BAHASA
Pengertian bahasa
Manusia adalah
makhluk yang memiliki fungsi cipta, rasa dan karsa. Dalam menjalankan ketiga
fungsi tersebut, manusia memerlukan sebuah alat yang disebut bahasa. Semua
oarang menyadari bahwa tanpa bahasa, ineteraksi mereka akan lumpuh. Disamping
itu, melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa akan dapat dibentuk, dibina dan
dikembangkan serta diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Menurut Keraf
(2000:1) bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Dengan demikian, bahasa
merupakan alat bagi manusia untuk melakukan komunikasi dengan sesamanya.
Bahasa merupakan
sistem komunikasi yang terdiri atas bunyi dan simbol vokal yang bersifat
arbitrer. Simbol berarti rangkaian bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia dan
bermakna tertentu. Selain simbol, bunyi juga termasuk salah satu aspek bahasa,
sedangkan bunyi merupakan getaran yang merangsang alat pendengar. Kedua aspek
tersebut bersifat arbitrer yang berarti manasuka bahwa suatu rangkaian bunyi
harus mengandung arti tertentu (Keraf,1991:21).
Variasi bahasa
Pada dasarnya fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi dan sekaligus sebagai lambang sosial umat
manusia, apapun dan bagaimanapun pengertian bahasa itu pada dasarnya akan
berakhir pada proses komunikasi. Selain itu bahasa juga mempunyai sistem yang
dipahami oleh semua penutur bahasa itu. Namun, karena penutur bahasa berada
dalam masyarakat tutur, maka wujud bahasa menjadi tidak seragam. Bahasa itu
menjadi beragam dan bervariasi.
Agustina (1995:81) menjelaskan bahwa dalam hal
variasi atau ragam bahasa ada dua pandang. Pertama, variasi atau ragam bahasa
itu dilhat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan
keragaman fungsi bahasa itu. Kedua, variasi atau ragam bahasa itu sudah ada
untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang
beraneka ragam. Variasi atau ragam bahasa dapat klasifikasikan berdasarkan
adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan di dalam masarakat sosial.
Menurut Ibrahim
(2001:32) wujud variasi bahasa secara kronologi dapat dibagi sebagai berikut:
a. Variasi bahasa berdasarkan
pada penutur
Ada
dua macam variasi bahasa jika diamati dari penutur bahasa yaitu variasi bahasa
bersifat perorangan yang disebut idiolek dan variasi bahasa bersifat kelompok.
Variasi bersifat kelompok ini antara lain meliputi: (1) variasi bahasa berdasar
pada wilayah atau area tempat tinggal, lazim disebut dialek areal atau dialek
regional, dialek geografi atau dialek saja, (2) variasi bahasa berdasarkan pada
waktu atau masa tertentu, lazim disebut dialek temporal atau kronolek, (3)
variasi berdasarkan pada status sosial, golongan atau kelas sosial lazim
disebut dialek sosial atau sosiolek. Berdasarkan status, golongan atau kelas
sosial ini variasi bahasa terbagi terbagi atas akrolek, basilek, vulgar, slang,
kolokial jargon dan prokem.
b.
Variasi bahasa berdasarkan
pemakaian bahasa
Variasi
bahasa ini lazim disebut fungsiolek. Variasi bahasa itu terbagi atas bidang
tingkat formalita dan sarana pemakaian bahasa tersebut. Berdasarkan fungsi
pemakaian bahasa, variasi bahasa yang digunakan untuk kegiatan tertentu. Dalam
masyarakat tutur bilingual atau multilingual ada bahasa tertentu baik dianggap
sebagai bahasa baku (high dialect) maupun bahasa yang tidak baku (low dialect)
yang digunakan dalam kegiatan interaksi sosial untuk tujuan tertentu.
c.
Variasi bahasa berdasarkan
pemakaian bahasa terbagi atas dua bidang tingkat yaitu:
Variasi
bahasa berdasarkan pada tingkat formalitas
Berdasarkan
pada tingkat keformalan bahasa, ada lima macam variasi bahasa antara lain
variasi baku (frozen), resmi (formal), usaha (consultative), santai (casual)
dan variasi akrab (intimate). Variasi baku merupakan variasi bahasa yang paling
formal lazim digunakan dalam situasi-situasi hikmat dan upacara-upacara resmi.
Variasi bahasa baku menggunakan pola dan kaidah bahasa yang mantap, tetap, baku
dan tidak boleh diubah-ubah. Variasi bahasa resmi atau formal merupakan variasi
bahasa yang lazim dipakai dalam pidato-pidato resmi dan surat menyurat dinas.
Variasi bahasa usaha merupakan variasi yang lazim digunakan dalam pembicaraan
biasa. Variasi bahasa santai merupakan variasi bahasa yang digunakan dalam
situasi tidak resmi. Sedangkan variasi bahasa akrab merupakan variasi bahasa
yang digunakan oleh penutur mitra tutur yang sudah akrab hubungannya.
d.
Variasi bahasa berdasarkan
pada sarananya
Berdasarkan
pada sarana yang digunakan dalam berinteraksi variasi bahasa terbagi atas
variasi bahasa lisan maupun tulis. Perbedaan antara variasi itu disebabkan oleh
wujud struktur yang tidak sama. Informasi dalam bahasa lisan cenderung dibantu
oleh unsur-unsur non linguistik, sedangkan dalam bahasa tulis cenderung dibantu
oleh unsur-unsur linguistik.
Berdasarkan pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa variasi atau keberagaman bahasa, bukan hanya
disebabkan oleh para penutur yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan
interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan mereka
pasti memerlukan bahasa sehingga menyebabakan terjadinya keragaman bahasa itu.
Keragaman bahasa ini pula akan semakin bertambah apabila bahasa tersebut
digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta wilayah yang sangat luas.
Fungsi bahasa sebagai Ekspresi Seni
Ditinjau dari sejarah
pertumbuhan bahasa sejak awal sampai sekarang, fungsi bahasa adalah untuk
menyatakan ekspresi diri, sebagai alat komunikasi, alat untuk mengadakan
integrasi dan adaptasi sosial serta untuk mengadakan kontrol sosial (Keraf,
2000:3). Berkenaan dengan fungsi bahasa yang pertama yaitu untuk menyatakan
ekspresi diri, manusia dapat memanfaatkannya sebagai media pengungkapan
nilai-nilai estetis dirinya.
Nilai-nilai estetis yang dimaksud
dapat dieksplorasi dan diekspresikan melalui bahasa. Ide-ide dan ungkapan
perasaan dapat dikemas melalui sebuah bentuk tampilan ekspresi yang indah.
Salah satu contoh adalah lagu. Lagu menyimpan berbagai macam ungkapan perasaan
manusia, misalnya sedih, senang dan bahagia. Disamping itu, melalui lagu
seseorang dapat menarik perhatian orang lain. Semua bentuk ekspresi diri itu,
hanya dapat disampaikan melalui bahasa. Dengan demikian bahasa juga dapat
berfungsi sebagai alat untuk berseni
Oleh karena itu para
penyair (penggubah lagu) berusaha agar melalui pengolahan bahasa dengan
menggunakan daya khayal atau daya imajinasi akan mengingatkan daya ungkap dan
sekaligus keindahan bahasa itu. Kata-kata yang dipilih dan disusun oleh seorang
penggubah lagu dengan gaya bahasa tertentu sehingga menimbulkan efek keindahan.
Kata-kata dipilih oleh penggubah lagu dengan maksud untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan kemauan kepada orang lain.
Daftar Pustaka
Ibrahim, Abdul Syukur. 2001. Pengantar Sosiolinguistik.
Malang: UM.
Agustina, Leonie dan
Abdul, Chaer. 1995. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 2000. Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: Rinneka Cipta.
No comments:
Post a Comment