Pengertian Puisi
Secara teoritis telah banyak batasan yang
dirumuskan orang tentang puisi, dan diantaranya terdapat perbedaan dan
persamaan sekaligus. Oleh karena itu, mendefinisikan puisi secara tepat
tidaklah mudah. Setiap orang mempunyai persepsi sendiri mengenai puisi. Secara etimologis kata puisi berasal dari
bahasa Yunani poeima yang berarti
membuat, poesis yang berarti
pembuatan, atau poeities yang berarti
pembuat, pembangun atau pembentuk. Di Inggris puisi disebut poem atau poetry yang tidak jauh berbeda dengan to make atau to create,
sehingga pernah lama sekali di Inggris puisi itu disebut maker. Menurut Tjahjono (2011:6) puisi dapat diartikan sebagai
pembangun, pembentuk, atau pembuat, karena memang pada dasarnya menulis puisi
berarti membangun, membuat a Sebuah
karya puisi merupakan pancaran kehidupan sosial, gejolak kejiwaan dan segala
aspek yang ditimbulkan oleh adanya interaksi baik secara langsung maupun tidak
langsung, secara sadar atau tidak dalam suatu masa atau periode tertentu (
Jalil, 2007:11).
tau membentuk sebuah dunia baru secara lahir maupun batin. Sedangkan menurut Waluyo (2005:1) puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
Dari beberapa pendapat tersebut, penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa pengertian puisi adalah perasaan penyair yang ditimbulkan oleh
suatu interaksi dalam jiwanya yang diungkapkan dalam bentuk pilihan kata-kata
yang cermat, serta dapat menimbulkan suasana baru bagi pembacanya.
Macam-Macam Puisi
Puisi dalam sastra Indonesia mengalami perubahan baik bentuk maupun
sifatnya sesuai dengan perubahan dan perkembangan zamannya. Suroto (1993:40)
memaparkan bahwa berdasarkan zamannya maka puisi di Indonesia dapat dikelompokkan dalam: (1) puisi lama,
(2) puisi baru, dan (3) puisi modern
Puisi lama
Puisi lama adalah puisi-puisi yang timbul pada masa masyarakat lama
sebelum masyarakat Indonesia terpengaruh oleh kebudayaan asing terutama budaya
Barat. Puisi lama sangat terikat oleh berbagai aturan yang diadatkan seperti
rima, jumlah baris, irama, dan lain-lain. Adapun macam-macam puisi lama menurut
Suroto (1993:41-48) adalah: (a) mantra, (b) pantun, (c) talibun, (d) gurindam,
dan (e) syair.
Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi-puisi yang timbul pada masa masyarakat baru,
setelah masyarakat Indonesia mendapat pengaruh kebudayaan Barat. Puisi baru
pada umumnya hanya terikat oleh jumlah baris, sedangkan rima dan irama maupun
jumlah suku kata tidak mutlak harus diikuti. Artinya puisi baru lebih bebas
daripada puisi lama. Macam-macam puisi baru menurut Suroto (1993:52-56)
meliputi : (a) distikon, (b) terzina, (c) kuatren, (d) kuint, (e) sekstet, (f)
septime, (g) stanza, dan (h) sonata
Puisi Modern
Puisi modern adalah puisi-puisi yang timbul ketika
masyarakat telah mendapat pengaruh kebudayaan dunia. Jadi, tidak hanya
kebudayaan yang berasal dari Barat tetapi juga kebudayaan Rusia, Perancis,
cina, dan lain-lain. Puisi modern jauh lebih bebas dari ikatan-ikatan yang
biasanya berlaku pada puisi lama. Puisi modern sama sekali tidak terikat oleh
aturan apapun, baik jumlah baris, rima, irama, atau yang lain. Suroto
(1993:58) mengungkapkan bahwa puisi modern lebih mengabdi pada isi. Bentuk
harus tunduk pada isi yang hendak disampaikan oleh penyairnya. Macam-macam
puisi modern menurut Suroto (1993:65) terdiri dari balada, romance, elegi,
himne, ode, dan satire
Ragam Puisi
Menurut
Tjahjono (1988:73-84) ragam puisi dapat dibagi menjadi sebelas, yaitu puisi
epik, puisi naratif, puisi dramatik, puisi lirik, puisi epigram, puisi
didaktis, puisi satirik, romance atau romans, elegi, ode, dan himne. (1) Puisi epik adalah puisi yang di dalammya mengandung cerita kepahlawanan yang berkaitan
dengan legenda, kepercayaan, maupun sejarah. (2) Puisi naratif adalah
puisi yang di dalamnya mengandung suatu cerita, dengan pelaku perwatakan, plot,
dan latar tertentu yang menjalin suatu cerita. Karya sastra yang termasuk ke
dalam jenis puisi ini adalah balada dan syair. (3) Puisi dramatik adalah
puisi yang melukiskan perilaku seseorang baik lewat gerak, dialog maupun
monolog sehingga mengundang suatu gambaran kisah tertentu. (4) Puisi lirik adalah puisi
yang berisi luapan batin penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman,
sikap maupun suasana batin yang melingkupinya. (5) puisi epigram adalah bentuk
puisi pendek yang berisi nasihat tentang cara bergaul, sopan santun, ajaran
agama, dan sebagainya. Gurindam merupakan salah satu jenis dari puisi ini.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Jalil, Dianie Abdul. 2007. Teori
dan Periodisasi Puisi Indonesia. Bandung: Angkasa.
Suroto.
1993. Apresiasi Sastra Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Waluyo,
Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi
Puisi. Jakarta: Erlangga.
Waluyo,
Herman J. 2005. Apresiasi Puisi. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
No comments:
Post a Comment