Friday, June 10, 2016

Cara Merumuskan Masalah





A.    Latar Belakang
Masalah penelitian merupakan titik awal sebuah proses penelitian. Tidak ada proses penelitian tanpa adanya masalah yang diidentifikasi dan dirumuskan dengan jelas, dengan dukungan  alasan yang aktual dan masuk akal. Tanpa identifikasi dan perumusan masalah yang jelas sebuah penelitian akan kehilangan makna dan landasan ontologis, sebagai kerangka kajian yang akan dilakukan. Masalah adalah sesuatu yang memerlukan jawaban, penjelasan dan pemecahan. Dalam bahasa yang lebih formal masalah sering dirumuskan sebagai kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kerap kali masalah penelitian lahir semata-mata karena keingintahuan bukan karena tak terpenuhinya suatu harapan.
            Dari berbagai kemungkinan yang muncul peneliti harus mampu memilih yang paling tinggi nilai dan bobotnya sebagai masalah penelitian. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, penanda terpenting dari masalah penelitian adalah adanya keresahan yang mungkin timbul sebagai akibat belum terjawabnya suatu masalah penelitian. Keresahan yang dimaksud disini dapat berupa dorongan rasa  ingin tahu dalam diri peneliti, ketidak lancaran suatu proses atau rendahnya kinerja dan hasil kerja karena masih ada hal-hal yang belum terjelaskan dengan baik atau adanya elemen yang belum memenuhi tuntutan standar mutu proses yang bersangkutan.
            Sumber masalah penelitian yang sejati sebenarnya adalah alam semesta dengan segala isi semua fenomena yang ada di dalamnya. Seorang peneliti dianjurkan mengarahkan perhatiannya dan menggunakan segala kemampuannya untuk mengindentifikasi masalah-masalah dari keberadaan dan dinamika semesta tersebut. Tetapi disadari bahwa mengangkat permasalahan langsung dari pengalaman empirik bukanlah sesuatu yang mudah. Hanya pengamatan yang terlatih dan berwawasan luas yang mampu mengidentifikasi kesenjangan-kesenjangan yang ada dan mengangkat menjadi permasalah penelitian yang berbobot. Kekurang mampuan peneliti dalam hal ini sering hanya akan menghasilkan masalah-masalah penelitian yang dangkal.
Sebagaian karena kesulitan mengangkat permasalahan langsung dari alam semesta tersebut dan karena alasan praktis banyak peneliti yang mencari jalan lain untuk menemukan masalah penelitian. Cara tersebut adalah dengan menggunakan sumber-sumber skunder, yaitu kepustakaan. Ini adalah praktik  yang umum dikerjakan. Bahan-bahan pustaka seperti laporan penelitian, tesis, makalah, jurnal ilmiah, buku ajar dan sebagainya adalah sumber informasi masalah penelitian yang lazim digunakan. Sudah barang tentu nilai berbagai jenis bahan pustaka tersebut sebagai rujukan untuk menemukan masalah penelitian tidak sama. Salah satu ukuran yang dipakai untuk menemukan nilai bahan pustaka sebagai sumber masalah adalah aktualitas dan kekinian isi sumber-sumber tersebut. Tetapi darimanapun asal setiap masalah penelitian harus melewati tahap evaluasi yang seksama sebelum benar-benar diangkat sebagai suatu fokus kajian.
Setelah memilih masalah yang akan diteliti, peneliti harus merumuskan masalahnya dalam suatu rumusan yang jelas. Perumusan ini hendaknya sedemikian rupa sehingga dengan membaca rumusan ini orang akan tahu apa yang akan diteliti dan sekaligus memiliki gambaran tentang berbagai aspek penelitian tersebut. Perumusan masalah yang baik harus memenuhi dua syarat: (1) menyebutkan dengan jelas apa yang akan dicari jawabannya dan (2) jelas ruang lingkupnya. Ditinjau dari cakupan aspek yang terkait, rumusan masalah dibedakan menjadi dua tingkatan rumusan masalah umum yang menunjukkan keseluruhan permaslahan penelitian secarah utuh, dan rumusan masalah khusus yang berfokus pada aspek-aspek tertentu dari permasalahan yang dikaji. Dengan merumuskan masalah dalam dua tingkatan tersebut, disatu pihak peneliti dapat memfokuskan perhatiannya pada aspek-aspek penting dari permasalahan penelitiannya, dan dipihak lain dia dapat tetap mempertahankan kajiannya dalam lingkup yang jelas batas-batasnya.
Tipe alasan mengapa dipermasalahkan, yaitu:
1)        Keperluan menditeksi penyebab terjadinya suatu fenomena yang merugikan atau menguntungkan agar gejala dan akibat lanjutannya dapat diatasi atau dipacu.
2)         Keperluan memperbaiki kesalahan kebijaksanaan perubahaan (pemerintah) yang tengah berjalan agar kelemahan-kelemahan yang ada dapat diatasi.
3)         Keperluan meramalkan akibat positif dan negatif dari suatu kebijaksanaan baru, langkah dini dapat diarahkan untuk menaikkan yang positif dan menihilkan yang negatif.
4)         Keperluan mengkuantitatifkan strategi kebijakan yang masih konsepsional sehingga dapat menjadi operasional.
5)         Keperluan membuat pendekatan baru atau alternatif guna meningkatkan ketelitian pengukuran mengenai cara pengukuran yang telah dirumuskan oleh teori lain atau peneliti sebelumnya
B.        Ciri Masalah yang Baik
Dalam memilih rumusan masalah penelitian yang akan dijadikan awal penelitian, maka perlu diperhatikan ketentuan sebagai berikut.
1)         Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian, artinya:
a.    Masalah harus mempunyai keaslian
b.    Masalah harus menyatakan suatu hubungan
c.    Masalah harus merupakan hal yang penting
d.    Masalah harus dapat di uji
e.    Masalah harus mencerminkan suatu pertanyaan
2)         Masalah yang dipilih dengan bijak, artinya:
a.    Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia
b.    Biaya untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan
c.    Waktu memecahkan masalah harus wajar
d.    Biaya dan hasil harus seimbang
e.    Administrasi dan sponsor harus kuat
f.     Tidak bertentangan dengan hukum dan adat
3)         Masalah dipilih dengan kualifikasi peneliti
a.    Menarik bagi peneliti
b.    Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
C.        Sumber untuk Mamperoleh Masalah
Sumber-sumber di mana masalah diperoleh antara lain:
a)    Pengamatan terhadap kegiatan manusia.
b)    Bacaan.
c)    Analisis bidang pengetahuan.
d)    Ulangan serta perluasan penelitian.
e)    Cabang studi yang sedang dikerjakan.
f)     Pengalaman dan catatan pribadi.
g)    Praktik serta keinginan masyarakat.
h)    Bidang spesialisasi.
i)     Pelajaran dan mata ajaran yang sedang diikuti.
j)     Pengamatan terhadap alam sekeliling.
k)    Diskusi-diskusi ilmiah.
l)     Perasaan intuisi.
D.        Cara Merumuskan Masalah
Adapun cara merumuskan masalah dalam sebuah penelitian sebagai berikut:
a)    Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
b)    Rumusan hendaklah jelas dan padat.
c)    Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
d)    Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.
e)    Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
E.        Penutup
Berdasarkan uraian singkat tentang bagaimana merumuskan masalah dalam sebuah penelitian, diharapkan para peneliti tidak takut dan alergi lagi terhadap (calon) penelitian. Banyaknya kesenjangan yang sering ditemukan antara apa yang telah diajarkan dengan apa yang diterapkan di berbagai bidang keilmuan merupakan sumber masalah penelitian yang bagus.
F.         Daftar Pustaka
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

2 comments:

  1. Terimakasih infonya jangan lupa kunjungi website kami di ppns.ac.id dan azrielhnovaldi.worpress.com

    ReplyDelete
  2. Terimakasih infonya jangan lupa kunjungi website kami di ppns.ac.id dan azrielhnovaldi.worpress.com

    ReplyDelete