BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan
sarana perumusan maksud, melahirkan perasaan, dan memungkinkan kita menciptakan
kegiatan sesama manusia, .mengatur berbagai aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan rnasa depan kita. Bahasa sebagai alat komunikasi
diperoleh manusia sejak lahir sampai usia sekolah, yang dikenal dengan istilah
pemerolehan bahasa.
Pemerolehan bahasa
merupakan satu proses
perkembangan bahasa manusia. Lazimnya pemerolehan
bahasa pertama dikaitkan
dengan perkembangan bahasa
pada siswa manakala pemerolehan bahasa kedua bertumpu kepada perkembangan bahasa orang
dewasa ( Language Acquisition: On-line ).
Perkembangan bahasa pada siswa
pula bermaksud pemerolehan bahasa ibu. Namun terdapat juga pandangan lain yang
mengatakan bahawa terdapat dua proses yang
terlibat dalam pemerolehan
bahasa dalam kalangan
siswa yaitu pemerolehan bahasa
dan pembelajaran bahasa.
Dua faktor utama
yang sering dikaitkan dengan
pemerolehan bahasa ialah
faktor nurture dan faktor
nature . Namun para pengkaji
bahasa dan linguistik
tidak menolak kepentingan
tentang pengaruh
faktor-faktor seperti biologi
dan persekitaran. Kajian-kajian telah dijalankan untuk melihat sama ada
manusia memang sudah dilengkapi
dengan alat biologi untuk kebolehan berbahasa
seperti yang didakwa oleh ahli linguistik Noam Chomsky
dan Lenneberg ataupun
pemerolehan berbahasa ialah
hasil daripada pemerolehan
kognisi umum dan interaksi manusia dengan persekitarannya.
Chomsky yang kutip oleh
Subyakto-Nababan1 mengatakan bahwa setiap manusia mernpunyai apa yang dinamakan
falcuties of the mind, yakni semacam kapling-kapling intelektual dalam benak
atau otak mereka dan salah satunya dijatahkan untuk pemakaian dan pemerolehan
bahasa. Seorang yang normal akan memperoleh bahasa ibu dalam waktu singkat. Hai
ini bukan karena anak memperoleh rangsangan saja, lalu si anak mengadakan
respon, tetapi karena setiap anak yang iahir telah dilengkapi dengan seperangkat
peralatan yang memperoleh bahasa ibu. Alat ini disebut dengan Language
Acquisition Device (LAD) atau lebih dikenal dengan nama piranti pemerolehan
bahasa.
Kemampuan kebahasaan pada seorang anak
berjalan beriringan dengan perkembangan biologisnya. Setiap anak berupaya
menyerap kaidah yang berlaku dalam masyarakat secara bertahap. Pada kemampuan
berbahasa pada anak, akan menggunakan bahasa yang lebih sederhana dulu menuju
ke kaidah bahasa yang lebih sulit. Proses
ujaran dapat merupakan kata, kelompok kata atau kalimat. Sebelum berujar,
tentunya terlebih dahulu memalui proses di dalam otak, dalam proses ini,
seorang manusia, menyusun kata dan kiadah apa saja yang akan digunakan yang
nantinya dapat menjadi ujaran yang kita dengar. Ujaran tentunya selain bisa
diujarkan melalui bicara, tentunya sebuah ujaran bisa dituliskan. tulisan yang
dimaksud adalah susunan kat, kelompok kata, kelimat yang dituliskan. bisa dalam
bentuk kata saja, kalimat, paragraph, atau bisa juga karangan.
Berdasarkan
latar belakang diambil, maka penulisa menganggap perlu diadakan penelitian yang
berjudul “Analisis Jumlah kata pemadu
frasa pada kalimat karya anak di kelas IV SD 1 Bangorejo Bangorejo Tahun Ajaran
2010-2011”.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
diangkat, adapun masalah yang dapat dirumuskan pada penelitian ini, yaitu
berapakah jumlah kata pemadu frasa pada kalimat yang dibuat siswa kelas IV SD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Phares Marker
Untuk mengetahui
apa itu phrase maker. Mari kita lihat contoh kalimat berikut.
S
VP
NP VP NP
N V N Pen N
Ibu membeli
buku di
toko
Pelabelan pada
struktur diagram pohom yang terdapat dalam kalimat di atas yang disebut dengan
phrase maker atau penanda frasa. Proses membuat phrase maker adalah suatu
rekonstruksi linguistic yang dilakukan dengan memberikan label pada kata-kata
yang digunakan dalam sebuah ujaran atau kalimat (Wahab, 2005:41).
Fungsi adanya
phrase maker adalah 1) memberi kita informasi analisis pada bagian-bagian
penyusun atas kalimat atau ujaran yang berisi bagian-bagian yang sama. Dan mana
yang menjadi dominasi pada bagian yang didominasi. 2) Fhrase maker memberi kita
representasi yang formal atas elemen-elemen penyusun ujaran atau kalimat.
2.2
Gramatika Struktur Frasa
Aturan
atau cara yang dipakai untuk mengurai kalimat denga cara member penanda frasa
itulah yang disebut dengan gramatika struktur frasa. Dari contoh kalimat di
atas, penanda frsa memiliki beberapa symbol, misalnya S untuk kalimat yang
merupakan symbol yang paling awal, dan NP, VP N atau V untuk symbol pembantunya
(Wahab, 2005:41).
Gramatika
Struktur frasa memberikan informasi tentang pengelompokkan penanda yang masih
berhierarki. Serta symbol mana yang lebih awal digunakan dan simbo yang mana
yang tidak boleh mendahului symbol yang lain.
2.3
Macam-Macam Frasa
Samsuri
(2005), menyebutkan ada beberapa jenis frasa. Frasa-frasa itu dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a.
Frasa Nomina (FN)
Frasa
Nomina yaitu kata-kata yang menunjukkan pengertian tentang orang, hewan dan
barang atau hal hal yang abstrak. Frasa ini dibedakan menjadi pronominal dan
nama.
Bentukan frasa
nomina berupa N1 + N2 …. Nx. Ada beberapa macam frasa nomina:
- FN
Penjelas macam atau nama
- FN
Keterangan milik atau asal
- FN
Keterangan Tempat
- FN
Keterangan Hal mengenai apa pokok itu
- FN
Penjelasan untuk siapa pokok itu
- FN
Bahan untuk pokok
- FN
bersifat Alat penggerak
- FN
Penjelas untuk menerangkan persamaan bentuk, warna, atau salah satu sifat
yang terkandung dalam nomina penjelas
Bentukan frasan
nomina dengan N + V, ada beberapa macam FN dengan bentukan N + V, antara lain:
- FN
tentang kegiatan pokok yang dijelaskan oleh verba sebagai penjelasnya.
- FN
tentang untuk kegiatan apa pokok itu, yang dinyatakan oleh verba.
- FN
tentang kegiatan apa yang dilakukan orang pada tempat yang dinyatakan oleh
pokok.
- FN
mengenai keadaan pokok yang dikenai kegiatan yang dinyatakan pokok.
Bentukan frasa
nomina dengan bentukan N + A. frasa ini mempunyai jenis antara lain:
- FN
yang berisi A sebagai penjelas yang member keterangan tentang pokok.
- FN
yang berisi N + pronominal.
b. Frasa Verba (FV)
Secara umum frasa verba dapat dinyatakan
dengan pertanyaa “ pokok sedang apa. Ada beberapa bentukan FV, antara lain:
- FV
yang terbentuk dari V yang sederhana, semi lengkap dan lengkap
- FV
dengan pokok ber+ Vp
- FV
dengan pokok ter + Vp
- FV
dengan pokok ke + VP + an
- FV
dengan pokok meN + Vp, meN + Vp + I , meN + Vp + kan
- FV
dengan bentukan V + FN
- Frasa Adjektifa (FA)
Frasa Ajektifa
dapat dirumuskan dengan kalimat “ pokok bagaimana”. Ada beberapa bentukan FA,
antara lain:
- FA
dengan bentukan sangat + A
- FA
dengan bentukan warna + A
- Frasa Numeralia (FNu)
Frasa numeralia
dapat dirumuskan dengan pertanyaan “berapa pokok?”. Frasa ini digolongkan adan
dua jenis yaitu yang bersifat alami dan yang bersifat ukuran.
- FNu
alami yaitu FNu dengan bentukan Nu + (orang / ekor / buah).
- FNu
ukuran, yaitu FNu dengan bentukan Nu + (depa / keranjang / pikul / kaleng
/ bungkus dan sebagainya)
- Frasa Preposisi (FP)
Frasa preposisi
dapat dirumuskan dengan kalimat, 1) P mana pokok, dan 2) P apa / siapa pokok.
Frasa ini dapat dibentuk dengan bentukan
dari p + FN.
- Bentuk Frasa Lain
·
Modalitas
·
Cara
·
Alat
·
Tempat
·
Waktu
·
Aspek
·
Suasana
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Data
Data yang digunakan adalah kalimat yang
didapat dari siswa kelas IV SD. Data tersebut didapat dengan menggunakan teknik
kuesioner. Teknik dilakukan dengan cara memberikan perintah kepada siswa untuk
memilih 4 kata yang mereka sukai dan kemudia dibuat menjadi kalimat. Sebagai
subjek penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampel. Siswa kelas IV SD 1
bangorejo, yang berjumlah 35 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
acak untuk memilih 5 anak siswa kelas IV. Dari penejelasan terebut didapat data
berikut ini.
Nama
|
Kalimat
|
Andi
|
Ayah bekerja di sawah
Batu itu keras
Santo sakit kepala tadi
Ibu memasak daging di didapur
|
Citra
|
Siska menyukai boneka
Kakak sedang mengecat
dinding
Budi membuka kaleng ikan
Kucing saya mati
|
Ervin
|
Air dapat diminum
Tingginya pohon bambu itu
Gilang bekerja sampai
lelah
Saya meminjam pensil kepada dodi
|
Kurnia
|
Api dapat membakar kayu
Macan itu ganas
Bagas menyukai santi
Meskipun lapar dia
tetap berangkat ke sekolah
|
Selly
|
Penghapusku dihilangkan budi
Tuti meminjam buku saya
Si andi makan roti
Sandal citra berwarna hitam
|
3.2 Analisis Data
Data
atau kalimat yang sudah didapat dianalisis berdasarkan struktur frasa, sebagai
berikut
Kalimat
|
Unsur Pembentuk Kalimat
|
Ayah bekerja di sawah
Batu itu keras
Santo sakit kepala tadi
Ibu memasak daging di dapur
|
N + V + Penj + N
N + Penj + A
N + A + N + waktu
N + V + N + penj. + N
|
Siska menyukai boneka
Kakak sedang mengecat
dinding
Budi membuka kaleng ikan
Kucing saya mati
|
N + V + N
N + Penj + V + N
N + V + N + N
N + N + A
|
Air dapat diminum
Tingginya pohon bambu itu
Gilang bekerja sampai
lelah
Saya meminjam pensil kepada dodi
|
N + penj + V
A + N + N + penj
N + V + penj + A
N + V + N + penj + N
|
Api dapat membakar kayu
Macan itu ganas
Bagas menyukai santi
Meskipun lapar dia
tetap berangkat ke sekolah
|
N + penj + V + N
N + penj + A
N + V + N
Penj + A + N + penj +
V + N
|
Penghapusku dihilangkan budi
Tuti meminjam buku saya
Si andi makan roti
Sandal citra berwarna hitam
|
N + V + N
N + V + N + N
Penj + N + V + N
N + N + Penj + A
|
Setelah ditentukan gramatika
struktur kalimat yang terdapat dalam kalimat siswa, langkah selanjutnya adalah
menentukan frasa yang setiap kalimat dari siswa.
Unsur Pembentuk Kalimat
|
Struktur Frasa
|
N + V + Penj + N
N + Penj + A
N + A + N + waktu
N + V + N + penj. + N
|
FN + FV
FN +FA
FN + FA
FN + FV
|
N + V + N
N + Penj + V + N
N + V + N + N
N + N + A
|
FN + FV
FN +FV
FN + FV
FN + FA
|
N + penj + V
A + N + N + penj
N + V + penj + A
N + V + N + penj + N
|
FN + FA
FA + FN
FN + FA
FN +FV
|
N + penj + V + N
N + penj + A
N + V + N
Penj + A + N + penj +
V +N
|
FN + FV
FN + FA
FN + FV
FA + FV
|
N + V + N
N + V + N + N
Penj + N + V + N
N + N + Penj + A
|
FN + FV
FN + FV
FN + FV
FN + FA
|
Langkah
Berikutnya adalah menentukan jumlah kata pada kalimat berdasarkan pemadu frasa,
yaitu
Struktur Frasa
|
Jumlah kata tiap frasa
|
FN + FV
FN +FA
FN + FA
FN + FV
|
1 + 3
1 + 2
1 + 3
1 + 4
|
FN + FV
FN +FV
FN + FV
FN + FA
|
1 + 2
1 + 3
1 + 3
2 + 1
|
FN + FA
FA + FN
FN + FA
FN +FV
|
1 + 2
1 + 3
1 + 3
1 + 4
|
FN + FV
FN + FA
FN + FV
FA + FV
|
1 + 3
2 + 1
1 + 2
2 + 4
|
FN + FV
FN + FV
FN + FV
FN + FA
|
1 + 2
1 + 3
2 + 2
2 + 2
|
Setelah setiap frasa di tentukan
jumlah kata dalam penbetukan frasanya, langkah selanjutnya adalah mengkelompok
berdasarkan jenis frasanya.
Jenis Frasa
|
Struktur
Pemadu Frasa
|
FN + FV
|
1 + 2
1 + 3
1 + 4
2 + 2
|
FN + FA
|
1 + 2
1 + 3
2 + 1
2 + 2
|
FA + FN
|
1 + 3
|
Dari hasil analisis yang telah
dilakukan oleh peneliti atas kalimat dari siswa kelas IV SD. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pemadu frasa yang sering digunakan pada kalimat adalah FN + FV,
FN + FA, dan FA + FN.
Daftar Pustaka
Dardjowidjojo,
Soenjono. 2008. Psikolinguistik.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Arifin, Zainal. 1989. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Mediyatama Sarana Perkasa.
Wahab, Abdul. 2005. Butir-Butir Linguistik. Surabaya: Airlangga University Press.
Samsuri. 1982. Analisis Bahasa. Jakarta Pusat: Erlangga.
.1985. Tata
Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta Pusat: Sastra Hudaya
Brown,
Douglas. 2008. Prinsip dan Pembelajaran
Bahasa. Jakarta: Person Education.
Ellis,
Rod. 1994. The Study of Sekond Language
Acquistion. New York: Oxfor University Press.
Language
Acquisition. (On-line). Available: http://earthrenewal.org/second
language.htm
Language
Acquisition. (On-line). Available: http://www.ecs.soton.ac.uk/~harnad/
Papers/Py104/pinker.langacq.html
No comments:
Post a Comment