STRATEGI PEMBELAJARAN
INKUIRI (SPI)
Strategi pembelajaran
merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan, dengan mengintegrasikan urutan
kegiatan, cara mengorganisasikan, materi pembelajaran dan pembelajar, peralatan
dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, secara efektif dan efisien (Jihad,
2010:24). Strategi akan berguna dalam mengajarkan suatu topik apakah materi
pelajaran tersebut disajikan kepada siswa baik secara perorangan maupun secara
berkelompok.
Menurut Sanjaya
(2011:196) Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) dapat diartikan sebagai
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.
Ciri-ciri SPI adalah
sebagai berikut:
- SPI menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya SPI menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
- Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
- Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
Prinsip-prinsip
Penggunaan SPI
Dalam penggunaan SPI terdapat
beberapa penggunaan prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru, setiap
prinsip tersebut dijelaskan di bawah ini.
- Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari
strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian,
strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh
mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa
beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang harus
ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat
ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yang
harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.
- Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran
pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antar siwa maupun
interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu
sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan
berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi
memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak
tepat mengenai proses interaksi itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya
berlangsung antar siswa yang mempunyai kemampuan berbicara saja walaupun pada
kenyataannya pemahaman siswa tentang substansi permasalahan yang dibicarakan
sangat kurang; atau guru justru menanggalkan peran sebagai pengatur interaksi
itu sendiri.
- Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus
dilakukan dengan menggunakan SPI adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan
siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian
dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam
setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya
perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk
meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan
kemampuan atau bertanya untuk menguji.
- Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya
mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning
how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri
maupun otak kanan; baik otak reptil, otak limbik, maupun otak neokortek.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa
anak untuk berpikir logis dan rasional, akan membuat anak dalam posisi “kering
dan hampa”. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung
oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat
memengaruhi emosi, yaitu unsur estetika melalui proses belajar yang
menyenangkan dan menggairahkan.
- Prinsip Keterbukaan
Belajar adalah suatu
proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh
sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan
perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah
pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan
kebenaran hipotesis yang diajukannya.
Langkah-langkah Pelaksanaan SPI
Secara umum proses pembelajaran
dengan menggunakan SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
- Orientasi
- Merumuskan masalah
- Mengajukan hipotesis
- Mengumpulkan data
- Menguji hipotesis
- Merumuskan kesimpulan
Setiap langkah dalam
proses pembelajarannya dijelaskan di bawah ini.
Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah
untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini
guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada
langkah orientasi dalam SPI, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting.
Keberhasilan SPI sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas
menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah; tanpa kemauan dan kemampuan
itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Beberapa hal
yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
- Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
- Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
- Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah
membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan
teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji
disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam
strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh
pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui
proses berpikir. Dengan demikian teka-teki yang menjadi masalah dalam
berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari
dan ditemukan. Ini penting dalam pembelajaran inkuiri. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya:
- Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa.
- Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.
- Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah. Jangan harapkan siswa dapat melakukan tahapan inkuri selanjutnya, manakala ia belum paham konsep-konsep yang terkandug dalam rumusan masalah.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara
dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara,
hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk
berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi
berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau
mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat
membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong
untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan
kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap
anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai
perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan
sebagai hipotesis bukan dari sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki
landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat
rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat
dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.
Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit
mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas
menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental
yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data
bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab
itu tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala
siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu biasax
ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakbergairahan dalam belajar. Manakala guru
menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus menerus
memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai
jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh sehingga mereka terangsang untuk
berpikir.
Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses
menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi
yang diperoleh berdasarkan pengumpulkan data. Yang terpenting dalam menguji
hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir
rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan
argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pmbelajaran. Sering
terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang
dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu,
untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang relevan.
Keunggulan dan Kelemahan SPI
SPI merupakan
strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh karena strategi ini memiliki
beberapa keunggulan, diantaranya:
- SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
- SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
- SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
- Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Disamping memiliki keunggulan, SPI juga memiliki
kelemahan, diantaranya:
- Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
- Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
- Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
- Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Daftar Pustaka
Sanjaya,
Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana
Jehan, Malika N. 2010. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTsN 2 Bondowos0 Tahun Pelajaran 2009/2010
Dengan Menggunakan Media Video Dalam
Format Pembelajaran Kooperatif Pada Materi mendengarkan
Isi Berita
No comments:
Post a Comment