HAKIKAT PREPOSISI
Pengertian Preposisi
Secara umum dalam
bahasa Indonesia ada bermacam-macam atau berjenis-jenis kata. Setiap kata
mengandung konsep makna dan mempunyai peran dalam bahasa. Konsep dan peran yang
dimiliki tergantung dari jenis atau macam kata-kata itu, serta penggunaanya di
dalam kalimat. Sebuah kata akan kelihatan jati dirinya, juga makna dan
maksudnya, hanya apabila kata itu digunakan dalam konteks fungsional di dalam
entitas kebahasaan yang lebih tinggi. Berdasarkan fungsionalnya, kata di dalam
bahasa indonesia dapat dibedakan menjadi 12 macam, yakni: kata verbal, kata
nominal, kata keterangan, kata tambah, kata bilangan, kata penyukat, kata
sandang, kata tanya, kata suruh, kata penghubung, kata depan dan kata seruan
(Rahardi, 2009:13)
Rahardi (2009:30)
mengemukakan bahwa preposisi atau kata depan adalah kata yang bertugas menandai
hubungan makna antara konstituen yang berada di depan preposisi dan konstituen
yang berada di belakangnya. Sedangkan (Chaer, 2008:96) mengemukakan preposisi
atau kata depan adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina
dengan verba di dalam suatu klausa. Misalnya kata di dan dengan
dalam kalimat berikut.
Nenek duduk di kursi
Kakek menulis
surat dengan pensil
Bentuk Preposisi
Preposisi Tunggal
Preposisi tunggal adalah preposisi yang hanya
terdiri atas satu kata. Bentuk preposisi tunggal tersebut dapat berupa: a) kata
dasar, misalnya, di, ke, dari, dan pada, dan b) kata berafiks, seperti selama, mengenai dan sepanjang.
Proposisi yang
berupa kata dasar
Preposisi dalam
kelompok ini hanya terdiri atas satu morfem. Contoh: akan, antara, bagi, buat, dari, demi, dengan, di, hingga, ke, kecuali,
lepas, lewat, oleh, pada, per, peri, sampai, sejak/semenjak, seperti, serta,
tanpa, tentang, dan untuk.
Preposisi yang
berupa kata berafiks
Preposisi dalam
kelompok ini dibentuk dengan menambahkan afiks pada bentuk dasar yang termasuk
kata verba, adjektiva, atau nomina. Afiksasi dalam pembentukan itu dapat
berbentuk penambahan afiks, sufiks, atau gabungan kedua-duanya.
Contoh: bersama,
beserta, menjelang, menuju, menurut, seantero, sekeliling, sekitar, selama,
sepanjang, seputar, seluruh, terhadap, bagaikan, mengenai, dan melalui.
Preposisi Gabungan
Preposisi
gabungan adalah preposisi yang terdiri atas dua preposisi yang berdampingan dan
dua preposisi yang berkorelasi
Preposisi yang
berdampingan
Preposisi
gabungan ini jenis pertama yang terdiri atas dua preposisi yang letaknya
berurutan. Contoh yaitu: daripada,
kepada, oleh karena, oleh sebab, sampai ke, sampai dengan.
Perlu
diperhatikan pemakaian preposisi yang sering disalahgunakan orang. Kata daripada dipakai hanya untuk menyatakan
perbandingan dan bukan untuk menyatakan milik, menyatakan asal, atau
menghubungkan verba dengan unsur yang mengikutinya (Alwi, 2003:290 ) berikut
adalah contoh yang keliru dan pembenarannya.
Preposisi yang
berkorelasi
Preposisi jenis
kedua yang terdiri atas dua unsur yang dipakai berpasangan, tetapi terpisah
oleh kata atau frase lain. Berikut contoh: antara...dengan,
antara...dan, dari...hingga, dari...sampai dengan, dari...sampai ke, dari...ke,
dari...sampai, sejak...hingga, dan sejak...sampai.
Preposisi nomina
lokatif
Suatu preposisi
juga dapat bergabung dengan dua nomina asalkan nomina yang pertama mempunyai
ciri lokatif. Dengan demikian, kita temukan frasa preposisional, seperti di atas meja, ke dalam rumah, dan dari
sekitar kampus. (Rahardi, 2009:31) Perlu diingat bahwa preposisi nomina
lokatif dapat terdiri dari 2 kata, seperti yang dapat dilihat dengan jelas pada
contoh di atas.
Peran Semantik Preposisi
Jika ditinjau
dari perilaku semantiknya, preposisi menandai berbagai hubungan makna antara
konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen di belakangnya (Alwi,
2003:288). Misalnya Adik pergi ke sekolah. Pada kalimat tersebut preposisi ke
menyatakan hubungan tempat arah antara pergi dan sekolah. Sedangkan fungsi
sintaksis preposisi berada di depan nomina, adjektiva dan adverbia sehingga
terbentuk frase yang dinamakan frase preposisional (Alwi, 2003:288). Frasa
preposisional bersifat eksosentrik (Muslich, 1990:101). Sedangkan menurut
(Chaer, 1990:23) frasa eksosentrik yaitu frasa yang lazim menduduki fungsi
keterangan di dalam kalimat. Contoh. Kami baru datang dari medan. Kelompok kata
dari medan adalah frasa eksosentrik yang menduduki fungsi keterangan di dalam
kalimat tersebut. Kata tugas dari yang merupakan unsur pertama dari frasa
tersebut adalah preposisi.
Chaer (2003:96)
peran semantik preposisi ini menyatakan hubungan makna: tempat berada, arah asal, arah tujuan,
pelaku, alat, perbandingan, hal/masalah, dan akibat,tujuan.
Penanda hubungan
tempat berada, yaitu preposisi di, pada,
dalam , atas, dan antara.
Nenek tinggal di
Bogor.
Ibuku bekerja di
Jakarta pada Departemen Kesehatan.
Tulisannya dimuat
dalam harian Pos Kota.
Terima kasih atas
pemberian itu.
Depok terletak
antara Jakarta dan Bogor.
Penanda hubungan arah asal, yaitu
preposisi dari.
Dia datang dari
Kediri.
Mereka baru
kembali dari desa.
Penanda hubungan
arah tujuan, yaitu preposisi ke, kepada,
akan, dan terhadap.
Mereka menuju ke
utara.
Kami minta kepada
Polisi.
Dia memang takut
akan hantu.
Saya tidak takut
terhadap siapa saja.
Penanda hubungan
pelaku, yaitu preposisi oleh.
Jembatan itu
dibangun oleh Pemerintah Pusat.
Rumah sakit itu
diresmikan oleh Gubernur DKI.
Penanda hubungan
alat, yaitu preposisi dengan dan berkat.
Kayu itu dibelah
dengan kapak.
Aku berhasil
berkat bantuan Saudara-saudara sekalian.
Penanda hubungan
perbandingan, yaitu preposisi seperti,
laksana, bagai, dan daripada
(Chaer, 1990:26).
Lompatnya seperti
katak.
Anak itu berlari
bagai anak panah lepas dari busurnya.
Daripada mencuri
lebih baik meminta.
Penanda hubungan
hal atau masalah, yaitu preposisi tentang,
dan mengenai.
Mereka berbicara
tentang gempa bumi.
Mengenai anak itu
biarlah saya yang akan mengurusnya.
Penanda hubungan
akibat, yaitu preposisi hingga/sehingga, dan sampai.
Tukang copet itu
dipukuli orang banyak hingga babak belur.
Jalan raya itu
rusak berat sehingga tidak dapat dilalui kendaraan kecil.
Dia berjalan kaki
sejauh itu sampai sepatunys hancur.
Selain itu
preposisi hingga dan sampai juga menyatakan batas tempat dan waktu.
Mereka berdiskusi
hingga/sampai larut malam.
Kami bersepeda
hingga/sampai batas kota.
Penanda hubungan
tujuan, yaitu preposisi untuk, kepada, buat, guna, demi dan bagi (Chaer, 1990:26).
Ibu membeli
sepeda baru untuk adik.
Baliau membawa
oleh-oleh buat kami.
Guna kepentingan
umum kami rela berkorban.
Demi pembangunan
saya rela berkorban.
Bagi saya uang
seribu rupiah besar artinya.
Perlu dicatat ada
beberapa kata seperti untuk dan bagi yang berlaku juga sebagai konjungsi. Saat
membedakannya perlu diperhatikan bahwa kata yang termasuk preposisi membentuk
frasa preposisi dengan nomina yang mengikutinya, dan menduduki fungsi
keterangan di dalam klausa atau kalimat, sedangkan konjungsi menggabungkan dua
unsur sintaksis, baik kata, frasa, klausa, maupun kalimat.
Chaer (1990:45)
menambahkan preposisi buat biasanya digunakan sebagau varian preposisi untuk,
tetapi di sini penggunaannya tidak dianjurkan.
Penanda hubungan
kesertaan atau cara, yaitu preposisi dengan,
sambil, beserta dan bersama
(Alwi, 2003:295).
Kamu harus
menghadapi lawanmu dengan tenang.
Dia bernyanyi
sambil berjoget.
Ayah beserta ibu
pergi ke sawah.
Saya pergi
bersama kakak.
Daftar Pustaka
Rahardi,
Kunjana. 2009. Penyunting Bahasa
Indonesia untuk Karang-mengarang. Jakarta: Erlanggga.
Chaer,
Abdul. 1990. Penggunaan Preposisi dan
Konjungsi Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah.
No comments:
Post a Comment