Friday, May 27, 2016

Hakikat Bahasa



BAHASA


Pengertian bahasa
        Manusia adalah makhluk yang memiliki fungsi cipta, rasa dan karsa. Dalam menjalankan ketiga fungsi tersebut, manusia memerlukan sebuah alat yang disebut bahasa. Semua oarang menyadari bahwa tanpa bahasa, ineteraksi mereka akan lumpuh. Disamping itu, melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa akan dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan serta diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Menurut Keraf (2000:1) bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Dengan demikian, bahasa merupakan alat bagi manusia untuk melakukan komunikasi dengan sesamanya.
         Bahasa merupakan sistem komunikasi yang terdiri atas bunyi dan simbol vokal yang bersifat arbitrer. Simbol berarti rangkaian bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia dan bermakna tertentu. Selain simbol, bunyi juga termasuk salah satu aspek bahasa, sedangkan bunyi merupakan getaran yang merangsang alat pendengar. Kedua aspek tersebut bersifat arbitrer yang berarti manasuka bahwa suatu rangkaian bunyi harus mengandung arti tertentu (Keraf,1991:21).


Variasi bahasa
          Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan sekaligus sebagai lambang sosial umat manusia, apapun dan bagaimanapun pengertian bahasa itu pada dasarnya akan berakhir pada proses komunikasi. Selain itu bahasa juga mempunyai sistem yang dipahami oleh semua penutur bahasa itu. Namun, karena penutur bahasa berada dalam masyarakat tutur, maka wujud bahasa menjadi tidak seragam. Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi.
         Agustina (1995:81) menjelaskan bahwa dalam hal variasi atau ragam bahasa ada dua pandang. Pertama, variasi atau ragam bahasa itu dilhat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Kedua, variasi atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Variasi atau ragam bahasa dapat klasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan di dalam masarakat sosial.
Menurut Ibrahim (2001:32) wujud variasi bahasa secara kronologi dapat dibagi sebagai berikut:
a.                   Variasi bahasa berdasarkan pada penutur
Ada dua macam variasi bahasa jika diamati dari penutur bahasa yaitu variasi bahasa bersifat perorangan yang disebut idiolek dan variasi bahasa bersifat kelompok. Variasi bersifat kelompok ini antara lain meliputi: (1) variasi bahasa berdasar pada wilayah atau area tempat tinggal, lazim disebut dialek areal atau dialek regional, dialek geografi atau dialek saja, (2) variasi bahasa berdasarkan pada waktu atau masa tertentu, lazim disebut dialek temporal atau kronolek, (3) variasi berdasarkan pada status sosial, golongan atau kelas sosial lazim disebut dialek sosial atau sosiolek. Berdasarkan status, golongan atau kelas sosial ini variasi bahasa terbagi terbagi atas akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial jargon dan prokem.
b.                  Variasi bahasa berdasarkan pemakaian bahasa
Variasi bahasa ini lazim disebut fungsiolek. Variasi bahasa itu terbagi atas bidang tingkat formalita dan sarana pemakaian bahasa tersebut. Berdasarkan fungsi pemakaian bahasa, variasi bahasa yang digunakan untuk kegiatan tertentu. Dalam masyarakat tutur bilingual atau multilingual ada bahasa tertentu baik dianggap sebagai bahasa baku (high dialect) maupun bahasa yang tidak baku (low dialect) yang digunakan dalam kegiatan interaksi sosial untuk tujuan tertentu.
c.                   Variasi bahasa berdasarkan pemakaian bahasa terbagi atas dua bidang tingkat yaitu:
Variasi bahasa berdasarkan pada tingkat formalitas
Berdasarkan pada tingkat keformalan bahasa, ada lima macam variasi bahasa antara lain variasi baku (frozen), resmi (formal), usaha (consultative), santai (casual) dan variasi akrab (intimate). Variasi baku merupakan variasi bahasa yang paling formal lazim digunakan dalam situasi-situasi hikmat dan upacara-upacara resmi. Variasi bahasa baku menggunakan pola dan kaidah bahasa yang mantap, tetap, baku dan tidak boleh diubah-ubah. Variasi bahasa resmi atau formal merupakan variasi bahasa yang lazim dipakai dalam pidato-pidato resmi dan surat menyurat dinas. Variasi bahasa usaha merupakan variasi yang lazim digunakan dalam pembicaraan biasa. Variasi bahasa santai merupakan variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi. Sedangkan variasi bahasa akrab merupakan variasi bahasa yang digunakan oleh penutur mitra tutur yang sudah akrab hubungannya.
d.                  Variasi bahasa berdasarkan pada sarananya
Berdasarkan pada sarana yang digunakan dalam berinteraksi variasi bahasa terbagi atas variasi bahasa lisan maupun tulis. Perbedaan antara variasi itu disebabkan oleh wujud struktur yang tidak sama. Informasi dalam bahasa lisan cenderung dibantu oleh unsur-unsur non linguistik, sedangkan dalam bahasa tulis cenderung dibantu oleh unsur-unsur linguistik.
         Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa variasi atau keberagaman bahasa, bukan hanya disebabkan oleh para penutur yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan mereka pasti memerlukan bahasa sehingga menyebabakan terjadinya keragaman bahasa itu. Keragaman bahasa ini pula akan semakin bertambah apabila bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta wilayah yang sangat luas.


Fungsi bahasa sebagai Ekspresi Seni
          Ditinjau dari sejarah pertumbuhan bahasa sejak awal sampai sekarang, fungsi bahasa adalah untuk menyatakan ekspresi diri, sebagai alat komunikasi, alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial serta untuk mengadakan kontrol sosial (Keraf, 2000:3). Berkenaan dengan fungsi bahasa yang pertama yaitu untuk menyatakan ekspresi diri, manusia dapat memanfaatkannya sebagai media pengungkapan nilai-nilai estetis dirinya.
            Nilai-nilai estetis yang dimaksud dapat dieksplorasi dan diekspresikan melalui bahasa. Ide-ide dan ungkapan perasaan dapat dikemas melalui sebuah bentuk tampilan ekspresi yang indah. Salah satu contoh adalah lagu. Lagu menyimpan berbagai macam ungkapan perasaan manusia, misalnya sedih, senang dan bahagia. Disamping itu, melalui lagu seseorang dapat menarik perhatian orang lain. Semua bentuk ekspresi diri itu, hanya dapat disampaikan melalui bahasa. Dengan demikian bahasa juga dapat berfungsi sebagai alat untuk berseni        
         Oleh karena itu para penyair (penggubah lagu) berusaha agar melalui pengolahan bahasa dengan menggunakan daya khayal atau daya imajinasi akan mengingatkan daya ungkap dan sekaligus keindahan bahasa itu. Kata-kata yang dipilih dan disusun oleh seorang penggubah lagu dengan gaya bahasa tertentu sehingga menimbulkan efek keindahan. Kata-kata dipilih oleh penggubah lagu dengan maksud untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kemauan kepada orang lain.


Daftar Pustaka
 
Ibrahim, Abdul Syukur. 2001. Pengantar Sosiolinguistik. Malang: UM.
Agustina, Leonie dan Abdul, Chaer. 1995. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 2000. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Rinneka Cipta.

No comments:

Post a Comment