Sunday, May 29, 2016

Konsep Membaca



HAKIKAT MEMBACA

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhHRP92tOTYA9ayE5WCUQE4Wa3pgRu4mg-ra3AtYR4r_B1ACz4YEQRufw2bSPLv2cTqZQpBe88_zBIQqDowHY4aGK4fSgplcBInnTbiZcUQI59ZOoMQbwIQla9yMHnTVNetMWhICtEO2E/s320/Tips+Membaca+Cepat+dan+Mudah+Paham.png


Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Karena dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan orang tersebut mampu memperluas daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya. Dengan demikian kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Membaca merupakan salah satu kunci utama untuk memasuki istana ilmu, berperan sebagai landasan yang mantap serta kegiatan yang menyajikan sumber-sumber bahan yang tak pernah kering bagi berbagai aktifitas ekpresif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari. (Amir, 1996:26).
Pembelajaran membaca memang mempunyai peranan penting sebab melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kualitas anak didik. (Akhadiah, 1992:29). Membaca bukanlah sekedar menyuarakan lambang-lambang tertulis tanpa mempersoalkan rangkaian kata-kata atau kalimat yang dilafalkan tersebut dipahami atau tidak, melainkan lebih dari itu. Tingkatan membaca seperti itu tergolong jenis membaca permulaan. Pembelajaran membaca di kelas I dan kelas II merupakan pembelajaran membaca permulaan (tahap awal). Kemampuan membaca yang diperoleh siswa kelas I dan kelas II akan menjadi dasar pembelajaran membaca lanjut. Oleh sebab itu pembaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru supaya dapat memberikan dasar yang kuat, sehingga pada tahap membaca lanjut siswa sudah memiliki kemampuan membaca yang memadai. Di sekolah dasar membaca dan menulis merupakan faktor utama yang perlu dilatih dari dini. Dengan membaca dan menulis kita bisa mengikuti perkembangan pembelajaran disegala bidang. Tidak hanya dalam pembelajaran bahasa saja.
Pada hakikatnya, aktifitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktifitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktifitas yang dilakukan pada saat membaca. Proses membaca sangat kompleks dan rumit karena melibatkan beberapa aktifitas, baik berupa kegiatan fisik maupun kegiatan mental. Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:

  1. Aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis,
  2. Aspek perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpresentasikan apa yang dilihat sebagai simbol,
  3. Aspek skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada,
  4. Aspek berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari,
  5. Aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca.
 http://banten.co/wp-content/uploads/2016/04/poster-membaca.jpg


Pengertian Membaca

Di dalam buku Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa yang ditulis oleh Tarigan (1979), terpapar beberapa pengertian membaca yang disampaikan oleh para ahli. Definisi dan pola pemikiran tentang hakikat membaca sangatlah beragam. Hal ini disebabkan karena kegiatan membaca merupakan suatu kegiatan yang kompleks. Berikut beberapa pengertian membaca menurut beberapa tokoh/pakar keilmuan.
Tarigan (1979:9) mengambil kesimpulan bahwa membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Pengertian membaca yang diungkapkan tersebut nampaknya memiliki keterbatasan, sedangkan pengertian membaca yang diungkapkan oleh beberapa para ahli lain yang tidak tercantum di buku Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa salah satunya menyebutkan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit dan melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif (Crawley dan Mountain dalam Rahim 2005:2).
Membaca juga merupakan aktivitas memahami, menafsirkan, mengingat, serta menulis kembali berdasarkan analisis pikiran kita sendiri. Filusuf terdahulu menjelaskan bahwa membaca adalah semacam kreasi berpikir, bukan hanya melafalkan huruf, kata, kalimat, paragraf, sampai bab tetapi juga ruang di mana pikiran tertantang untuk kritis, yaitu menterjemahkan teks, menginterpretasikannya, dan menuliskan poin yang bisa ditelaah dari teks itu sampai benar.
Menurut Keraf (1996:42) membaca merupakan suatu proses yang bersifat kompleks meliputi kegiatan yang bersifat fisik dan mental. Membaca juga dapat diartikan sebagai proses pemberian makna kepada simbol-simbol visual. Sementara itu Cole (dalam Wiryodijoyo 1989:1) berpendapat bahwa membaca adalah proses psikologis untuk menentukan arti kata-kata tertulis. Membaca melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, ingatan, pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami dari pengalaman membacanya.
Membaca tidak hanya sekedar membunyikan lambang-lambang bunyi bahasa yang tertulis. Membaca adalah aktivitas yang komplek dengan mengarahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah (Soedarso,1996 : 4).
Selanjutnya Tarigan (1994 : 7) mengatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Performasi dan kemampuan membaca dilatar belakangi pengalaman dan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh sebelumnya. Sehingga dari sisi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (recording and decoding process). Membaca sendi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Anderson dalam Tarogan 1994 : 7).
Anderson dalam Tarigan (1994 : 7) mengatakan bahwa membaca sebagai suatu penafsiran atau intrerprestasi terhadap ujaran yang berbeda dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan sendi (decoding process). Membaca pun dapat diartikan sebagai suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain, yaitu mengkomunikasikan maknannya yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis, ada pula beberapa penulis yang beranggapan bahwa membaca adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis tersebut melalui Ponik (Phonics = suatu metode pengajaran membaca, ucapan ejaan berdasarkan interprestasi ponetik terhadap ejaan biasa) menjadi/menuju lisan. Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis (Anderson dalam Tarigan, 1994 : 8).
Tampubalon (1987 : 6) mengatakan karena bahasa tulisan mengandung ide-ide atau pikiran-pikiran, maka dalam memahami bahasa tulisan dengan membaca, proses-proses kognitif (penalaranlah), terutama yang bekerja. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa membaca adalah suatu cara untuk membina daya nalar.
Sedangkan tarigan (1994 : 9) berpendapat bahwa tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.
Membaca adalah mengucapkan lambang bunyi yang sekaligus membaca adalah proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isi yang terkandung di dalamnya. Sedangkan rumit dimaksudkan bahwa faktor di atas saling bertautan dan berhubungan, membentuk semacam koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahaman terhadap bacaan (Nurhadi, 1987 : 13 –14) Untuk dapat membaca, maka dibutuhkan kemampuan membaca dengan baik. Tampubolon (1987 : 7) mengatakan bahwa kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi keseluruhan. Kecepatan membaca adalah kemampuan siswa (orang) dalam membaca. Nurhadi (1987 : 14 – 15) mengatakan bahwa hakikat membaca adalah kemampuan proses yang komplek dan rumit, yang mengkondisikan bahwa kemampuan membaca itu adalah kemampuan yang spesifik. Latar belakang faktor kemampuan internal dan faktor eksternal seseorang menyebabkan setiap orang mempunyai kemampuan membaca yang berbeda dengan orang lain.
Membaca merupakan cara utama untuk memperkaya wawasan dan membentuk kepribadian serta menghargai buku. Sebagian penduduk beranggapan bahwa membaca berarti menikmati kisah-kisah dalam gambar. Membaca merupakan aktivitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Selain itu, membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan kemampuan yang bersifat instingtif, atau naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, proses membaca yang dilakukan oleh orang dewasa (dapat membaca) merupakan usaha mengolah dan menghasilkan sesuatu melalui penggunaan modal tertentu.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil simpulan bahwa membaca merupakan aktivitas yang melibatkan penglihatan, ingatan, dan pemahaman yang mencakup pengubahan tulisan atau lambang-lambang yang menjadi bunyi bermakna yang melibatkan kemampuan fisik dan psikis untuk berfikir kritis dan kreatif menggunakan kemampuan membaca yang dimiliki dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang disampaikan oleh penulis.
Kemampuan membaca mutlak dikuasai, dalam rangka menghadapi era global. Di era tersebut, membaca akan semakin penting peranannya sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Buku akan menjadi sumber informasi dan bahkan menjadi guru yang dapat hadir kapan saja diperlukan. Membaca juga dapat dilakukan dimana saja. Kemampuan membaca menjadi modal dasar untuk mencapai suksesnya pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.
Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan bahasa yang tidak kalah pentingnya dengan keterampilan yang lain. Kita ketahui bahwa pada masa sekarang ini banyak buku, majalah, koran serta tulisan yang berbentuk lain sebagai penyampai informasi. Untuk itu keterampilan membaca sangat diperlukan untuk memahami informasi atau isi pesan yang ada dalam teks bacaan.
 

 http://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2016/04/13/membaca-buku-1-570db3e0107f612705d6f979.jpg?t=o&v=760


Tujuan Membaca


Membaca mempunyai beberapa tujuan. Tujuan utama membaca adalah untuk mendapatkan informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Berikut ini penulis kemukakan beberapa tujuan membaca. Tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan memahami teks pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa kalimat sederhana dan membaca puisi ( Depdiknas ; 2004 : 15 ).
Menurut kurikulum 1994 tujuan membaca yaitu :
A.    Mampu memahami gagasan yang didengar secara langsung atau tidak langsung.
B.     Mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya dengan kata-kata sendiri.
C.     Mampu membaca teks bacaan secara cepat dan mampu mencatat gagasan-gagasan utama ( Depdiknas ; 1994 : 18 ).
Secara ringkas tujuan membaca sebagai berikut.
A.    Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.
B.     Membaca untuk memperoleh ide-ide utama
C.     Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan
D.    Membaca untuk menyimpulkan
E.     Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan
F.      Membaca untuk menilai atau mengevaluasi
G.    Membaca untuk membandingkan atau untuk mempertentangkan (Tarigan, 1994:10).
Jadi tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan menangkap makna dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun puisi yang disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.


Fungsi Membaca


Kegiatan membaca yang merupakan jantungnya pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:
A.    Fungsi Intelektual
Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya nalar kita. Contoh : membaca buku-buku pelajaran, karya-karya ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dll. (Amir, 1996:4)
B.     Fungsi Pemacu Kreatifitas
Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita untuk berkarya, didukung oleh keluasan wawasan dan pemilihan kosa kata. Contoh : buku ilmiah, bacaan sastra, dll.
C.     Fungsi Praktis
Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis dalam kehidupan, misal: teknik memotret, teknik memelihara ikan lele, resep membuat minuman dan makanan, cara merawat tanaman, dll.
D.    Fungsi Religius
Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan, memperluas budi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
E.     Fungsi Informatif
Dengan banyak membaca bacaan, informasi lebih cepat kita dapatkan. Contoh: dengan membaca majalah dan Koran dapat kita peroleh berbagai informasi yang sangat penting atau kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari.
F.      Fungsi Rekreasi
Membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, mengadakan tamasya yang mengasyikkan. Contoh: bacaan-bacaan ringan, novel-novel, cerita humor, fariabel karya sastra, dll.
G.    Fungsi Sosial
Kegiatan membaca mempunyai fungsi social yang tinggi manakala dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan demikian kegiatan membaca tersebut langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap, berbuat dan berpikir. Contoh: pembacaan berita, karya sastra, pengumuman, dll.
H.    Fungsi Pembunuh Sepi Kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar merintang-rintang waktu, mengisi waktu luang. Contoh: membaca majalah, surat kabar, dll. (Amir, 1996:5)


 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH31KVzD60hyVXXKZ1oXCZXUrgRMJK4Eu-xkt7tFLnuDukPwb77ltN8wRnZWhejfxB3QDG7pt_ht20ZqmH7yCT4a5WvYcdDllOWqbA0QtPjRI9OIyALD8Dr5MfgGE8LRIkSCXTqDaq8pQ-/s1600/baca.jpg



 Manfaat Membaca


Memperoleh banyak pengalaman hidup.
A.    Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat berguna bagi kehidupan.
B.     Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa.
C.     Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia.
D.    Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker, meningkatkan taraf hidup, dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa.
E.     Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang menjadi cerdik dan pandai.
F.      Dapat memperkaya perbedaan kata, ungkapan, istilah, dll yang sangat menunjang keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. 
G.   Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap desistensi, dll. (Amir, 1996: 6)





Kebiasaan dalam Membaca
A.    Kebiasaan yang baik antara lain.
a)      Berkonsentrasi penuh terhadap bahan bacaan.
b)      Pada saat membaca membawa alat tulis untuk membuat tanda-tanda, catatan kesil, atau rangkuman dan semacamnya.
c)      Membaca secara berencana, teratur, dan sistematis.
d)     Sikap yang baik pada saat membaca dan mengatur jarak mata dengan buku + 25-30 cm.
e)      Menjaga kesehatan jasmani maupun rohani, terlebih lagi kesehatan mata yang merupakan alat penting dalam aktifitas baca.
f)       Rajin memanfaatkan jasa perpustakaan secara pribadi.
g)      Setiap kali membaca 1-2 jam, seyogyanya beristirahat.
B.     Kebiasaan yang kurang baik terutama pada tingkat membaca lanjut.
a)      Membaca dengan bersuara atau vokalisasi / subvokalisasi.
b)      Membaca dengan bibr bergerak, atau komat-kamit seperti pembacaan mantra.
c)      Membaca dengan menggerakkan kepala mengikuti baris bacaan dari kiri ke kanan.
d)     Membaca dengan menunjuk baris bacaan dengan jari, pensil, atau alat lainnya.
e)      Membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat.
f)       Regresi : mengulangi kata-kata yang telah dibaca.
g)      Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi sehingga gagal memberikan makna bacaan secara utuh, menemukan ide pokok.
h)      Kebiasaan membaca terlalu cepat sehingga kurang memperhatikan kata-kata kunci. Perolehan makna tidak sesuai dengan maksud penulis sehingga menyebabkan salah tafsir.
i)        Pandangan tentang suatu topic sangat kuat sehingga dalam menafsirkan teks hanya menurut pandangan dan pengalaman diri sendiri bukan apa sebenarnya yang dimaksud dalam teks.





Aspek-Aspek Membaca
Membaca merupakan suatu ketrampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian ketrampilan yang lebih kecil lainnya. Secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:
A.    Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup:
a.  pengenalan bentuk huruf,
b.  pengenalan unsur-unsur linguistic (fonem/grafem, kata, frase, pola klause, kalimat, dan lain-lain),
c.  pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”,
d. kecepatan membaca bertaraf lambat.
B.     Ketrampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup:
a.       memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal),
b.      memahami signifikansi atau makna (maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca),
c.       evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), 
d.   kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan (Broughton [et al] dalam H.G. Tarigan, 1986:12).



http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/04/23/180623/670x335/8-trik-mudah-agar-anak-gemar-membaca.jpg 



Berbagai Jenis Membaca
Istilah membaca dapat mencakup pengertian yang luas, hal itu terjadi karena membaca dapat dibedakan dalam berbagai ragam sesuai dengan tujuan, proses kegiatan, objek bacaan dan media yang digunakan. Adapun ragam membaca adalah sebagai berikut
A.    Ditinjau dari suara yaitu terdengar atau tidaknya suara
a.       Terdengar atau membaca nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang. (Tarigan:23).
b.      Tidak ada suara atau membaca dalam hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami keseluruhan isi bacaan secara mendalam sambil menghubungkan isi bacaan itu dengan pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerakan lisan maupun suara.

B.     Ditinjau dari tujuan
a.       Membaca ekstensif. Membaca secara garis besarnya saja yang termasuk dalam membaca ekstensif yaitu:
1)      Membaca cepat
2)      Membaca dangkal
3)      Membaca survey
4)      Membaca sekilas
b.      Membaca Intensif. Membaca secara terperinci, yang termasuk dalam membaca intensif yaitu:
1)      Membaca telaah isi
2)      Membaca kritis
3)      Membaca ide
4)      Membaca kreatif

C.     Ditinjau dari telaah bahasa
1)      Telaah bahasa: membahas bahasa asing. 
2)   Telaah sastra: bahasa indonesia





Depdiknas, 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 1991/1992. Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis Kelas I di Sekolah Dasar. Jakarta: P2MSK.

Puji Santoso, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.
Soedarso. 2005. Speed Reading. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Sumantri, Mulyani, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana


1 comment: