat seperti masalah lapangan pekerjaan dan pengangguran, konflik sosial, kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan dukungan pendidikan dan masalah penyelenggaraan pendidikan itu sendiri.

Jadi, secara umum Sosiologi pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan utilisasi) melalui pengkajian tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan pendidikan, dalam rangka mencari model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat.
Secarakhusus, SosiologiPendidikanberusahauntukmenghimpun data daninformasitentanginteraksisosial di antara orang-orang yang terlibatdalaminstitusipendidikandandampaknyabagipesertadidik, tentanghubunganantaralembagapendidikandankomunitassekitarnya, dantentanghubunganantarapendidikandenganpranatakehidupan lain.

E.       Implementasi Landasan Sosiologis Pendidikan
Masyarakat Indonesia setelah kemerdekaan, utamanya pada zaman pemerintahan orde baru telah banyak perubahan. Sebagai masyarakat majemuk, maka komunitas dengan ciri-ciri unik baik secara horizontal maupun vertical masih dapat ditemukan. Demikian pula halnya dengan sifat-sifat dasar dari zaman penjajahan belum terhapus seluruhnya. Namun dengan niat politik yang kuat menjadi suatu masyarakat bangsa Indonesia serta dengan kemajuan dalam berbagai bidang pembangunan. Berbagai upaya yang persatuan dan kesatuan yang kokoh, berbagai upaya tersebut dilaksanakan dengan tidak mengabaikan kenyataan tentang kemajemukan masyarakat Indonesia. Hal terakhir tersebut kini makin mendapat perhatian yag semestinya dengan antara lain memasukkannya muatan local di dalam kurikulum sekolah. Muatan lokal yang didasarkan pada kebhinekaan masyaraka Indonesia. Dengan demikian akan dapat diwujudkan manusia Indonesia dengan wawasan nusantara dan berjiwa nasional akan tetapi memahami dan menyatu dengan lingkungan.dilakukan, baik melalui jalur sekolah (seperti mata pelajaran PKn, pendidikan sejarah) maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran, P4, Pemasyarakaatn P4 non penaratan ) telah mulai menumbuhkan benih-benih.

F.       Fungsi Kajian Landasan Sosiologis Pendidikan

1.      Fungsi eksplanasi
Menjelaskan atau memberikan pemahaman tentang fenomena yang termasuk ke dalam ruang lingkup pembahasannya. Untuk diperlukan konsep-konsep, proposisi-proposisi mulai dari yang bercorak generalisasi empirik sampai dalil dan hukum-hukum yang mantap, data dan informasi mengenai hasil penelitian lapangan yang actual, baik dari lingkungan sendiri maupun dari lingkungan lain, serta informasi tentang masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan informasi yang lengkap dan akurat, komunikan akan memperoleh pemahaman dan wawasan yang baik dan akan dapat menafsirkan fenomena-fenomena yang dihadapi secara akurat. Penjelasan-penjelasan itu bisa disampaikan melalui berbagai media komunikasi.


2.      Fungsi prediksi
Meramalkan kondisi dan permasalahan pendidikan yang diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan  itu, tuntutan masyarakat akan berubah dan berkembang akibat bekerjanya faktor-faktor internal dan eksternal yang masuk ke dalam masyarakat melalui berbagai media komunikasi. Fungsi prediksi ini amat diperlukan dalam perencanaan pengembangan pendidikan guna mengantisipasi kondisi dan tantangan baru.

3.      Fungsi utilisasi
Menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan pengangguran, konflik sosial, kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan dukungan pendidikan, dan masalah penyelenggaraan pendidikan sendiri.
Jadi, secara umum  sosiologi pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan utilisasi) melalui pengkajian tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan pendidikan, dalam rangka mencari model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat. Secara khusus, Sosiologi Pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan informasi tentang interaksi sosial di antara orang-orang yang terlibat dalam institusi pendidikan dan dampaknya bagi peserta didik, tentang hubungan antara lembaga pendidikan dan komunitas sekitarnya, dan tentang hubungan antara pendidikan dengan pranata kehidupan lain.

G.      KESIMPULAN
Landasan sosiologis mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan bermasyarakat suatu bangsa, kita harus memusatkan perhatian pada pola hubungan antar pribadi dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut. Untuk terciptanya kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai, terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat.
Sosiologi pendidikan dituntut untuk melakukan tiga fungsi, yaitu: (1) fungsi eksplanasi, (2) fungsi prediksi, (3) fungsi utilisasi. Secara umum, sosiologi pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya tersebut melalui pengkajian fenomena-fenomena sosial dan pendidikan, dalam rangka mencari model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan kompleks. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan ke-Bhineka tunggal ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Armanto, ayu, 2012.SosiologiPendidikan, Wordpress.
Ruswandi, Heris. 2008. Landasan Pendidikan. Bandung: CV. Insan Mandiri.

Sutikno, Sobry. 2008. Landasan Pendidikan. Bandung: Prospect.

Tirtarahardja, Sula. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Wilyani, wildan, 2013, LandasanSosiologisPendidikan, Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia Press.
Sukardjo, Ukim. 2009. LandasanPendidikanKonsepdanAplikasinya. Jakarta: RajaGrafindoPersada.

No comments:

Post a Comment