Thursday, May 26, 2016

Apa Itu Preposisi (Hakikat Teori Preposisi)

HAKIKAT PREPOSISI


Pengertian Preposisi
Secara umum dalam bahasa Indonesia ada bermacam-macam atau berjenis-jenis kata. Setiap kata mengandung konsep makna dan mempunyai peran dalam bahasa. Konsep dan peran yang dimiliki tergantung dari jenis atau macam kata-kata itu, serta penggunaanya di dalam kalimat. Sebuah kata akan kelihatan jati dirinya, juga makna dan maksudnya, hanya apabila kata itu digunakan dalam konteks fungsional di dalam entitas kebahasaan yang lebih tinggi. Berdasarkan fungsionalnya, kata di dalam bahasa indonesia dapat dibedakan menjadi 12 macam, yakni: kata verbal, kata nominal, kata keterangan, kata tambah, kata bilangan, kata penyukat, kata sandang, kata tanya, kata suruh, kata penghubung, kata depan dan kata seruan (Rahardi, 2009:13)
Rahardi (2009:30) mengemukakan bahwa preposisi atau kata depan adalah kata yang bertugas menandai hubungan makna antara konstituen yang berada di depan preposisi dan konstituen yang berada di belakangnya. Sedangkan (Chaer, 2008:96) mengemukakan preposisi atau kata depan adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina dengan verba di dalam suatu klausa. Misalnya kata di  dan  dengan dalam kalimat berikut.
Nenek duduk di kursi
Kakek menulis surat dengan pensil

Bentuk Preposisi                 
Preposisi Tunggal
Preposisi tunggal adalah preposisi yang hanya terdiri atas satu kata. Bentuk preposisi tunggal tersebut dapat berupa: a) kata dasar, misalnya, di, ke, dari, dan pada, dan  b) kata berafiks, seperti selama, mengenai dan sepanjang.
Proposisi yang berupa kata dasar
Preposisi dalam kelompok ini hanya terdiri atas satu morfem. Contoh: akan, antara, bagi, buat, dari, demi, dengan, di, hingga, ke, kecuali, lepas, lewat, oleh, pada, per, peri, sampai, sejak/semenjak, seperti, serta, tanpa, tentang, dan untuk.

Preposisi yang berupa kata berafiks
Preposisi dalam kelompok ini dibentuk dengan menambahkan afiks pada bentuk dasar yang termasuk kata verba, adjektiva, atau nomina. Afiksasi dalam pembentukan itu dapat berbentuk penambahan afiks, sufiks, atau gabungan kedua-duanya.
Contoh:  bersama, beserta, menjelang, menuju, menurut, seantero, sekeliling, sekitar, selama, sepanjang, seputar, seluruh, terhadap, bagaikan, mengenai, dan melalui.

Preposisi Gabungan
Preposisi gabungan adalah preposisi yang terdiri atas dua preposisi yang berdampingan dan dua preposisi yang berkorelasi
Preposisi yang berdampingan
Preposisi gabungan ini jenis pertama yang terdiri atas dua preposisi yang letaknya berurutan. Contoh yaitu: daripada, kepada, oleh karena, oleh sebab, sampai ke, sampai dengan.
Perlu diperhatikan pemakaian preposisi yang sering disalahgunakan orang. Kata daripada dipakai hanya untuk menyatakan perbandingan dan bukan untuk menyatakan milik, menyatakan asal, atau menghubungkan verba dengan unsur yang mengikutinya (Alwi, 2003:290 ) berikut adalah contoh yang keliru dan pembenarannya.
Preposisi yang berkorelasi
Preposisi jenis kedua yang terdiri atas dua unsur yang dipakai berpasangan, tetapi terpisah oleh kata atau frase lain. Berikut contoh: antara...dengan, antara...dan, dari...hingga, dari...sampai dengan, dari...sampai ke, dari...ke, dari...sampai, sejak...hingga, dan sejak...sampai.
Preposisi nomina lokatif
Suatu preposisi juga dapat bergabung dengan dua nomina asalkan nomina yang pertama mempunyai ciri lokatif. Dengan demikian, kita temukan frasa preposisional, seperti di atas meja, ke dalam rumah, dan dari sekitar kampus. (Rahardi, 2009:31) Perlu diingat bahwa preposisi nomina lokatif dapat terdiri dari 2 kata, seperti yang dapat dilihat dengan jelas pada contoh di atas.

 

Peran Semantik Preposisi
Jika ditinjau dari perilaku semantiknya, preposisi menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen di belakangnya (Alwi, 2003:288). Misalnya Adik pergi ke sekolah. Pada kalimat tersebut preposisi ke menyatakan hubungan tempat arah antara pergi dan sekolah. Sedangkan fungsi sintaksis preposisi berada di depan nomina, adjektiva dan adverbia sehingga terbentuk frase yang dinamakan frase preposisional (Alwi, 2003:288). Frasa preposisional bersifat eksosentrik (Muslich, 1990:101). Sedangkan menurut (Chaer, 1990:23) frasa eksosentrik yaitu frasa yang lazim menduduki fungsi keterangan di dalam kalimat. Contoh. Kami baru datang dari medan. Kelompok kata dari medan adalah frasa eksosentrik yang menduduki fungsi keterangan di dalam kalimat tersebut. Kata tugas dari yang merupakan unsur pertama dari frasa tersebut adalah preposisi.

           Chaer (2003:96) peran semantik preposisi ini menyatakan hubungan  makna: tempat berada, arah asal, arah tujuan, pelaku, alat, perbandingan, hal/masalah, dan akibat,tujuan.
Penanda hubungan tempat berada, yaitu preposisi di, pada, dalam , atas, dan antara.
Nenek tinggal di Bogor.
Ibuku bekerja di Jakarta pada Departemen Kesehatan.
Tulisannya dimuat dalam harian Pos Kota.
Terima kasih atas pemberian itu.
Depok terletak antara Jakarta dan Bogor.

Penanda hubungan arah asal, yaitu preposisi dari.
Dia datang dari Kediri.
Mereka baru kembali dari desa.

Penanda hubungan arah tujuan, yaitu preposisi ke, kepada, akan, dan terhadap.
Mereka menuju ke utara.
Kami minta kepada Polisi.
Dia memang takut akan hantu.
Saya tidak takut terhadap siapa saja.

Penanda hubungan pelaku, yaitu preposisi oleh.
Jembatan itu dibangun oleh Pemerintah Pusat.
Rumah sakit itu diresmikan oleh Gubernur DKI.

Penanda hubungan alat, yaitu preposisi dengan dan berkat.
Kayu itu dibelah dengan kapak.
Aku berhasil berkat bantuan Saudara-saudara sekalian.

Penanda hubungan perbandingan, yaitu preposisi seperti, laksana, bagai, dan daripada (Chaer, 1990:26).
Lompatnya seperti katak.
Anak itu berlari bagai anak panah lepas dari busurnya.
Daripada mencuri lebih baik meminta.

Penanda hubungan hal atau masalah, yaitu preposisi tentang, dan mengenai.
Mereka berbicara tentang gempa bumi.
Mengenai anak itu biarlah saya yang akan mengurusnya.

Penanda hubungan akibat, yaitu preposisi hingga/sehingga, dan sampai.
Tukang copet itu dipukuli orang banyak hingga babak belur.
Jalan raya itu rusak berat sehingga tidak dapat dilalui kendaraan kecil.
Dia berjalan kaki sejauh itu sampai sepatunys hancur.

Selain itu preposisi hingga dan sampai juga menyatakan batas tempat dan waktu.
Mereka berdiskusi hingga/sampai larut malam.
Kami bersepeda hingga/sampai batas kota.

Penanda hubungan tujuan, yaitu preposisi  untuk, kepada, buat, guna, demi dan bagi (Chaer, 1990:26).
Ibu membeli sepeda baru untuk adik.
Baliau membawa oleh-oleh buat kami.
Guna kepentingan umum kami rela berkorban.
Demi pembangunan saya rela berkorban.
Bagi saya uang seribu rupiah besar artinya.

          Perlu dicatat ada beberapa kata seperti untuk dan bagi yang berlaku juga sebagai konjungsi. Saat membedakannya perlu diperhatikan bahwa kata yang termasuk preposisi membentuk frasa preposisi dengan nomina yang mengikutinya, dan menduduki fungsi keterangan di dalam klausa atau kalimat, sedangkan konjungsi menggabungkan dua unsur sintaksis, baik kata, frasa, klausa, maupun kalimat.
Chaer (1990:45) menambahkan preposisi buat biasanya digunakan sebagau varian preposisi untuk, tetapi di sini penggunaannya tidak dianjurkan.

Penanda hubungan kesertaan atau cara, yaitu preposisi dengan, sambil, beserta dan bersama (Alwi, 2003:295).
Kamu harus menghadapi lawanmu dengan tenang.
Dia bernyanyi sambil berjoget.
Ayah beserta ibu pergi ke sawah.
Saya pergi bersama kakak.


Daftar Pustaka
Rahardi, Kunjana. 2009. Penyunting Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang. Jakarta: Erlanggga.
Chaer, Abdul. 1990. Penggunaan Preposisi dan Konjungsi Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah.

No comments:

Post a Comment